PADA STROKE
Warlow .et.al.2007
DEFENISI
CVD, Yaitu :
1. A. carotis interna
2. A. vertebralis 4. CIRCULUS WILLISI
3. A. basilaris ENCEPHALON
2
1
5
Anatomi vaskuler otak
a.Cerebri anterior
Anterior
(carotid system)
a.Cerebri media
a.Cerebri posterior
a.vertebralis
Posterior
(vertebro basilar system)
a.cereberallis
Fenomena
Perdarahan intraserebral
Stroke Ischemic
Thrombosis- penyebab utama
Etiologi
Atherosclerotic disease – paling sering tjd
Vasculitis
Dissection
Polycythemia
Hypercoagulable states
Infectious Diseases-HIV, TB, syphilis
Stroke Ischemic
HTN
Increasing Age
Race: Asians and Blacks
Amyloidosis- esp. in the elderly
AVMs or tumors
Anticoagulants/Thrombolitic use
History of previous stroke
Tobacco, ETOH, and cocaine use
Hemorrhagic Stroke
Subarachnoid hemorrhage (SAH)
Result from rupture of berry aneurysm or
rupture of AVMs
Klasifikasi stroke
TIA
Stroke in evolution
Complete stroke non hemoragik
KLASIFIKASI STROKE Lanjutan
Gangguan metabolisme
PATHOPHYSIOLOGY
Kerusakan temporer dapat terjadi
pada sel otak bila mengalami
gangguan aliran darah selama 3 –
10 menit.
Ischaemic yang berlangsung lama
akan mengakibatkan kerusakan
permanen dan edema cerebral.
PATHOPHYSIOLOGY
Ischemia akan mengakibatkan hypoxia
atau anoxia dan hypoglicemia.
Bila terjadi anoxia karena adanya
kerusakan pada pembuluh darah otak
maka metabolisme otak akan berubah
dan sel – selnya dapat mati.
Proses ini akan mengakibatkan infark
atau kematian pada sel-sel neuron.
FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA UKURAN INFARK
ISCHEMIK
Lamanya iskemik
Suplai darah kolateral
Tekanan perfusi (MAP= mean arteri pressure) =
(2 diastole + sistole) / 3
Mis : 120/60 = 80 mmHg
220/100 = 140
Suplai oksigen di jaringan
Suplai glukosa
Akumulasi asam laktat, neuro transmitter, radikal
bebas
Suhu
Perkembangan edema cerebral
Oklusi vena
Gejala-gejala Stroke
Penurunan kesadaran
Motor sign,abnormalitas pupil,pseudobulbar
manifestasi (facial weakness, dysphonia,
dysarthria, dysphagia)
Locked in syndrome
Arteri vertebro-basilaris
saraf kranial ipsilateral
kelumpuhan anggota gerak
ATERNAN
kontalateral
Gangg fungsi cerebellum
S.Foville
Hemiparesis (KL),
NIV/NVI/VII (ipsi)
Penurunan kesadaran
Motor
sign,abnormalitas
pupil,pseudobulbar
manifestasi (facial
weakness, dysphonia,
dysarthria, dysphagia)
Locked in syndrome
S.Wallenberg
Vertigo, hipestesi fascialis gangg
serebellar,
parese NIX-X (ipsi), Hemihipestesia
(KL),
- Contralateral limb weakness
- Contralateral sensory loss
- Demensia
- Disfasia
- Ggn mood
- Disleksia, disgrafia, diskalkulia
- Ggn perilaku
- Disorientasi spasial
- Inkontinensia
- disfungsi olfaktorius
- Disfungsi opticus
Hemianopsia
Homonim
Kontralateral
Kernig's sign
Brudzinski's signs
Test konfrontasi
•m.Levator palpebrae
N III •Sfingter pupil
N IV
N
III
N VI
N III
N III
Nervus Fascialis
Nervus glossopharyngeus
Nervus hypoglosus
Refleks patologis
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Hofman trommer
REFLEK PATOLOGIS
Hoffmann-tromer Babinski
Oppenheim
Gordon
Cahddock
Perdarahan
Subarachnoid & ICH
Kasus 2: Wanita 85 tahun
Neurologi
1. Udem otak
2. Hidrosefalus
3. Peningkatan TIK
4. Kejang
5. Infark hemoragik transformasi
Komplikasi Stroke
Paru
1. Obstruksi jalan nafas
2. Hipoventilasi
3. Atelektasis
4. Aspirasi
5. Pneumoni
Komplikasi Stroke
Kardiovaskuler
1. Infark miokar
2. Congestive heart failure
3. Hipertensi
4. Hipotensi ortostatik
5. Deep-vein trombosis
6. Emboli paru
Komplikasi Stroke
Ortopedi/dermatoligi
1. Penekanan kulit
2. Kontraktur
3. Jatuh dengan fraktur
4. Adhesive capculitis bahu
Komplikasi Stroke
Nutrisi/metabolik/ gastrointestinal
1. Stress ulcers perdarahan lambung
2. Perdarahan Gastrointestinal
3. Konstipasi
4. Dehidrasi
5. Ggn elektrolit
6. Malnutrisi
7. Hiperglikemi
Komplikasi Stroke
Urinari
1. Inkotinensia
2. Infeksi saluran kencing
TEST DIAGNOSTIK
1. Lumbal punksi :
- tekanan dapat normal pada trombosis,
emboli dan TIA
- tekanan meningkat dan cairan otak
mengandung darah menunjukkan adanya
haemoragic sub arachnoid atau perdarahan
intra kranial
- Kadar protein total meningkat pada kasus
trombosis sehubungan dengan adanya
proses inflamasi
TEST DIAGNOSTIK
2. Cerebral Angiografi :
Membantu menentukan penyebab stroke
secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur
5. Ultrasonografi dopler :
Mengidentifikasi penyakit
atriovena (aliran darah/muncul
plak ) arteriosklerotik
TEST DIAGNOSTIK
6. EEG : Mengidentifikasi masalah
didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperlihatkan lesi yang
spesifik
aneurysm thrombus
http://www.umassmed.edu/strokestop
NEUROIMAGING- CT
CT Scan & MRI stroke hemoragik
Ct scan MRI
Subdural hematom dengan mid line shiftness (+)
Perdarahan Sub arakhnoid
Tindakan/intervensi
Mandiri :
1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan
keadaan/penyebab khusus selama koma/penurunan perfusi serebral
dan potensial terjadinya peningkatan TIK
2. Pantau/catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan
dengan keadaan normal/standar
3. Pantau tanda-tanda vital seperti : adanya hipertensi/hipotensi,
frekwensi dan irama jantung, auskultasi adanya mur-mur, pola dan
irama pernafasan seperti adanya periode apnoe setelah pernafasan
hiperventilasi, pernafasan cheyne-Stokes
4. Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk , kesamaan , dan reaksi
terhadap cahaya
5. Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan,
gangguan lapang pandang/kedalaman persepsi
intervensi
6. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara ( jika
pasien sadar )
7. Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam
posisi anatomis (netral)
8. Pertahankan tirah baring; ciptakan lingkungan yang tenang;
batasi pengunjung/aktivitas pasien sesuai indikasi. Berikan
istirahat secara periodik anatara aktivitas perawatan, batasi
lamanya setiap prosedur
9. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi, dan pernafasan yang
memaksa (batuk terus-menerus)
10. Kaji rigiditas nuchal, kedutan, kegelisahan yang meningkat,
peka rangsang dan serangan kejang
intervensi
Kolaborasi :
11. Berikan oksigen sesuai indikasi
12. Berikan obat sesuai indikasi :
a. anticoagulan
b. antifibrolitik
c. antihipertensi
d. vasodilator perifer
e. anti convulsi (anti kejang)
f. laxantia
13. Persiapkan pasien untuk pembedahan
14. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi seperti
masa protrombin, kadar dilantin
PENATALAKSANAAN STROKE
TUJUAN
Untuk mencapai perbaikan yang cepat dan
To achieve rapid restoration &
pemeliharaan suplai darah pada area yang
iskemik
Meminimalkan kerusakan otak
(meningkatkan perfusi otak dan
menurunkan TIK)
Pencegahan dan perawatan komplikasi
akut
Perawatan suportive
Intervensi
Tingkatkan suplai O2 ke otak
Bebaskan jalan nafas (atur posisi, ekstensi kepala,
suction jk ada cairan, pasang gudel jika lidah jatuh
/ ngorok)
Berikan O2 (nasul canule jika tdk ada sesak
nafas, Face mask rebrething jika alkalosis atau
non rebreathing mask jika asidosis cek AGD)
Cek Hb, kurang tingkatkan
Cukupkan plasma penuhi kebthn cairan 2500 cc
Intervensi
Kurangi konsumsi O2 di otak
Atasi demam, nyeri, gelisah, kejang, stress,
K, C, transamin
Intervensi
SH Atasi peningkatan TIK
Jika darah terlalu banyak tjd penekanan otak herniasi
pergeseran garis tengah otak kolaborasi operasi
cranioctomy
Jika perdarah sedikit diserap oleh tubuh/kapiler
pemberian infus hipertonis manitol 20 % tapering off
Hindari valsava manuver : mengejan beri pencahar,
batuk/bersin, posisi anatomis, fleksi pada leher atau lutut
Lakukan elevasi bagian kepala, 15, 30, 45 derajat
Variable performance…
Low capacity
masks shell
Nasal cannula
Venturi Mask
Ventimask
Non dan Rebreathing Mask
TATALAKSANA
Monitor jantung