0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
70 tayangan59 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pemeriksaan radiologi seperti foto X-Ray, USG, mamografi, CT-Scan, dan MRI beserta densitas yang terlihat pada masing-masing pemeriksaan. Tujuan pembelajaran adalah membedakan jenis pemeriksaan radiologi dan mengenali densitas yang muncul.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pemeriksaan radiologi seperti foto X-Ray, USG, mamografi, CT-Scan, dan MRI beserta densitas yang terlihat pada masing-masing pemeriksaan. Tujuan pembelajaran adalah membedakan jenis pemeriksaan radiologi dan mengenali densitas yang muncul.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis pemeriksaan radiologi seperti foto X-Ray, USG, mamografi, CT-Scan, dan MRI beserta densitas yang terlihat pada masing-masing pemeriksaan. Tujuan pembelajaran adalah membedakan jenis pemeriksaan radiologi dan mengenali densitas yang muncul.
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana 2016 Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam membantu menegakkan diagnosa penyakit Kita harus mengetahui dengan baik pemeriksaan yang sesuai untuk masing-masing organ dan bagaimana teknik pemeriksaannya serta apa yang akan diharapkan tampak pada pemeriksaan tersebut. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu
membedakan jenis-jenis pemeriksaan radiologi yang ada dan mengetahui densitas-densitas yang pada masing-masing pemeriksaan tersebut . Tujuan Instruksional khusus Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada foto X-Ray Mampu mengidensitifkasi densitas yang ada pada foto dengan kontras (IVP, Colon in Loop, MD Foto, Oesofagografi,Arteriografi, dan Cor Analisa) Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan mammografi Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan Ultrasonografi Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan CT- Scan Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan MRI Mengenal densitas yang ada pada masing-masing pemeriksaan yangmeliputi: 1. Foto Konvensional ( Foto X Ray dan Foto Kontras) densitasnya : Radiopaque Hiper-radiopaque (metal density) Radioluscent 2. Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas : Hiperechoic Hipoechoic Normoechoic (isoechoic) Mengenal densitas yang ada pada masing-masing pemeriksaan yangmeliputi 3. Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas : Hyperdense Hypodense Isodens 4. Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas : Hyperintense Hypointense Isointense SEJARAH RADIOLOGI SEJARAH RADIOLOGI Wilhelm Conrad Roentgen, Ahli Fisika Universitas Wurzburg, Jerman 1895 pertamakali berhasil menemukan sinar-X Mencoba ekperiment pertama pada jari tangan istrinya yang disinari dan ditempelkan pada sebuah kertas cetak. Roentgent meninggal karena efek dari sinar x yang ditemukannya, ketika itu belum diketahi bahwa sinar ini berbahaya dan memicu kanker. SEJARAH RADIOLOGI SEJARAH RADIOLOGI 1895 lahir seorang bayi dari Pulau Rote, NTT, Wilhelmus Zacharias Johannes 1952 Johannes diberi tugas utk mempelajari perkembangan ilmu radiologi di Eropa Sebagai Bapak Radiologi Indonesia mendirikan Sekolah Asistent Roentgen, mendirikan IKARI (Ikatan Ahli Radiologi Indonesia) Meninggal di Eropa karena serangan jantung dan herpes zooster pada mata. Foto Rontgen Konvensional Menggunakan sinar-X Foto polos atau menggunakan kontras Sinar-X sangat berbahaya Perhatikan indikasi dan kontra indikasi Pemilihan Proyeksi PA (Posteroanterior) atau AP (Antroposterior) Normal menggunakan proyeksi PA pada dewasa Proyeksi AP untuk anak. Bila terlihat suatu kelainan, perlu ditambah proyeksi lateral Proyeksi lateral dibuat setelah proyeksi PA diperiksa. Pemilihan Proyeksi Poyeksi lateral yang mana?? Buatlah proyeksi lateral kiri, kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan.
Berdiri atau berbaring?
Jika memungkinkan, buatlah foto thorax pada posisi berdiri atau duduk. Kelainan intrathorakal (cairan pleura, penumothorax, ukuran mediastinum) sulit dinilai jika berbaring. Pemilihan Proyeksi Proyeksi lateral dekubitus Dibuat setelah foto proyeksi PA dan proyeksi lateral diperiksa. Klinis dicurigai adanya cairan pleura (paru) THORAX NORMAL Foto dibuat pada saat inspirasi penuh Ekspirasi menyerupai kongesti paru, kardiomegali, mediastinum yg melebar. THORAX Normal Thorax Normal Yang dinilai : Soft tissue normal, ada pembengkakan Tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, ) Diafragma Udara dalam gaster dan colon di bawah diafragma Sinus costophrenicus kiri dan kanan Mediastinum, trakhea Jantung dan pembuluh darah besar Corakan paru BNO Blass Nier Overzicht Blas = kandung kemih Nier = ginjal Overzicht = penilitian Suatu pemeriksaan di daerah abdomen dan pelvis, untuk mengetahui kelainan-kelainan pada daerah tersebut, khususnya sistem urinaria. BNO Indikasi : Sistem urinaria : batu ginjal, batu saluran kemih, striktur uretra, tumor kandung kemih Sistem reproduksi : alat kontrasepsi IUD, Sistem GI : Ileus, tumor intraabdomen BNO IVP Intra Venous Pyelography Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologi dari ginjal, ureter dan blass (kandung kemih) Menggunakan suatu bahan kontras yang akan terlihat radioopaq CIL (colon in loop) CIL adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X dan fluoroscopy untuk membantu mengakkan diagnosa dengan melihat kelainan di daerah usus besar dengan menggunakan media kontras positif (radioopaq) yaitu Barium Sulphat (BaSO4) yang dimasukkan lewat anus. Indikasi : massa/tumor, kelainan anatomi, haemorrhoid Kelainan ditunjukkan dengan adanya ‘filling defect” USG UltraSonoGrafi Tekhnik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra, suara di atas pendengaran manusia (20.000 hertzs) Dapat mencitrakan organ internal, otot, struktur dan luka patologi. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar (2 sampai 13 megahertsz) Tidak menimbulkan efek samping berbahaya seperti X-Ray USG USG dapat digunakan dalam bidang : Kardiologi Endokrinologi Gastroenterologi Ginekologi Obstetrik Ophtalmologi Urologi Mammografi Menggunakan sinar-X dosis rendah ( 0,7 mSv) Indikasi untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista Radiasi yang ditimbulkan dapat menimbulkan bahaya 10 % missed cancer Didahului USG payudara, Mammografi, dilanjutkan dengan MRI CT Scan Computer Tomografi Scan Suatu peralatan diagnostik dengan menggunakan sinar-X. Perbedaan mendasar dengan pemotretan sinar-X biasa (konvensional) adalah gambar yang ditampilkan merupakan gambar potongan axial, sedangkan pemotretan sinar-X konvensional adalah gambaran proyeksi PA, AP dan latral. CT- Scan Syarat pasien : Fobia berada dalam ruangan Sanggup untuk diam dan tidak melakukan gerakan selama 10- 20 menit Sadar dan dapat mengikuti perintah Tidak sadar dengan back up tim medis MRI Magnetic Resonance Imaging Gambaran potongan badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan. Berbeda dengan CT scan, MRI tidak ada efek radiasi karena tidak menggunakan sinar-X. Pasien yang memakai benda logam dalam tubuhnya (serpihan peluru, pen fraktur, tulang titanium buatan, pacemaker) tidak boleh MRI Kualitas gambar yang dihasilkan mempunyai resolusi lebih baik dari CT-scan. Terima Kasih