Anda di halaman 1dari 32

DIFEREENSIASI FUNGSI MAJEMUK

OLEH :

Shita Kurnia Ramadhani

Shokib Albanani

Sisca Malinda

Sita Monica Permatasari

Siti Aisyah Irsyad

Siti Khoiriyah Nur Sa’idah

Siti Sifaul Maulidiyah

Sofi Diyana Putri

Sonny Alvian

Suci Apriliana

Syafaatin Nurrohmah

Talitha Islamey A.T

Tito Aldhi Fahri

Tiyas Apriliani

Tomy Prasetyo
1. DEFERENSIASI PARSIAL

Sebuah fungsi yang hanya mengandung satu variabel bebas hanya akan
memiliki 1 macam turunan. Apabila y=f (x ) maka turunannya hanyalah turunan y

' dy
terhadap x, dengan kata lain y = .
dx

Sedangkan jika sebuah fungsi mengandung lebih dari 1 variabel bebas maka
turunannya akan lebih dari 1 macam pula, sesuai dengan jumlah macam variabel
bebasnya. Jika y=f ( x , z ) maka akan terdapat 2 macam turunan, yaitu turunan y

∂y ∂y
terhadap x atau dan turunan y terhadap z atau
∂x ∂z

Dengan demikian :

1. y=f ( x , z )
∂y ∂y
{
y ' a f x ( xz )=
¿ ∂x
¿ b ¿ f x ( xz )=
∂z
¿

∂y ∂y
dy = dx+ dz
∂x ∂z

2. p=f (q , r , s)
∂p ∂p ∂p
{
p ' a f q ( q , r , s )=
¿ ∂q
¿ b ¿ f r ( q ,r , s )=
∂r
¿ c ¿ f s ( q ,r , s )=
∂s
¿

∂p ∂p ∂p
dp= dq+ dr + ds
∂q ∂r ∂s

∂y ∂y ∂p ∂p ∂p
dan dalam butir 1 serta , dan dalam butir 2 masing –
∂x ∂z ∂q ∂ r ∂s

masing dinamakan derivetif parsial. Sedangkan ( ∂∂ xy ) dx, ( ∂∂ yz ) dz, ( ∂∂ pq ) dq,


( ∂∂ pr ) dr dan ( ∂∂ ps ) ds dinamakan diferensial parsial. Adapun dy dan dp
dinamakan diferensial total.

∂y
1. =3r 2−8 xz−6 z 2
∂x
∂y
2. =10 z−4 x 2−12 xz+ 8
∂z

∂y
Dalam menurunkan y terhadap x yang dilambangkan dengan , hanya suku-
∂x
suku yang mengandung variabel x yang diperhitungkan; sedangkan suku-suku
yang tidak mengandung variabel x dianggap sebagai konstanta dan turunan-
turunan adalah nol. Dalam menurunkan y terhadap z yang dilambangkan

∂y
dengan , hanya suku-suku yang mengandung variabel z yang
∂x
diperhitungkan; sedangkan suku-suku yang tidak mengandung variabel z
dianggap konstanta dan turunannya adalah nol.

∂y
Sesungguhnya dari y=f ( x , z ) adalah turunan dari f (x , z) terhadap x
∂x
dengan anggapan hal-hal lain tetap atau konstan. Oleh karena itu dalam
menurunkan y=f ( x , z ) terhadap x hanya suku-suku yang mengandung
variabel x saja yang diturunkan.
2. DERIVATIF dari DERIVATIF PARSIAL
Derivative parsial yang sama dapat ditentukan untuk suatu perubahan
yang sangat kecil dalam variable bebas lainnya. Proses untuk mencari derivatif
parsial disebut diferensial parsial .
Fungsi dengan lebih dari satu variabel bebaspun dapat diturunkan lebih
dari satu kali. Masing-masing turunan parsialnya masih mungkin diturunkan
lagi tergantung dari bentuk turunan parsial tersebut. Apabila fungsinya
mengandung satu macam variable bebas maka turunan berikutnya ada satu
macam. Akan tetapi bila fungsnya mengandung beberapa macam variable
bebas maka turunannya dapat dipecah lagi menjadi beberapa turunan parsial.
SIMBOL(diketik)
1. NILAI EKSTRIM : MAKSIMUN DAN MINIMUM

Nilai ekstrim (optimum) dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari
satu variabel bebas dapat dicari dengan pengujian sampai derivatif
keduanya :

Untuk y = f(x,z),

Maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :


σ2 y σ2 y
Maksimum bila < 0 dan <0
σx 2 σz 2
σy
σ2 y σ2 y
Minimum bila > 0 dan >0 σx
σx 2 σz 2

σy
= 0dan =0
σz
Syarat di atas adalah syarat yang diperlukan (necessary condition) agar fungsinya
mencapai titik ekstrim. Guna mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik
maksimum ataukah titik minimum, dibutuhkan syarat yang mencakupkan (sufficient
condition), yakni :

σ2 y σ2 y
Dalam hal 2 dan 2 = 0, tak bisa ditegaskan mengenai nilai ekstrimnya. Untuk
σx σz
kasus semacam ini diperlukan penyelidikan dan pengujian lebih lanjut.

σ2 y
Bila = 0 maka harus diselidiki lebih lanjut dengan ujia turunan pertama atau ujian
σx 2
turunan lebih tinggi . Pada fungsi z = f (x,y) maka titik stasioner terdapat pada bidang
singgung mendatar yaitu sejajar bidang 0 xy .

Titik stasioner itu dapat merupakan titik ekstrim relative.

Syarat bidang singgung mendatar adalah syarat orde pertama

∂z ∂z
= 0 dan =0
dx ∂y

Atau fx = 0 dan fy = 0

Contoh : (carisoal)

2. OPTIMISASI BERSYARAT

Dalam kenyataan sering kali kita harus mengekstrimkan atau mengoptimumkan suatu
fungsi, yakni mencari nilai maksimum atau nilai minimumnya, tetapi terkekang oleh
suatu fungsi lain yang harus dipenuhi. dengan kata lain fungsi yang harus di
optimumkan tadi menghadapi suatu kendala (constraint). kasus optimasi bersyarat
semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ekonomi. misalnya seseorang hendak
memaksimumkan utilitas, atau tingkat kepuasannya, tetapi terikat pada fungsi
pendapatan atau sebuah perusahaan ingin memaksimumkan labanya, namun terikat
pada fungsi produksi.

4.1 Pengganda Lagrange (belum contoh soal)

Penghitungan nilai ekstrim sebuah fungsi yang menghadapi kendala berupa sebuah
fungsi lain, dapat diselesaikan dengan metode Lagrange. caranya ialah dengan
membentuk sebuah fungsi baru, disebut fungsi Lagrange yang merupakan
penjumlahan dari fungsi yang hendak di optimumkan ditambahkan hasil kali
pengganda Lagrange λ dengan fungsi kendalanya . *)

Misalkan hendak dioptimumkan z = f (x,y) dengan syarat harus terpenuhi u =


g(x,y) maka fungsi Lagrangenya :

F(x,y,λ)= f(x,y) + λ(x,y)

Nilai ekstrim F (x,y,λ ) dapat dicari dengan memformulasikan masing-masing


derivatif-parsial pertamanya sama dengan nol.

Fx (x,y,λ) =fx+ λ gx =0

Fyjkknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
(x,y,λ) = fy + λ gy =0

Pengganda Lagrange λ adalah suatu variabel tak tentu yang hanya bersifat sebagai
pembantu. syarat diatas merupakan syarat yang diperlukan untuk menghitung nilai
ekstrim dari fungsi baru yang dibentuk, dan karenanya disebut sebagai syarat yang
diperlukan atau necessary condition. akan tetapi untuk mengetahui jenis nilai ekstrim
tersebut, maksimum ataukah minimum, masih harus disidik melalui derivatif-parsial
keduanya, yang merupakan syarat yang mencukupkan atau sufficient condition. dalam
hal ini nilai ekstrim tadi adalah :

Maksimum bila FXX < 0 dan FYY < 0

Maksimum bila FXX > 0 dan Fyy > 0

Contoh :

1.) Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan syarat x2 + y2 = 8


Jelaskan jenis nilai ekstrimnya.
Fungsi Lagrange : F = 2x + 2y + λ (x2 + y2 – 8)**)
= 2x + 2y + λ x2 + λy2 - 8λ

Agar Fekstrim, F’ = 0.
1
FX = 2 + 2 λx = 0, diperoleh λ = - ....................................................... (1)
x
1
Fy = 2 + 2 λy = 0, diperoleh λ = - ..................................................... (2)
y

1 1
Berdasarkan (1) dan (2) : - = - , atau x = y
x y

Menurut fungsi kendala : x2 + y2 = 8


y2 + y2 = 8
2y2=8, y2 = 4,y = +2
Karena y = + 2, x = +2.
z = 2x + 2y = +8
jadi nilai ekstrim z = +8
Penyidikan nilai ekstrimnya:
−1
- Untuk x = 2 dan y = 2,λ =
2
FXX = 2λ = - 1 < 0
FXY = 2λ = - 1 < 0
Karena FXX dan Fyy< 0, nilai ekstrimnya adalah nilai maksimum dengan
ZMaks = 8

1
- Untuk x = - 2 dan y = - 2,λ =
2
FXX = 2λ = 1 > 0
Fyy =2λ = 1 > 0
Karena FXX dan Fyy > 0, nilai ekstrimnya adalah nilai minimum dengan ZMin
=-8
2.) Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y =10
F = xy +λ (x+2y-10)
= xy + λx +2λy – 10 A
Syarat yang diperlukan agar F optimum, F’ = 0
FX = Y + λ =0, diperoleh λ = - y
1
FY = X + 2λ =0, diperoleh λ = - x
2

4.2 kondisi Kuhn-tucker (belum soal)

Metode Kuhn-tucker merupakan pengembangan lebih lanjut dari model


optimisasi bersyarat. Jika dalam metode pengganda lagrange kita mengoptimumkan
sebuah fungsi terhadap kendala yang berbentuk persamaan, maka dalam metode Kuhn-
tucker kita mengoptimumkan sebuah fungsi terhadap sebuah fungsi yang berbentuk
pertidaksamaan. Bentuk permasalahannya biasanya berupa:

Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y)≤0

Atau
Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y)≥0

Prosedur penyesuaiannya dapat di tempuh melalui dua macam cara, yakni melalui
metoda lagrange yang di modifikasikan kemudian di uji dengan kondisi (persyaratan)
kuhn-tucker, atau secara langsung dengan menggunakan metode kun-tucker sendiri.

Prosedur metoda Kuhn-tucker melalui metoda lagrange yang di modifikasikan


di lakukan sebagai berikut:

1. Anggap kendala pertidaksamaannya sebagai sebua persamaan. Kemudian


selesaikan masalahnya dengan metoda lagrange yang biasa hingga di peroleh
nilai optimum yang di cari [khusus dalam hal ini fungsi baru lagrangenya harus
di bentuk dengan cara: F(x,y,λ)=f(x,y)−λg(x,y); jadi, tidak boleh:
F(x,y,λ)=f(x,y)+λg(x,y)].
2. Lakukan pengujian terhadap nilai λ. Jika λ>0 berarti nilai optimum yang di
peroleh (berdasarkan kendala yang telah di modifikasikan) tadi juga merupakan
nilai optimum berkenaan fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan. Jika
λ≤0 berarti optimisasi fungsi tujuan f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala
g(x,y) sudah dengan sendirinya akan memenuhi kendalanya. [dalam hal λ≤0
kendala yang bersangkutan dikatakan bersifat tidak mengikat (non-binding),
oleh karenanya dapat di abaikan; dalam hal λ>0 kendalanya di sebut mengikat
(binding).

Sedangkan prosedur metoda Kuhn-tucker secara langsung di lakukan sebagai berikut:

1. Rumuskan permasalahannya, misalnya maksimumkan f(x,y) terhdapa g(x,y)<0,


atau minimumkan, f(x,y) terhadap g(x,y)>0,*⁾

2. Terapkan kondisi Kuhn-tucker :


∂ f ( x , y) ∂ g(x, y)
a) −λ =0
∂x ∂x
∂ f ( x , y) ∂ g(x, y)
b) −λ =0
∂y ∂y
c) λg ( x , y ) =0 dimana g(x,y)≤0 atau g(x,y)≥0
3. Ujilah (2c) masing-masing untuk λ=0 guna menentukan mana diantaranya yang
memenuhi persamaan-persamaan (2a) dan (2b) serta pertidaksamaan kendala
g(x,y0. Nilai-nilai x dan y yang memenuhi ketiga kondisi ini merupakan nilai-
nilai yang mengoptimumkan fungsi tjuan, f(x,y).

Contoh:

1. Maksimumkan, f(x,y)=10xy-2,5 x 2− y 2 terhadap kendala x+y≤9.


Dengan menganggap kendala pertidaksamaan berlaku sebagai sebuah
persamaan (x+y≤9 menjadi x+y=9), maka berdasarkan metoda lagrange :
F(x,y,λ) 10xy−2,5 x 2− y 2 −λ(x+y−9)
F x =0 →10 y−5x−λ=0→λ=10y−5x x=0,8 y
F y =0→ 10x−2y−λ=0→λ=10x−2y
Menurut kendala : x+y=9−0,8y+y=9-y=5
Y=5−x=0,8(5)=4 →sehingga f (x , y )maks=135.
λ=10(5) −5(4) ≡10(4)−2(5)=30.
Karena λ>0 berarti x=4 dan y=5, yang memaksimumkan f(x,y) terhadap
kendala yang (di anggap) berbentuk persamaan, berlaku juga terhadap kendala
yang berbentuk pertidak samaan.
Dengan metode kondisi Kuhn-tucker langsung dimana g(x,y)=x+y−9<0:
∂f
a. − λ∂∂ gy =0 → 10 y−5 x−λ=0
∂y
∂f
b. − λ∂∂ gy =0 → 10 x−2 y −λ=0
∂y
c. λg=0 → λ ( x + y −9 )=0 dimana g=x+ y−9 ≤ 0

Jika λ= 0 maka x = y = 0 agar persamaan (a) dan (b) terpenuhi dan kendala x +
y ¿ 9 juga terpenuhi; dalam hal ini, f(0,0) = 0
Jika x + y -9 = 0 , maka x = 9 –y , sehingga:
a. 10y – 5x - λ = 0 → 10y – 45 +5y - λ = 0
b. 10y – 5x - λ = 0 → 90 – 10y – 2y - λ = y = 5 dan -λ = 30
0
Dengan memasukkan y =5 dan λ=30 ke dalam (a) dan (b) , diperoleh x = 4.
Untuk x = 4 dan y = 5 , f(x,y) ¿ 10 ( 4 )( 5 ) – 2,5 (4)2 −52=135. Jadi, sesuai dengan
penyelesaian melalui metode Lagrange sebelumnya, x dan y yang
memaksimumkan f(x,y) terhadap kendala pertidaksamaan x + y ≤ 9adalah x = 4
dan y = 5
[Dalam pengujian λ = 0 sebelumnya kita juga menemukan bahwa f(x,y)
maksimum pada x = y = 0. Namun karena f(4,5)  f(0,0), sedangkan kasusnya
adalah maksimisasi, maka, f(4,5) lah yang dipilih.]
20 x 10 y
(2) Maksimumkan f ( x , y )= + −x− y terhadap x+ y ≤ 15. Dengan
x +5 y+ 10
menggagp kendala pertidaksamaan berlaku sebagai sebuah persamaan , maka
menurut metoda Lagrange:
20 x 10 y
F ( x , y , λ)= + −x − y−λ (x+ y−15)
x +5 y +10

( x+ 5 ) 20−20 x 100
Fx=0 → 2
−1−λ=0 → λ= −1 … … … … . (i)
(x +50) ( x+5 )2

( y +10 ) 10−10 y 100


Fy=0 → 2
−1− λ=0 → λ= −1 … … . … (ii)
( y +10) ( y +10 )2

Menurut (i) dan (ii) : ( x +5)2=( y +20)2


diperoleh x = 10 dan y5
Menurut kendala: x + y = 15, y = 15 – x

X = 10 nilai maksimum f(x,y) = 1,67

Y=5 nilai λ = -4/9

Karena λ0 berarti x= 10 dan y = 5 tidak berlaku untuk maksimisasi f(x,y) terhadap


kendala yang berbentuk pertidaksamaan. Dalam hal ini persoalan cukup
diselesaikan dengan memaksimumkan f(x,y) tanpa memerhatikan g(x,y)
mengingat kendala ini tidak mengikat.

( x +5 ) 20−20 x 100
fx=0 → 2
−1=0 → −1=0 → x=5
(x+5) (x+ 5)2
( y+10 ) 10−10 y 100
fy=0→ 2
−1=0 → −1=0→ y=0
( y+10) ( y+10)2

Jadi untuk g(x,y) =x + y ≤ 15, f(x,y) maksimum pada x = 5 dan y = 0; nilai


maksimum f(x,y) = 5

Prosedur penyelesaian langsung dengan kondisi Kuhn Tucker:

∂f ∂g 100
a. ∂ x −λ ∂ x =0 → 2
−1−λ=0
( x+5)
∂f ∂g 100
b. ∂ y − λ ∂ y =0 → −1−λ=0
( y +10)2
c. λg=0 → λ ( x + y −15 )=0 dimana g=x+ y −15 ≤0

Jika λ= 0, maka menurut (a): 100 = ( x +5)2, sehingga x = 5; sedangkan menurut


(b): 100 = ( y +10)2, sehingga y = 0. Dengan x = 5 dan y = 0 ini kendala x + y ≤ 15
terpenuhi, adapun f(x,y) = 5.

Jika x + y – 15 = 0 , maka y = 15 – x, sehingga berdasarkan (a) dan (b) diperoleh x


= 10 dan y = 5( lihat penyelesaian sebelumnya melalui metode Lagrange); adapun
F(x,y) = 1,67. Dalam hali in kendala x+ y ≤ 15 juga terpenuhi. Namun mengingat
f(5,0)  f(10,5), sedangkan masalah kita disini adalah maksimisasi, maka yang
paling memenuhi syarat ialah kedudukan x = 5 dan y = 0.

(3) Minimumkan) f ( x , y )=x 2−xy +2 y 2 terhadap x + y ≥8.

Kondisi Kuhn Tucker :

∂f ∂g
a. −λ =0 → 2 x− y −λ=0
∂x ∂x
∂f ∂g
b. −λ =0 →−x + 4 y−λ=0
∂y ∂y
c. λg=0 → λ ( x + y −8 )=0 dimana g=x+ y−8 ≥ 0

Jika λ= 0 , maka agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0, akan tetapi
kemudian kendala x + y ≥8 tidak terpenuhi. Berarti λ = 0 (atau x =y = 0) tidak
meminimumkan f(x,y) terhadap g(x, y ) ≥ 0.
Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain, y = 8 – x, maka berdasarkan

a. 3x – 8 - λ = 0 x=5 selanjutnya y = 3
b. -5x + 32 - λ= 0 λ=7 dan f (x , y )min =28
Dengan x = 5 dan y = 3 kendala x + y ≥ 8 terpenuhi. Jadi x dan y yang
meminimumkan f(x,y) terhadap x+y≥ 8 adalah x = 5 dan y = 3.
Optimisasi bersyarat versi Kuhn Tucker dapat pula digunakan untuk
menyelesaikan persoalan persoalan yang melibatkan lebih dari satu fungsi kendala
. Ini merupakan kelebihannya dibandingkan metode Lagrange.

3. HOMOGENITAS FUNGSI

Suatufungsidikatakan homogeny berderajatapabilahasil kali


setiapvariabelbebasnyadengansebarangbilangan ƛ menyebabkannilaifungsinyamenjadi ƛ’’
kali.Dengandemikian, z = ƒ(x,y)dikatakan homogeny apabila:

ƛ"z= ƒ(ƛx,ƛy)

Contoh :

z = ƒ (x,y ) = 2 x3 – 4 x2y + y3

adalahfungsi homogeny berderajat 3, karena

ƒ(ƛx,ƛy ) =2 ƛ3 x3 – 4 ƛ3 x3 y + ƛ3 y3

= ƛ3 (2 x3 – 4 x2y + Y3)

= ƛ3 ƒ(x,y)

=ƛ3z

z = ƒ(x,y) = 5 x2 + xy – 3 y2

adalahfungsihomogenberderajat 2, karena

ƒ (ƛx, ƛx) = 5ƛ2x2 + ƛ2xy - 3 ƛ2y2

= ƛ2 (5 x2 + xy – 3y2)

= ƛ2 ƒ (x,y)
=ƛ2z.

z = ƒ(x,y) = 9x – 7y

adalahfungsi homogeny berderajat 1, karena

ƒ(ƛx, ƛy) = 9 ƛx – 7 ƛy = ƛ(9x – 7y) = ƛz

Fungsihomogenberderajatsatudisebutjugafungsi homogeny
linear.Perihalhomogenitasfungsimerupakanbahasanpentingdalamteoriproduksi.Dengandiket
ahuinyaderajathomogenitassuatufungsiproduksi, akandapatdiketahui pula
tingkatpenambahanhasilproduksiataspenambahan factor produksi yang digunakan.

1. Penerapan Ekonomi

6.1 PERMINTAAN MARJINAL DAN ELASTISITAS PERMINTAAN


PARSIAL

Apabila dua macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka


permintaan akan masing-masing barang akan fungsional terhadap harga kedua macam
barang tersebut. Dengan perkataan lain jika barang A dan barang B mempunyai
hubungan penggunaan, maka :

Qda=f ( Pa , Pb ) danQ db=f ( Pa , Pb )

Derivatif pertama dari Qda dan Qdb adalah fungsi-fungsi permintaan marjinalnya,
dimana :

∂Qda
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pa
∂Q Pa
∂Q da
adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pb
∂ Pb

∂Q db
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pa
∂ Pa

∂Q db
adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pb
∂ Pb

Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan marjinal tersebut, dapatlah dihitung


elastisitas permintaan parsialnya. Dalam hal ini terdapat dua macam elastisitas
permintaan, yaitu elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu
barang berkenaan perubahan harga barang itu sendiri (elastisitas harga - permintaan),
dan elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang berkenaan
perubahan harga barang lain (elastisitas silang-permintaan).

% ∆ Qda Ε Q da ∂ Qda Pa
ηda = = = .
% ∆ Pa Ε Pa ∂ P a Qda

% ∆Q db Ε Q db ∂ Q db Pb
ηdb = = = .
% ∆ Pb Ε Pb ∂ Pb Q db

% ∆Q da Ε Qda ∂ Qda Pb
ηab = = = .
% ∆ Pb Ε Pb ∂ P b Qda

% ∆ Q db Ε Q db ∂ Q db Pa
ηba= = = .
% ∆ Pa Ε Pa ∂ P a Q db

ηda danηdb keduanya merupakan elastisitas harga-permintaan. Sedangkanηab dan ηba


keduanya adalah elastisitas silang permintaan. Jika baik ηab maupun riba keduanya

negatif ( η ab< 0 dan ηba< 0 ) untuk Pa dan Pb tertentu, berarti hubungan antara barang A
dan barang B adalah komplementer atau saling melengkapi, sebab penurunan harga
salah satu barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas keduanya. Sedangkan
jika baikηab maupunηba , keduanya positif ( η ab> 0 dan ηba> 0 ) untuk Pa dan Pb tertentu,
berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah kompetitif/subtitutif atau
barang menggantikan, sebab penurunan harga salah satu barang akan diikuti oleh
kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan permintaan atas barang
lainnya.

Kasus 57

Fungsi permintaan akan barang A dan barang B masing-masing ditunjukkan oleh

Qda=Pa3 . Pb1−1=0 dan Qdb=Pa1 . Pb4 −1=0. Berapakah elastisitas permintaan


masing-masing barang dan bagaimana hubungan antara kedua barang tersebut?

3 1
Qda=Pa . Pb −1=0

1
Q da=
Pa . Pb1
3

Qda=Pa−3 . Pb−1

∂Q da
=−3 Pa−4 . Pb−1
∂ Pa

∂Q da −3 −2
=−Pa . Pb
∂ Pb

Qdb=Pa1 . Pb4 −1=0

1
Q db=
Pa . Pb4
1

Q db=Pa−1 . Pb−4

∂Q db
=−4 Pa−1 . Pb−5
∂ Pb

∂Q db −2 −4
=−Pa . Pb
∂ Pa
∂ Q da Pa −4 −1 Pa
ηda = . =−3 Pa . Pb . −3 =−3
∂ Pb Q da Pa . Pb−1

∂ Qdb Pb Pb
ηdb = . =−4 Pa−1 . Pb−5 . −1 =−4
∂ Pb Qdb Pa . Pb−4

∂ Q da Pb −3 −2 Pb
ηab = . =−Pa . Pb . −3 =−1
∂ Pb Q da Pa . Pb−1

∂ Qdb Pa Pa
ηba= . =−Pa−2 . Pb−4 . −1 =−1
∂ Pa Q db Pa . Pb−4

Barang A adalah barang elastic karena ηda >1. Sedangkan B adalah barang yang
unitary-elastic karena ηdb =1.(Ingat : dalam menafsirkan elastisitas harga
permintaan cukup dengan melihat besarnya angka hasil perhitungan. Tandanya tak
perlu dihiraukan). Adapun hubungan antara A dan B adalah bersifat kompleme.

6.2 Perusahaan denganDua Macam Produk dan Biaya Produksi Gabungan

Apabilasebuahperusahaanmenghasilkanduamacam output, danbiaya yang


dikeluarkanyauntukmemproduksikeduamacamprodukitumerupakanbiayaproduksigabingan (joint
production cost), makapenghitungankeuntunganmaksimum yang
diperolehnyadapatdiselesaikandenganpendekatandiferensiasiparsial. Denganmetodeserupa,
pendekataninidapat pula digunakanuntukmenganalisiskasusperusahaan yang
menghasilkanlebihdariduamacamproduk yang
biayaproduksinyajugamerupakanbiayaproduksigabungan.

Andaikansebuahperusahaanmemproduksiduamacambarang, A dan B,
dimanafungsipermintaanakanmasing-masingbarangdicerminkanoleh Q p dan Q b,
sertabiayaproduksinya C= f(Q a , Q b ¿ ,maka :

PenerimaandarimemproduksiA : Ra =Q a . Pa =f ( Q a )

PenerimaandarimemproduksiB : Rb =Q b . Pb =f ( Q b )

Penermiaantotal : R = Ra + R b=f ( Q a ) +(Q b )


Denganbiaya total C = f (Q a ,Q b)

π=R−C=f ( Q a )+ f (Q b) - f ( Q a , Q b ) =g(Qa , Qb)

Maksimumbila π 1 = 0.

π ∂π
1) Qa = =0

∂Q a
∂π
2) ❑πQ b = =0
∂Q b

Dari (1) dan (2) nilaiQ adannilaiQ bdapatdiperoleh. Selanjutnyanilai n maksimumbisadihitung.

Kasus 58

Biaya total yang dikeluarkansebuahperusahaan yang memproduksiduamacambarang, A danB,


ditunjukanoleh C = Q 2a + 3 Q 2b + Q a . Q b .Hargajualmasinh-masingbarangperunitadalah Pa=7
sedangkan Pb=27. Hitunglah berapa unit masing-masing barang harus diproduksi agar
keuntunganya maksimum dan besarnya keuntungan maksimum tersebut.

Ra =Qa . Pa = 7 Qa
R = Ra + Rb= 7 Qa+ 20 Qb
Rb = Qb .Pb = 20 Qb

Π = R – C = 7 Qa + 20 Qb- Q a−¿ ¿ 3 Q 2b–Qa.Qb


2

Agar π maksimum, πI = 0

∂π
(1) = 0 → 7 – 2 Q a – Qb = 0
∂Q a
∂π
(2) = 0 → 20 – 6 Qb– Qa = 0
∂Q b

Dari 1 dan 2 diperolehQa = 2 danQb= 3


2 2
Π maksimum = 7 Qa + 20 Qb- Q a – 3 Q b – Qa.Qb

= 7 (2) + 20 (3) – (2)2 – 3 (3)2 – (2)(3) = 37

Jadi agar keuntunganmaksimum, perusahaanharusmemproduksi 2 unit Adan 3 unit B


dengankeuntungansebesar 37.

Kasusdimanaperusahaanmemproduksilebihdarisatumacambarangdenganbiayaproduksigbungan,
dapat pula diseleseikanmelaluinilai-nilaimarjinalnya;
yaknidenganmemformulasikanpenerimaanmarjinalmasing-
masingbarangsamadenganbiayamarjinalbarang yang bersangkutan, MR = MC.

Berkenaandengansoaltadi, n maksimumakandiperolehbila:
MRa= MCadanMRb= MCb

R = 7 Qa + 20 Qb C = Q 2a + 3Q 2b + Qa .Qb

MRa= Ra = 7 MCa = Ca = 2Qa + Qb

MRb= Ra = 20 MCb = C Ib = 6Qb +Qa

MRa = MCa→7 = 2Qa + Qb→ 7 – 2 Qa– Qb= 0 …………………………………………………… (1)

MRb = MCb→ 20=6 Q b +Q a → 20−6 Q b – Qa = 0 ……………………………………… (2)

Dari 1 dan 2, Qa= 2 danQb= 3, selanjutnya π = 37

6.3 Utilitas Marginal Parsial dan Keseimbangan Konsumsi

Kenyataannya , setiap konsumen tidak hanya mengkosumsi satu macam barang tetapi
berbagai macam. Jika kepuasaan konsumen dilambangkan U dan barang yang dikonsumsinya
dilambangkan dengan q ; ( i = 1, 2, n ), maka fungsi utilitas dapat dirumuskan U = f(q1, q2, q3,
....... qn)

Seandainya penyederhanaan dianggap bahwa konsumen hanya mengkonsumsi dua macam


barang, dilambangkan X dan Y , maka fungsi utilitasnya :

U ¿f(x,y)

Derivatif pertama dari U merupakan utilitas marjinal parsial.

∂U
adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang X
∂x

∂U
adalah utilitas marjinal berkenaan dengan barang Y
∂y

Untuk U = konstanta tertentu, fungsi utilitas U ¿ f(x,y) merupakan suatu persamaan kurva
indiferensi (indifference curve), yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi
barang X dan Y yang memberikan tingkat-tingkat kepuasaan yang sama.

Keseimbangan konsumsi. Keseimbangan konsumsi maksudnya ialah suatu keadaan


atau tingkat kombinasi konsumsi beberapa macam barang yang memberikan kepuasan
optimum. Secara geometri, keseimbangan konsumsi terjadi pada persinggungan kurva
indiferensi dengan garis anggaran konsumen (budget line). Garis anggaran adalah garis yang
mencerminkan kemampuan konsumen membeli berbagai macam barang berkenaan dengan
harganya masing-masing dan pendapatan konsumen. Jika pendapatan konsumen berjumlah M
serta harga barang X dan barang Y masing-masing P, dan Py per unit, persamaan budget line-
nya dapat dituliskan dengan notasi M = x.Px + y.Py.

Tingkat kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan optimum atau


keseimbangan konsumsi dapat dicari dengan Metoda Lagrange. Dalam hal ini, fungsi utilitas
U ¿ f(x,y) dimaksimumkan terhadap fungsi anggaran M = x.Px + y.Py. Analog dengan
penyelesaian keseimbangan produksi sebagaimana diuraikan pada seksi sesudah ini,
diperoleh fungsi baru Lagrange:

F (x,y)= f(x,y) + ƛ (x.Px + y.Py – M)

Agar F maksimum:

Fx (x,y) = 0 ⤍ fx(x,y) + ƛPx


.............................................................................................................................. (1)

Fx (x,y) = 0 ⤍ fx(x,y) + ƛPx


.............................................................................................................................. (2)

Selanjutnya perhatikan:

Utilitas total : U ¿ f(x,y

Utilitas marginal :MU = U ¿ f(x,y)

∂U
(i) Utilitas marginal barang X : MUX = fx (x,y)=
∂x
∂U
(ii) Utilitas marginal barang X : MUY = fy (x,y)=
∂y

f x(x, y)
Menurut (1) : fx (x,y) + ƛPx =0 ⤍ -ƛ =
Px

f y(x , y)
Menurut (2) : fx (x,y) + ƛPx =0 ⤍ -ƛ =
Py

Dari (1) dan (2),


f x(x , y)
=
Px
f y(x , y)
Py
Jadi dalam rumusan lain dapat pula dinyatakan, bahwa keseimbangan konsumsi akan tercapai
apabila hasil bagi utilitas marjinal masing-masing barang terhadap harganya bernilai sama.

Kasus 59

Kepuasan seseorang konsumen dari mengkonsumsi barang X dan Y dicerminkan oleh


utilitas U = x2y3 . jumlah pendapataan konsumen 1000 rupiah, harga X dan harga Y per unit
masing-masing 25 rupiah dan 50 rupiah.

a) Bentuklah fungsi utilitas marjinal untuk masing-masing barang.


b) Berapa utilitas marjinal tersebut jika konsumen mengkonsumen 14 unit X dan 13 unit
Y?
c) Jelaskan apakah dengan mengkonsumsi 14 unit X dan 13 unit Y kepuasan konsumen
optimum ataukah tidak ?
Jawab :
A. U = X2Y2
∂U
MUx = Ux = = 2 xy3
∂x
∂U
MUy = Uy = = 3 x2y3
∂y
B. Jika x = 14 dan y = 13
MUx = 2 xy3 = 2 (14)(13)3 = 61.516
MUy = 3 x2y3 = 3 (14)2(13)3 = 99.372

MU x 61.516
= = 2.460,64
Px 25
MU y 99.372 MU x MU y
= = 1.987,44 ≠
Py 50 Px Py

Berarti kombinasi konsumsi 14 unit X dan 13 unit Y tidak memberikan kepuasan optimum,
tidak terjadi keseimbangan konsumsi.

Kasus 60
Untuk soal kasus 59 di atas, hitunglah kombinasi konsumsi konsumsi X dan Y yang
memberikan kepuasan optimum, serta besarnya nilai kepuasan optimum. Buktikan pula
bahwa pada tingkat kepuasan optimum tersebut MUx/Px = MUy/Py.

U = X2Y3 F(x,y) = x2y3 + ƛ(25 x + 50 y – 1.000)

25 x + 50 y – 1.000 = 0 = x2y3 + 25ƛx + 50ƛy – 1.000ƛ

Agar F maksimum:

2 xy 3
Fx = 2xy3 + 25ƛ = 0 ⤍ -ƛ =
25
............................................................................. (1)

3x 2 y2
Fy = 3x2y2 + 25ƛ = 0 ⤍ -ƛ =
25
............................................................................ (2)

Berdasarkan (1) dan (2)

2 xy 3 3 x 2 y 2 3
= ⤍ 100 xy3 = 75x2y2 , y = x
25 25 4

25 x + 50 y – 1.000 = 0

3
25 x + 50 ( x ) = 1.000 ⤍ x = 16
4

3
Y= x=2
4

U = x2y3 = (16)2 (12)3 = 442.368

Kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan optimum adalah 16 unit X dan 12 unit Y,
dengan nilai kepuasan U = 442.368

Untuk x = 16 dan y = 12

MUx = 2xy3 =2(16)(12)3 = 55.296

MUy = 2x2y3 =2(16)2(12)12 = 55.296

MUx/Px
MUy/Py terbukti

MU x MU y
=
Px Py

6.4 Produk Marjinal Parsial dan Keseimbangan Konsumsi

Untukmemproduksisuatubarangdiperlukantanah, modal, tenagakerja, bahanbaku, mesin, dsb.

P = jumlahkeluaran, makaXj=masukan yang digunakan(i = 1,2…….n)

Fungsiproduksi, P = f(x1, x2, x3,.…..xn)

Masukantetap :sebagiandarimasukan yang digunakan

Masukanvariable :sebagianlainnya (K dan L)

P = f (k,l)

∂P
adalah produk marjial berkenaan denga masukan K
∂k

∂P
adalahprodukmarjinalberkenaandenganmasukan L
∂¿ l

Untuk P = konstantatertentu, P = f (k,l)merupakanpersamaanisoquant(kurva yang


menunjukkan berbagaikombinasipenggunaanmasukan K dan L yang
menghasilkankeluarandalamjumlahsama)

Keseimbanganproduksiadalahsuatukeadaan /
tingkatpenggunaankombinasifaktorprduksisecara optimum,
tingkatpencapaianprodusidengankombinasibiayaterendah (least cost combination).
Secarageometri, keseimbanganproduksiterjadipadapersinggunganisocost(kurva yang
mencerminkankemampuanprodusenmembeliberbagaimacammasukanberkenaandenganharga
masing-masingmasukandanjumlahdana yang dimilikinya) dengan isoquant.
Jikajumlahdana yang dianggarkanuntukmembelimasukan K danmasukan L adalahsebesar M,
sertahargamasukan Kdanmasukan L masing-masingPkdan Pl,
persamaanisocostnyadapatditulis M = k .Pk + l . Pl

Least cost combination (tingkatkombinasipenggunaanmasukan yang optimum)


dapatdicaridenganmetodelagrange. Fungsiproduksi P dimaksimumkanterhadapfungsiisocost
M.

Fungsitujuan yang hendakdioptimumkan : P = f (k,l)

Fungsikendala yang dihadapi : M = k . Pk + l . Pl

k .Pk + l .Pl - M = 0

FungsibaruLagrange : F (k,l)= f (k,l)+ λ(k . Pk + l .Pl - M)

Syarat yang diperlukan agar F(k, n maksimum) :

Fk (k,l)= 0 fk (k,l)+ λPk= 0

Fl (k,l)= 0 fl (k,l)+ λPl= 0

Produksi total P = f (k,l)

∂P
(i) Produkmarjinalmasukan K : MPK =
∂k
∂P
(ii) Produkmarjinalmasukan L : MPL =
∂l

f k ( k ,l)
(1) fk (k,l)+ λPk= 0 fk (k,l)= - λPk, - λ =
Pk
f l(k , l)
(2) fk (k,l)+ λPl= 0 fk (k,l)=- λPl, - λ =
Pl

f k ( k ,l) f l(k , l)
=
Pk Pl

M Pk M P l
=
Pk Pl
Jadi, produksi optimum
dengankombinasibiayaterendahakantercapaiapabilahasilbagiprodukmarjinalmasing-
masingmasukanterhadapharganyabernilaisama.

Kasus 61

3 1
Fungsiproduksisuatubarangdinyatakandengan P = 8 k 2 l 2 .Bentuklah fungsi produk marjinal

untuk masing-masing faktor produksi. Berapa produk marjinal tersebut jika digunakan 10
unit K dan 229 unit L ?

1
∂P 1 1 6 l2
MPK =Pk= = 6 k2 l2 = 1
∂k
k2

3
2
∂P 2k3 3
MPL = Pl = = 2k l = 32 2
∂l
l2

Jikak = 10 dan l = 29

1
10(29) 2 10 √ 29 10 √ 29 10 √ 29
MPK = 1
= = =
2 √8 √ 4.2 2 √2
8

3
2(8) 2
2 √ 83 2 √512 √ 256 . 2 = 16 √ 2
MPL = 3
= = =
29 2
√29 √24389 √ 841. 29 29 √29
3

Kasus 62

Seorangprodusenmencadangkan 24 rupiah untukmembelimasukan K danmasukan L.


Hargaperunitmasukan K adalah 2 rupiah. Dan masukan L adalah 4 rupiah.

Fungsiproduksinya, P = 6 kl. Berapa unit masing-masingmasukanseharusnyaiagunakan agar


produksinya optimum, danberapa unit keluaran yangdihasilkandarikombinasitersebut ?

Fungsiproduksi yang hendakdioptimumkan : P = f (k,l)= 6 kl


Fungsiisocost yang menjadikendala :M = k . Pk + l . Pl

24 = 2k + 4l

24 - 2k - 4l = 0

Fungsilagrange :

F (k,l)= 6 kl + λ (24 - 2k - 4l)

6 kl + 24λ - 2λk - 4λl

Agar F maksimum, Fk= 0 danFl= 0

3
Fk(k,l)= 6l - 2λ = 0  λ = 3l 3l= k
2

3 3
Fl(k,l)= 6k - 4λ = 0 λ = k 6l = 3k l = k
2 2

24 = 2k +4l

= 2k + 2k – 24 = 6k k = 6

3
l= (6) = 3
6

P = 6 kl = 12 (6) (3) = 216

Jadi agar roduksinya optimum seharusnyadigunakankombinasi 6 unit K dan 3 unit L,


denganhasilproduksi 216 unit.

Kasus 63

Buktikanbahwadenganmenggunakan data padasoalkasus 62 diatas,

M Pk M P l
untukmencaritingkatproduksi optimum berlakuketentuan =
Pk Pl

∂P ∂P
P = 6 kl - MPK= = 6l dan MPL = = 6k
∂k ∂l

UntukPk= 2, Pl = 4, k = 6danl = 3:
M Pk M Pl 6 l 6 k 6(3) 6(6) 18 36
=  =  =  = terbukti
Pk Pl 2 4 2 4 2 4

1
−y = − x, berarti 2y = x
2

X+2y=10

2y+2y = 10, diperoleh y=2,5. Selanjutnya x=5.

Jadi, z optimum pada x=5 dan y=2,5.

Latihan Soal Diferensiasi Parsial

1. Untuk fungsi y = f(x,z) = 4x2 – 6x2z + 3xz2 + 3z2 + 5, tentukan :


a) Derifatif parsial,
b) Diferensial parsial, dan
c) Diferensial totalnya.
2. Tentukan sampai dengan derifatif-parsial kedua untuk fungsi-fungsi :
a) y =3x2 – 5z2 + 2x2z – 4xz2 – 9z
x2
b) y = 6x2 + 4 z – 3z + 25

3. Hitunglah y ekstrim dari fungsi y = 2x2 – 20x + z2 – 8z + 78, dan selidiki


apakah nilai y ekstrim tersebut merupakan nilai maksimum ataukah nilai
minimum.
4. Hitunglah p ekstrim dari fungsi p = -q2 – 3 r2 + 6q + 24r – 50, dan selidiki
apakah nilai p ekstrim tersebut merupakan nilai maksimum ataukah nilai
minimum .
5. Optimumkan z = 4x – 2y dengan syarat x2 – y2 = 20
Jelaskan apakah z optimumnya merupakan z maksimum ataukah z
minimum.
6. Maksimumkan f(r,s) = r2 – 10s2 terhadap r – s = 18
7. Maksimumkan f(x,y)= 10xy – 5x2 – 7y2 + 40x jika x + y ≤ 13
8. Minimumkan f(x,y)= 4x2 + 5y2 – 6y jika x + 2y ≥ 18
9. Minimumkan f(x,y)= 6x2 + 3y2 jika :
a) x + y = 18
b) x + y ≥ 18
10.Maksimumkan f(x,y) = 5xy + y2 – 4y2 jika :
a) 2x + 3y = 74
b) 2x + 3y ≤ 74

Kunci Jawaban
1. A) y = f(x,z) = 4x2 – 6x2z + 3xz2 + 3z2 + 5
∂y
(1) ∂ x = 8x – 12xz + 3z
∂y
(2) ∂ x = 6x2 + 6xz + 6z

∂y ∂2 y
(1a) ∂ x terhadap x = ∂ x 2 ¿ = 8 – 12z
¿

∂y ∂2 y
(1b)) terhadap z = dxdz ¿ = 12x + 6z
∂x
¿

∂y ∂2 y
(2a) terhadap x = dzdx = -12x + 12z
∂z ¿
¿
∂2 y
∂y 2
(2b) terhadap z = ∂¿z = 6x + 6
∂z ¿
¿
¿
∂y
B) Diferensial parsial = 8x – 12xz + 6z2
∂x
∂y
= 12x + 6xz + 6z
∂z

C) ????

∂y
2. A) ∂ x = 6x – 10x + 4x – 4z2

∂y
∂z
= 2x2 – 4xz – 9

∂y
(1a) ∂ x terhadap x = 0

∂y
(1b) ∂x
terhadap z = 4x – 4z

∂y
(2a) ∂ z terhadap x = -8z

∂y
(2b) ∂ z terhadap z = -4x

∂y
B) ∂ x = 12x + 8x = 20x
∂y
= 4x2.1/z – 3z
∂z
= 4z-1 – 3z
= -4 -3
= -7
∂y
(1a) ∂ x terhadap x = 20

∂y
(1b) ∂x
terhadap z = 20

∂y
(2a) ∂ z terhadap x = 0

∂y
(2b) ∂ z terhadap z = 0

3. y= 2x2 – 20x + z2 – 8z + 78
∂y
= 4x – 20 ....... 4x = 20 , x = 5
∂x
∂y
= 2z – 8 ....... 2z = 8 , z = 4
∂z

y= 2(5)2 – 20(5) + (4)2 – 8(4) + 78

= 50 – 100 + 8 – 32 + 78

∂2 y
= 4 minimum , karena ∂ x 2 ¿ > 0
¿

4. p = -q2 – 3r2 + 6q + 24r – 50 =


∂p
= -2q + 6
∂q

-2q = -6

q= 3
∂p
= -6r +24
∂r
-6r = -24
r= 4
p = - (3)2 – 3(4)2 + 6(3) + 24 (4) – 50
= -9 – 48 + 18 + 96 – 50
= -57 + 64
= 7 , minimum

5. z = 4x – 2y , syarat x2 – y2 = 20

= 4x – 2y + λ (x2-y2-20)

= 4x-2y+λx2 +λy2 – 20 A
Syarat F optimum , F’ = 0

Fx = 4 + 2 λ x , diperoleh λ = -4/2x = -2x-1

Fy = -2 -2 λy , diperoleh λ = -1/y = -y-1

x2-y2 =20 .............. x2-20/3=20


(2y)2-y2=20 x2=20+20/3
4y2-y2 =20 x2=60/3+20/3=80/3
3y2 =20 x=√ 80/3
y2 =20/3
Jadi, zopt = 4x-2y

=4
√ 80 − 2 √ 20
3 3

6. maks f (r,s) = r2-10s2 syarat r-s = 18

f (r,s,λ) = r2- 10s2 – λ (r – s – 18 ) ... r2 - 10s2 - λr – λs – 18 λ


fr = 2r –λ ... λ = 2r
r = 10s
fs = 20s – λ .... λ = 20

r-s = 18
10s – s = 18
9s = 18
s =2
jadi, f(x,y) maks = 202 – 10 (2)2
= 400 – 40
= 360
7.
8. min f(x,y) = 4x2 + 5 y2 – 6y jika x + 2y ≥ 18
F(x,y,λ ) = 4x2 + 5 y2 – 6y –λ(x + 2y - 18)
= 4x2 + 5 y2 – 6y - λx – λ2y – 18 λ
F(x) = 8x - λ
F(y) = 10y – 6 - 2λ
~ λg = 0 , λ(x + 2y - 18) = 0 g, x + 2y -18 ≥ 0

= 2y = - x + 18
y= -x/2 + 8/2

Anda mungkin juga menyukai