Anda di halaman 1dari 21

1

IDENTIFIKASI DOMINANSI DAN KERAGAMAN GULMA


PADA TIGA TEKNOLOGI SISTEM TANAM
TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L.)

Ibnu Ashadi¹, Wina Ardila¹, Muhammad Miftahurohman1, Maskur Holil1, Dewi Kurnia2, dan
Rizky Rahmadi1*
¹Program Studi Produksi Tanaman Pangan, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Negeri
Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
2
Program Studi Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan, Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan, Politeknik Negeri Lampung, Indonesia
*Penulis Korespondensi: rizky.rahmadi@polinela.ac.id

ABSTRAK

Salah satu aspek yang mempengaruhi turunnya hasil produksi jagung adalah keberadaan
gulma. Dibutuhkan upaya untuk menekan kehilangan hasil melalui penerapan metode
pengendalian gulma yang tepat. Langkah awal dalam menentukan metode pengendalian
gulma yakni melalui identifikasi dominansi dan keragaman gulma. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui dominansi dan keragaman gulma pada 3 sistem tanam jagung dengan
jarak tanam konvensional, jajar legowo 1:2 dan 1:3. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
di lahan jagung Politeknik Negeri Lampung, Provinsi Lampung pada bulan November
hingga Desember 2022. Metode penelitian menggunakan kuadran ukuran 0,5 x 0,5 m yang
di letakan pada 10 plot setiap lahan secara acak. Untuk menentukan nilai dominansi gulma
menggunakan nilai Summed Dominance Ratio (SDR), sedangkan keragaman gulma
menggunakan nilai indeks Shanon – Wiener (H’). Dari hasil penelitian terdapat 9 spesies
gulma pada lahan konvensional, 8 spesies gulma pada lahan jajar legowo 1:2, dan 5 spesies
gulma pada lahan jajar legowo 1:3. Gulma daun lebar spesies Ageratum conyzoides L
mendominasi lahan jagung konvensional dan jajar legowo 1:2, sedangkan pada lahan
jagung jajar legowo 1:3 spesies gulma Asystasia gangetica mendominasi. Hasil identifikasi
keragaman gulma pada ketiga lahan jagung masuk dalam kategori indeks keragaman
sedang, dimana pada lahan jagung konvensional indeks keragaman gulmanya sebesar 2,12,
pada lahan jagung jajar legowo 1:2 mencapai 1,94, dan pada lahan jagung jajar legowo 1:3
sebesar 1,3.

Kata kunci: Gulma, Jajar Legowo, Konvensional, Dominansi, Keragaman

ABSTRACT
One aspect that influences the decline in corn yield is the presence of weeds. Efforts are
needed to reduce yield loss through the application of appropriate weed control methods.
The first step in determining weed control methods is through identification of weed
dominance and diversity. The purpose of this study was to determine the dominance and
diversity of weeds in 3 corn planting systems with conventional, jajar legowo 1:2 and 1:3
spacing. This research activity was carried out in the corn field of Lampung State
Polytechnic, Lampung Province from November to December 2022. The research method
used a quadrant size of 0.5 x 0.5 m which was placed on 10 plots of each land randomly.
To determine the dominance value of weeds using the Summed Dominance Ratio (SDR)
value, while the diversity of weeds using the Shanon - Wiener index value (H'). The results
showed that there were 9 weed species in conventional field, 8 weed species in 1:2 legowo
field, and 5 weed species in 1:3 legowo field. Broadleaf weed species Ageratum conyzoides
L dominated the conventional and jajar legowo 1:2 maize fields, while in the jajar legowo
1:3 maize field the weed species Asystasia gangetica dominated. The results of weed
2

diversity identification in the three maize fields fall into the category of moderate diversity
index, where in conventional maize fields the weed diversity index was 2.12, in 1:2 jajar
legowo maize fields it reached 1.94, and in 1:3 jajar legowo maize fields it was 1.3.

Keywords: Weeds, Jajar Legowo, Conventional, Dominance, Diversity


3

Pendahuluan
Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat
mempengaruhi rendahnya produktivitas tanaman jagung. Menurut Widaryanto et
al. (2021), penurunan produktivitas tersebut bergantung pada jenis gulma, tingkat
kepadatan, senyawa aleopati yang dikeluarkan, dan waktu kompetisi gulma.
Senyawa aleopati yang dikeluarkan oleh gulma dapat menjadi inang bagi patogen
dan hama serta menghambat pertumbuhan tanaman (Sumiahadi, 2022). Sehingga
penting dilakukan pengendalian gulma agar tidak terjadi kompetisi dalam
memanfaatkan sumber daya lingkungan seperti air, unsur hara, CO², dan ruang
tumbuh (Umiyati et al., 2019).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Benu (2022), kerugian yang
ditimbulkan akibat keberadaan gulma pada lahan budidaya jagung mencapai 5-26%
sehingga mengurangi kualitas dan kuantitas produksi tanaman serta menjadi inang
hama dan penyakit. Terdapat beberapa metode pengendalian gulma yang dapat
dilakukan antara lain : preventif (pencegahan), fisik, biologis, kultur teknis,
kimiawi, dan secara terpadu (Widaryanto et al., 2021). Metode pengendalian gulma
harus memperhatikan jenis gulma yang hidup dalam periode, habitat, dan kondisi
yang merugikan pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya.
Menurut Imaniasita et al. (2020), keragaman gulma dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keragaman gulma antara
lain: unsur hara, cahaya, cara budidaya, kesuburan tanah, dan kerapatan tanaman.
Tingkat keragaman gulma antara daerah satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai
dengan faktor yang mempengaruhinya (Setiawan et al., 2022). Maka dari itu, perlu
dilakukan pengendalian gulma yang tepat untuk menekan kehilangan hasil
produksi.
Pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh penerapan sistem jarak tanam
(Nai & Fowo, 2019). Sejalan dengan hal tersebut, Sari et al. (2022)menyatakan
bahwa produktivitas tanaman jagung dipengaruhi oleh perbedaan sistem tanam dan
varietas yang ditanam. Sistem tanam pada budidaya jagung terbagi menjadi dua
yakni sistem tanam konvensional dan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam
konvensional masih banyak digunakan oleh petani dikarenakan sulitnya petani
dalam menerima sistem baru, rendahnya tingkat pendidikan petani, dan kurangnya
informasi mengenai teknologi terbaharukan (Purbata et al., 2020). Disisi lain,
sistem tanam jajar legowo muncul sebagai terobosan baru. Dimana sistem tanam
ini bertujuan untuk memadatkan tanaman dalam satu barisan melalui sistem
berseling antar 2 baris tanaman dan satu baris kosong. Keunggulan dari sistem
tanam ini diantaranya ialah mampu meningkatkan populasi tanaman hingga 30%,
sirkulasi udara lebih optimal, mudah dalam melakukan perawatan tanaman, serta
meningkatkan hasil panen hingga 7-15% (Oktavia & Suminarti, 2019).
Perlu dilakukan identifikasi keragaman jenis dan dominansi gulma sebagai langkah
awal dalam menentukan keberhasilan pengendalian gulma. Salah satu cara
identifikasi gulma yakni dengan analisis vegetasi gulma, dimana analisis ini
4

bertujuan untuk mengetahui spesies gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam
penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup (Yuliana & Ami, 2020).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keragaman dan dominansi gulma
pada tiga sistem budidaya jagung, yakni konvensional, jajar legowo 1.2 dan jajar
legowo 1.3. Populasi gulma yang bersifat dominan akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan metode pengendalian gulma yang
tepat.

Metode
Penelitian ini dilakukan pada periode bulan November hingga Desember 2022 di
lahan praktikum jagung Politeknik Negeri Lampung (Polinela) Provinsi Lampung,
yang dilanjutkan di Laboratorium Tanaman 1 Polinela. Kuadran besi dengan ukuran
0,5 x 0,5 m, timbangan digital, amplop kertas, oven, dan kantong plastik merupakan
alat-alat yang digunakan pada penelitian ini. Sedangkan untuk bahan penelitian
menggunakan gulma.
Kuadran besi dengan ukuran 0,5 x 0,5 m di letakkan secara acak pada masing-
masing lahan dengan jumlah 10 plot per lahan. Selama periode penelitian tidak ada
metode pengendalian yang digunakan pada ketiga lahan dengan tujuan untuk
melihat keragaman dan dominansi gulma yang tumbuh diketiga lahan tersebut.
Tanaman jagung mulai diamati pada umur 9 minggu (± 63 hari). Dilakukan
pencatatan jenis gulma dan pencabutan, guna mengukur dominansi gulma pada tiap
plot pengamatan. Gulma yang telah dicabut akan dikeringkan menggunakan oven
selama 48 jam dengan suhu 80°C untuk nantinya ditimbang bobot keringnya. Untuk
melihat dominansi gulma pada tiap lahan tanam, gulma yang telah ditimbang bobot
keringnya selanjutnya dianalisis menggunakan metode Summed Dominance Ratio
(SDR).

Pada plot pengamatan, nilai SDR masing-masing spesies gulma dicari


menggunakan persamaan menurut Tjitrosoedirdjo et al. (1984) sebagai berikut :
 Dominan Mutlak (DM) : Bobot kering spesies gulma tertentu dalam petak
contoh.
𝐷𝑀 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
 Dominansi Nisbi = 𝐷𝑀 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑋 100 %
 Frekuensi Mutlak (FM) : Jumlah Kemunculan gulma tertentu pada setiap
ulangan.
𝐹𝑀 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑔𝑢𝑙𝑚𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
 Frekuensi Nisbi (FN) = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑀 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑔𝑢𝑙𝑚𝑎 𝑋 100 %
 Nilai Penting : Jumlah Nilai peubah Nisbi yang digunakan (DN + FN)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑃
 SDR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑢𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 2

Nilai Indeks Shannon & Weaver (1971) (H’) digunakan untuk menganalisis
keragaman gulma sebagai berikut:
5

n
ni ni
H ′ = − ∑ ( ) (ln )
N N
n=1
Keterangan:
H’ = Indeks keragaman Shannon – Wiener
ni = Jumlah nilai penting dari masing–masing spesies
N = Jumlah nilai penting dari suatu spesies
ln = Logaritma natural
Kriteria nilai indeks keragaman Shannon – Wiener(H’):
H’ < 1 : menunjukkan keragaman rendah
1 < H’ ≤ 3 : menunjukkan keragaman sedang
H’ > 3 : menunjukkan keragaman tinggi

Hasil dan Pembahasan


Pada lahan budidaya jagung konvensional Polinela terdapat 6 famili dan 9 spesies
gulma yang berhasil diidentifikasi (Tabel 1). Sedangkan pada lahan jagung jajar
legowo 1:2 Polinela didapat 6 famili dan 8 spesies gulma (Tabel 2). Pada lahan
jagung jajar legowo 1:3 didapat 4 famili dan 5 spesies gulma (Tabel 3). Berdasarkan
data tersebut keragaman gulma paling tinggi terdapat pada lahan jagung
konvensional, hal itu karena kerapatan jarak tanam antara sistem konvensional dan
jajar legowo berbeda. Menurut Kartika (2018), untuk meminimalisir kompetisi
intrapopulasi sehingga akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara
optimal diperlukan pengaturan kerapatan tanaman. Pertumbuhan tanaman individu
dapat optimal pada jarak tanam jarang (populasi rendah), namun jarak tanam
tersebut memberikan peluang terhadap perkembangan gulma. Pada sistem jajar
legowo, penerimaan intensitas cahaya matahari lebih optimal karena adanya
legowo yang memanjang sehingga meningkatkan penerimaan tersebut ke dalam
tanaman untuk proses fotosintesis (Khairil & Radian, 2020).
Besar kecilnya nilai SDR (%) menentukan dominansi suatu gulma pada areal
pengamatan, nilai tersebut diperoleh dari analisis biomassa atau bobot kering gulma
(Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Perencanaan pengendalian gulma yang efektif harus
mempertimbangkan dominansi dan gulma yang tumbuh di area tersebut
(Simangunsong et al., 2018). Berdasarkan hasil identifikasi, gulma yang
mendominasi pada lahan jagung konvensional dan jajar legowo 1:2 berasal dari
famili Asteraceae dengan spesies Ageratum conyzoides. Nilai SDR pada lahan
konvensional sebesar 18,36% dengan bobot kering 12,61 g, sedangkan pada lahan
jajar legowo 1:2 bobot kering gulma dominan sebesar 10,06 g dengan nilai SDR
24,40 g. Spesies gulma Asystasia gangetica mendominasi lahan jagung jajar
legowo 1:3, nilai SDR dari gulma tersebut mencapai 22,94 % dengan bobot kering
atau biomassa sebesar 2,36 g. Bobot kering gulma didapat melalui proses
pengovenan, dan penimbangan bobot kering gulma. Kegiatan tersebut dapat dilihat
pada gambar 1.
6

Gambar 1. Proses Pengovenan dan Penimbangan Bobot Kering Gulma

Berdasarkan data diatas terdapat dua spesies gulma yang mendominasi yakni A.
conyzoides dan A. gangetica, kedua gulma tersebut termasuk ke dalam gulma daun
lebar Susanti et al. (2021). Umumnya gulma daun lebar termasuk tanaman
Dicotyledoneae dan Pteridophyta dengan ciri tulang daun berbentuk jala dan
memiliki daun lebar untuk berkomepetisi mendapatkan cahaya matahari dengan
tanaman (Perianto et al., 2019). Menurut Rusdi et al. (2019), gulma daun lebar
termasuk ke dalam golongan gulma semusim dengan biji yang mampu dormansi
lama didalam tanah dan memiliki kapasitas biji yang banyak. Selain itu, gulma yang
berkembang biak dengan biji memiliki daya adaptasi yang tinggi sekalipun pada
lingkungan yang tidak menguntungkan.

Tabel 1. Identifikasi dominansi gulma pada lahan jagung konvensional


SD
Jenis Nama DM
Famili DN FM FN NP R
Gulma Lokal (g)
(%)
Ageratum Babadota 0,2 0,1 0,3 18,3
Asteraceae 12,61 9,00
conyzoides n 2 4 7 6
Asystasia Rumput 0,1 0,1 0,3 15,4
Acanthaceae 10,27 8,00
gangetica Israel 8 3 1 9
Amaranthus Bayam 0,1 0,1 0,2 10,5
Amaranthaceae 5,56 7,00
spinosus Duri 0 1 1 0
Physalis 0,0 0,0 0,1
Solanaceae Ciplukan 3,45 3,00 5,45
longifolia 6 5 1
Imperata Alang- 0,2 0,1 0,3 16,9
Poaceae 11,02 9,00
cylindrica Alang 0 4 4 5
Cynodon Rumput 0,0 0,1 0,1
Poaceae 4,62 7,00 9,67
dactylon Grinting 8 1 9
Paspalum Rumput 0,0 0,1 0,2 10,2
Poaceae 4,37 8,00
conjugatum Kerbau 8 3 0 4
7

Cyperus Teki 0,0 0,1 0,1


Cyperaceae 2,17 6,00 6,69
rotundus Ladang 4 0 3
Cyperus Teki 0,0 0,1 0,1
Cyperaceae 2,13 6,00 6,66
kyllingia Badot 4 0 3
63,0
Total 56,20 2 100
0

Tabel 2. Identifikasi dominansi gulma pada lahan jagung jajar legowo 1:2
Jenis Nama DM D SDR
Famili FM FN NP
Gulma Lokal (g) N (%)
Ageratum 10,0 0,3 8,0 0,1 0,4
Asteraceae Babadotan 24,40
conyzoides 6 0 0 9 9
Asystasia Rumput 0,2 7,0 0,1 0,4
Acanthaceae 7,75 19,79
gangetica Israel 3 0 7 0
Amaranthus Bayam 0,1 4,0 0,1 0,2
Amaranthaceae 3,38 9,76
spinosus Duri 0 0 0 0
Physalis 0,0 3,0 0,0 0,1
Solanaceae Ciplukan 2,61 7,43
longifolia 8 0 7 5
Imperata Alang- 0,1 7,0 0,1 0,3
Poaceae 5,62 16,64
cylindrica Alang 7 0 7 3
Cynodon Rumput 0,0 4,0 0,1 0,1
Poaceae 1,17 6,49
dactylon Grinting 3 0 0 3
Paspalum Rumput 0,0 6,0 0,1 0,2
Poaceae 2,78 11,25
conjugatum Kerbau 8 0 4 3
Cyperus Teki 0,0 3,0 0,0 0,0
Cyperaceae 0,44 4,22
kyllingia Badot 1 0 7 8
33,8 42,
Total 2 100
1 00

Tabel 3. Identifikasi dominansi gulma pada lahan jagung jajar legowo 1:3
Jenis Nama DM SDR
Famili DN FM FN NP
Gulma Lokal (g) (%)
Ageratum 0,2 0,4
Asteraceae Babadotan 2,36 0,26 4,00 22,94
conyzoides 0 6
Asystasia Rumput 0,2 0,5
Acanthaceae 2,33 0,26 5,00 25,27
gangetica Israel 5 1
Imperata 0,2 0,4
Poaceae Alang-Alang 2,16 0,24 5,00 24,34
cylindrica 5 9
Cynodon Rumput 0,1 0,2
Poaceae 1,06 0,12 3,00 13,31
dactylon Grinting 5 7
Cyperus Teki 0,1 0,2
Cyperaceae 1,21 0,13 3,00 14,13
rotundus Ladang 5 8
20,0
Total 9,12 2 100
0

Hasil identifikasi keragaman gulma berdasarkan perhitungan Shannon & Weaver


(1971) (Tabel 4) memperlihatkan bahwa nilai H’ pada lahan jagung konvensional
mencapai 2,12, sedangkan nilai keragaman gulma pada lahan jagung jajar legowo
1:2 sebesar 1,94, dan pada lahan jagung jajar legowo 1:3 nilai keragamannya
sebesar 1,29. Dari data tersebut nilai keragaman masing-masing sistem tanam
tergolong sedang, dapat terlihat bahwa pengaruh sistem budidaya dapat
8

mempengaruhi tingkat keragaman gulma. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Y


Hano & Lukas Pardosi., 2019.) bahwa cara budidaya tanaman, jarak tanam,
pengolahan tanah, dan kondisi lingkungan mempengaruhi tingkat keragaman
gulma. Selain itu, kompetisi dalam memanfaatkan sumber daya sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya nilai keragaman gulma (Karenga et al., 2022).

Tabel 4. Indeks Shannon-Wiener (H’) gulma pada lahan jagung konvensional,


jajar legowo 1:2 dan jajar legowo 1:3
Nilai H'
Jenis Gulma
Konvensional Jarwo 1:2 Jarwo 1:3
Ageratum conyzoides 0,31 0,34 0,34
Asystasia gangetica 0,29 0,32 0,35
Amaranthus spinosus 0,24 0,23 0,00
Physalis longifolia 0,16 0,19 0,00
Imperata cylindrica 0,30 0,30 0,34
Cynodon dactylon 0,23 0,18 0,27
Paspalum conjugatum 0,23 0,25 0,00
Cyperus rotundus 0,18 0,00 0,28
Cyperus kyllingia 0,18 0,13 0,00
Total 2,12 1,94 1,3
Keterangan:
H’ < 1 : menunjukkan keragaman rendah
1 < H’ ≤ 3 : menunjukkan keragaman sedang
H’ > 3 : menunjukkan keragaman tinggi

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 9
spesies gulma pada lahan jagung konvensional, 8 spesies gulma pada lahan jagung
jajar legowo 1:2, dan 5 spesies pada lahan jajar legowo 1:3. Spesies gulma A.
conyzoides mendominasi lahan jagung konvensional dan jajar legowo 1:2,
sedangkan spesies gulma A. gangetica mendominasi pada lahan jagung jajar
legowo 1:3 dimana kedua spesies gulma tersebut termasuk kedalam jenis gulma
daun lebar. Hasil identifikasi nilai keragaman gulma pada ketiga lahan jagung
masuk dalam kategori indeks keragaman sedang, dimana pada lahan jagung
konvensional sebesar 2,12, 1,94 pada lahan jagung jajar legowo 1:2, dan pada lahan
jagung jajar legowo 1:3 sebesar 1,3.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih penulis ucapkan kepada Program Studi Produksi Tanaman Pangan,
Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Negeri Lampung yang telah
memberikan dukungan sarana dan prasarana selama proses penelitian berlangsung.

Kontribusi Penulis
9

Penulis satu melakukan proses pengeringan, pengovenan, dan penimbangan bobot


kering gulma, serta melakukan analisis dominansi dan keragaman gulma. Penulis
dua melakukan percobaan, monitoring, dan identifikasi gulma pada lahan
penelitian. Penulis tiga melakukan analisis data hasil penelitian, penyusunan
abstrak, dan penyiapan naskah. Penulis empat melakukan pengumpulan data
pustaka dan penyelesaian naskah. Penulis lima melakukan arahan riset, arahan
percobaan, dan penyelesaian naskah (manuskrip).

Daftar Pustaka

Benu, O. N. (2022). Analisis Keragaman Gulma Pada Tanaman Jagung Di


Kelompok Tani Usaha Maju, Desa Naibonat, Kecamatan Kupang Timur,
Kabupaten Kupang. Wana Lestari, 7(02), 117–124.
Imaniasita, V., Liana, T., & Pamungkas, D. S. (2020). Identifikasi Keragaman dan
Dominansi Gulma pada Lahan Pertanaman Kedelai. Agrotechnology Research
Journal, 4(1), 11–16.
Kamaluddin, K., Hano’e, E. M., & Pardosi, L. (2022). Analisis Vegetasi Gulma
pada Lahan Tanaman Jagung di Kecamatan Insana Tengah Kabupaten Timor
Tengah Utara. Journal Science of Biodiversity, 3(1), 33-38.
Karenga, F., Killa, Y. M., Kurniawi L Kapoe, S. K., Studi Agroteknologi, P., &
Sains dan Teknologi, F. (2022). Analisis Vegetasi Gulma di Lahan Jagung Di
Desa Umbu Pabal Selatan Kabuapten Sumba Tengah Analysis of Weed
Vegetation in Corn Fields in South Umbu Pabal Village, Central Sumba
Regency. In AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian (Vol. 10, Issue 1).
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/agriland
Kartika, T. (2018). Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung (Zea Mays L) non hibrida di lahan balai Agro Teknologi Terpadu
(ATP). Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
15(2), 129–139.
Khairil, K., & Radian, R. (2020). Jarak Tanam Jajar Legowo dan Jumlah Bibit
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Agrovigor: Jurnal
Agroekoteknologi, 13(2), 136–140.
Nai, C. P., & Fowo, K. Y. (2019). Respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
pulut (Zea mays ceratina kulesh) pada berbagai jarak tanam dalam baris.
Agrica: Journal of Sustainable Dryland Agriculture, 12(1), 59–70.
Oktavia, E. D., & Suminarti, N. E. (2019). Pengaruh Kombinasi Berbagai Sistem
Tanam dan Tingkat Defoliasi pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea mays saccharata Sturt). PLANTROPICA: Journal of Agricultural
Science, 3(2), 94–102.
Perianto, L. H., Soejono, A. T., & Astuti, Y. T. M. (2019). Komposisi gulma pada
lahan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada tanaman belum
10

menghasilkan dan tanaman menghasilkan di KP2 Ungaran. Jurnal Agromast,


1(2).
Purbata, A. G., Hadi, S., & Tarumun, S. (2020). Analisis perbandingan efisiensi
produksi padi sawah: antara sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam
konvensional. Jurnal Ilmiah Pertanian, 16(2), 76–87.
Rusdi, R., Saleh, Z., & Ramlah, R. (2019). Keanekaragaman Jenis Gulma Berdaun
Lebar Pada Pertanaman Jagung (Zea Mays L.) Di Desa Sangatta Selatan
Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Agroteknologi, 9(2), 1-6.
Sari, A. R. K., Hidayah, I. N., & Prijanto, A. (2022). Kajian Keragaan Komponen
Hasil dan Produktivitas Dua Varietas Jagung yang Ditanam Secara Legowo
dan Cara Petani di Kabupaten Buleleng. Agropross: National Conference
Proceedings of Agriculture, 140–151.
Setiawan, A. N., Sarjiyah, S., & Rahmi, N. (2022). The Diversity and Dominance
of Weeds in Various Population Proportions of Intercropping Soybeans With
Corn. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 22(2), 177–185.
Shannon, C. E., & Weaver, W. (1971). The Mathematical Theory of
Communication. University of Illinois Press.
https://books.google.co.id/books?id=KMRUpwAACAAJ
Simangunsong, Y. P., Zaman, S., & Guntoro, D. (2018). Manajemen pengendalian
gulma perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.): Analisis faktor-
faktor penentu dominansi gulma di Kebun Dolok Ilir, Sumatera Utara. Buletin
Agrohorti, 6(2), 198–205.
Sumiahadi, A. (2022). Potensi Arachis pintoi Sebagai Bimulsa Dalam Menekan
Gumla Pada Lahan Budidaya Tanaman. Jurnal Agrosains Dan Teknologi,
7(1), 51–64.
Susanti, E. D., Hera, N., & Zam, S. I. (2021). Perbandingan Vegetasi Gulma Pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Menghasilkan Dan Belum
Menghasilkan Di Lahan Gambut. Jurnal Agroteknologi, 12(1), 17–24.
Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I. H., & Wiroatmodjo, J. (1984). Pengelolaan gulma di
perkebunan. PT. Gramedia. Jakarta, 225.
Umiyati, U., Widayat, D., Kurniadie, D., & Aris, K. (2019). Respon pertumbuhan
gulma dan hasil tanaman jagung terhadap herbisida 276 g/l pada sistem tanam
TOT. Agrotechnology Res J, 3(1), 18–22.
Widaryanto, E., Saitama, A., & Zaini, A. H. (2021). Teknologi Pengendalian
Gulma. Universitas Brawijaya Press.
Yuliana, A. I., & Ami, M. S. (2020). Analisis vegetasi dan potensi pemanfaatan
gulma lahan persawahan. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ibnu Ashadi
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Produksi Tanaman Pangan
4 NIM 21711074
5 Tempat dan Tanggal Lahir OKU Timur, 19 April 2002
6 Alamat Email ibnuashadi368@gmail.com
7 No Telepon/HP +6285701025783
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 Studi Mahasiswa Riset Ketua Umum 2023, Politeknik
Terapan Negeri Lampung
2 Majelis Permusyawaratan Anggota 2022, Politeknik
Mahasiswa Negeri Lampung
3 UKM Albana Anggota 2022, Politeknik
Negeri Lampung
4 UKM English Club Anggota 2022, Politeknik
Negeri Lampung
5 Program Kreativitas Anggota 2022, Kemendikbud
Mahasiswa Bidang
Penelitian
6 Sosialisasi Laporan Ketua Pelaksana 2022, Politeknik
Pertanggungjawaban Negeri Lampung
UKM/Organisasi
Mahasiswa
7 Nyepeak Campus Polinela Ketua Pelaksana 2022, Politeknik
Negeri Lampung
C. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan Rizky Rahmadi, S.P., M.P.
1
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Produksi Tanaman Pangan
4 NIP/NIDN 199701172022031012/0017019701
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjungkarang, 17 Januari 1997
6 Alamat Email rizky.rahmadi@polinela.ac.id
7 No Telepon/HP +6282211664017
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun
Lulus
1 Sarjana (S1) Agroteknologi Universitas Lampung 2018
2 Magister (S2) Agronomi Universitas Lampung 2020
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir)
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan sks
1 Teknik Perbanyakan Tanaman Wajib 4
2 Ekofisiologi Tanaman Wajib 3
3 Agroklimatologi Wajib 3
4 Produksi Padi Wajib 3
5 Produksi Jagung Wajib 3
6 Kesuburan Tanah Wajib 3
7 Teknik Penulisan Karya Ilmiah Wajib 2
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Tahun
Dana
1 Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata Mandiri 2022
L.) Sebagai Insektisida Organik Dalam
Mengendalikan Hama Walang Sangit (Leptocorisa
acuta) Pada Padi Sawah
2 Identifikasi Dominansi dan Keragaman Gulma Mandiri 2022
Pada Budidaya
18
19

Lampiran 3. Kontribusi ketua, anggota, dan dosen pendamping


No Nama Posisi Bidang Ilmu Kontribusi
Penulis
1 Ibnu Ashadi Penulis Produksi Melakukan proses
Pertama Tanaman pengeringan, pengovenan,
Pangan dan penimbangan bobot
kering gulma, serta
melakukan analisis
dominansi dan keragaman
gulma
2 Wina Ardila Penulis Produksi Melakukan proses
Pertama Tanaman pengeringan, pengovenan,
Pangan dan penimbangan bobot
kering gulma, serta
melakukan analisis
dominansi dan keragaman
gulma
3 Muhammad Penulis Produksi Melakukan percobaan,
Miftahurohman Kedua Tanaman monitoring, dan
Pangan identifikasi gulma pada
lahan penelitian
4 Maskur Holil Penulis Produksi Melakukan analisis data
Ketiga Tanaman hasil penelitian,
Pangan penyusunan abstrak, dan
penyiapan naskah
5 Dewi Kurnia Penulis Produksi dan Melakukan pengumpulan
Keempat Manajemen data pustaka dan
Industri penyelesaian naskah
Perkebunan
6 Rizky Rahmadi, Penulis Agronomi Melakukan arahan riset,
S.P., M.P. Akhir arahan percobaan, dan
penyelesaian naskah
(manuskrip).
20
21

Anda mungkin juga menyukai