Anda di halaman 1dari 59

Blok DDT

Pemeriksaan Radiologi

dr. Herman Pieter Louis Wungouw, Sp.Rad


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2016
Pemeriksaan Radiologi
 Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan
penunjang yang penting dalam membantu menegakkan
diagnosa penyakit
 Kita harus mengetahui dengan baik pemeriksaan yang sesuai
untuk masing-masing organ dan bagaimana teknik
pemeriksaannya serta apa yang akan diharapkan tampak pada
pemeriksaan tersebut.
Tujuan Instruksional Umum :

 Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu


membedakan jenis-jenis pemeriksaan radiologi yang ada dan
mengetahui densitas-densitas yang pada masing-masing
pemeriksaan tersebut .
Tujuan Instruksional khusus
 Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada foto X-Ray
 Mampu mengidensitifkasi densitas yang ada pada foto dengan
kontras (IVP, Colon in Loop, MD Foto,
Oesofagografi,Arteriografi, dan Cor Analisa)
 Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan
mammografi
 Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan
Ultrasonografi
 Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan CT-
Scan
 Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan MRI
Mengenal densitas yang ada pada masing-masing
pemeriksaan yangmeliputi:
1. Foto Konvensional ( Foto X Ray dan Foto Kontras)
densitasnya :
 Radiopaque
 Hiper-radiopaque (metal density)
 Radioluscent
2. Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas :
 Hiperechoic
 Hipoechoic
 Normoechoic (isoechoic)
Mengenal densitas yang ada pada masing-masing
pemeriksaan yangmeliputi
3. Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas :
 Hyperdense
 Hypodense
 Isodens
4. Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas :
 Hyperintense
 Hypointense
 Isointense
SEJARAH RADIOLOGI
SEJARAH RADIOLOGI
 Wilhelm Conrad Roentgen,
 Ahli Fisika Universitas Wurzburg, Jerman
 1895 pertamakali berhasil menemukan sinar-X
 Mencoba ekperiment pertama pada jari tangan istrinya yang
disinari dan ditempelkan pada sebuah kertas cetak.
 Roentgent meninggal karena efek dari sinar x yang
ditemukannya, ketika itu belum diketahi bahwa sinar ini
berbahaya dan memicu kanker.
SEJARAH RADIOLOGI
SEJARAH RADIOLOGI
 1895  lahir seorang bayi dari Pulau Rote, NTT,
Wilhelmus Zacharias Johannes
 1952  Johannes diberi tugas utk mempelajari
perkembangan ilmu radiologi di Eropa
 Sebagai Bapak Radiologi Indonesia  mendirikan Sekolah
Asistent Roentgen, mendirikan IKARI (Ikatan Ahli Radiologi
Indonesia)
 Meninggal di Eropa karena serangan jantung dan herpes
zooster pada mata.
Foto Rontgen Konvensional
 Menggunakan sinar-X
 Foto polos atau menggunakan kontras
 Sinar-X sangat berbahaya
 Perhatikan indikasi dan kontra indikasi
Pemilihan Proyeksi
 PA (Posteroanterior) atau AP (Antroposterior)
 Normal menggunakan proyeksi PA pada dewasa
 Proyeksi AP untuk anak.
 Bila terlihat suatu kelainan, perlu ditambah proyeksi lateral
 Proyeksi lateral dibuat setelah proyeksi PA diperiksa.
Pemilihan Proyeksi
 Poyeksi lateral yang mana??
Buatlah proyeksi lateral kiri, kecuali semua tanda dan
gejala klinis terdapat di sebelah kanan.

 Berdiri atau berbaring?


Jika memungkinkan, buatlah foto thorax pada posisi
berdiri atau duduk.
Kelainan intrathorakal (cairan pleura, penumothorax,
ukuran mediastinum) sulit dinilai jika berbaring.
Pemilihan Proyeksi
 Proyeksi lateral dekubitus
Dibuat setelah foto proyeksi PA dan proyeksi lateral
diperiksa.
Klinis dicurigai adanya cairan pleura (paru)
THORAX NORMAL
 Foto dibuat pada saat inspirasi penuh
 Ekspirasi  menyerupai kongesti paru, kardiomegali,
mediastinum yg melebar.
THORAX Normal
Thorax Normal
Yang dinilai :
 Soft tissue  normal, ada pembengkakan
 Tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, )
 Diafragma
 Udara dalam gaster dan colon di bawah diafragma
 Sinus costophrenicus kiri dan kanan
 Mediastinum, trakhea
 Jantung dan pembuluh darah besar
 Corakan paru
BNO
 Blass Nier Overzicht
 Blas = kandung kemih
 Nier = ginjal
 Overzicht = penilitian
 Suatu pemeriksaan di daerah abdomen dan pelvis, untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada daerah tersebut,
khususnya sistem urinaria.
BNO
 Indikasi :
 Sistem urinaria : batu ginjal, batu saluran kemih, striktur
uretra, tumor kandung kemih
 Sistem reproduksi : alat kontrasepsi IUD,
 Sistem GI : Ileus, tumor intraabdomen
BNO IVP
 Intra Venous Pyelography
 Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi
dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologi dari ginjal,
ureter dan blass (kandung kemih)
 Menggunakan suatu bahan kontras yang akan terlihat
radioopaq
CIL (colon in loop)
 CIL adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X dan
fluoroscopy untuk membantu mengakkan diagnosa dengan
melihat kelainan di daerah usus besar dengan menggunakan
media kontras positif (radioopaq) yaitu Barium Sulphat
(BaSO4) yang dimasukkan lewat anus.
 Indikasi : massa/tumor, kelainan anatomi, haemorrhoid
 Kelainan ditunjukkan dengan adanya ‘filling defect”
USG
 UltraSonoGrafi
 Tekhnik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra,
suara di atas pendengaran manusia (20.000 hertzs)
 Dapat mencitrakan organ internal, otot, struktur dan luka
patologi.
 Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar (2 sampai 13
megahertsz)
 Tidak menimbulkan efek samping berbahaya seperti X-Ray
USG
USG dapat digunakan dalam bidang :
 Kardiologi
 Endokrinologi
 Gastroenterologi
 Ginekologi
 Obstetrik
 Ophtalmologi
 Urologi
Mammografi
 Menggunakan sinar-X dosis rendah ( 0,7 mSv)
 Indikasi untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista
 Radiasi yang ditimbulkan dapat menimbulkan bahaya
 10 % missed cancer
 Didahului USG payudara, Mammografi, dilanjutkan dengan
MRI
CT Scan
 Computer Tomografi Scan
 Suatu peralatan diagnostik dengan menggunakan sinar-X.
 Perbedaan mendasar dengan pemotretan sinar-X biasa
(konvensional) adalah gambar yang ditampilkan merupakan
gambar potongan axial, sedangkan pemotretan sinar-X
konvensional adalah gambaran proyeksi PA, AP dan latral.
CT- Scan
 Syarat pasien :
 Fobia berada dalam ruangan
 Sanggup untuk diam dan tidak melakukan gerakan selama 10-
20 menit
 Sadar dan dapat mengikuti perintah
 Tidak sadar dengan back up tim medis
MRI
 Magnetic Resonance Imaging
 Gambaran potongan badan yang diambil dengan
menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota
badan.
 Berbeda dengan CT scan, MRI tidak ada efek radiasi karena
tidak menggunakan sinar-X.
 Pasien yang memakai benda logam dalam tubuhnya (serpihan
peluru, pen fraktur, tulang titanium buatan, pacemaker) tidak
boleh MRI
 Kualitas gambar yang dihasilkan mempunyai resolusi lebih
baik dari CT-scan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai