Anda di halaman 1dari 45

CURRICULUM VITAE

Nama : Bilzardy Ferry Z, dr., Sp.BS(K), M.Kes

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 24 Februari 1977

Pendidikan Dokter Umum : Universitas Hassanudin

Pendidikan Spesialis : Bedah Saraf Universitas Padjadjaran

Pekerjaan Sekarang :

• Dokter Spesialis Bedah saraf di RSUP Hasan Sadikin Bandung

• Dokter Spesialis Bedah saraf di RS Al-Ihsan Bandung

• Dokter Spesialis Bedah saraf di RS Melinda 2 Bandung


CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Bing Haryono, dr., SpS.
Alamat : Jl. Pesantren Tirtakencana C18, Bandung
Tanggal Lahir : 14 Januari 1964
Telepon : 08157103226

PENDIDIKAN
• Desember 1993 lulus ujian Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha Bandung
• Tahun 2002 lulus spesialis Saraf Universitas Padjajaran Bandung

PEKERJAAN
• Kepala KSM Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Immanuel Bandung
STROKE
Oleh : Dr. BinG, Sp.S
MENINGGAL

STROKE

CACAD BADAN
CACAD
STROKE
 DEFINISI :
Stroke = disfungsi otak yang terjadi mendadak,
dengan timbulnya gejala fokal atau global,
disebabkan oleh penyakit serebrovaskular primer,
dimana defisit neurologis menetap selama 24 jam
atau meninggal.
 Penyakit serebrovaskular primer = faktor resiko
 Disfungsi otak global = status ketidaksadaran
 TIA : bila defisit neurologis hilang sempurna
dalam < 24 hours
6
GOLD
STANDAR

BAGAIMANA
korelasinya
CT SCAN ?
ANATOMI OTAK
ANATOMI OTAK
Sistem karotis

11
SLANG
?

SLANG

Penyumbatan Perdarahan
Stroke Infark / penyumbatan:
Infark / penyumbatan otak :

Kematian pd sbgn jar. otak disebabkan berkurangnya perfusi vascular


akibat stenosis / oklusi pembuluh darah.

Gejala klinis :

• Umumnya dirasakan pd saat bangun tidur

• Sedang istirahat.

• Ditemukan gejala dan tanda neurologik fokal

• Adanya riwayat TIA / stroke sblmnya

• Nyeri kepala, muntah dan penurunan kesadaran saat onset


jarang ditemukan.
Perdarahan intraserebral, perdarahan ke dalam jaringan parenkimal
otak akibat pecahnya pemb.darah di otak.
Gejala klinis ;

• Awitan umumnya akut

• Nyeri kepala, muntah, penurunan kesadaran (+) dan kerapkali bersifat fatal

• Saat aktifitas /peningkatan emosi

• Usia biasanya pada usia lebih tua

• TIA (-)

• Tek. Darah meninggi, walaupun kadang tidak jelas ada riwayat hipertensi.
PENURUNAN KESADARAN , NYERI KEPALA, MUNTAH ( SAB)
GOLD
STANDAR

BAGAIMANA
BILA
TANPA CT SCAN ??
WA : 081573332600 / HP ; 08157103226
ASGM
FAKTOR RESIKO

* HIPERTENSI *ATEROGENIK
Hiperlipidemi
• INFARK DM

* NON-HIPERTENSI

*NON ATEROGENIK
Penyakit jantung
Takayasu
Dll.
FAKTOR RESIKO

* HIPERTENSI

PERDARAHAN AVM

* NON-HIPERTENSI Aneurisma
Blood dyscracia
Drug abuse

30
Faktor Risiko
• Modifiable risk factors
a. Behaviour • Non Modifable risk
- Merokok factor:
- Diet tidak sehat a. Umur
- Peminum alkohol b. Jenis kelamin
- Pemakaian obat-obatan c. Keturunan/genetik
d. Ras & etnik
• b. Physiological risk factors
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Diabetes mellitus
- Infeksi, arteritis, trauma
- Gangguan ginjal
- Obesitas
- Polisitemia
- Kelainan pembuluh darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium
– Urine : glukosa, protein, berat jenis, dan sedimen
– Darah:
• Rutin: Hb, Ht, leukosit
• Glukosa darah (sewaktu, puasa, 2 jam post
prandial)
• Ureum dan kreatinin
• Profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL,
trigliserida)
• Elektrolit (Na, K)
• Analisis gas darah
• Neuroimaging : CT – scan / MRI
• Neurofisiologi : EEG
• Kardiovaskular: EKG, foto thorax,
echocardiography
• Vaskular
– Non invasif  USG karotis,
transcranial doppler (TCD)

– Invasif  angiografi
PENATALAKSANAAN
Terapi Akut
Tujuan : Mengembalikan sirkulasi normal ke area iskemik secepat
mungkin  strategi rekanalisasi cepat pada pembuluh darah yang
tersumbat.

• Terapi trombolitik  RTPA (Recombinant Tissue Plasminogen


Activator) atau Urokinase, secara intra vena atau intra arterial.

Hanya efektif bila sesuai dengan kriteria:


 Segera setelah onset tanda dan gejala neurologis  3 jam untuk
trombolisis sistemik dan 6 jam untuk trombolisis lokal

 Singkirkan diagnosis perdarahan intrakranial dengan pemeriksaan


CT scan atu MRI sebelum terapi trombolisis
• ABC (Airway, Breathing, dan Circulation)
• Tekanan perfusi yang adekuat harus dipertahankan 
tekanan darah arterial harus dikontrol ketat  tidak
diberi terapi anti hipertensi, kecuali TD > 180 mmHg
• Monitor TTV, kadar elektrolit
• Parameter kardiovaskuler distabilkan secara optimal 
hidrasi adekuat, terapi aritmia yang bermakna secara
hemodinamik atau gagal jantung
• Mencegah proses patologis yang menggunakan oksigen
dan energi  demam dan hiperglikemia  memperburuk
prognosis secara nyata
• AHA/ASA  Aspirin 325 mg per oral dalam 24-48 jam
setelah onset stroke iskemik
• Pengendalian TTIK
– Pantau risiko edema serebral dengan memperhatikan tanda
neurologi pada hari pertama serangan.
– Monitoring TIK bila pasien GCS<9 atau penurunan kesadaran.
– Tinggikan posisi kepala 20 ⁰ - 30⁰. Dan posisi menghindari
tekanan pada vena jugular.
– hindari pemberian cairan glukosa atau hipotonik.
– Hindari hipertermia dan jaga normovolemia.

• Osmoterapi  Manitol 0,25 – 0,50 gram/kgBB selama >


20 menit, diulang 4 – 6 jam dengan target ≤ 310
mOsm/L.

• Bila kejang  diazepam IV lambat 5 – 20 mg diikuti oleh


fenitoin ( loading dose 15 – 20 mg/Kgbb dengan
kecepatan max 50mg menit)
Memulai kembali antikoagulan
• Antikoagulan merupakan terapi penting
pada AF dan pengguna katup jantung
buatan
Tatalaksana tekanan darah
pada stroke

• Bila SBP > 200mmhg atau MAP > 150mmhg,


tekanan darah diturunkan menggunakan obat
antihipertensi IV kontinu dengan pemantauan tiap
5 menit.

• Bila SBP> 180mmhg atau MAP >130mmhg tanpa


gejala TTIK, diturunkan dengan IV antihipertensi
sampai MAP 110 atau BP 160/90 selama 15 menit.

• SBP 150 – 220 mmhg, penurunan tekanan darah


dengan cepat hingga SBP 140mmhg cukup aman.
• Target penurunan tekanan darah 15 –
25% pada jam pertama, dan BP 160 / 90
mmhg dalam 6 jam pertama.

• Obat yang digunakan :


– Beta blocker : labetalol (10 – 80 mg IV tiap
10 menit sampai 300mg/hari. Infus 0,5 – 2
mg/menit) dan esmolol ( 0,25 – 05 mg/kg IV)
– CCB : nikardipin (5mg/jam IV) dan
diltiazem (2,5 ng/15 menit IV
KOMPLIKASI
A. Komplikasi Neurologis
 Edema serebri : pada edema yang
memberat dapat terjadi herniasi otak
 Infark berdarah : pada kardioemboli
 Vasospasme : pada PSA
 Hidrosefalus : pada perdarahan
 Higroma

40
KOMPLIKASI (lanjutan)
B. Komplikasi non-neurologik
1. Akibat proses intrakranial
 Peningkatan tekanan darah
 Hiperglikemi
 Edema paru
 Kelainan jantung : gangguan irama, kelainan EKG
2. Akibat imobilisasi
 Bronkopneumonia
 Thrombophlebitis
 Infeksi saluran kemih
 Dekubitus
 Kontraktur 41
PENCEGAHAN : 1 2
3
1.Tindakan promotif :
• Sasaran : individu sehat yang belum mempunyai faktor risiko
• Tujuan : mencegah timbulnya faktor risiko
• Cara : gaya hidup sehat

2.Prevensi primer :
• Sasaran : individu yang sudah mempunyai faktor risiko
• Tujuan : mencegah terjadinya TIA/Stroke
• Cara : gaya hidup sehat, mengendalikan faktor risiko

3.Prevensi sekunder :
• Sasaran : individu yang sudah pernah menderita TIA/Stroke
• Tujuan : mencegah terjadinyaTIA/Stroke ulang
Cara :
a. Gaya hidup sehat
b. Mengendalikan faktor risiko
c. Terapi medikamentosa : antikoagulan / antiplatelet, anti
kolesterol
Cara : Gaya Hidup Sehat

• Melakukan aktivitas fisik yang


mempunyai nilai aerobik (jalan cepat,
bersepeda, berenang dll) secara teratur
(minimun3 kali perminggu untuk dewasa,
tiap kali 20-30 menit)

Efek biologis : penurunan aktivitas platelet,


reduksi fibrinogen plasma dan menaiknya
aktivitas tissue plasminogen activator dan
konsentrasi HDL
Hindari stress
Dengan cara berpikir positif,
menyelesaikan pekerjaan
satu demi satu, bersikap
ramah dan mendekatkan diri
pada TUHAN

Istirahat cukup dan tidur Tidak melakukan hubungan


antara 6-8 jam/ hari seksual Di luar nikah.
• Stroke merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dan
kematian
• Untuk menekan morbiditas dan mortalitas akibat stroke, hanya

pencegahan yang dapat kita andalkan

Anda mungkin juga menyukai