Anda di halaman 1dari 3

Parsial Diferensial

• Sebuah fungsi yg hanya mengandung satu variabel


bebas hanya akan memiliki satu macam turunan Jika y = f(x) maka turunan y terhadap
x: y’ = dy/dx
• Sedangkan jika fungsi yg bersangkutan memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka
turunannya akan lebih dari satu macam, tergantung jumlah variabel bebasnya.
Parsial Diferensial • Jika z = f(x, y)

z z
dz = x dx + y dy

z z z z
= x dan y disebut derivatif parsial
x
dx dan y
dy disebut diferensial parsial, sedangkan
sedangkan dz disebut diferensial total

• Jika p = f(q, r, s)

p p p
dp = q dq + q dr + q ds

Parsial Derivatif

• y = f(x₁ , x₂ , x₃ , …, xn ) dimana xi (i = 1, 2, 3, …, n) adalah variabel yg independen satu


sama lainnya, tiap variabel dapat berubah tanpa mempengaruhi variabel lainnya
(variabel lainnya konstan).
• Jika variabel x1 mengalami perubahan sebesar ∆x1 sedangkan variabel lainnya (x₂, x₃,
…, xn ) tetap, maka y akan berubah sebesar ∆y. Maka kuosien diferensi dapat ditulis:
Δ y ¿ f (x ₁+ ∆ x ₁ , x ₂ , x ₃ , … . , x n)−f (∆ x ₁ , x ₂ , x ₃ , … . , x n)
Δ x₁ ∆ x₁
Parsial Derivatif
 Derivative y terhadap x1 sebagaimana contoh diatas disebut sebagai derivatif
∂y
parsial dan dilambangkan dengan:
∂x ₁
 Fungsi turunannya (derivative) adalah
∂y Δy
≡ lim
∂ x ₁ ∆ x₁ ⟶ 0 Δ x ₁

Contoh (2): Diferensial Parsial


• Carilah turunan parsial terhadap x₁ dan x₂ dari fungsi y = f(x₁ , x₂ ) = 3x₁² + x₁x₂ + 4x₂²
dengan menganggap x2 konstan, turunan terhadap x₁ adalah:
y
= 6x₁ + x₂
x₁
y
Turunan terhadap x₂ : = 8x₂ + x₁
x₁
Derivatif dari Parsial Derivatif
 Sama seperti diferensial fungsi sederhana, derivative fungsi majemuk juga dapat
diturunkan Kembali
 Jika y = x3 + 5z² -4x²z – 6xz² + 8z – 7, maka turunan pertama y terhadap x dan
z:
∂y
1. ∂ x = 3x²- 8xz- 6z²
∂y
2. ∂ x = 10z-4x²-12xz+8

Turunan ke-2 :
∂² y ∂² y
1a. ∂ x ² = 6x-8z 2a. ∂ z ² = 10-12x

∂² y ∂² y
1b. ∂ x ∂ z = =-8x-12z 2b. ∂ z ∂ x = -8x-12z

Nilai Ekstrim
 Untuk y = f(x, z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika
(necessary condition):
∂y ∂y
=0 dan =0
∂x ∂z
 Untuk mengetahui apakah titik ekstrim yg tercapai adalah
maksimum atau minimum, maka (sufficientcondition):
∂² y ∂² y
< 0 dan <0 ⟶ maksimum
∂x² ∂ z²
∂² y ∂² y
> 0 dan > 0 ⟶ minimum
∂x² ∂ z²

Optimalisasi Bersyarat

 Optimalisasi suatu fungsi objektif (fungsi yg akan dioptimalkan—baik


maksimum atau minimum) atas suatu fungsi kendala dapat diselesaikan
dgn (1) metode substitusi dan (2) metode Lagrange
 Nilai optimum diperoleh ketika turunan pertama dari fungsi tersebut sama
dengan nol (necessary condition)
 Sedangkan untuk mengetahui apakah nilai tersebut adalah maksimum atau
minimum, dapat diselidiki dari turunan keduanya (sufficient condition):
Jika turunan kedua < 0, maka maksimum
Jika turunan kedua > 0, maka minimum
Metode Substitusi
• Jika fungsi objektif:
z = f(x, y)
s.t. u = g(x, y) → fungsi kendala
1) manipulasi fungsi kendala menjadi persamaan salah satu variabel
2) Substitusi persamaan tersebut kedalam fungsi objektifitasnya
3) Cari turunan pertama dari fungsi tersebut (untuk mencari nilai ekstrim)
4) Selidiki maksimum/minimum dengan mencari turunan kedua sesuai dengan
persyaratan

Metode Lagrange
• Jika fungsi objektif:
z = f(x, y)
s.t. u = g(x, y) → fungsi kendala
maka:
L(x, y, λ) = f(x, y) + λ(g(x, y) – u)
 Nilai optimum terjadi pada saat Lx dan Ly = 0 (necessary condition)
 Nilai optimum adalah maksimum jika Lxx dan Lyy < 0 dan minimum jika Lxx dan Lyy
> 0 (sufficient condition).

Anda mungkin juga menyukai