KATA PENGANTAR
karunia-Nya
penyusunan
sehingga
makalah
yang
kami
mampu
berjudul
menyelesaikan
Biodiversitas
Fungi.
mata
kuliah
Biologi
yang
telah
telah
Dasar
terselesaikan.
3. Serta teman-teman kami yang memberikan semangat dan
motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami selaku penyusun memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Kami berharap
dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan informasi
yang sifatnya membangun dan bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari pembaca. Aamiin...
penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................. 1
DAFTAR ISI .......................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................... 3
1.1.................................................................Latar
Belakang ............................................................... 3
1.2.................................................................Rum
usan masalah ...................................................... 4
1.3.................................................................Tujua
n.............................................................................. 4
1.4.................................................................Manf
aat ........................................................................ 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................... 5
BAB 3. PEMBAHASAN ....................................................... 8
BAB 4. PENUTUP ................................................................ 24
4.1 Kesimpulan ........................................................ 24
4.2 Saran ................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 25
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keanekaragaman
hayati
yang
ada
di
bumi
kita
ini
jenis
dapat
dikelompokkan
menjadi
subclass,
yaitu
Phycomycetes
dan
Eumycetes.
kingdom
fungi.
Sehingga
kita
dapat
mengetahui
yang
kami
angkat
dalam
bagaimana
hubungan
fungi
organisme lain.
1.3.7. Mengetahui bagaimana proses reproduksi fungi.
1.3.8. Mengetahui bagaimana siklus hidup fungi.
dengan
1.4. Manfaat
Fungi bersifat menguntungkan sebagai elemen daur ulang
yang vital. Beberapa fungi bersifat menguntungkan karena
merupakan bahan makanan, misalnya cendawan (mushroom),
dan beberapa fungi bersimbiosis dengan akar tanaman tertentu
untuk membantu penyerapan air dan mineral tanah oleh akar.
Namun beberapa fungi juga bersifat parasit, dengan mengambil
senyawa
organik
dari
organisme
hidup
(manusia,
hewan,
maupun tanaman).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah
keanekaragaman
hayati
atau
biodiversitas
melahirkan
Keanekaragaman
bermacam-macam
hayati
dapat
makhluk
dikelompokkan
hidup.
atas
gen
yang
berbeda-beda.
Pada
prinsipnya
bahan
(mushroom),
dan
beberapa
fungi
yang
dapat
ingesti.
Fungi
mensekresikan
enzim-enzim
merupakan
jamur
benang,
memiliki
berkembang
biak
Basidiomicetes,berkembang
biak
Deuteromicetes,
melakukan
tidak
dapat
dengan
dengan
ascus.
basidium.
perkembangbiakan
seksual,
namun
berkembangbiak
menggunakan
conidia.
enam
tipe,
yaitu
Myxomycetes
(jamur
lendir),
protozoa,
karena
mempunyai
tipe
pertumbuhan
Phytium
Phytophthora,
penyebab
yang
penyakit
menyebabkan
dumping-of,
penyakit
pada
dan
kentang
(Waluyo, 2010).
Zygomycetes (jamur gula), contoh yang paling umum yaitu
kelompok Rhizopus nigrican, jamur roti (Waluyo, 2010).
Fungi
tingkat
Basidiomycetes.
tinggi,
meliputi
Ascomycetes
dan
10
A. Pengertian Biodiversitas
Istilah
keanekaragaman
hayati
atau
biodiversitas
melahirkan
Keanekaragaman
bermacam-macam
hayati
dapat
makhluk
dikelompokkan
hidup.
atas
gen
yang
berbeda-beda.
Pada
prinsipnya
bahan
11
B. Pengertian Fungi
Fungi (tunggal, fungus) atau jamur merupakan organisme
tak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa yang dapat membentuk
anyaman
bercabang-cabang
disebut
miselium.
Jamur
pada
dari
komponen
dasar
yang
disebut
hifa.
Hifa
12
organisme
lainnya,
jamur
tidak
memangsa
dan
zat
organik
dari
lingkungan
melalui
hifa
dan
karena
bergantung
jamur
pada
merupakan
substrat
yang
konsumen
menyediakan
maka
jamur
karbohidrat,
13
substrat
makanan
untuk
mendekomposisi
molekul
14
namun
berkembangbiak
menggunakan
conidia.
15
disebut
myxoflagelata.
Contoh
spesies
Physarum
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
16
b. Phytophora
infestans:
penyebab
penyakit
busuk
pada
zigospora
yang
nantinya
akan
tumbuh
menyerap
makanan),
sporangiofor
(tangkai
17
4. Ascomycotina
Struktur : tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
Habitat : ada yang parasit , saprofit di dalam tanah atau
hipogean, hidup di kotoran ternak disebut koprofil, ada yang
bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut
kerak) (Waluyo, 2010).
Reproduksi:
-
Contoh spesies:
a) Sacharomyces cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi.
b) Neurospora sitophila : jamur oncom.
c) Peniciliium nojajum dan Penicillium chrysogenum penghasil
antibiotika penisilin.
d) Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna
untuk mengharumkan keju.
e) Aspergillus oryzae untuk membuat tape.
f) Aspergillus wentii untuk membuat kecap
g) Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin, hidup
pada biji-bijian. flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h) Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung.
i) Aspergillus nidulans penyebab automikosis/ penyakit
telinga.
j) Claviceps purpurea hidup sebagai parasit pada bakal buah
Gramineae.
k) Reosellina arcuata hidup pada potongan akar.
18
makroskopik
atau
mudah
dilihat
dengan
mata
Secara
vegetatif
(dengan
membentuk
tunas,
dengan
menghasilkan
spora
yang
disebut
basidiospora
(Waluyo, 2010).
Contoh spesies:
a) Volvariella volvacea: jamur merang, dapat dimakan dan
sudah dibudidayakan.
b) Auricularia polytricha: jamur kuping, dapat dimakan dan
sudah dibudidayakan.
c) Exobasidium vexans: parasit pada pohon teh penyebab
penyakit cacar daun teh atau blister blight.
d) Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun,
habitat di daerah subtropik.
e) Amanita phalloides : menghasilkan racun falin yang merusak
darah.
f) Amanita muscaria : menghasilkan racun muskarin yang
dapat membunuh lalat.
19
Monilia
Deuteromycotina
tetapi
sitophila
setelah
jamur
diketahui
ini
masuk
pembiakan
(Waluyo, 2010).
Microsporum sp, Trichophyton sp.penyebab penyakit kurap.
Helminthosprium oryzae, parasit pada padi.
Sclerotium rolfsii, parasit pada bawang merah
Monila sitophila, jamur oncom, enak dimakan.
Tinea versicolor, jamur panu.
Epidermophyton floocossum, jamur kulit, parasit pada kaki
atlit.
h) Verticillium, penyebab layu pada bibit-bibit tanaman.
i) Curvularia, parasit pada rerumputan (Waluyo, 2010).
F. Hubungan fungi dengan organisme lain
Adapun hubungan fungi dengan organisme lain adalah
simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
20
yang
dari
Basidiomycotina.
Divisi
Zygomycotina,
Berdasarkan
Ascomycotina
kedalaman
jaringan
dan
yang
Endomikoriza
tidak
mempunyai
inang
khusus.
biru
(Cyanophyta).
Likenes
tergolong
tumbuhan
erat
pada
substratnya.Contohnya
Physcia
(Pratiwi, 2008).
b) Folios, jika talus berbentuk seperti daun. Contohnya :
Umbillicaria, Parmelia (Pratiwi, 2008).
21
c) Fruktikos,
jika
talus
tegak
seperti
semak
atau
dan
konjugasi.
Kontak
gametangium
22
dari divisi ini, antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. (Pratiwi,
2008).
Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh
pada
roti,
memperlihatkan
siklus
seksual
dan
aseksual
2. Ascomycota
23
secara
seksual
terjadi
dengan
24
amilum
dan
selulosa
menjadi
glukosa
dalam
Basidiomycota
beranggotakan
sekitar
25.000
polytricha
(jamur
kuping),
Volvariella
volvaceae
25
dalam
siklus
hidupnya.
Basidiomycota
melakukan
basidiospora
melalui
meiosis
dan
melepaskan
26
budidaya
dan
tanaman
hias.
Jamur
ini
juga
27
ascomycocetes
dan
diganti
namanya
menjadi
Askus-askus
yang
tumbuh
pada
tubuh
buah
lain
seksualnya
gleosporium,
jamur
yang
antara
lain
dan
diploria.
tidak
:
diketahui
Chalado
Untuk
alat
reproduksi
sporium,
curvularia,
memberantas
jamur
ini
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai Biodiversitas
Fungi dapat disimpulkan bahwa: keanekaragaman hayati atau
biodiversitas menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada
makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang ada di
suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati dapat
dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
Fungi merupakan organisme eukariotik, tidak berklorofil,
dan bersifat heterotrof. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
28
yang disebut hifa yang dapat membentuk anyaman bercabangcabang disebut miselium.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
bersel satu (uniseluler), misalnya khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui
hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen.
Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan
hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air.
Klasifikasi Fungi dibagi menjadi dua subclass, yaitu
Phycomycetes dan Eumycetes. Berdasarkan perberbedan dalam
hal struktur hifa dan struktur penghasil spora Fungi dibagi
menjadi
6
divisi
yaitu
:
Myxomycotina,
Oomycotina,
Zygomycotina,
Ascomycotina,
Basidiomycotina,
Deuteromycotina.
Hubungan fungi dengan organisme lain adalah simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap
makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya. Hubungan tersebut yaitu :
Mikorhiza, Ektomikoriza, Endomikoriza, Lichenes.
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora.
Sedangkan reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi.
4.2 Saran
Sebaiknya
didalam
penyusunan
makalah
diperbanyak
29