PENDIDIKAN JASMANI
PRODI S1 PGSD
SKOR NILAI:
OLEH ANGGOTA:
KELOMPOK 2
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena
dengan Rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah kelompok dengan judul “gerak manipulatif dalam pembalajaran penjas di
sekolah dasar”.untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran pendidikan jasmani
sekolah dasar di Universitas negeri Medan ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.saya juga berterimaksih kepada bapak Drs. Demmu karo
karo. selaku dosen pengampu mata kuliah konsep dasar pendidikan sekolah dasar.
Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membagikan
pengetahuannya kepada kami,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu.
Kami sangat berharap kiranya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu,kami selaku penulis berharap adanya
kritik,saran dan usulan demi memperbaiki makalah yang telah ditulis untuk dimasa
yang akan datang,mengingat tidak ada suatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Medan,Maret 2022
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gerakan manipulatif merupakan gerakan yang lebih kompleks karena melibatkan anggota
tubuh untuk memanipulasi benda diluar tubuh. Gerakan manipulatif biasanya dilukiskan
sebagai gerakan yang mempermainkan obyek tertentu sebagai medianya, atau keterampilan
yang melibatkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bagian-bagian tubuhnya untuk
memanipulasi benda di luar dirinya (Mahendra, 2015).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang tersebut dapat daimbil rumusan masalah sebagai berikut:
C. TUJUAN
1
a. Untuk memahami gerak manipulatif pada anak sekolah dasar
b. Dapat memahami pengaruh gerak manipulatif pada kemampuan bersosialisasi anak
sekolah dasar.
c. Memahai keterampilan gerak manipulatif pada anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerak Manipulatif
Permainan olahraga merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, melalui pendidikan jasmani manusia dapat belajar lebih banyak dari
hal yang berhubungan dengan afektif, kognitif, dan psikomotor yang merupakan bekal
manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Keterampilan manipulatif adalah
suatu kegiatan anak yang berhubungan dengan benda di luar dirinya yang harus
dimanipulasi sedemikian rupa sehingga terbentuk satu keterampilan.
Keterangan :
3
mata dengan kaki (pada saat menendang dan menggiring suatu objek), yang nantinya
kedua koordinasi ini diperlukan saat terlibat dalam kegiatan olahraga yang sudah
terspesialilasi (sepak bola, badminton, basket, volley, dsb).
Model pendidikan gerak tentu bukan saja mendukung terhadap tumbuhnya rasa
berhasil (feeling of success) pada setiap anak, tetapi juga membantu mengembangkan
pengetahuan kognitif tentang gerak (Mahendra, 2015). Pendidikan gerak adalah program
yang diarahkan untuk mengembangkan fundasi yang luas sehingga siswa mampu
mengembangkan keterampilan dalam berbagai jenis gerakan (Mahendra, 2015). Untuk
membangun dasar yang luas ini, pendekatan pendidikan gerak menggunakan kerangka
yang khusus untuk menggolongkan gerakan dan mendorong siswa membangun
perbendaharaan gerak yang mampu mereka terapkan pada seluruh isi gerak di tahap-tahap
selanjutnya, termasuk olahraga. Pada dasarnya, pelaksanaan model ini adalah
penggabungan antara gerak dasar fundamental (Basic Fundamental Movement) dengan
konsep gerak (Movement Concept). Gerak dasar fundamental ini terdiri dari gerak dasar
lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif, sedangkan konsep gerak menurut Laban
(dalam Nugraha, ) dibagi menjadi empat konsep, yaitu : “Body Concepts, Effort
Concepts, Spatial Concepts, and Relationship Concepts”. Ketika kedua konsep ini
disatukan, maka dapat dijadikan satu alat untuk menganalisis kerangka pengayaan gerak
yang dapat dilakukan dan tentunya akan lebih memvariatifkan gerak dasar manipulatif
yang dikuasai oleh siswa.
Keterampilan gerak dasar manusia meliputi tiga macam yaitu: gerak lokomotor, gerak
nonlokomotor, dan gerak manipulatif. Menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992:24), pada
dasarnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk gerakan dasar
tersebut telah dimiliki oleh anak usia dini, namun perlu dikembangkan di lingkungan
sekolah di samping gerak dasar lainnya.
4
Keterampilan gerak manipulatif bagi anak dapat melalui permainan olahraga yang
dilaksanakan secara optimal. Kegiatan mengembangkan gerak dasar manipulatif bagi
anak yang diberikan oleh guru berjalan sesuai dengan tujuan dan pencapaian
perkembangan yang dijadikan sebagai indikator pelaksanaan terhadap aspek melempar,
menangkap, menendang dan menggiring bola, yaitu:
Pengelompokan anak dilakukan secara bebas serta memasangkan setiap anak juga
dilakukan secara berpindah atau dengan pasangan yang berbeda hal ini menunjukkan
interaksi sosial anak yang menerima “kawan/lawan” saat bermain fisik motriknya, gerak
manipulatif ini menunjukan keaktifan anak dalam berinteraksi dengan teman sebayanya saat
melakukan gerak lempar-tangkap bola dan memasukan sejumlah bola ke keranjang,
kecukupan rasio anak dengan alat bantu bermain gerak juga sangat mendukung efektivitas
pengembangan kemampuan sosialisasi ini, pengembangan sosialisasi anak juga didukung
oleh inisiatif guru/kolaborator dalam memanfaatkan area luar kelas yang cukup dan
frekuensi anak “berlatih” dalam kegiatan gerak manipulatif berkelompok.
5
kegiatan gerak manipulatif secara berkelompok mendorong anak lebih antusias dalam
berinteraksi yang ditunjukkan hasil pengamatan anak yaitu mereka berinisiatif berbicara,
bekerjasama, membantu temannya, serta melatihkan anak memiliki sikap kemurahan hati.
Tindakan tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock, bahwa bermain secara terprogram baik
dapat mengembangkan interaksi anak dalam kerjasama, kemurahan hati, dukungan sosial,
bergaul dengan teman.
Hal ini ini juga diperkuat dengan pendapat Piaget yang dikutip oleh Wuryani bahwa
penerapan keterampilan sosial dilakukan melalui interaksi kerjasama dengan teman sebaya
dan pengalaman menyelesaikan konflik diantara mereka. Selanjutnya Diane E. Papalia
menyatakan kemampuan sosialisasi adalah proses dimana anak diberikan stimulasi aktif,
adanya pembiasaan, pengulangan keterampilan, secara terintegrasi seluruh aspek
perkembangan fisik, bahasa, kognitif dan moral sosial emosional.
Disamping gerak manipulatif, ada pula gerak non manipulatif yang memiliki pengertian
berupa proses penggerakan tubuh tanpa harus merespon terhadap objek lain di luar tubuh.
Dengan kata lain gerak non manipulatif merupakan proses diri manusia dalam menggerakan
tubuhnya sendiri, seperti berjalan atau berlari. Adapun gerak non manipulatif terbagi menjadi
dua aspek yaitu gerak lokomotor dan gerak non lokomotor. Gerak lokomotor secara
6
sederhana berarti gerakan memindahkan tubuh dan satu tempat ke tempat lain, sedangkan
gerak non lokomotor merupakan proses menggerakan anggota tubuh tanpa harus berpindah
tempat. Gerak non manipulatif inilah yang kemudian menjadi dasar dalam penerapan gerak
dasar untuk pengajaran PJOK.
Seperti yang telah dipaparkan bahwa gerak non manipulatif terdiri dan dua aspek yaitu
gerak lokomotor dan gerak non lokomotor. Gerak lokomotor sebagai gerakan memindahkan
anggota tubuh dari satu tempat ke tempat lain, tentu memiliki beragam contoh kegiatan yang
dapat diterapkan dalam pengajaran PJOK terhadap anak. Salah satunya adalah kegiatan
berjalan dan berlari. Kegiatan tersebut tentu sangat mudah diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan dengan memanfaatkan kondisi psikologis anak yang senang
melakukan berbagai macam permainan. Misalnya saja garu PJOK dapat mengajak anak
bermain lomba lari atau jalan sehat. Selain itu, guru juga dapat mengajak anak bermain
permainan tradisional seperti loncat kodok dimana konsep dasar permainan ini adalah
menggerakan tubuh untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara meloncat-
loncat menyerupai kodok.
Dengan adanya implementasi gerak non manipulatif berapa gerak lokomotor dan gerak
non lokomotor terhadap kegiatan pembelajaran PJOK anak sekolah dasar, tentunya dapat
menarik minat anak untuk tumbuh aktif menggerakan tubuhnya. Kegiatan fisik tersebut
sedikitnya dapat memicu anak untuk berhenti dan ketergantungan teknologi yang terjadi di
masa ini. Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Himel dan Sagato (2015: 61-63), bahwa
gerakan dasar seperti ini harus dibiasakan sedari dini untuk memicu perkembangan
kemampuan dan keterampilan pada anak yang seringkali terhambat sebab kemampuan gerak
dasar pada masa kanak-kanak baru berkembang dan perlu diasah hingga anak terbiasa dalam
menerapkan gerak dasar di kehidupan sehari-hari
Khususnya pada masa ini, dimana teknologi semakin ketat membatasi ruang gerak
manusia, maka proses pengajaran PJOK yang mempunyai konsep dasar berupa gerak-gerak
dasar seperti gerak non manipulatif, sangat penting adanya dalam membantu tumbuh
7
kembang anak sekolah dasar. Mengingat dewasa ini sudah banyak permainan yang diadaptasi
ke dalam bentuk teknologi semakin membuat anak merasa malas untuk melakukan aktivitas
fisik, sebab permainan yang dikemas dalam bentuk gadget memang terlihat praktis dan
menyenangkan. Hal ini pula yang menjadikan guru dalam mengajarkan pjok harus selalu
dapat berinovasi dengan mengajak anak-anak melakukan kegiatan olahraga yang
menyenangkan supaya ruang gerak anak semakin luas dan tumbuh kembang anak pun dapat
terus ditingkatkan hingga mencapai tujuan pendidikan karakter yang meliputi segala aspek
psikomotorik, afektif hingga kognitif. Salah satu cumaya adalah dengan
mengimplementasikan konsep gerak dasar non manipulatif pada kegiatan pembelajaran
PJOK khususnya di sekolah dasar.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penyampaian materi kami ialah, Gerakan
manipulatif merupakan gerakan yang lebih kompleks karena melibatkan anggota tubuh
untuk memanipulasi benda diluar tubuh. Gerakan manipulatif biasanya dilukiskan sebagai
gerakan yang mempermainkan obyek tertentu sebagai medianya, atau keterampilan yang
melibatkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bagian-bagian tubuhnya untuk
memanipulasi benda di luar dirinya (Mahendra, 2015).
Keterampilan gerak dasar manusia meliputi tiga macam yaitu: gerak lokomotor, gerak
nonlokomotor, dan gerak manipulatif. Menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992:24), pada
dasarnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk gerakan dasar
tersebut telah dimiliki oleh anak usia dini, namun perlu dikembangkan di lingkungan
sekolah di samping gerak dasar lainnya.
Keterampilan gerak manipulatif bagi anak dapat melalui permainan olahraga yang
dilaksanakan secara optimal. Kegiatan mengembangkan gerak dasar manipulatif bagi
anak yang diberikan oleh guru berjalan sesuai dengan tujuan dan pencapaian
perkembangan, Setiap anak mempunyai keterampilan gerak dasar manipulatif yang
berbeda. Perkembangan gerak dasar manipulatif memerlukan proses yang sangat panjang
untuk bisa melakukan dengan benar.
kegiatan gerak manipulatif secara berkelompok mendorong anak lebih antusias dalam
berinteraksi yang ditunjukkan hasil pengamatan anak yaitu mereka berinisiatif berbicara,
bekerjasama, membantu temannya, serta melatihkan anak memiliki sikap kemurahan hati.
Tindakan tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock, bahwa bermain secara terprogram
baik dapat mengembangkan interaksi anak dalam kerjasama, kemurahan hati, dukungan
sosial, bergaul dengan teman.
B. SARAN
9
Dari kajian materi yang kami dapat dari jurnal, dapat di ambil saran yang bisa kami
sampaikan untuk teman teman mahasiswa sebagai calon guru dalam mengajar PJOK,
sekiranya dapat lebih kreatif dalam mengajak dan menyusun pembelajaran gerak, untuk
mengajak siswa dalam melakukan gerakan fisik. Jika gerakan fisik ini tidak di lakukan
oleh siswa-siswi terutama di SD maka akan berakibat fatal bagi tumbuh kembangnya.
Yang tentunya tidak ada pihak yang menginginkan ini
10
DAFTAR PUSTAKA
Hendra, Jhony, and Ghazali Indra Putra. 2019. “Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar
Manipulatif Bagi Anak Melalui Permainan Olahraga Di Taman Kanak-Kanak.” Jurnal
Muara Pendidikan 4(2):438–44. doi: 10.52060/mp.v4i2.181.
Sumantri, Mohamad Syarif, and Tjia Endrawati. 2013. “Kemampuan Sosialisasi Dan Gerak
Manipulatif Berbasis Kelompok Pada Anak Usia 4-5 Tahu.” JIV-Jurnal Ilmiah Visi
8(2):104–10. doi: 10.21009/jiv.0802.3.
Nugraha, Lesmana, Agus Mahendra, and Indra Herdiyana. 2018. “Penerapan Model
Pendidikan Gerak Dalam Pengembangan Pola Gerak Dasar Manipulatif Melalui
Kerangka Analisis Gerak (Movement Analysis Framework).” TEGAR: Journal of
Teaching Physical Education in Elementary School 1(2):24. doi:
10.17509/tegar.v1i2.11935.
Pertiwi, Retno Mundi, Nurhasan Nurhasan, and Tuasikal Abdul Rachman Syam. 2018.
“Pengembangan Model Pembelajaran Sirkuit Untuk Membantu Pola Gerak Lokomotor,
Non Lokomotor, Dan Manipulatif Anak Down Syndrome.” Jendela Olahraga 3(2):26–
36. doi: 10.26877/jo.v3i2.2452.
11