Anda di halaman 1dari 7

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling

Praktikum identifikasi jamur menggunakan sampel berupa jamur yang tumbuh pada
jagung rebus. Jamur ditumbuhkan sejak hari Rabu, 3 November 2021 pada pukul
21.07 WIB. Penumbuhan jamur dilakukan dengan cara meletakkan jagung rebus
pada wadah terbuka dan dibiarkan di tempat yang lembab, lokasi yang dipilih
adalah dapur dekat wastafel. Suhu pada lokasi penumbuhan jamur sebesar 24o
selsius Setelah lima hari, jagung tersebut menimbulkan bau busuk dan ditumbuhi
oleh jamur berwarna putih dengan bercak-bercak berwarna hitam.

2.2 Umum

Jamur merupakan organisme yang mempunyai inti sel, dapat membentuk spora,
tidak berkrolofil, terdapat benang – benang tunggal atau benang – benang yang
bercabang dengan dinding selulosa atau khitin. Jamur benang atau biasa disebut
jamur merupakan organisme anggota Kingdom Fungi dan tubuh jamur berupa
benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa disebut miselium. Miselium dapat
mengandung pigmen dengan warna merah, ungu, kuning, coklat, dan abu-abu.
Jamur juga membentuk spora berwarna hijau, biru-hijau, kuning, jingga, serta
merah muda. Warna-warna tersebut dapat menjadi ciri khas spesies jamur (Pratama,
2017).

Jamur dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi. Jamur
hidup diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan sifat hidup heterotrof
(organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit (organisme
yang hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah). Jamur benang
pada umumnya bersifat aerob obligat, pH pertumbuhan berkisar antara 2 - 9, suhu
pertumbuhan berkisar 10 - 35ºC. Jamur memiliki potensi bahaya bagi kesehatan
manusia atau hewan. Organisme ini dapat menghasilkan berbagai jenis toksin yang
disebut mikotoksin. Aflatoksin merupakan nama sekelompok senyawa yang
termasuk mikotoksin, yang bersifat sangat toksik. Aflatoksin diproduksi terutama
oleh jamur Aspergillus sp (Pratama, 2017).
Kelompok 1 Shift 2 II-1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

2.3 Karakteristik

2.3.1 Struktur Tubuh Fungi

Struktur fungi yang paling umum adalah filamen multiselular dan sel-sel tunggal
(khamir, yeast). Banyak Spesies dapat tumbuh sebagai filamen maupun khamir,
namun lebih banyak spesies yang tumbuh sebagal tubuh sebagai filamen saja;
relative sedikit yang tumbuh sebagai khamir saja. Khamir sering kali menghuni
lingkungan lembap, termasuk tumbuhan dan jaringan hewan, yang selalu terdapat
suplai nutrient terlaut, seperti gula dan asam amino (Campbell, 2008)

2.3.2 Morfologi Fungi

Morfologi fungi multiseluler meningkatkan kemampuannya untuk tumbuh ke


dalam dan mengabsorpsi nutrient dari sekelilingnya. Tubuh fungi-fungi ini
biasanya membentuk filamen kecil, yang disebut hifa (hypha). Hifa terdiri dari
dinding sel berbentuk tabung yang mengelilingi membrane plasma dan sitoplasma
sel. Tidak seperti dinding sel tumbuhan, yang mengandung selulosa, dinding sel
fungi diperkuat oleh chitin (dibaca: kitin). Kitin mengandung nitrogen yang kuat
namun fleksibel juga ditemukan pada rangka eksternal serangga dan artropoda lain
(Campbell, 2008).

Hifa fungi membentuk massa yang saling menjalin, disebut miselium, yang
menembus zat tempat fungi mencari makan. Struktur miselium memaksimalkan
rasio area permukaan terhadap volume, sehingga absorpsi makanan menjadi lebih
efisien. Hanya 1 cm3 tanah subur saja dapat mengandung sebanyak 1 km hifa
dengan total area permukaan 300 cm2 yang bersentuhan dengan tanah. Miselium
fungi tumbuh dengan cepat, seiring disalurkannya protein dan zat-zat lain yang
disintesis oleh fungi melalui aliran sitoplasma ke ujung-ujung hifa yang menjulur
(Campbell, 2008).

2.4 Reproduksi Jamur

Secara umum, reproduksi seksual dimulai Ketika hifa dari dua miselium
melepaskan molekul sinyal seksual yang disebut feromon. Jika miselium berasal
dari tip perkawinan yang berbeda, feromon dari setiap miselium berikatan ke

Kelompok 1 Shift 2 II-2


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

reseptor pasangannya, dan hifa menjulur ke arah sumber feromon. Ketika hifa
bertemu, mereka berfusi. Pada spesies dengan ‘uji kompatibilitas’ semacam itu,
proses ini berkontribusi terhadap variasi genetik dengan cara mencegah hifa berfusi
dengan hifa dari miselium yang sama atau miselium lain yang identik secara
genetik. Penyatuan sitoplasma dari dua miselium induk dikenal sebagai
plasmogami. Pada kebanyakan fungi, nukleus haploid yang disumbangkan oleh
masing-masing induk tidak berfusi langsung. Sebagai gantinya, bagian dari
miselium yang berfusi mengandung nukleus-nukleus yang secara genetis berbeda
namu hadir Bersama-sama (Campbell, 2008).

2.5 Klasifikasi Jamur

Jamur digolongkan atas 6 divisi yaitu Oomycota, Zygomycota, Deuteromycota,


Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota (Frischa, 2017):

1. Oomycota
Divisi Oomycota disebut juga sebagai jamur air (the water molds) karena sebagian
besar anggota divisi jamur ini hidup di air. Oomycota biasa ditemukan di semua
tempat baik air tawar ataupun air laut terutama di muara, sungai, kolam atau danau
yang dangkal dekat pinggir sungai atau dekat pantai, sedangkan mayoritas jamur
Oomycota yang hidup di darat merupakan parasit fakultatif ataupun parasit khusus
pada tanaman berpembuluh. Ciri utama dari jamur divisi Oomycota adalah pada
proses reproduksinya, jamur ini akan menghasilkan oospora dan zoospora dengan
2 flagellum. Satu flagellum panjang, berbulu (whiplash), dan mengarah ke depan,
sedangkan yang satu lagi pendek, polos (tinsel) dan mengarah ke belakang.
Oomycota memiliki morfologi yang mirip dengan jamur dan juga mendapatkan
nutrisi dengan cara absorpsi, tetapi hal ini tidak membuat Oomycota memiliki
hubungan yang dekat dengan jamur sejati. Oomycota memiliki hubungan yang erat
dengan ganggang sehingga Oomycota dimasukkan ke dalam kingdom
Stramenopila.

2. Zygomycota
Zygomycota terdiri atas dua kelas, yaitu Trichomycetes dan Zygomycetes.
Zygomycetes bersifat saprofitik atau haustorial, atau parasitik non haustorial pada
hewan, tanaman, dan fungi. Trichomycetes adalah simbion di dalam usus, atau
Kelompok 1 Shift 2 II-3
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

kadang di sekitar daerah anal dari arthropoda yang menempel kepada sel inang
melalui sebuah pegangan atau holdfast selular atau nonselular. Ciri khas dari divisi
Zygomycota adalah jamur pada divisi ini menghasilkan zigospora yang berdinding
tebal pada reproduksi seksual dan pada reproduksi aseksual, menghasilkan
sporangium yang umumnya berbentuk bulat, dibentuk pada hifa fertil khusus yang
disebut sporangiosfor. Sporangium berisi sporangiospora. Ada pula spesies dengan
sporangium berukuran kecil yang terbentuk secara simultan, disebut sporangiola.

3. Deutromycota
Kelompok ini juga disebut fungi anamorf, fungi imperfekti, fungi konidial, fungi
mitosporik, atau fungi aseksual, dan mencakup 2.600 genera dan 15.000 spesies.
Banyak spesies yang dimasukkan ke dalam Deutomycota setelah ditemukan fase
seksualnya (teleomorf), dimasukkan ke dalam Ascomycota atau ke dalam
Basidiomycota. Deutromycota bukan merupakan kategori taksonomi formal.
Kapang-kapang tersebut bukan merupakan suatu unit monofiletik, tetapi merupakan
fungi yang tidak memiliki fase seksual.

4. Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai jamur kantung (sac fungi), hal ini dikarenakan
keberadaan askus sebagai ciri khas dari divisi Ascomycota. Jamur dari divisi
Ascomycota dapat ditemukan pada hampir semua musim di berbagai habitat, namun
hanya ada beberapa jenis jamur yang bertahan hidup pada musim kemarau.
Kebanyakan jamur dari divisi Ascomycota hidup pada tanah atau kayu lapuk dan
menghasilkan tubuh buah yang besar. Karakteristik yang membedakan antara
Ascomycota dengan jamur dari divisi lain adalah keberadaaan askus atau disebut
juga kantong. Miselium pada Ascomycota terdiri dari hifa yang berkembang dengan
baik, ramping, septet, dan bercabang. Pada bagian tengah terdapat lubang kecil atau
pori. Dinding sel hifa pada Ascomycota sebagian besar terdiri dari kitin, tetapi ada
pula beberapa spesies tertentu yang memiliki kandungan sellulosa pada dinding
selnya.

5. Basidiomycota
Basidiomycetes dicirikan memproduksi spora seksual yang disebut basidiospora.
Kebanyakan anggota Basiodiomycetes adalah cendawan, jamur payung, dan

Kelompok 1 Shift 2 II-4


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, spora seksualnya


menyebar di udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur
tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa haploid hasil dari
formasi sel dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti yang disumbangkan
oleh sel yang kompatibel secara seksual. Sel-sel yang diploid membelah secara
meiosis menghasilkan basidiospora yang haploid. Basidiospora dilepaskan dari
cendawan, menyebar, dan berkecambah menjadi hifa vegetatif yang haploid. Proses
tersebut berlanjut terus. Kelas Basiodiomycetes ditandai dengan adanya
basidiokarp yang makroskopik kecuali yang hidup sebagai parasit pada daun dan
pada bakal buah. Karakteristik dari Basiodiomycetes antara lain kebanyakan
makroskopik dan sedikit yang mikroskopik. Basidium berisi 2-4 Basiodiospora,
masing-masing pada umumnya mempunyai inti satu. Diantara Basiodiomycetes ada
yang berguna karena dapat dimakan, tetapi banyak juga yang merugikan karena
merusak tumbuhan, kayu-kayu, dan perabot rumah tangga. Selain itu, tubuh
Basidiomycetes terdiri dari hifa yang bersekat dan berkelompok padat menjadi
semacam jaringan, dan tubuh buah menonjol daripada Ascomycetes. Misellium
terdiri dari hifa dan sel-sel yang berinti satu hanya pada tahap tertentu saja terdapat
hifa yang berinti dua. Pembiakan vegetatif dengan konidia. Pada umumnya tidak
terdapat alat pembiakan generatif, sehingga lazimnya berlangsung somatogami.
Anyaman hifa yang membentuk mendukung himenium disebut himenofore.
Himenofore dapat berupa rigi-rigi, lamella, papan-papan dan dengan demikian
menjadi sangat luas permukaan lapis himenium.

6. Deuteromycetes
Ada beberapa jenis jamur belum diketahui siklus reproduksi seksualnya (disebut
fase sempurna). Jamur ini “tidak sempurna” karena belum ada spora seksual mereka
yang ditemukan. Anggota kelompok ini berkembang biak dengan klamidospora,
arthrospora, konidiospora, dan pertunasan juga terjadi. Deuteromycetes juga
memiliki hifa yang bersekat.

2.6 Pertumbuhan Jamur

Bagian yang cukup penting dari sel jamur benang adalah hifa. Kumpulan hifa
membentuk struktur yang bernama miselium dan bisa dilihat mata telanjang.

Kelompok 1 Shift 2 II-5


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

Bentuknya yang seperti kumpulan benang-benang membuat jamur memiliki


sebutan lain yaitu jamur benang. Hifa memiliki fungsi untuk menyerap nutrien dari
lingkungan serta membentuk struktur untuk reproduksi. Hifa adalah suatu struktur
fungus berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang yang terbentuk dari
pertumbuhan spora atau konidium (Frischa, 2017).

Bagian yang mencolok dari jamur benang adalah miselium yang terbentuk dari
kumpulan hifa yang bercabang-cabang membentuk suatu jala. Hifa berisi
protoplasma yang dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Pertumbuhan hifa
berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat
ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya tetap, yaitu berkisar 3-30 µm.
Hifa yang tua mempunyai tambahan bahan pada dinding sel-nya, yaitu senyawa
melanin dan lemak. Sel-sel hifa yang tua bertugas untuk mengalirkan nutrien ke
sel-sel tunas (apikal) untuk pertumbuhan hifa seterusya. Sel-sel apikal ukurannya
lebih besar dibandingkan sel-sel hifa lainnya. Pembentukan cabang pada hifa dapat
terbentuk sepanjang hifa. Cabang hifa tersebut akan menjauhi hifa induk atau hifa
pertama agar nutrien di lingkungan dapat terjangkau sejauh mungkin sehingga hifa
bentuknya semakin besar dan semakin luas (Frischa, 2017).

Struktur sel jamur benang memiliki kesamaan dengan tumbuhan yaitu dengan
adanya dinding sel. Dinding sel jamur benang sangat kokoh dan resisten terhadap
serangan enzim, suatu hal yang menguntungkan bagi jamur benang karena
hifa-hifa harus menembus tanah dan aneka substrat lainnya. Dinding spora jamur
benang kurang lebih tujuh kali lebih tebal daripada dinding hifa. Di bawah dinding
yang kuat terdapat lapisan yang melindungi isi sel, yaitu membran sel. Komposisi
kimia membran sel jamur benang diduga terdiri dari senyawa-senyawa sterol,
protein (berupa molekul-molekul yang amorf), serta senyawa-senyawa fosfolipid.
Komponen isi sel jamur benang sama dengan organisme eukaryotik pada
umumnya yaitu nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom, apparatus
golgi, mikrobodi (peroksisom, glioksisom, hidrogenesom, lisosom dan liposom)
(Frischa, 2017).

Kelompok 1 Shift 2 II-6


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

2.7 Peranan Jamur

2.7.1 Peranan yang Menguntungkan

Adapun peranan fungi yang menguntungkan yaitu (Anshori, 2010):


1. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
2. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.

3. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan
bir.
4. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
5. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

2.7.2 Peranan yang Merugikan

Adapun peranan fungi yang merugikan yaitu (Anshori, 2010):


1. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
2. Phythophthora infestan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
3. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
4. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
5. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
6. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Kelompok 1 Shift 2 II-7

Anda mungkin juga menyukai