Anda di halaman 1dari 12

MINI RISET

AUTOMATIC ON OFF TEMPERATURE

Disusun

OLEH :
KELOMPOK 8
JULIANDA AKMAL(5213530002)
Mhd. Fathur Ridwan Manullang(5213530025)
Nirwana Novianti Br Tarigan(5211230009)

DOSEN PENGAMPU
Olnes. Y. H, S.Pd., M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS


NEGERI MEDAN SEMESTER GANJILT.A ( 2021/2022)
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya kepada kami, karena berkat dan lindungannya ,sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Penelitian tentang AUTOMATIC ON OFF TEMPERATURE.

Saya menyadari dalam penulisan lapran rekayasa ide ini ,masih terdapat banyak
kesalahan baik dalam sistematika penulisan maupun materi yang terdapat dalam laporan ini .
Untuk itu , saya meminta maaf atas kesalahan saya dan mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca . Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

PENULIS

KELOMPOK 8
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Mini Riset............................................................................................................3
1.2 Rusuman Masalah Mini Riset.......................................................................................................3
1.3. Tujuan Mini Riset........................................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................................5
2.1 Tinjuan penelitian Terdahulu.......................................................................................................5
2.2Tinjauan Teori...............................................................................................................................5
2.3 Faktor Mempengaruhi Suhu........................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
METODOLOGI PENELETIAN...................................................................................................................8
3.1 Metode Penelitian.......................................................................................................................8
3.2 Populasi Dan Sampel...................................................................................................................8
1.Populasi..........................................................................................................................................8
2. Sampel...........................................................................................................................................8
3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................8
3.4 Teknis Analisis Data....................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................10
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................................................10
BAB V...................................................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
5.2 Saran..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mini Riset

Suhu adalah derajat atau tingkatan ukuran dingin atau panas pada suatu benda.  Semakin
tinggi suhu suatu benda maka semakin panas benda tersebut.Suhu merupakan besaran
pokok.Satuan suhu yaitu Kelvin.Untuk mengukur suhu diperlukan alat yang disebut dengan
termometer.Umumnya suhu yang diukur dengan termometer menggunakan termometer zat
cair yang berisi raksa atau alkohol, tetapi lebih bagus menggunakan zat cair berupa raksa
karena raksa membasahi dinding termometer, sebagai penghantar panas yang baik dan lain
sebagainya.
Pada pembuatan termometer terlebih dulu kita menentukan titik tetap atas dan titik tetap
bawah.Untuk titik tetap termometer itu sendiri diukur pada tekanan 1atm. Diantara titik tetap
atas dan bawah dibuat yang namanya skala suhu.Pada penetapan titik tetap atas dengan
menggunakan acuan berdasarkan suhu saat air mendidih (titik didih), sedangkan penetapan
titik tetap bawah menggunakan acuan berdasarkan suhu ketika es melebur.

1.2 Rusuman Masalah Mini Riset


Berdasarkan masalah yang ada di dalam kehidupan sehari hari kita kesulitan dalam
menganalisa suhu ruangan yang ada disekitar kita dan tidak tahu berapa suhu tersebut Dan
bagaimana penggunaan alat tersebut apakah sudah tepat atau tidak.jadi dibuat la alat pendeteksi
suhu agar bisa mengatur apa pengoptimalan suhu tersebut dengan alat ini secara otomatis.

1.3. Tujuan Mini Riset

Tujuan agar nantik kita dapat lebih muda mengetahui suhu ruangan kita dengan alat
pengatur suhu otomatis ini.Apa lagi berguna pada saat kita ingin dalam penetasan telur alat
ini sangat berguna bisa menyusuaikan suhu yang ada disekitar dengan mengaturnya dan aku
mati dengan sendiri apa bila suhu nya sudah mencapai target, dan membuktikan apakah
penggunaan alat ini sudah sesuai atau tidak.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki manfaat sebagai pengetahuan bagi pembaca untuk penggunaan
alat ini dalam mengetahui suhu ruangan kita dengan pengatur suhu otomatis ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjuan penelitian Terdahulu
Penelitian terhadap penggunaan pemanas dengan pengatur suhu digital Manusia
mengenal panas dan dingin suatu benda melalui suhu.Benda yang dingin dikenal memiliki
suhu yang lebih rendah dibanding benda yang panas. Sebaliknya, benda yang panas memiliki
suhu yang lebih tinggi dibanding benda yang lebih dingin. Dari fakta tersebut, dapat
disimpulkan bahwa suhu merupakan besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda.Meski dapat dinyatakan secara kualitatif, suhu sebaiknya dinyatakan
dengan kuantitatif dengan satuan derajat tertentu.

2.2Tinjauan Teori
Jenis Termometer Suhu

Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 – 1642)
pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang
dilengkapi pipa panjang  dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara
dalam labu mengembang.Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan
berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak
sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair
di dalam pipa juga berbeda.Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu.Prinsip kerja
termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu.Tetapi
dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair misalnya raksa dan
alkhohol.Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu
benda.

Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai keunggulan :

 raksa penghantar panas yang baik


 pemuaiannya teratur
 titik didihnya tinggi
 warnanya mengkilap
 tidak membasahi dinding
Sedangkan keunggulan alkhohol adalah :
 titik bekunya rendah
 harganya murah
 pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati
Macam Termometer Suhu sebagai berikut antara lain :

1. TermometerLaboratorium
Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah
panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar
termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler)
dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
2. TermometerKlinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi
dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas
wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah
pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada
termometer ini antara 35°C sampai 42°C

3. TermometerRuangan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya
termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang berbeda.
Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C

4. TermometerDigital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip
kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer
digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan
pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam
bentuk angka yang langsung bisa dibaca.

5. TermokopelMerupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat


pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang
koefesiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan
menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu
benda

2.3 Faktor Mempengaruhi Suhu


Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi  adalah : lama penyinaran
matahari, sudut datang sinar matahari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan
perbedaan letak lintang ( Murtianto, 2008).

Suhu permukaan laut dipengaruhi oleh panas matahari, arus permukaan, keadaan
awan, upwelling, divergensi dan konvergensi terutama pada daerah muara dan sepanjang
garis pantai. Faktor-faktor meteorologi  juga berperan yaitu curah hujan, penguapan,
kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari. Variasi suhu
musiman pada permukaan untuk daerah tropis sangat kecil, dimana variasi rata-rata musiman
kurang dari 2oC yang terjadi di daerah khatulistiwa (Hela dan Laevastu, 1981).

Suhu yang paling tinggi berada di permukaan, sedangkan  makin dalam perairan laut
maka suhu akan semakin menurun. Penurunan suhu terjadi pada zona pynocline yakni antara
200 meter sampai 1000 meter. Semakin dalam akan terjadi perubahan suhu yang nyaris
konstan. Zona dengan perubahan suhu yang besar disebut zona thermocline. Perubahan
densitas pada setiap kedalaman disebut sebagai pynocline ( Wibisono, 2011).
BAB III
METODOLOGI PENELETIAN
3.1 Metode Penelitian
Adapun metode yang dilakukan dalam melakukan pengaplikasian dalam metode
digital suhu tersebut
baban Sistem kendali adalah suatu gabungan dari beberapa komponen fisik yang
ditata untuk mengontrol (mengatur) komponen itu sendiri atau sistem lain. Dari
defenisi di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa sistem kendali suhu dan
kelembaban adalah suatu penggabunagan beberapa komponen yang ditata
sedemikian rupa untuk mengontrol suhu dan kelembaban.Komponen yang dimaksud
antara lain yaitu sensor, pengendali (controller), pemanas (heater), air, relay, dan
komponen pendukung lainnya. Dalam bentuk yang paling sederhana sistem kendali
suhu dan kelembaban terdiri dari dua input(masukan) dan dua output(keluaran) atau
lebih dikenal dengan sistem MIMO (multiple-input, multiple-output system) seperti
terlihat pada gambar 2.4 di bawah ini.

3.2 Populasi Dan Sampel


1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah dimana kita dapat
meujudkan pekerjaan yang tadinya sulit dengan mudah dengan dibuatnya alat tersebut dan
kami disini hanya menggabarkannya dan meng-aplikasikannya.

2. Sampel
Mengingat banyak peternak yang kewalahan dalam melakukan penetasan telur ayam dan
menjaga agar suhu ruangan stabil maka diperlukan alat ini agar memudah kannya supaya
mengetahui berapa suhu yang ada diruangan dan terjaga suhu nya sesuai suhu yang diatur
melalui temperarature on of tersebut dari situ sempel tersebut diambil

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang diambil dalam melakukan penelitian adalah dengan melakukan keresahan yang
dihapadapi warga terutama bagi peternak buat mereka dalam menjaga agar suhu tetap stabil
yang mana disini menggunakan skema system otomatis yang dapat diatur yang tidak payah
dilakukan secara manual
3.4 Teknis Analisis Data
Analisis Inferensial teknik analisis data kuantitatif inferensial menggunakan rumus statistik.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut  digunakan sebagai dasar untuk membuat
kesimpulan yang berlaku secara umum (generalisasi).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Dan Pengambilan Data Respon Sistem
Pengendali Dua Posisi (On-Off) Karaktristik pengendali on-off yang akan diuji adalah alat
pengendali yang terpasang pada mesin penetas telur otomatis tipe C-100 yang berada di
laboratorium dasar Teknik Mesin Unsrat. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik respon sistem pengendali on-off. Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu
kita mengecek apakah box penetas ini telah terpasang dengan baik apakah karpet yang
dipasang untuk mengisolasi box telah terekat dengan baik dan bak penampung air untuk
menyeimbangkan faktor kelembaban nya telah terisi, dan apakah sistem instrumentasi yang
ada didalamnya telah tersusun dengan rapih sehingga dapat menghindari hal-hal yang bisa
membahayakan keselamatan kita misal sumber tegangan listrik yang berasal dari PLN, dan
rangkaian listrik yang ada didalam nya sangat penting untuk diperhatikan. Setelah
pengecekan dilakukan barulah kita melakukan pengujian.Sebelum alat dinyalakan pengendali
digital nya diset terlebih dahulu untuk temperatur maximum ditetapkan pada pada angka
400C dan temperatur minimum pada angka 350C, karena sesuai dengan telur yang kita
gunakan yaitu telur jenis ayam kampung.Instrumen sistem pengendali temperatur ini
dirancang untuk bekerja secara otomatis, sehingga memungkinkan tingkat keberhasilan nya
lebih tinggi.Sistem ini tergolong sederhana karena hanya mengontrol temperatur pada saat
maximum dan minimum seperti yang telah dijelaskan diatas pada temperatur 400C dan 350C,
menjaga agar.

kestabilan temperatur tetap pada angka yang telah ditetapkan, sehingga lampu akan mati pada
saat temperatur max dan menyala pada saat temperatur min.

Metode pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan karakteristik pengendali adalah


sebagai berikut:

1. Pengujian selama 21 hari (riil proses penetasan telur) dengan meletakkan sampel telur
dalam wadah yang diuji. Dalam pengujian ini diambil sampel tujuh buah butir telur untuk
ditetaskan.Posisi dimer dalam keadaan beban penuh.

2. Pengujian tanpa telur didalam wadah yang diuji. Posisi dimer adalah 0.25, 0.5, 0.75, dan 1
beban.

3. Pengujian tanpa telur didalam wadah yang diuji dan diletakkan satu nampan berisi air.
Posisi dimer adalah 0.25, 0.5, 0.75, dan 1 beban.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
AUTOMATIC ON OFF TEMPERATURE adalah sistem pengendali suhu otomatis,
yang secara otomatis mengontrol suhu. Dalam aplikasi sebuah pengendali harus memenuhi
persyaratan kualitas atau karakteristik utama yaitu linearitas, tidak tergantung temperatur,
kepekaan, waktu tanggapan, batas frekuensi terendah dan tertinggi, stabilitas waktu dan
histeresis. Pada temperatur tertentu akibat dari karakteristik ini sebuah sensor dapat
memberikan keluaran yang berlainan, tergantung pada keadaan apakah saat itu temperatur
sedang naik atau turun.

Karaktristik pengendali on-off yang akan diuji adalah alat pengendali yang terpasang pada
mesin penetas telur otomatis tipe C-100 yang berada di laboratorium dasar Teknik Mesin Unsrat. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa: sistem yang diuji beroperasi dengan baik
sesuai berfungsinya yaitu on pada 350C dan off pada 400C, sistem pengendali adalah linier, respon
kenaikan temperatur bergantung pada besar energi pemanas dalam kasus ini ditunjukkan oleh posisi
dimer, dan respon penurunan suhu (lama waktu pemanas off) bergantung pada besar beban didalam
wadah yang dikendalikan yaitu telur dan air didalam wadah. Overshoot dapat terjadi oleh karena besar
energi pemanas.

5.2 Saran
Demikian pemaparan materi kami kali ini mengenai “AUTOMATIC ON OFF
TEMPERATURE.”Jika sungguh terdapat kesalahan yang memberatkan hati, kami terlebih
dahulu mengucapkan permohonan maaf kami kepada setiap pihak yang terkait. Kami sangat
mengharapkan Umpan Balik dari pembaca demi untuk kemajuan progress Tugas kami ini
selanjutnya. Semoga Proposal Mini Riset Kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Nise, N. 2000.Conrol System Engineering. Third

Edition, John Wiley & Sons, Inc.

Ogata, K. 1997. Modern Control Engineering. Third

Edition, Prentice-Hall International.Inc.

T.senbun, F. Tokyo 1991, Hanabuchi,

Instrumentation System, Fundamentalsand

Applications, Yokogawa electric Corp.

Luyben, W.L and Luyben M.L. 1997. Essentials of

Process Control. International Edition, McGranHill, Inc. New York.

Luyben, W.L. 1990. Process Modeling, Simulation

and Control for Chemical Engineers. McGranHill, Inc. New York.

Rumpumbo, N. 2009. Proses Pembuatan Mesin

Penetas Telur Otomatis Tipe C100. Skripsi

Program S1 Teknik Mesin Universitas Sam

Ratulangi. Manado.

Dien S. V. 2010. Perancangan Instrumentasi Sistem

Pengendali Suhu Untuk Sistem Tetas Telur

Otomatis. Skripsi Program S1 Teknik Mesin

Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Mirinejad, H. Sadati, S.H. Hasanzadeh, S. Shahri,

A.M. and Ghasemian, M. Design and

Simulation of an Automated System for

Greenhouse using

Anda mungkin juga menyukai