2. types of alarms
Dalam praktik klinis saat ini ada 3 situasi yang sering dihadapi:
Hal ini dapat diamati dalam kasus aktivitas fisik yang intens, misalnya,
penurunan gula darah bisa lebih cepat daripada yang diukur oleh meter. Oleh
karena itu, orang terpapar hipoglikemia sebelum sensor mendeteksinya. Dalam hal
ini, peringatan ambang hipoglikemia tidak akan efektif. Akan perlu bergantung
pada arah tren glukosa yang tergantung pada merek suatu sensor yang mana akan
memberikan informasi tentang kecepatan penurunan gula darah. Pada Akhirnya,
pilihan rtCGM dengan prediksi hipoglikemia tampak lebih menarik
Gula darah < 70 mg/dl pada meter, tapi tidak ada gejala yang
dialami
Kelompok ini merupakan orang yang tidak merasa hipoglikemia (lihat di atas).
Dalam hal ini, alarm deteksi pada ambang batas yang lebih tinggi harus ditetapkan
sesuai saran tim kesehatan. Jika orang tersebut diberi peringatan lebih awal, ia
akan dapat bertindak sesuai untuk menghindari hipoglikemia. Pada akhirnya, jika
sensor tidak cukup, penggunaan pompa insulin untuk menghentikan pengiriman
insulin saat penurunan gula darah yang terlalu cepat terdeteksi mungkin dapat
menjadi indikasi.
Orang yang memiliki gejala, tapi pembacaan glukosa dari sensor dan sampel
kapiler berbeda
Situasi ini sangat umum untuk orang dengan diabetes tidak tahu indikator mana
yang dapat dipercaya: gejalanya; nilai glukosa yang diukur oleh sensor; atau yang
diukur pada tingkat kapiler? Bila nilai glukosa yang diperoleh oleh sensor dan
sampel kapiler tidak sesuai, ini bisa berarti bahwa kadar glukosa darah naik atau
turun dengan cepat.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penting untuk mengetahui bahwa nilai
CGM selalu tertinggal dari nilai kapiler atau darah. Dalam situasi stabil, tingkat
glukosa darah interstitial dan kapiler hampir sama. Namun, dalam kasus variasi
gula darah yang kuat, seperti saat hipoglikemia cepat, akan terjadi perbedaan
antara glukosa darah yang diukur dengan jari dan yang diukur oleh CGM.
Analisis arah tren glukosa kemudian akan menjadi sangat penting. Dalam situasi
lain, CGM akan cenderung overestimasi hipoglikemia (misalnya saat sensor
rusak). Ada situasi di mana hipoglikemia tidak dilaporkan.
Jika sensor tidak dikenali oleh pembaca atau smartphone, maka peringatan
itu akan berbunyi. Ini adalah pemberitahuan tanpa koneksi. Hati-hati
karena hipoglikemia mungkin tidak terdeteksi
Jika ada penutup smartphone anti NFC (Near Field Communication),
maka akan menginterupsi komunikasi data antara CGM dan smartphone.
Beberapa CGM meminta kalibrasi dengan gula darah. Terkadang aplikasi
meminta untuk melakukan kalibrasi... pada pukul 2 pagi. "Saya tidak
mendengarnya, tapi saya melihat pesan 2 jam kemudian... saat saya
terbangun karena merasa hipo: gula darah menunjukkan hasil 33... dan
tentu saja tidak ada alarm dari CGM, karena sudah tidak lagi membaca
gula darah dan menunggu kalibrasi!""
Pada akhirnya, seperti yang kami sebutkan, CGM menunjukkan tingkat gula
yang tidak sinkron dengan gula kapiler bahkan pada hipoglikemia, jadi berhati-
hatilah untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat, karena CGM juga
akan menunjukkan hipoglikemia dengan keterlambatan, sedangkan tingkat gula
pada glukometer sudah pulih.
Kebanyakan kasus, gejala hiperglikemia tak terlihat jelas. Perlu mencapai nilai
gula darah yang sangat tinggi (>250 mg/dl) untuk melihat gejala seperti haus,
kebutuhan buang air lebih sering, terutama di malam hari. Perlu diberikan
perhatian khusus pada gejala seperti mual, muntah, dan bau buah-buahan pada
napas, yang menunjukkan adanya keton atau bahkan ketoasidosis.
2.2.1. siapa target group untuk alarm hiperglikemia adalah penderita diabetes.
-Wanita hamil yang perlu memiliki kontrol ketat terhadap gula darah mereka
Alarm yang diprogram pada 250 mg/dl juga memungkinkan untuk memeriksa
zat keton untuk menghindari krisis ketoasidosis.
Oleh karena itu, disarankan untuk menetapkan batas yang tinggi (misalnya
250 mg/dl) dan menurunkannya secara bertahap untuk meningkatkan kontrol
glikemik.
Risiko adalah melihat perkembangan perilaku "tidak tepat waktu" dari orang
yang, menghadapi alarm hiperglikemia, akan menyuntikkan insulin lebih banyak
meningkatkan risiko episode hipoglikemia. Edukasi yang sesuai dalam koreksi
hiperglikemia melalui suplemen insulin harus dilakukan dengan
memperhitungkan insulin residu (durasi aksi insulin) dan sensitivitas insulin.
3. Discussion
CGM telah membuat kemajuan ilmiah, teknologi, teknis, dan klinis yang
mengesankan, dan memberikan manfaat bagi banyak orang dengan diabetes.
CGM dengan alarm telah terbukti menurunkan risiko hipoglikemia berat pada
orang dengan diabetes yang mengalami hipoglikemia tak terduga
Untuk alarm hipoglikemia, lebih baik memilih CGM rtCGM atau isCGM?
Baru-baru ini, konsep "alarm fatigue" muncul [21,22]. Alarm fatigue terjadi
saat pengguna CGM terpapar pada frekuensi tinggi alarm yang signifikansinya
sudah tidak terasa lagi (terutama alarm palsu atau tidak berguna), dengan risiko
mengabaikan alarm yang benar.
Sistem CGM yang dilengkapi dengan alarm ambang dan prediksi tidak hanya
signifikan mengurangi risiko hipoglikemia berat, tetapi juga ketakutan akan
hipoglikemia. Diharapkan bahwa studi intervensi selanjutnya akan membantu
mendukung pandangan bahwa alarm yang terkait dengan CGM memang
meningkatkan parameter glikemia (rata-rata, variasi, waktu hipoglikemia, waktu
hiperglikemia, waktu sasaran), tetapi lebih penting lagi, konsekuensi jangka
panjang dari diabetes, serta kualitas hidup orang dengan diabetes.
Para penulis menyatakan tidak memiliki kepentingan finansial atau pribadi yang
dapat mempengaruhi hasil yang dilaporkan dalam artikel ini