PRAKTIKUM JUMAT
Oleh:
Kelompok 2
Dosen :
Dr. Ir. Hariyadi, M.S.
Dr. Ir. Supijatno, M.Si.
Ir. Adolf Pieter Lontoh, M.S.
Hafith Furqoni, S.P.,M.Si
Asisten:
Hasbihudaya Alif
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan luas areal perkebunan karet terbesar
di dunia yaitu 3.4 juta hektar diikuti Thailand seluas 2.6 juta hektar dan Malaysia
1.02 juta hektar. Luasnya areal perkebunan yang dimiliki oleh Indonesia tidak
diikuti oleh produksi yang tinggi. Produksi karet Indonesia tercatat sebesar 2.7
juta ton berada dibawah produksi Thailand yang mencapai 3.1 juta ton dan diatas
produksi karet Malaysia mencapai 1.1 juta ton (BPS 2012). Hasil produksi karet
tidak seimbang dengan luasan lahan yang dimiliki oleh Indonesia, luasan lahan
menduduki peringkat pertama sedangkan produksi yang dihasilkan berada pada
peringkat kedua. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang menjadi
penyebab rendahnya produksi karet.
Tujuan
Kegiatan praktikum bertujuan menentukan jenis kegiatan yang termasuk
dalam pemeliharaan TM karet, melaksanakan pekerjaan pengendalian gulma dan
pemupukan TM karet, serta menetapkan apakah semua tanaman karet sudah
memenuhi kriteria matang sadap.
BAHAN DAN METODE
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah dua buah ember, dua
buah cangkul, parang, dan meteran. Bahan yang digunakan adalah 5 tanaman
karet TM, pupuk Urea, SP-36, dan KCl.
Metode Pelaksanaan
Gulma dibersihkan pada 1 meter pada kiri dan kanan barisan tanaman
dengan cangul dan parang. Selanjutnya, dibuat alur pupuk pada sisi kanan dan kiri
barisan tanaman. Pupuk diaplikasikan secara dengan dosis Urea 175 g, SP-36 300
g, dan KCl 300 g tiap tanaman. Pupuk yang telah diaplikasikan kemudian ditutup
dengan tanah. Selanjutnya, dilakukan pengukuran lilit batang tanaman
menggunakan meteran pada ketinggian 1 m di atas permukaan tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Setiap kelompok mendapat bagian lima tanaman untuk dibersihkan gulmanya dan
diukur lilit batangnya.
Pembahasan
Apabila dilihat dari nilai rata – rata lilit batang tanaman karet memang sudah
memenuhi kriteria matang sadap sesuai dengan literatur, namun bila dikaji satu
per satu, pohon ketiga belum termasuk kriteria karena panjang lilit batang nya
hanya 25 cm.
Tanaman karet yang kami dapat untuk diteliti memiliki rata-rata lilit
batang 67,4 cm. Kondisi pertanaman kurang bagus karena gulma masih cukup
tinggi dan jalur perkebunan yang naik turun, licin, berlumut menyebabkan
perawatan cukup sulit. Saran yang dapat diberikan adalah lebih intensif
membersihkan gulma dan lumut disekitar lahan perkebunan tersebut.
KESIMPULAN
Pemeliharaan tanaman menghasilkan untuk karet sama halnya denga
ntanaman perkebunan lainnya yaitu pemupukan dan pengendalian
gulma.Pemupukan yang dilakukan dosisnya sama untuk tiap jenis pupuk per
pohonnya.Pemupukan yang sesuai akan menghasilkan tanaman karet yang
berproduksi maksimum. Produksi maksimum berdasarkan hasil lateks, lateks ini
didapatkan dari hasil penyadapan. Penyadapan yang baik saat pohon karet
tersebut telah memasuki fase matang sadap. Matang sadap pada karet saat
lingkar batang berukuran sekitar 45 cm, rata-rata lingkar batang sadap pada
pohon yang diamati yaitu 64,7 cm. pohon-pohon karet yang diamati dapat
dikatakan telah “matang sadap”
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik.2012. Data produksi dan luas areal tanaman karet
[internet]. [diunduh 2018 Mei 27]. Tersedia pada: http://bps.go.id/tab_sub/
view.php?kat=3&.
[Disbun] Dinas Perkebunan. 2010. Budidaya tanaman karet [internet]. [diunduh
2018 Mei 27]. Tersedia pada: http://disbun.kuansing.go.id/_uploads//
2010/06/budidaya-tanaman-karet.pdf.
Aidi dan Daslin.1995. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Balai Penelitian
Sembawa, Palembang, ID.
Anwar C.2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian
Karet, Medan, ID.
Deptan.2006. Basis Data Statistik Pertanian. http://www.database.deptan.go.id/.
Diakses tanggal 5 Mei 2019.
Samarappuli L. 2000. Ekonomi dan efisiensi pupuk di pemanfaatan karet belum
menghasilkan. Bul Research Rubber Institute Sri Lanka. 42:1-10.
Siregar THS, Suhendry I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Robianto, Supijatno. 2017. Sistem penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell.
Arg.) di Tulung Gelam Estate, Sumatera Selatan. Bul. Agrohorti. 5(2):274-
282.
Setiawan, D.H., A. Andoko. 2008. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
LAMPIRAN