Anda di halaman 1dari 32

SMF/BAGIAN SARAF REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN 30 Oktober


2018
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

STROKE
Oleh :
Renaldy Pamungkas, S.ked
1508010023

Pembimbing :
dr. Tersila, Sp. S

1
2 Pendahuluan

 Menurut American Heart Association (AHA), angka


kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya
adalah 50–100 dari 100.000 orang penderita
 Menurut South East Asean Medical Information Center
(SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke
terbesar terjadi di Indonesia
 Dari seluruh penderita stroke di Indonesia, stroke
ischemic merupakan jenis yang paling banyak diderita
yaitu sebesar 52,9%.
3

 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun


2008 prevalensi stroke di NTT adalah 7,1% per 1000
penduduk
 Kupaten Sikka merupakan wilayah dengan prevalensi
stroke tertinggi kedua yaitu sebesar 13,6%
4 Anatomi Sistem Serebrovaskular
Vaskularisasi
otak

Arteri karotis Arteri


interna vertebrobasiler

Sirkulasi Sirkulasi
anterior posterior

Arteri Arteri Arteri serebri


serebri serebri posterior
anterior media
5 Fisiologi Sistem Serebrovaskular
 Otak membutuhkan suplai tak terputus dari glukosa dan
oksigen dalam 24 jam
 Dalam keadaan istirahat..
 Kontraksi jantung membawa 70 ml darah menuju aorta asendens
 10-15ml dialokasikan ke otak
 Tiap menit :
 ± 350 ml darah mengalir melalui tiap arteri karotis interna
 ± 100-200 ml darah mengalir melalui sistem vertebrobasiler
 Menyediakan total aliran darah otak normal yaitu
50ml/menit/100gram otak
6 Stroke
 Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa
gangguan fungsi otak secara fokal maupun global yang
dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang
menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskular (WHO 1983).
 Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) Stroke adalah penyakit pada otak berupa
gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global, munculnya
mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf
pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non- traumatik.
7 Klasifikasi stroke
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
•Stroke Iskemik (sekitar 80-85% terjadi)
•Transient Ischemic Attack (TIA)
•Trombosis serebri
•Emboli serebri
•Stroke Hemoragik (sekitar 15-20% terjadi)
•Perdarahan intraserebral
•Perdarahan subarachnoid

Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu


•TIA
•Stroke in evolution
•Completed stroke

Berdasarkan sistem pembuluh darah


•Sistem karotis
•Sistem vertebra-basilar
8

Perdarahan
subarachnoid
SH
Perdarahan
intracerebral
Stroke

SNH Emboli

SNH

SNH trombus
9 Etiologi

 Stroke ischemia  trombus dan emboli yang dapat


disebabkan oleh:
1. Trombosis.
a. Aterosklerosis (tersering).
b. Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa.
c. Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau
traumatik).
d. Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati
(penyakit sel sabit).
10

2. Embolisme.
a. Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit
jantung reumatik, penyakit katup jantung, katup prostetik,
kardiomiopati iskemik.
b. Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri : bifurkasio karotis komunis,
arteri vertrebralis distal.
c. Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma.
3. Vasokonstriksi.
Vasospasma serebrum setelah perdarahan subaraknoid

 Stroke hemoragik
 Trauma
 Aneurysma
 AVM
11 Faktor Resiko
Faktor yang dapat dimodifikasi
 Riwayat stroke

 Hipertensi

 Penyakit jantung

 DM

 TIA

 Hiperkolestrol

 Merokok

 Alkohol

Faktor yang tidak dapat


dimodifikasi

 Usia
 Jenis kelamin
 Keturunan
 Ras atau etnik
PATOFISIOLOGI
12
13 Manifestasi Klinis
1. Stroke iskemik
a. Gejala utama stroke iskemik akibat trombosis serebri ialah
timbulnya defisit neurologik secara mendadak/subakut,
terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan
kesadaran biasanya tidak menurun. Biasanya terjadi pada
usia lebih dari 50 tahun.
b. stroke iskemik akibat emboli serebri didapatkan pada usia
lebih muda, terjadi mendadak dan pada waktu
beraktifitas. Kesadaran dapat menurun bila emboli cukup
besar
14
 Gejala fokal
 Hemiparesis/hemiplegia
 Hemianestesia
 Hemianopia , diplopia
 Disarti, afasia
 Ataxia, vertigo, nistagmus

 Pada stroke hemoragik, dapat disertai dengan:


 Nyeri kepala hebat
 Mual, muntah
 Penurunan kesadaran
 Kaku kuduk (SAH)
Penegakan diagnosis
15

Anamnesis

Pemeriksaan Penegakan Pemeriksaan


neorologis diagnosis fisik

Pemeriksaan
penunjang
16 ANAMNESA
17 PEMERIKSAAN Klinis Neurologis
Skor siriraj
18
Rumus:
(2.5 x tingkat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x pusing) +
(0.1 x tekanan darah diastolik) – (3x atheroma markers) -
12
Keterangan:
 Derajat kesadaran: Sadar penuh = 0, Somnolen = 1,
Koma = 2
 Nyeri kepala: Tidak ada = 0, Ada = 1
 Vomitus: Tidak ada = 0, Ada = 1
 Ateroma : Tidak ada penyakit jantung, DM = 0, Ada =
1
Dengan hasil sebagai berikut:
 SS > 1 = Stroke Hemoragik
 -1 s/d 1 = Meragukan
 SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
19 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran CT-Scan Stroke Infark dan
20
Stroke Hemoragik
21 CT Scan Stroke Iskemik
22 CT Scan Stroke Hemoragik
Karakteristik
23
MRI pada stroke hemoragik
dan stroke infark
24 Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan Umum
25

 Penatalaksaan penderita dengan peningkatan TIK seperti


memposisikan pasien dengan posisi kepala 20-30o
 Bila kejang diberikan diazepam dengan bolus lambat iv 5-20 mg
dan diikuti fenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus.
 demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi
penyebabnya. Asetaminofen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5 oC.
 Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut
 stroke iskemik akut, td diturunkan sebesar 15% (sistolik maupun
diastolik)/24 jam pertama setelah awitan jika tekanan darah
sistoik >220 mmHg atau tekanan diastolik >120mmHg.
 hindari kadar gula darah > 180 mg/dL dengan tidak
menggunakan larutan glukosa dalam 24 jam
 Jika terjadi Hipoglikemia (< 50 mg/dl) pemberian bolus dekstrose
atau infus glukosa 10-20% sampai kadar gula darah 80-110
mg/dl2.
TERAPI KHUSUS (Stroke Hemoragik)
26
•Drip manitol 0,25-1 gr/kgBB dalam 20-
30 menit 6 jam kemudian dilanjutkan
ANTI EDEMA 0,1 – 0,5 gr/kgBB

•Asam traneksamat 6 gr/hari IV


OBAT
•Bisa juga dipertimbangkan pemberian
HOMEOSTASIS Vit K, Vit C IV

•Piracetam/Neurotam 4 x 3 gr IV atau
NEUROTROPIK •Citicolin 2 x 250 mg IV
AGENT
ANTI • Diberikan jika MABP > 140 mmHg
27
HIPERTENSI

ANTI • Jika disertai kejang  berikan diazepam IV atau per rektal


KONVULSAN

• Pertimbangan usia dan skala glasgow > 4


• Dilakukan pada perdarahan cerebelum > 3 cm (kraniotomi
dekompresi, hidrocephalus akibat PIS atau PIV (VP shunting)
PEMBEDAHAN atau perdarahan lobus dengan tanda-tanda peningkatan
TIK akut

• Fisioterapi dilakukan setelah lewat masa akut ( 2-3 minggu)


REHABILITASI
28 Terapi Khusus (Stroke Iskemik)

Memberi aliran •Obat trombolisis: Rt-PA (recombinan tissue plasminogen


activator) dengan dosis 0,9 mg/kg BB maksimal 90 mg
darah kembali ke •Mengurangi viskositas darah: obat pentoxifillin dengan
otak (reperfusi) dosis 15 mg/kg BB/ hari

Prevensi terjadinya
•Anti koagulan: heparin (dosis awal 1000 u/jam)
thrombosis •Anti agregasi trombosit: aspirin (80-1200 mg/hari)
(antikoagulasi)

Proteksi neuronal •Piracetam (12 gr IV)


29 Prognosis
 Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yaitu, death,
disease,disability, discomfort, dissatisfaction, dan
destitution.
 Keenam prognosis tersebut dapat terjadi pada awal
stroke.
 Untuk mencegah agar aspek tersebut tidak menjadi
lebih buruk, maka semua penderita stroke harus
dimonitor dengan hati-hati terhadap keadaan umum,
fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah, suhu
tubuh secara terus menerus selama 24 jam setelah
serangan stroke
30 Daftar Pustaka
1. Iman S. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2004.
2. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat
Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31
Juni 2012. J Kesehat Andalas. 2013;2(2):57–61.
3. Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV. Sudoyo, Aru W. ; Setiyohadi, Bambang ;
Alwi, Idrus ; K., Marcellus Simadibrata ; Setiati S, editor. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
4. A B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 1st ed. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
KEdokteran Universitas Andalas; 2008.
5. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008.
Lemb Pnb Badan Litbangkes. 2008;21–38.
6. Saefulloh M. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stroke di RSUD
Indramayu. J Pendidik Keperawatan Indones. 2016;2(2):65–76.
7. WHO. Recommendations on Stroke Prevetion, Diagnosis and Therapy. 1989;20:1407–31.
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2013. Lap Nas 2013. 2013;1–384.
9. Price, S.A.; Lorraine MW. Patofisiologi Jilid 2 : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Huriawati
H, editor. Jakarta: EGC; 2005.
10. Gilroy J. Cerebrovascular Disease. 3rd ed. New York: McGraw Hill; 2000. 225-8 p.
31

11. Misbach J. Stroke in Indonesia: a first Large Prospective Hospital-Based Study of


Acute Stroke in 28 Hospitals in Indonesia. J Clin Neurosci. 2000;(8):245–9.
12. Chandra B. Stroke dalam Neurologi Klinik. Surabaya: Bagian Ilmu Penyakit Ssaraf
FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo; 1994. 28-51 p.
13. Aliah, A.; Kuswara, F. F.; Limoa A. Gambaran Umum tentang Gangguan
Peredaran Darah Otak dalam Kapita Selekta Neurologi. 2nd ed. Harsono, editor.
Yogyakarta; 2005. 81-3 p.
14. Wijaya L. Stroke Patofisiologi dan Penatalaksanaan. Surabaya: Bagian Ilmu
Penyakit Ssaraf FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo; 1993. 20 p.
15. Madiyono, B.; Suherman SK. Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung pada
Usia Muda. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. 3-11 p.
16. Feigin V. Panduan Bergambar tentang Pencegahan dan Pemulihan Stroke.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer; 2011. 29-30 p.
17. Sugiyanto E. Hipertensi dan Komplikasi Serebrovaskular. Cermin Dunia Kedokteran;
2007.
18. Dewanto;dkk. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf FK
UNIKA ATMAJAYA. Jakarta: EGC; 2007.
19. Guideline Stroke Tahun 2011. Perhimpun Dr Spes Saraf Indones (PERDOSSI )
Jakarta. 2011;49–50.
20. Setyopranoto I. Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan. CDK; 2011. 247-9 p.
32
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai