OLEH :
Shokib Albanani
Sisca Malinda
Sonny Alvian
Suci Apriliana
Syafaatin Nurrohmah
Tiyas Apriliani
Tomy Prasetyo
1. DEFERENSIASI PARSIAL
Sebuah fungsi yang hanya mengandung satu variabel bebas hanya akan
memiliki 1 macam turunan. Apabila y=f (x ) maka turunannya hanyalah turunan y
' dy
terhadap x, dengan kata lain y = .
dx
Sedangkan jika sebuah fungsi mengandung lebih dari 1 variabel bebas maka
turunannya akan lebih dari 1 macam pula, sesuai dengan jumlah macam variabel
bebasnya. Jika y=f ( x , z ) maka akan terdapat 2 macam turunan, yaitu turunan y
∂y ∂y
terhadap x atau dan turunan y terhadap z atau
∂x ∂z
Dengan demikian :
1. y=f ( x , z )
∂y ∂y
{
y ' a f x ( xz )=
¿ ∂x
¿ b ¿ f x ( xz )=
∂z
¿
∂y ∂y
dy = dx+ dz
∂x ∂z
2. p=f (q , r , s)
∂p ∂p ∂p
{
p ' a f q ( q , r , s )=
¿ ∂q
¿ b ¿ f r ( q ,r , s )=
∂r
¿ c ¿ f s ( q ,r , s )=
∂s
¿
∂p ∂p ∂p
dp= dq+ dr + ds
∂q ∂r ∂s
∂y ∂y ∂p ∂p ∂p
dan dalam butir 1 serta , dan dalam butir 2 masing –
∂x ∂z ∂q ∂ r ∂s
∂y
1. =3r 2−8 xz−6 z 2
∂x
∂y
2. =10 z−4 x 2−12 xz+ 8
∂z
∂y
Dalam menurunkan y terhadap x yang dilambangkan dengan , hanya suku-
∂x
suku yang mengandung variabel x yang diperhitungkan; sedangkan suku-suku
yang tidak mengandung variabel x dianggap sebagai konstanta dan turunan-
turunan adalah nol. Dalam menurunkan y terhadap z yang dilambangkan
∂y
dengan , hanya suku-suku yang mengandung variabel z yang
∂x
diperhitungkan; sedangkan suku-suku yang tidak mengandung variabel z
dianggap konstanta dan turunannya adalah nol.
∂y
Sesungguhnya dari y=f ( x , z ) adalah turunan dari f (x , z) terhadap x
∂x
dengan anggapan hal-hal lain tetap atau konstan. Oleh karena itu dalam
menurunkan y=f ( x , z ) terhadap x hanya suku-suku yang mengandung
variabel x saja yang diturunkan.
2. DERIVATIF dari DERIVATIF PARSIAL
Derivative parsial yang sama dapat ditentukan untuk suatu perubahan
yang sangat kecil dalam variable bebas lainnya. Proses untuk mencari derivatif
parsial disebut diferensial parsial .
Fungsi dengan lebih dari satu variabel bebaspun dapat diturunkan lebih
dari satu kali. Masing-masing turunan parsialnya masih mungkin diturunkan
lagi tergantung dari bentuk turunan parsial tersebut. Apabila fungsinya
mengandung satu macam variable bebas maka turunan berikutnya ada satu
macam. Akan tetapi bila fungsnya mengandung beberapa macam variable
bebas maka turunannya dapat dipecah lagi menjadi beberapa turunan parsial.
SIMBOL(diketik)
1. NILAI EKSTRIM : MAKSIMUN DAN MINIMUM
Nilai ekstrim (optimum) dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari
satu variabel bebas dapat dicari dengan pengujian sampai derivatif
keduanya :
Untuk y = f(x,z),
σy
= 0dan =0
σz
Syarat di atas adalah syarat yang diperlukan (necessary condition) agar fungsinya
mencapai titik ekstrim. Guna mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik
maksimum ataukah titik minimum, dibutuhkan syarat yang mencakupkan (sufficient
condition), yakni :
σ2 y σ2 y
Dalam hal 2 dan 2 = 0, tak bisa ditegaskan mengenai nilai ekstrimnya. Untuk
σx σz
kasus semacam ini diperlukan penyelidikan dan pengujian lebih lanjut.
σ2 y
Bila = 0 maka harus diselidiki lebih lanjut dengan ujia turunan pertama atau ujian
σx 2
turunan lebih tinggi . Pada fungsi z = f (x,y) maka titik stasioner terdapat pada bidang
singgung mendatar yaitu sejajar bidang 0 xy .
∂z ∂z
= 0 dan =0
dx ∂y
Atau fx = 0 dan fy = 0
Contoh : (carisoal)
2. OPTIMISASI BERSYARAT
Dalam kenyataan sering kali kita harus mengekstrimkan atau mengoptimumkan suatu
fungsi, yakni mencari nilai maksimum atau nilai minimumnya, tetapi terkekang oleh
suatu fungsi lain yang harus dipenuhi. dengan kata lain fungsi yang harus di
optimumkan tadi menghadapi suatu kendala (constraint). kasus optimasi bersyarat
semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ekonomi. misalnya seseorang hendak
memaksimumkan utilitas, atau tingkat kepuasannya, tetapi terikat pada fungsi
pendapatan atau sebuah perusahaan ingin memaksimumkan labanya, namun terikat
pada fungsi produksi.
Penghitungan nilai ekstrim sebuah fungsi yang menghadapi kendala berupa sebuah
fungsi lain, dapat diselesaikan dengan metode Lagrange. caranya ialah dengan
membentuk sebuah fungsi baru, disebut fungsi Lagrange yang merupakan
penjumlahan dari fungsi yang hendak di optimumkan ditambahkan hasil kali
pengganda Lagrange λ dengan fungsi kendalanya . *)
Fx (x,y,λ) =fx+ λ gx =0
Fyjkknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
(x,y,λ) = fy + λ gy =0
Pengganda Lagrange λ adalah suatu variabel tak tentu yang hanya bersifat sebagai
pembantu. syarat diatas merupakan syarat yang diperlukan untuk menghitung nilai
ekstrim dari fungsi baru yang dibentuk, dan karenanya disebut sebagai syarat yang
diperlukan atau necessary condition. akan tetapi untuk mengetahui jenis nilai ekstrim
tersebut, maksimum ataukah minimum, masih harus disidik melalui derivatif-parsial
keduanya, yang merupakan syarat yang mencukupkan atau sufficient condition. dalam
hal ini nilai ekstrim tadi adalah :
Contoh :
Agar Fekstrim, F’ = 0.
1
FX = 2 + 2 λx = 0, diperoleh λ = - ....................................................... (1)
x
1
Fy = 2 + 2 λy = 0, diperoleh λ = - ..................................................... (2)
y
1 1
Berdasarkan (1) dan (2) : - = - , atau x = y
x y
1
- Untuk x = - 2 dan y = - 2,λ =
2
FXX = 2λ = 1 > 0
Fyy =2λ = 1 > 0
Karena FXX dan Fyy > 0, nilai ekstrimnya adalah nilai minimum dengan ZMin
=-8
2.) Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y =10
F = xy +λ (x+2y-10)
= xy + λx +2λy – 10 A
Syarat yang diperlukan agar F optimum, F’ = 0
FX = Y + λ =0, diperoleh λ = - y
1
FY = X + 2λ =0, diperoleh λ = - x
2
Atau
Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y)≥0
Prosedur penyesuaiannya dapat di tempuh melalui dua macam cara, yakni melalui
metoda lagrange yang di modifikasikan kemudian di uji dengan kondisi (persyaratan)
kuhn-tucker, atau secara langsung dengan menggunakan metode kun-tucker sendiri.
Contoh:
Jika λ= 0 maka x = y = 0 agar persamaan (a) dan (b) terpenuhi dan kendala x +
y ¿ 9 juga terpenuhi; dalam hal ini, f(0,0) = 0
Jika x + y -9 = 0 , maka x = 9 –y , sehingga:
a. 10y – 5x - λ = 0 → 10y – 45 +5y - λ = 0
b. 10y – 5x - λ = 0 → 90 – 10y – 2y - λ = y = 5 dan -λ = 30
0
Dengan memasukkan y =5 dan λ=30 ke dalam (a) dan (b) , diperoleh x = 4.
Untuk x = 4 dan y = 5 , f(x,y) ¿ 10 ( 4 )( 5 ) – 2,5 (4)2 −52=135. Jadi, sesuai dengan
penyelesaian melalui metode Lagrange sebelumnya, x dan y yang
memaksimumkan f(x,y) terhadap kendala pertidaksamaan x + y ≤ 9adalah x = 4
dan y = 5
[Dalam pengujian λ = 0 sebelumnya kita juga menemukan bahwa f(x,y)
maksimum pada x = y = 0. Namun karena f(4,5) f(0,0), sedangkan kasusnya
adalah maksimisasi, maka, f(4,5) lah yang dipilih.]
20 x 10 y
(2) Maksimumkan f ( x , y )= + −x− y terhadap x+ y ≤ 15. Dengan
x +5 y+ 10
menggagp kendala pertidaksamaan berlaku sebagai sebuah persamaan , maka
menurut metoda Lagrange:
20 x 10 y
F ( x , y , λ)= + −x − y−λ (x+ y−15)
x +5 y +10
( x+ 5 ) 20−20 x 100
Fx=0 → 2
−1−λ=0 → λ= −1 … … … … . (i)
(x +50) ( x+5 )2
( x +5 ) 20−20 x 100
fx=0 → 2
−1=0 → −1=0 → x=5
(x+5) (x+ 5)2
( y+10 ) 10−10 y 100
fy=0→ 2
−1=0 → −1=0→ y=0
( y+10) ( y+10)2
∂f ∂g 100
a. ∂ x −λ ∂ x =0 → 2
−1−λ=0
( x+5)
∂f ∂g 100
b. ∂ y − λ ∂ y =0 → −1−λ=0
( y +10)2
c. λg=0 → λ ( x + y −15 )=0 dimana g=x+ y −15 ≤0
∂f ∂g
a. −λ =0 → 2 x− y −λ=0
∂x ∂x
∂f ∂g
b. −λ =0 →−x + 4 y−λ=0
∂y ∂y
c. λg=0 → λ ( x + y −8 )=0 dimana g=x+ y−8 ≥ 0
Jika λ= 0 , maka agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0, akan tetapi
kemudian kendala x + y ≥8 tidak terpenuhi. Berarti λ = 0 (atau x =y = 0) tidak
meminimumkan f(x,y) terhadap g(x, y ) ≥ 0.
Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain, y = 8 – x, maka berdasarkan
a. 3x – 8 - λ = 0 x=5 selanjutnya y = 3
b. -5x + 32 - λ= 0 λ=7 dan f (x , y )min =28
Dengan x = 5 dan y = 3 kendala x + y ≥ 8 terpenuhi. Jadi x dan y yang
meminimumkan f(x,y) terhadap x+y≥ 8 adalah x = 5 dan y = 3.
Optimisasi bersyarat versi Kuhn Tucker dapat pula digunakan untuk
menyelesaikan persoalan persoalan yang melibatkan lebih dari satu fungsi kendala
. Ini merupakan kelebihannya dibandingkan metode Lagrange.
3. HOMOGENITAS FUNGSI
ƛ"z= ƒ(ƛx,ƛy)
Contoh :
z = ƒ (x,y ) = 2 x3 – 4 x2y + y3
ƒ(ƛx,ƛy ) =2 ƛ3 x3 – 4 ƛ3 x3 y + ƛ3 y3
= ƛ3 (2 x3 – 4 x2y + Y3)
= ƛ3 ƒ(x,y)
=ƛ3z
z = ƒ(x,y) = 5 x2 + xy – 3 y2
adalahfungsihomogenberderajat 2, karena
= ƛ2 (5 x2 + xy – 3y2)
= ƛ2 ƒ (x,y)
=ƛ2z.
z = ƒ(x,y) = 9x – 7y
Fungsihomogenberderajatsatudisebutjugafungsi homogeny
linear.Perihalhomogenitasfungsimerupakanbahasanpentingdalamteoriproduksi.Dengandiket
ahuinyaderajathomogenitassuatufungsiproduksi, akandapatdiketahui pula
tingkatpenambahanhasilproduksiataspenambahan factor produksi yang digunakan.
1. Penerapan Ekonomi
Derivatif pertama dari Qda dan Qdb adalah fungsi-fungsi permintaan marjinalnya,
dimana :
∂Qda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pa
∂Q Pa
∂Q da
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pb
∂ Pb
∂Q db
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pa
∂ Pa
∂Q db
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pb
∂ Pb
% ∆ Qda Ε Q da ∂ Qda Pa
ηda = = = .
% ∆ Pa Ε Pa ∂ P a Qda
% ∆Q db Ε Q db ∂ Q db Pb
ηdb = = = .
% ∆ Pb Ε Pb ∂ Pb Q db
% ∆Q da Ε Qda ∂ Qda Pb
ηab = = = .
% ∆ Pb Ε Pb ∂ P b Qda
% ∆ Q db Ε Q db ∂ Q db Pa
ηba= = = .
% ∆ Pa Ε Pa ∂ P a Q db
negatif ( η ab< 0 dan ηba< 0 ) untuk Pa dan Pb tertentu, berarti hubungan antara barang A
dan barang B adalah komplementer atau saling melengkapi, sebab penurunan harga
salah satu barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas keduanya. Sedangkan
jika baikηab maupunηba , keduanya positif ( η ab> 0 dan ηba> 0 ) untuk Pa dan Pb tertentu,
berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah kompetitif/subtitutif atau
barang menggantikan, sebab penurunan harga salah satu barang akan diikuti oleh
kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan permintaan atas barang
lainnya.
Kasus 57
3 1
Qda=Pa . Pb −1=0
1
Q da=
Pa . Pb1
3
Qda=Pa−3 . Pb−1
∂Q da
=−3 Pa−4 . Pb−1
∂ Pa
∂Q da −3 −2
=−Pa . Pb
∂ Pb
1
Q db=
Pa . Pb4
1
Q db=Pa−1 . Pb−4
∂Q db
=−4 Pa−1 . Pb−5
∂ Pb
∂Q db −2 −4
=−Pa . Pb
∂ Pa
∂ Q da Pa −4 −1 Pa
ηda = . =−3 Pa . Pb . −3 =−3
∂ Pb Q da Pa . Pb−1
∂ Qdb Pb Pb
ηdb = . =−4 Pa−1 . Pb−5 . −1 =−4
∂ Pb Qdb Pa . Pb−4
∂ Q da Pb −3 −2 Pb
ηab = . =−Pa . Pb . −3 =−1
∂ Pb Q da Pa . Pb−1
∂ Qdb Pa Pa
ηba= . =−Pa−2 . Pb−4 . −1 =−1
∂ Pa Q db Pa . Pb−4
Barang A adalah barang elastic karena ηda >1. Sedangkan B adalah barang yang
unitary-elastic karena ηdb =1.(Ingat : dalam menafsirkan elastisitas harga
permintaan cukup dengan melihat besarnya angka hasil perhitungan. Tandanya tak
perlu dihiraukan). Adapun hubungan antara A dan B adalah bersifat kompleme.
Andaikansebuahperusahaanmemproduksiduamacambarang, A dan B,
dimanafungsipermintaanakanmasing-masingbarangdicerminkanoleh Q p dan Q b,
sertabiayaproduksinya C= f(Q a , Q b ¿ ,maka :
PenerimaandarimemproduksiA : Ra =Q a . Pa =f ( Q a )
PenerimaandarimemproduksiB : Rb =Q b . Pb =f ( Q b )
Maksimumbila π 1 = 0.
π ∂π
1) Qa = =0
❑
∂Q a
∂π
2) ❑πQ b = =0
∂Q b
Kasus 58
Ra =Qa . Pa = 7 Qa
R = Ra + Rb= 7 Qa+ 20 Qb
Rb = Qb .Pb = 20 Qb
Agar π maksimum, πI = 0
∂π
(1) = 0 → 7 – 2 Q a – Qb = 0
∂Q a
∂π
(2) = 0 → 20 – 6 Qb– Qa = 0
∂Q b
Kasusdimanaperusahaanmemproduksilebihdarisatumacambarangdenganbiayaproduksigbungan,
dapat pula diseleseikanmelaluinilai-nilaimarjinalnya;
yaknidenganmemformulasikanpenerimaanmarjinalmasing-
masingbarangsamadenganbiayamarjinalbarang yang bersangkutan, MR = MC.
Berkenaandengansoaltadi, n maksimumakandiperolehbila:
MRa= MCadanMRb= MCb
R = 7 Qa + 20 Qb C = Q 2a + 3Q 2b + Qa .Qb
Kenyataannya , setiap konsumen tidak hanya mengkosumsi satu macam barang tetapi
berbagai macam. Jika kepuasaan konsumen dilambangkan U dan barang yang dikonsumsinya
dilambangkan dengan q ; ( i = 1, 2, n ), maka fungsi utilitas dapat dirumuskan U = f(q1, q2, q3,
....... qn)
U ¿f(x,y)
∂U
adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang X
∂x
∂U
adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang Y
∂y
Untuk U = konstanta tertentu, fungsi utilitas U ¿ f(x,y) merupakan suatu persamaan kurva
indiferensi (indifference curve), yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi
barang X dan Y yang memberikan tingkat-tingkat kepuasaan yang sama.
Agar F maksimum:
Selanjutnya perhatikan:
∂U
(i) Utilitas marginal barang X : MUX = fx (x,y)=
∂x
∂U
(ii) Utilitas marginal barang X : MUY = fy (x,y)=
∂y
f x(x, y)
Menurut (1) : fx (x,y) + ƛPx =0 ⤍ -ƛ =
Px
f y(x , y)
Menurut (2) : fx (x,y) + ƛPx =0 ⤍ -ƛ =
Py
Kasus 59
MU x 61.516
= = 2.460,64
Px 25
MU y 99.372 MU x MU y
= = 1.987,44 ≠
Py 50 Px Py
Berarti kombinasi konsumsi 14 unit X dan 13 unit Y tidak memberikan kepuasan optimum,
tidak terjadi keseimbangan konsumsi.
Kasus 60
Untuk soal kasus 59 di atas, hitunglah kombinasi konsumsi konsumsi X dan Y yang
memberikan kepuasan optimum, serta besarnya nilai kepuasan optimum. Buktikan pula
bahwa pada tingkat kepuasan optimum tersebut MUx/Px = MUy/Py.
Agar F maksimum:
2 xy 3
Fx = 2xy3 + 25ƛ = 0 ⤍ -ƛ =
25
............................................................................. (1)
3x 2 y2
Fy = 3x2y2 + 25ƛ = 0 ⤍ -ƛ =
25
............................................................................ (2)
2 xy 3 3 x 2 y 2 3
= ⤍ 100 xy3 = 75x2y2 , y = x
25 25 4
25 x + 50 y – 1.000 = 0
3
25 x + 50 ( x ) = 1.000 ⤍ x = 16
4
3
Y= x=2
4
Kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan optimum adalah 16 unit X dan 12 unit Y,
dengan nilai kepuasan U = 442.368
Untuk x = 16 dan y = 12
MUx/Px
MUy/Py terbukti
MU x MU y
=
Px Py
P = f (k,l)
∂P
adalah produk marjial berkenaan denga masukan K
∂k
∂P
adalahprodukmarjinalberkenaandenganmasukan L
∂¿ l
Keseimbanganproduksiadalahsuatukeadaan /
tingkatpenggunaankombinasifaktorprduksisecara optimum,
tingkatpencapaianprodusidengankombinasibiayaterendah (least cost combination).
Secarageometri, keseimbanganproduksiterjadipadapersinggunganisocost(kurva yang
mencerminkankemampuanprodusenmembeliberbagaimacammasukanberkenaandenganharga
masing-masingmasukandanjumlahdana yang dimilikinya) dengan isoquant.
Jikajumlahdana yang dianggarkanuntukmembelimasukan K danmasukan L adalahsebesar M,
sertahargamasukan Kdanmasukan L masing-masingPkdan Pl,
persamaanisocostnyadapatditulis M = k .Pk + l . Pl
k .Pk + l .Pl - M = 0
∂P
(i) Produkmarjinalmasukan K : MPK =
∂k
∂P
(ii) Produkmarjinalmasukan L : MPL =
∂l
f k ( k ,l)
(1) fk (k,l)+ λPk= 0 fk (k,l)= - λPk, - λ =
Pk
f l(k , l)
(2) fk (k,l)+ λPl= 0 fk (k,l)=- λPl, - λ =
Pl
f k ( k ,l) f l(k , l)
=
Pk Pl
M Pk M P l
=
Pk Pl
Jadi, produksi optimum
dengankombinasibiayaterendahakantercapaiapabilahasilbagiprodukmarjinalmasing-
masingmasukanterhadapharganyabernilaisama.
Kasus 61
3 1
Fungsiproduksisuatubarangdinyatakandengan P = 8 k 2 l 2 .Bentuklah fungsi produk marjinal
untuk masing-masing faktor produksi. Berapa produk marjinal tersebut jika digunakan 10
unit K dan 229 unit L ?
1
∂P 1 1 6 l2
MPK =Pk= = 6 k2 l2 = 1
∂k
k2
3
2
∂P 2k3 3
MPL = Pl = = 2k l = 32 2
∂l
l2
Jikak = 10 dan l = 29
1
10(29) 2 10 √ 29 10 √ 29 10 √ 29
MPK = 1
= = =
2 √8 √ 4.2 2 √2
8
3
2(8) 2
2 √ 83 2 √512 √ 256 . 2 = 16 √ 2
MPL = 3
= = =
29 2
√29 √24389 √ 841. 29 29 √29
3
Kasus 62
24 = 2k + 4l
24 - 2k - 4l = 0
Fungsilagrange :
3
Fk(k,l)= 6l - 2λ = 0 λ = 3l 3l= k
2
3 3
Fl(k,l)= 6k - 4λ = 0 λ = k 6l = 3k l = k
2 2
24 = 2k +4l
= 2k + 2k – 24 = 6k k = 6
3
l= (6) = 3
6
Kasus 63
M Pk M P l
untukmencaritingkatproduksi optimum berlakuketentuan =
Pk Pl
∂P ∂P
P = 6 kl - MPK= = 6l dan MPL = = 6k
∂k ∂l
UntukPk= 2, Pl = 4, k = 6danl = 3:
M Pk M Pl 6 l 6 k 6(3) 6(6) 18 36
= = = = terbukti
Pk Pl 2 4 2 4 2 4
1
−y = − x, berarti 2y = x
2
X+2y=10
Kunci Jawaban
1. A) y = f(x,z) = 4x2 – 6x2z + 3xz2 + 3z2 + 5
∂y
(1) ∂ x = 8x – 12xz + 3z
∂y
(2) ∂ x = 6x2 + 6xz + 6z
∂y ∂2 y
(1a) ∂ x terhadap x = ∂ x 2 ¿ = 8 – 12z
¿
∂y ∂2 y
(1b)) terhadap z = dxdz ¿ = 12x + 6z
∂x
¿
∂y ∂2 y
(2a) terhadap x = dzdx = -12x + 12z
∂z ¿
¿
∂2 y
∂y 2
(2b) terhadap z = ∂¿z = 6x + 6
∂z ¿
¿
¿
∂y
B) Diferensial parsial = 8x – 12xz + 6z2
∂x
∂y
= 12x + 6xz + 6z
∂z
C) ????
∂y
2. A) ∂ x = 6x – 10x + 4x – 4z2
∂y
∂z
= 2x2 – 4xz – 9
∂y
(1a) ∂ x terhadap x = 0
∂y
(1b) ∂x
terhadap z = 4x – 4z
∂y
(2a) ∂ z terhadap x = -8z
∂y
(2b) ∂ z terhadap z = -4x
∂y
B) ∂ x = 12x + 8x = 20x
∂y
= 4x2.1/z – 3z
∂z
= 4z-1 – 3z
= -4 -3
= -7
∂y
(1a) ∂ x terhadap x = 20
∂y
(1b) ∂x
terhadap z = 20
∂y
(2a) ∂ z terhadap x = 0
∂y
(2b) ∂ z terhadap z = 0
3. y= 2x2 – 20x + z2 – 8z + 78
∂y
= 4x – 20 ....... 4x = 20 , x = 5
∂x
∂y
= 2z – 8 ....... 2z = 8 , z = 4
∂z
= 50 – 100 + 8 – 32 + 78
∂2 y
= 4 minimum , karena ∂ x 2 ¿ > 0
¿
-2q = -6
q= 3
∂p
= -6r +24
∂r
-6r = -24
r= 4
p = - (3)2 – 3(4)2 + 6(3) + 24 (4) – 50
= -9 – 48 + 18 + 96 – 50
= -57 + 64
= 7 , minimum
5. z = 4x – 2y , syarat x2 – y2 = 20
= 4x – 2y + λ (x2-y2-20)
= 4x-2y+λx2 +λy2 – 20 A
Syarat F optimum , F’ = 0
=4
√ 80 − 2 √ 20
3 3
r-s = 18
10s – s = 18
9s = 18
s =2
jadi, f(x,y) maks = 202 – 10 (2)2
= 400 – 40
= 360
7.
8. min f(x,y) = 4x2 + 5 y2 – 6y jika x + 2y ≥ 18
F(x,y,λ ) = 4x2 + 5 y2 – 6y –λ(x + 2y - 18)
= 4x2 + 5 y2 – 6y - λx – λ2y – 18 λ
F(x) = 8x - λ
F(y) = 10y – 6 - 2λ
~ λg = 0 , λ(x + 2y - 18) = 0 g, x + 2y -18 ≥ 0
= 2y = - x + 18
y= -x/2 + 8/2