Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

1.2 latar belakang

Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral
menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai
pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut.
Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang
jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion
H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih
banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi
netral yaitu mempunyai pH 7.

Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang
sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada
beberapa tanaman tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa. Ketersediaan
unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan
Aluminium tinggi. Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan
keracunan.Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan
memperbaiki lahan masam adalah dengan menurunkan keasaman dan
meningkatkan kejenuhan basa yang diperoleh dengan pemberian kapur serta
pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa, maka pH tanah naik dan
unsur hara relatif lebih mudah tersedia.
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dapat dipandang sebagai suatu sistem tiga fase, yaitu terdiri dari fase
padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari campuran bahan–bahan mineral
(anorganik) dan bahan–bahan organik. Bahan–bahan mineral merupakan kerangka
dasar tanah. Pori–pori berada diantara butiran dari fase padat. Pori–pori terisi oleh
fase gas dan fase cair. Fase cair berada sebagai selaput tipis sekeliling butiran fase
padat dan sebagian lagi menempati pori–pori yang berukuran kecil. Pori–pori yang
berukuran besar terdiri dari fase gas bila tidak terisi air. Di antara gas dalam tanah
dan gas dalam atmosfir terjadi pertukaran. Kegiatan biologik seperti respirasi dan
dekomposisi (perombakan) bahan organik, memerlukan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida, mengakibatkan adanya proses difusi oksigen dari udara ke dalam
tanah dan karbondioksida dari tanah ke udara (Pairunan, 1997).

Larutan mempunyai pH 7 di sebut netral, lebih kecil dari 7 masam dan lebih besar dari 7
basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion
OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau
status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses–proses biologik, seperti
pertumbuhan tanaman.Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ di dalam tanah, ion
H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap.
Akibat dari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman
potensial( Hardjowigeno, 2003).
Reaksi tanah atau yang disebut dengan pH tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang
salah satunya adalah terutama di daerah industri, antara lain sulfur yang merupakan hasil
sampingan dari industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan
asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga
terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil–fosil padat yang
menimbulkan gas–gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan
(Hanafiah, 2004)
Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsure yang terkandung dalam tanah, adalah unsur-unsur
yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH mineral tanah, air hujan, dan bahan induk.
Bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi bergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat
pelapukannya, sehingga tanah-tanah muda yang baru terbentuk mempunyai pH yang selaras dengan
bahan induknya. Tanah-tanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber pH di atas 8, sedangkan yang
beragam Na dapat mencapai pH 10 (Hanafiah, 2010).

pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa hidrogen sedangkan pengaruh tidak
langsung yaitu tersedianya unsure- unsure hara dan danya unsure beracun (Hakim, 1986).
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5 – 10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur,
pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH
tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persdiaan hara
yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim, 1986).
Hanafiah. 2004. Dasar–dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Pressindo.

Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Universitas Lampung. Lampung.


Pairunan, dkk. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negara Bagian
Timur. Makasar.

Anda mungkin juga menyukai