P2.73.20.2.18.009
Ners tk 3
Askep kmb klinik 3
Stroke adalah perubahan neurologis yang disebabkan adanya gangguan suplai darah ke
bagian dari otak akibat iskemia (penyumbatan) atau hemoragik (perdarahan).
B. Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik
1. Stroke Iskemik (non hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Stroke trombotik : pengumpalan (thrombus) yang disebakan ateroskleris
karena penumpukan lemak
b. Stroke embolik : sumbatan pembuluh arteri serebral oleh bekuan darah
c. Hipoperfusin sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke Hemoragik yaitu stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah
otak. Stroke ini terjadi paling sering akibat penyakit hipertensi dan umumnya
terjadi setelah usia 50 tahun.
Stroke hemoragik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi di dalam jaringan otak
b. Hemoragik subraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak )
Faktor-faktor yang menyebabkan stroke :
1) Faktor yang tidak dapat dirubah (non reversible)
a) Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding
wanita. Umur : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena
stroke.
b) Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
3) Kebiasaan hidup.
a) Merokok
b) Peminum alkohol
c) Obat-obatan terlarang
d) Aktivitas yang tidak sehat: kurang olahraga, makanan berkolestrol.
C. Pathofisiologi Klinik (sesuai kasus)
Arteri vertebrata basilaris Peningkatan TIK (tekanan intracranial) Arteri serebri media
Disfagia
Risiko jatuh Kelemahan pada satu / keempat anggota gerak
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral Membantu menunjukkan penyebab stroke secara spesifik,
misalnya pertahanan atau sumbatan arteri.
2. Lumbal pungsi bertujuan untuk mengambil sampel cairan serebrospinal (CSF) di
tulang belakang.
3. Scan Tomografi Komputer (Computer Tomography Scan/CTScan) Mengetahui
adanya tekanan normal dan adanya trombosis, emboli serebral, dan tekanan
intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan intrakranial. Kadar protein total
meningkat, beberapa kasus trombosis disertai proses inflamasi.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Menunjukan daerah infark, perdarahan,
malformasi arteriovena (MAV).
5. Ultrasonografi doppler (USG doppler) Mengidentifikasi penyakit arteriovena
(masalah sistem arteri karotis/ aliran darah/ timbulnya plak dan arteriosklerosi).
6. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG) Mengidentifikasi masalah pada
otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada
trombosis serebral; klasifikasi parsial dinding aneurisma ada perdarahan
subarakhnoid.
8. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan cara
memeriksakan darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas
darah (AGD), biokimia darah, dan elektrolit
G. Penatalaksanaan Medik
1. Terapi cairan, stroke beresiko terjadinya dehidrasi karena penurunan kesadaran atau
mengalami disfagia. Terapi cairan ini penting untuk mempertahankan sirkulasi darah
dan tekanan darah.
2. Terapi oksigen, pasien stroke iskemik dan hemoragik mangalami gangguan aliran
darah ke otak. Sehingga kebutuhan oksigen sangat penting untuk mengurangi
hipoksia dan juga untuk mempertahankan metabolism otak. Pertahankan jalan napas,
pemberian oksigen, penggunaan ventilator, merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah atau oksimetri
3. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) Peningkatan intra cranial
biasanya disebabkan karena edema serebri, oleh karena itu pengurangan edema
penting dilakukan misalnya dengan pemberian manitol, control atau pengendalian
tekanan darah
4. Monitor fungsi pernapasan : Analisa Gas Darah
5. Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG
6. Evaluasi status cairan dan elektrolit
7. Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan, dan cegah resiko injuri
8. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi labung dan pemberian
makanan
9. Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan
10. Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran, keadaan pupil, fungsi
sensorik dan motorik, nervus cranial dan reflex.
A. Asuhan Keperawatan
Menurut Tarwoto (2013) pengkajian keperawatan pada pasien stroke meliputi :
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat psikososial
g. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
2) Tanda-tanda vital
3) Rambut
4) Wajah
5) Mata
6) Hidung
7) Mulut
8) Gigi
9) Telinga
10) Leher
11) Thorax
12) Abdomen
13) Ekstermitas atas dan bawah
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi :
a) Angiografi serebri
b) Lumbal pungss
c) CT-Scan
d) Macnetic Resonance Imaging (MRI)
e) USG Doppler
f) EEG
2) Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap
b) Test darah koagulasi
c) Test Kimia darah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan
napas, reflek batuk yang tidak adekuat
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark
jaringan otak, vasospasme serebral, edema serebral
c. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
kelemahan anggota gerak
e. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan ekstremitas bawah
f. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kardiak output
g. Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran, disfungsi otak
global
h. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
i. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fungsi bicara,
afasia
j. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan depresi pusat pencernaan
k. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2) Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat
membuka jalan nafas
3) Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lender
4) Instruksikan bagaimana agar bias melakukan batuk efektif
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
1) Kaji status neurologic setiap jam
2) Kaji tingkat kesadaran dengan GCS
3) Kaji pupil, ukuran, respon terhadap cahaya, gerakan mata
4) Kaji reflek kornea
c. Ketidakefektifan Pola Napas
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2) Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat
membuka jalan nafas
3) Instruksikan bagaimana agar bias melakukan batuk efektif
4) Auskultasi suara nafas
d. Hambatan mobilitas Fisik
1) Kaji kemampuan motorik
2) Ajarkan pasien untuk melakukan ROM minimal 4x perhari bila mungkin
3) Bila pasien di tempat tidur, lakukan tindakan untuk meluruskan postur
tubuh
4) Observasi daerah yang tertekan, termasuk warna, edema atau tanda lain
gangguan sirkulasi
4. Implementasi Keperawatan
adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam
bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Implementasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan
d. Tanda tangan perawat pelaksana
5. Evaluasi keperawatan
adalah penilaian terakhir keperawatan yang didasarkan pada tujuan keperawatan
yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan
pada perubahan perilaku dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
adaptasi ada individu (Nursalam, 2008). Evaluasi keperawatan dilakukan dalam
bentuk pendekatan SOAP.
Evaluasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen yaitu:
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
c. Evaluasi keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
Tn. S umur 50 tahun dirawat di ruang saraf dengan keluhan :
- hemiparese kiri
- GCS 8 ( E2V2M4)
- Wajah simetris
- TTV : TD : 180/100mmHg, N : 80x/mnt, P : 20x/mnt, S:37oC
- Klien Mengalami muntah
- Saraf kranial ke 12 sulit dinilai
- Hasil skoring menggunakan algoritma gajah mada klien mengarah ke stroke
hemoragik
- Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan kesan intravetricular hemoragik
- Klien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol selama 2 tahun
- Klien didiagnosa medis stroke hemoragik
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Manutol 500cc
- Ranitidin /12jam
- Inj.kalnex/8jam
- Captopril 25 mg tab 2x1
- Paracetamol mg tab 3x1
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan CT-Scan didapatkan kesan intraventricular hemoragik
C. DATA FOKUS:
1. Data subyektif:
- Klien mengeluh tangan dan tungkai kiri tidak dapat digerakan
- Klien mengeluh mengalami penurunan kesadaran selama 2 jam SMRS
- klien juga mengatakan mengalami penurunan kesadaran secara mendadak. Keluhan
seperti ini baru pertama kalinya dialami setelah pasien beraktivitas di kantor.
Data Tambahan :
- Klien mengeluh lemah dan lesu
- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas dengan baik
2. Data obyektif:
- Klien tampak mengalami penurunan kesadaran secara mendadak
- Klien mengalami hemiparese kiri
- GCS 8 ( E2V2M4)
- Wajah simetris
- TTV : TD : 180/100mmHg, N : 80x/mnt, P : 20x/mnt, S:37oC
- Klien Mengalami muntah
- Saraf kranial ke 12 sulit dinilai
- Hasil skoring menggunakan algoritma gajah mada klien mengarah ke stroke
hemoragik
- Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan kesan intravetricular hemoragik
- Klien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol selama 2 tahun
- Klien didiagnosa medis stroke hemoragik
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Manutol 500cc
- Ranitidin /12jam
- Inj.kalnex/8jam
- Captopril 25 mg tab 2x1
- Paracetamol mg tab 3x1
D. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS: Gangguan Mobilitas Faktor pencentus
fisik (Hipertensi)
- Klien mengeluh tangan dan
tungkai kiri tidak dapat
digerakan Meningkatnya tekanan darah
- Klien mengeluh lemah dan lesu secara tiba-tiba
- Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas dengan baik
peningkatan TIK
arteri vertebraya
basilaris
refluks
disfagia
Anoreksia
peningkatan TIK
Risiko Jatuh
4. Risiko Jatuh
Nama Klien: Tn. S No. Register: 220321 Dx. Medis: Stroke Hemoragik
Tujuan &
Diagnosa Rencana Tindakan/Intervensi
No Tanggal Kriteria Hasil
Keperawatan (Cantumkan tgl dan jam)
(SMART)
1 22 Maret Gangguan Mobilitas Setelah 1. Identifikasi adanya nyeri atau
2021 Fisik dilakukan keluhan fisik lainnya
tindakan 2. Kaji tingkat kekuatan otot
keperawatan 3x 3. Monitor frekuensi jantung dan
24 jam tekanan darah sebelum memulai
diharapkan mobilisasi
hambatan 4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
mobilitas fisik dengan alat bantu (mis: pagar
berkurang tempat tidur)
dengan kriteria 5. Libatkan keluarga untuk
hasil : membantu pasien dalam
1. Pergerakan meningkatkan mobilisasi
ekstermitas 6. Ajarkan mobilisasi sederhana
meningkat yang harus dilakukan (duduk di
2. Peningkatan tempat tidur)
kekuatan otot 7. Kolaborasi dengan tim medis
3. Kelemahan tentang mobilitas klien
fisik
menurun
2. 22 Maret Risiko perfusi Setelah 1. Identifikasi penyebab
2021 selebral tidak efektif dilakukan peningkatan TIK (edema
tindakan serebral, lesi)
keperawatan 3x 2. Monitor tekanan darah dengan
24 jam memperhatikan : Hipertensi atau
diharapkan hipotensi
perfusi selebral 3. Monitor tingkat kesadaran
meningkat 4. Monitor intake dan output
dengan kriteria cairan
hasil : 5. Sediakan lingkungan yang
1. Tingkat tenang untuk meminimalkan
kesadaran stimulus
meningkat 6. Berikan posisi semifowler
2. Tekanan (kepala ditinggikan )
intracranial
menurun
3. Tekanan
darah
membaik
F. CATATAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
DS : -
Ns. Darma
DO : klien tampak tidak bersemangat
- TTV : TD : 180/100mmHg, N :
80x/mnt, P : 20x/mnt, S:37oC
- TTV : TD : 160/80mmHg, N :
78x/mnt, P : 20x/mnt, S:36.5oC
- Tingkat kesadaran klien
meningkat
DS : Ns. Darma
- TTV : TD : 140/80mmHg, N :
78x/mnt, P : 19x/mnt, S:36.3oC
- GCS klien meningkat menjadi
composmentis
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Sumber :
Black, M. Joyce & Hwaks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Elsevier:
Singapura.
Nurarif & Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
NANDA Nic-Noc. Yogyakarta