Pengendalian Gulma pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) di Gurach Batu Estate,
Asahan, Sumatera Utara
Weed Control on Rubber (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Plantation in Gurach Batu Estate, Asahan
North Sumatera
215
Bul. Agrohorti 7(2) : 215-223 (2019)
sebanyak 5 kali ulangan. Data yang dikumpulkan seperti nilai rata-rata, presentase dan uji kolerasi
adalah lebar semprot (meter), kecepatan jalan dengan software Minitab 16 dan Microsoft Excel
operator selama 10 detik (meter menit-1), output serta dianalisis secara deskriptif
semprotatau flow rate di gelas ukur selama 1 menit
(menit -1) dan menghitung jumlah volume semprot HASIL DAN PEMBAHASAN
ha-1 (liter).
Pelaksanaan pengendalian gulma meliputi Nisbah Jumlah Dominan (NJD)
pengamatan terhadap 5 prinsip tepat pengendalian Analisis vegetasi dilakukan pada tiga belas
gulma, yaitu tepat jenis, tepat sasaran, tepat dosis, tahun tanam berbeda yang setiap tahun tanamnya
tepat cara dan tepat waktu, prestasi tenaga kerja dan diambil satu field contoh, yaitu 2013 (R13201),
alat pelindung diri (APD). Pengukuran tepat jenis 2010 (R10401), 2008 (R08403), 2007 (R07402),
dan sasaran dilakukan dengan mencatat jenis 2006 (R06201), 2005 (R05303), 2004 (R04201),
herbisida dan gulma sasaran pengendalian hasil 2003 (R03402), 2002 (R02403), 2001 (R01206),
survei kerapatan gulma oleh mandor harian. 1999 (R99101), 1998 (R98102), 1997 (R97302).
Pengukuran tepat dosis dilakukan melalui time Pengambilan data analisis vegetasi berdasarkan
mottion studi (TMS) dengan mencatat jumlah dosisi tahun tanam ini dikarenakan penutupan kanopi
herbisida cap-1 dan jumlah cup ha-1 yang dibutuhkan setiap tahun tanam berbeda, sehingga jenis gulma
saat penyemprotan di lapangan pada 3 tenaga kerja juga berbeda. Tahun tanam dijadikan dasar dalam
semprot. Pengamatan tepat cara dilakukan dengan pengambilan data juga didasarkan dari peraturan
mengamati jenis formulasi herbisida yang perusahaan mengenai intensitas perawatan
digunakan saat pengendalian dan mengamati cra tanaman. Komunitas gulma dibedakan menjadi
kerja metode penegndalian. Pengamatan tepat gulma di piringan dan gulma di liringan.
waktu di lakukan dengam mengamati waktu Pengambilan petak contoh dilakukan sebanyak 15
pengaplikasian herbisida berdasarkan jenis gulma petak contok di piringan dan 15 petak contoh di
dan kondisi cuaca. Pengamatan prestasi tenaga liringan untuk setiap field contoh.
kerja dilakukan dengan menghitung total luasan Hasil analisis vegetasi gulma di Gurach Batu
pengendalian yang dihasilkan dan dibagikan Estate (GBE) pada piringan (Tabel 1) diperoleh
dengan total tenaga kerja yang digunakan. Jumlah komposisi gulma golongan daun lebar terdiri atas
pekerja yang diamati sebanyak 5 orang yang dipilih 25 jenis , rumput 3 jenis, paku-pakuan 7 jenis, serta
secara acak sebanyak 5 ulangan. teki 6 jenis. Gulma yang paling dominan pada blok
Evaluasi pengendalian gulma dilakukan tahun tanam (TT) 2013 adalah Mucuna bracteata
pengamatan terhadap mutu semprot dan biaya dengan NJD 38.79%, TT 2010 - TT 1997 gulma
pengendalian gulma. Mutu semprot dilihat yang paling dominan adalah dari golongan rumput
berdasarkan kematian gulma pada blok yang telah yaitu Ottocloa nodosa dengan NJD TT 2008
disemprot 2 minggu setelah aplikasi (MSA). Biaya 28.86%, TT 2007 44.28%, TT 2006 56.79%, TT
pengendalian gulma dihitung berdasarkan 2004 53.09%, TT 2003 48.48%, TT 2002 26.96%,
penggunaan bahan dan tenaga kerja yang digunakan TT 2001 35.55%, TT 1999 37.51%, TT 1998
untuk pengendalian manual dan chemist 5 tahun 49.09%, dan TT 1997 31.46%.
terakhir. Gulma golongan daun lebar tertinggi
Data analisis vegetasi diolah untuk terdapat pada tahun 2013 dengan presentase
mendapatkan angka Nisbah Jumlah Domina (NJD) 38.79%. Gulma golongan rumput tertinggi terdapat
atau jenis gulma dominan (Sembodo, 2010). pada tahun 2006 dengan presentase 56.79%.
Tingkat kesamaan vegetasi gulma setiap blok Gulma golongan paku-pakuan tertinggi terdapat
dibandingkan dengfan menghitung Koefisisen pada tahun 2003 dengan presentase 17.01%.
Komunitas (KK). KK dapat dihitung menggunakan Gumla golongan teki tertinggi terdapat pada tahun
indeks kesamaan Bray-Curtis (Ludwig dan 1997 dengan presentasen 8.09%.
Reynolds, 1998). Hitung jarak ketidaksamaan Hasil analisis vegetasi gulma pada liringan
komunitas menggunakan rumus 1-KK. Data jarak di GBE yang di tunjukan pada Tabel 2 menunjukan
ketidaksamaan komunitas diuji dengan analisis gulma yang paling dominan pada TT 2013 adalah
cluster metode single linkage untuk mengetahui Ottocloa nodosa dengan NJD 40.81%, TT 2010
pengelompokan tahun tanam menggunakan jarak adalah Mucuna bracteata dengan
euclidian. Hasil analisis cluster ditampilkan dalam
bentuk dendogram. Data lain yang diperoleh diolah
menggunakan perhitungan matematis sederhana
NJD 60.69%, TT2008, 2007, dan 2006 adalah Gulma golongan daun lebar tertinggi
Ottocloa nodosa dengan NJD 30.56%, 42.08%, terdapat pada liringan TT 2010 dengan presentase
dan 68.62%, TT 2005 adalah Diplazium asperum 60.69%. Gulma golongan rumput tertinggi terdapat
dengan NJD 32.14%, TT 2004, TT 2003, dan TT pada liringan TT 2006 dengan presentasi 68,62%.
2002 adalah Ottocloa nodosa dengan NJD 35,97% Gulma golongan paku-pakuan tertinggi terdapat
, 47,41% dan 51.01%, TT 2002 adalah Selaginella pada liringan TT 1998 dengan presentase 38.34%.
deoderleinii Hieron dengan NJD 25.91%, TT 1999 Gulma golongan teki tertinggi terdapat pada TT
adalah Ottocloa nodosa dengan NJD 35.74, TT 2002 dengan presentase 6.44%. Golongan gulma
1998 adalah Nephrolevis biserata dengan NJD yang paling dominan dari 13 blok pengamatan
38.34%, dan TT 1997 adalah Ottocloa nodosa analisis vegetasi di liringan maupun di gawangan
dengan NJD 27.97%. termasuk kedalam golongan gulma rumput.
Koefisien Komunitas (Indeks Keseragaman) homogen. Nilai dari KK 13 blok yang telah
dilakukan analisis vegetasi dapat di lihat pada
Koefisien komunitas (KK) digunakan untuk
Tabel 3 untuk KK piringan dan Tabel 4 untuk kk
membandingkan dua komunitas gulma dari dua
liringan.
areal yang berbeda. Nilai dari KK akan menetukan
Berdasarkan Tabel 3, gulma di piringan yang
kehomogenan areal tersebut , semakintinggi nilai
homogen adalah 1999 dan 1997, 2003 dan 1998,
KK maka tingkat kehomogenan akan semakin
2004 dan 1998, 2002 dan 1999, 2002 dan 1999,
tinggi juga. Menurut Santosa et al (2009) koifisen
2004 dan 2003, 2007 dan 2003, 2007 dan 2004,
komunitas yang nilainya ≥ 70% vegetasi relatif
2008 dan 2004, 2010 dan 2005. Nilai koifisien
komunitas tertinggi yang dibandingkan yaitu pada koifisien komunitas terendah yaitu pada blok TT
TT 2004 dan 2003 sebesar 77.37% sedangan nilai 1998 dan 2010 sebesar 2.33%.
Tabel 3. Nilai presentase koifisien komunitas gulma di piringan
Tahun Tanam 2010 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 1999 1998 1997
2013 12.94 4.85 2.67 3.53 4.41 3.23 3.88 4.35 9.38 4.73 2.33 6.15
2010 62.53 53.41 37.23 70.71 65.14 40.76 44.83 64.94 48.99 51.51 55.87
2008 67.56 55.03 69.71 70.72 49.71 58.05 51.62 60.47 57.50 57.46
2007 62.27 65.38 75.77 74.09 64.09 49.50 57.52 66.67 53.37
2006 49.34 56.57 66.52 48.64 33.88 44.68 59.54 41.16
2005 69.31 63.05 54.96 53.22 57.61 52.24 58.08
2004 77.37 58.54 49.06 57.63 71.85 60.36
2003 54.73 43.33 51.37 75.55 54.41
2002 58.19 76.38 50.64 68.26
2001 53.17 50.64 68.26
1999 63.17 74.02
Sumber: Pengamatan di lapang (2015)
Tabel 4. Nilai presentase koifisien komunitas gulma di liringan
Tahun Tanam 2010 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 1999 1998 1997
2013 77.00 57.50 63.36 64.64 59.62 44.14 63.41 50.88 22.22 50.55 44.90 43.81
2010 65.69 73.92 70.54 67.90 49.91 71.22 48.63 26.13 52.82 52.05 45.32
2008 68.78 42.83 99.01 69.73 82.57 56.32 43.12 63.81 69.14 61.96
2007 45.87 98.48 58.12 79.93 51.23 31.36 54.76 58.39 52.38
2006 63.91 33.99 53.94 71.93 14.86 65.31 34.82 59.90
2005 68.16 69.58 55.27 38.25 57.43 63.98 53.67
2004 67.32 44.58 33.73 45.68 67.22 49.83
2003 67.47 34.63 71.10 64.70 69.59
2002 28.13 83.56 47.55 75.07
2001 37.54 33.86 40.75
1999 49.60 81.55
Sumber: Pengamatan di lapang
tengah, patok blong, dan di pinggiran sepanjang semprot dari 5 tenaga kerja adalah 1.32 meter.
jalan utama. Pengendalian manual dilakukan Rata-rata kecepatan jalan tercepat diperoleh
apabila kondisi dilapangan sudah tidak pekerja no 1 dan 4 yaitu 16 meter menit -1. Rata-
memungkinkan untuk dilakukan pengendalian rata kecepatn jalan terlambat diperoleh pekerja no
secara kimia, pada kondisi yang sudah menyulitkan 2 yaitu 14 meter menit -1. Rata-rat kecepatan jalan
kegiatan oprasional dan produksi kebun. dari ke 5 tenaga semprot adalah 15.2 meter menit -
1
Pengendalian dengan cara DAK difokuskan . Rata-rata volume semprot tertinggi diperoleh
untuk gulma berkayu (Melastoma, Clidemia ) yang penyemprot no 4 dengan nilai 1 422.31 liter ha -1.
dikendalikan dengan cara didongkel hingga ke akar Rata-rata volume semprot terendah diperoleh
dan di simpan di liringan dengan cara di balik. pekerja no 1 dengan nilai 648.15 liter ha -1. Rata-
Alat yang digunakan berupa cangkul. Pengendalian rata volume semprot dari ke 5 tenaga kerja adalah
gulma dengan cara di cabut dilakukan pada gulma 834.41 liter ha-1. Hasil kalibrasi (Tabel 5)
jenis lompong dan tukulan. Pengendalian gulma menunjukan semua nozzle yang ada di divisi IV
dengan cara di babat dilakukan pada liringan tidak sesuai standar perusahaan. Standar flow rate
tanaman karet yang sudah tua yang areal knapsack sprayer untuk nozzle warna merah GBE
liringannya di dominasi gulma yang masih bisa di adalah 450-650 ml menit-1. Flow rate yang tidak
terima (Nephrolepis sp). Apabila kondisi gulma sesuai standar ini dikarenakan banyak tenaga
tersebut sudah mencapai ketinggian (> 45 cm) kerja yang melakukan kecurangan dengan cara
maka dikendalikan dengan cara di babat. Alat yang menusuk lobang nozzle agar debit air yang keluar
digunakan adalah parang babat. Pengendalian semakin besar dan larutan herbisida segera habis.
gulma secara digaruk difokuskan pada aeal kebun Tabel 5. Data kalibrasi Nozzle dan volume semprot
entres yang dalam kegiatan pengendaliannya larutan ha-1 tim GBE DIVISI IV
dilarang menggunakan kimia. Kondisi dimana
Kecepatan Volume
kacangan (Mucuna bracteata) telah menutupi Flowrate Swath
No Jalan Semprot
tanaman karet muda (TBM), maka pengendalian Tangki (m menit -
gulma manual juga dilakukan dengan cara (L menit-1) (m) 1 (L ha-1)
)
menurunkan kacangan menggunakan arit. Merah
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi 1 1.4 1.35 16 648.15
Herbisida yang biasa di gunakan di GBE 2 1.4 1.34 14 746.27
3 1.3 1.25 15 693.33
ialah herbisida dengan merk dagang Gramoxone 4 3 1.30 16 1442.31
276 SL (bahan aktif parakuat duklorida) untuk 5 1.3 1.35 15 641.98
herbisisda kontak dan Round Up atau Amiron-M Rata-rata 1.68 1.318 15.2 834.41
20 WG (bahan aktif metil mesulfuron) untuk Keterangan : Pengamtan di lapang (2015)
herbisida sistemik. Alat yang digunakan untuk
herbisisda jenis kontak yaitu knapsack sprayer Pelaksanaan Pengendalian Gulma
SOLO 425 dengan kapasitas 15 L. Jenis nozzle Efektifitas
warna merah dan kuning. Alat yang digunakan Efektifitas pengendalian gulma
untuk herbisisda jenis sistemik yaitu micronherbi berhubungan dengan seberapa besar output
dengan kapasitas 10 L. Jenis nozzle warna merah karyawan dan kematian gulma. Pengendalian
dan kuning. Jumlah tenaga kerja harian di GBE manual dan kimia sama-sama efektif dal hal
DIVISI IV sebanyak 5 orang dengan 1 orang mematikan gulma, hanya saja waktu yang
mandor. diperlukan untuk mematikan gulma yang berbeda.
Pengecekan kondisi alah khususnya nozzle Teknik pengendalian gulma secara manual tingkat
dilakukan melalui kalibrasi sebelum pelaksanaan kematian gulma dapat dilihat serta langsung pada
dan kalibrasi rutin satu bulan sekali.Hasil hari itu juga. Pengendalian gulma secara kimia
kalibrasi nozzle menunjukan nilai rata FR , hasil tidak dapat dilihat secara langsung. Proses
kecepatan jalan, lebar semprot, dan volume kematian gulma pada kematian secara kimia dapat
semprot ha-1 yang dihasilkan 5 tenaga semprot dilihat pada Tabel 6.
menggunakan Knapsack sprayer dengan jenis Tabel 6. Persentase kematian gulma
nozzle yang berbeda-beda. Rata-rata FR tertinggi
Persentase Gejala Kerusakan
diperoleh penyemprot no 4 dengan nilai sebesar 3
Pengamatan Field (%)
liter menit-1. Rata-rata FR dari ke 5 tenaga kerja
A B C D
adalah 1.68 liter menit -1. Rata-rata lebar semprot 1 R02402 (A) 0 11.11 55.56 88.89
paling tinggi diperoleh penyemprot no 1 dan 5 2 R02402 (B) 0 33.33 88.89 100
dengan nilai sebesar 1.35 meter dan rata-rata lebar 3 R02402 (C) 0 22.22 44.44 88.89
semprot terendah diperoleh penyemprot no 2 Keterangan: HAS (Haris Setelah Antesis); Sumber:
dengan nilai sebesar 1.25 meter. rata-rata lebar Pengamatan di lapang (2015)
Pengendalian gulma di GBE dilakukan [FAO] Food Agriculture Organisation. 2012. FAO
dengan tiga metode, yaitu pengendalian secara Statistic. FAO. http://faostat.fao.org/site/567/
manual, kimiawi dan kultur teknis. Pengendalian DesktopDefault.aspx?PageID=567#ancor.
gulma manual diantaranya adalah garuk liringan, [29 Januari 2015].
dongkel anak kayu, babat gawangan, dan [FAO] Food agriculture organization. 2014.
menurunkan kacangan. Pengendalian gulma secara FAOSTAT. FAO. http://faostat3.fao.org/
kimiawi diantaranya strip spraying liringan, spot browse/Q/QC/E. [1 November 2014]
spraying kayu anak, blanket¸ pengendalian lalang
dan kacangan. Pengendalian secara kultur teknis Ludwig, J.A., J.F. Reynold. 1998. Statistic Ecology:
dilakukan dengan menanam Mucuna bracteata. A Primer on Methods and Computing. John
Berdasarkan hasil analisi vegetasi, gulma Wiley & Sons Inc. New York.
yang paling dominan pada tanaman TBM adalah Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya.
gulma berdaun lebar yaitu Muccuna bracteata Graha Ilmu. Yogyakarta.
dengan NJD 22.8%. Gulma yang paling dominan
pada TM young, TM prime, dan TM old adalah dari Setiawan H.D., A. Andoko. 2005. Petunjuk
jenis rumput yaitu Ottocloa nodosa dengan NJD Lengkap Budidaya Karet. PT Agromedia
masing-masing secara berturut-turut 51.2%, 41.4%, Pustaka. Solo.
46.2%. Setiap komunitas yang dibandingkan Tjitrosoedirdjo, S., I.H. Utomo, J. Wiroatmodjo.
memiliki vegetasi gulma yang tidak homogen. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT.
Gramedia. Jakarta.