Anda di halaman 1dari 5

Cara kerja sistem imun

SISTEM IMUN NONSPESIFIK


Pertama adalah sistem imun nonspesifik yang disingkat SINS. Ini adalah sistem imun alamiah
atau natural, atau diistilahkan dengan “sistem imun bawaan”. SINS merupakan sistem
pertahanan tubuh yang berguna menangkal masuknya segala macam zat asing dari luar yang
dapat memicu datangnya penyakit, seperti virus, bakteri, parasit, dan sejenisnya.

Sistem ini disebut sistem imun nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme
tertentu. Yang termasuk kekebalan tubuh nonspesifik antara lain adalah pertahanan atau
perlindungan fisika (berupa kulit dan lapisan mukosa), kimiawi (berupa enzim dan asam
lambung), mekanik (berupa gerakan usus dan rambut getar), serta fagositosis (berupa sel NK
atau natural killer, granulosit, makrofag, dan neutrofil).

Berikut beberapa contoh cara kerja sistem imun nonspesifik.

1. Perlindungan Secara Fisika

Pertama, mata manusia dilengkapi dengan mekanisme pengaturan intensitas cahaya yang masuk
ke dalam retina. Alat pengatur intensitas cahaya ini bernama iris atau pupil. Organ ini bisa
membesar dan mengecil secara otomatis. Dengan adanya pupil, fungsi indera penglihatan dapat
terpelihara dengan baik. Apabila intensitas cahaya yang masuk terlalu besar sedangkan pada saat
bersamaan pupil tidak berfungsi, maka retina mata akan rusak sehingga bisa berakibat fatal bagi
indera penglihatan.

Kedua, perlindungan tubuh dengan pigmen kulit. Warna pada kulit akan melindungi tubuh dari
paparan cahaya matahari. Apabila intensitas paparan cahaya matahari tidak direduksi oleh warna
kulit, tubuh akan mengalami radiasi berlebih seperti efek radiasi nuklir. Akibatnya kalau warna
kulit tidak sesuai dengan paparan sinar matahari maka seseorang dapat terkena kanker kulit.

Ketiga, adanya lapisan kulit yang membungkus badan manusia. Secara fisika, ketebalan kulit
dapat dihitung untuk menghadapi daya tekanan. Meskipun tipis, kulit mampu bertahan terhadap
tekanan secara merata. Ketika ada tekanan, kulit akan menyebarkannya ke seluruh tubuh agar
anggota tubuh bagian dalam dapat terlindungi. Di samping itu, kulit mampu memperbaiki dan
memperbarui diri. Pembungkus ajaib ini memiliki struktur yang sangat lentur sehingga
memungkinkannya bergerak secara bebas dan tidak mudah robek. Kulit juga mampu melindungi
tubuh dari panas, dingin, dan sinar matahari yang merugikan. Kaitannya dengan sistem
pertahanan tubuh, kulit mampu melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Karena bersifat semipermeabel yaitu tidak sembarang benda bisa menembusnya, kulit menjadi
benteng terluar untuk menghalangi tamu-tamu asing sebelum masuk ke dalam tubuh.

Keempat, adanya bulu hidung dan mukosa. Keduanya mampu mengatur turbulensi udara yang
masuk ke dalam tubuh lewat hidung. Dengan perantaraan bulu hidung dan mukosa, udara dingin
akan berubah menjadi hangat ketika masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, jika udara di luar terlalu
panas, bulu hidung dan mukosa akan melakukan proses pendinginan. Hasilnya, setiap udara yang
masuk lewat hidung dapat diterima oleh paru-paru dengan suhu yang paling sesuai kondisi
tubuh.

Kelima, adanya sekresi pada lendir dan cilia di sepanjang saluran pernapasan. Salah satu jalan
yang dilalui musuh untuk masuk ke dalam tubuh adalah saluran pernapasan. Ratusan macam
mikroba dalam udara yang terhirup akan berusaha memasuki tubuh lewat jalur ini. Sekresi
khusus pada lendir hidung mampu menahan dan menyapu sekitar 80 persen mikroorganisme
yang memasuki sistem pernapasan secara langsung lewat partikel debu atau substansi lain.
Ketika mikroorganisme masuk, bulu halus (cilia) di permukaan sel-sel saluran pernapasan akan
berdiri tegak. Hal ini akan menimbulkan aliran yang membawa partikel asing ke kerongkongan,
kemudian tertelan dan dihancurkan oleh asam dalam lambung. Refleks batuk dan bersin dapat
mempermudah fungsi ini. Adapun mikroba yang berhasil mengatasi rintangan ini dan sampai di
alveoli (paru-paru, bronkus, dan gingiva) akan ditelan oleh fagosit. Setelah itu fagosit bergerak
bersama mikroba yang telah mereka telan hingga akhirnya dibuang dari tubuh dengan cara
berbeda.

2. Perlindungan Secara Kimiawi

Pertama, adanya pengaturan pH atau tingkat keasaman dalam tubuh. Bagian-bagian tertentu dari
tubuh kita, khususnya bagian luar yang memungkinkan benda asing masuk, memiliki mekanisme
perlindungan kimiawi. Contohnya pada organ reproduksi wanita, bakteri atau virus dapat masuk
ke dalam organ ini setiap saat. Untuk melindunginya, organ reproduksi wanita memiliki tingkat
keasaman yang rendah sehingga bakteri-bakteri yang membawa bibit penyakit dan tidak tahan
terhadap asam akan mati. Demikian pula di mulut ada mekanisme pH dan enzim yang mampu
mempertahankan diri apabila ada unsur-unsur asing masuk.

Di dalam darah juga terdapat proses pengaturan tingkat keasaman (pH). Ketika pH darah
seseorang terlalu rendah, ia akan mengalami suatu kondisi yang disebut asidosis. Pada saat
mengalami asidosis darah terlalu asam sehingga terjadi kegagalan metabolisme dalam tubuh. Hal
ini disebabkan metabolisme dalam tubuh memerlukan suasana yang netral. Sebagai contoh,
banyak sekali penderita diabetes meninggal karena asidosis. Mereka mengonsumsi makanan
yang mengandung gula, tetapi metabolisme tubuh tidak dapat memproses gula tersebut sehingga
mereka pun mengalami kesulitan untuk mempertahankan kehidupan.

Kedua, adanya asam HCl (asam klorida). Senyawa kimia ini terdapat di dalam lambung, yang
dihasilkan oleh sel di dinding lambung sebagai respons terhadap makanan yang masuk ke dalam
lambung. Selain berfungsi untuk menghancurkan makanan, HCl berfungsi sebagai penghalang
mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung. Karena bersifat asam, banyak bakteri atau
mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup pada pH lambung. Dengan adanya cairan asam ini,
perjalanan bakteri dan tamu-tamu membahayakan bagi tubuh hanya sampai lambung, kecuali
yang mampu bertahan terhadap asam.

Asam lambung juga memiliki reseptor protein bernama reseptor H1 yang sangat dipengaruhi
oleh kondisi pikiran. Semakin stress seseorang, asam lambungnya akan semakin tinggi. Tubuh
orang yang stress akan mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi berbahaya.
Ketiga, diciptakannya enzim. Di dalam tubuh kita terdapat senyawa kimia yang dinamakan
enzim. Enzim terdapat pada cairan-cairan di dalam tubuh dan memiliki peran penting sebagai
pertahanan tubuh terhadap zat asing. Enzim adalah suatu protein yang bertindak sebagai katalis
biologi. Salah satu enzim yang sangat terkenal dalam sistem kekebalan tubuh adalah lisozim.
Lisozim merupakan enzim yang sanggup mencerna dinding sel bakteri sehingga bakteri akan
kehilangan kemampuannya untuk menimbulkan penyakit di dalam tubuh. Dengan hilangnya
dinding sel, bakteri akan mati. Lisozim banyak terdapat dalam cairan tubuh seperti air mata dan
ingus.

Enzim lain yang juga berperan dalam pertahanan tubuh adalah enzim proteolisis. Enzim ini
banyak terdapat dalam usus halus. Enzim proteolisis akan membunuh mikroorganisme yang
berhasil mencapai usus dengan cara mendegradasi atau menghancurkan protein mikroorganisme
tersebut.

Selain itu terdapat pula senyawa kimia yang dinamakan interferon, yang dihasilkan oleh sel
sebagai respons terhadap adanya serangan virus yang masuk tubuh. Interferon bekerja
menghancurkan virus dengan cara menghambat perkembangbiakan virus di dalam sel tubuh.

Keempat, diciptakannya air mata untuk menjaga fungsi penglihatan. Apa akibatnya kalau mata
kita tidak mengeluarkan air? Kita akan tersiksa karena mata macet dan tidak bisa berkedip.
Benda-benda dari luar akan berlomba-lomba memasuki mata kita, mulai dari udara, radiasi
cahaya, debu, bakteri, sampai virus. Mata pun akan terasa perih, panas, dan sakit. Jika dibiarkan,
kerusakan mata tinggal menunggu waktu.

Selain itu, cairan ajaib ini juga berfungsi melembabkan mata. Ketika sedang berkedip, ada air
mata yang dialirkan ke seluruh permukaan mata. Itulah sebabnya ketika mata terasa kering kita
akan berkedip. Dalam satu menit seseorang mengedipkan matanya setiap 2 – 10 detik. Pada saat
itulah air mata membasahi permukaan mata tanpa kita sadari. Sebanyak 10 persen air mata yang
dialirkan untuk menjaga kelembaban permukaan mata akan menguap, sedangkan 90 persen
sisanya akan mengalir melalui sebuah saluran kecil pada mata bagian dalam. Setelah itu air mata
mengalir melalui kelenjar kecil yang menghubungkan antara mata dan hidung. Akhirnya air itu
mengalir melalui saluran hidung dan terkumpul di dalam hidung. Maka jangan heran bahwa saat
menangis seseorang akan mengeluarkan banyak sekali lendir dari hidungnya.

Fungsi penting lain dari air mata adalah mengangkut unsur asam dan zat gizi ke mata. Kornea
atau selaput bening mata tidak memiliki kelenjar darah untuk menyuplai zat yang diperlukan. Air
mata bekerja untuk mengatasi hal ini. Pada kornea, air mata membentuk tiga lapis tipis, yaitu
lapis lemak, lapis air, dan lapis lendir. Ketiga lapisan ini akan menjaga kornea tetap jernih, halus,
lembab, dan bebas kuman. Lapis lemak memperlambat keringnya permukaan kornea. Lapis air
mengandung lisozom (protein penghancur bakteri), betalisin, imunoglobin (pecahan protein
jaringan tubuh yang berisi antibodi), dan leukosit untuk mengatasi infeksi. Adapun lapis lendir
pada bagian terdalam bertugas melindungi kornea mata. Air mata juga mengandung oksigen
untuk pernapasan epitel kornea.

3. Perlindungan Secara Fisiologi


Di dalam tubuh manusia terdapat sistem aliran darah yang sempurna. Ketika seseorang
menghadapi situasi berbahaya, dengan pengaruh hormonal, pembuluh darahnya akan lebih
mudah melebar sehingga energi yang dibutuhkan lebih cepat dialirkan dan didistribusikan ke
seluruh tubuh. Dengan demikian seseorang dapat melepaskan diri dari bahaya. Tanpa adanya
mekanisme semacam ini, manusia menjadi sangat rentan terhadap bahaya yang mengancam
sehingga tidak mampu lagi mempertahankan hidupnya lebih lama.

4. Perlindungan Secara Biologis

Hadirnya bakteri-bakteri baik merupakan salah satu pendukung sistem imun. Di daerah
permukaan tubuh yang tertutup oleh kulit dan sebagian di antaranya ditumbuhi rambut, terdapat
koloni-koloni bakteri yang tinggal dan beranak pinak dengan damai. Bakteri ini dikenal sebagai
flora normal atau bakteri komensal. Keberadaannya tidak termasuk bagian sistem imun, tetapi
dapat membantu sistem imun dalam melindungi tubuh.

Salah satu divisi bakteri yang tergolong dalam keluarga bacillus dan bifidobacterium memiliki
kemampuan menghasilkan asam laktat yang dipergunakan untuk mempertahankan derajat
keasaman (pH) permukaan tubuh. Derajat keasaman yang terkendali membuat para flora normal
lainnya merasa nyaman. Pada saat kondisi permukaan tubuh kondusif bagi flora normal, kinerja
bakteri baik pun semakin produktif.

Keberadaan flora normal secara tidak langsung akan menjadi mekanisme seleksi bagi kehadiran
unsur asing yang diduga berpotensi menimbulkan gangguan keamanan bagi tubuh. Salah satu
mekanisme seleksi yang dilakukan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak berkepentingan
datang dan bercokol adalah mekanisme “kompetitif inhibitor”. Fasilitas ini sebagian besar telah
dimanfaatkan secara optimal oleh para flora normal sehingga pendatang-pendatang asing tidak
akan merasa nyaman tatkala singgah dalam jangka waktu yang lama.

Tidak memadainya jumlah flora normal dalam tubuh seseorang menyebabkan dukungan
terhadap sistem imunnya berkurang, sehingga ia berisiko sakit ketika ada patogen, virus, parasit,
dan unsur-unsur asing membahayakan lainnya. Dalam hal ini konsumsi probiotik sangat
membantu untuk mensuplai jumlah flora normal yang memadai ke dalam tubuh, sehingga
imunitas tubuh menjadi lebih kuat untuk melawan segala zat asing yang mengancam. BioTerra
sebagai produk probiotik plus prebiotik yang diproduksi dari bahan-bahan alami merupakan
pilihan yang amat tepat untuk memenuhi kebutuhan flora normal ini. BioTerra dapat
memulihkan dan mengoptimalkan kerja sistem imun sehingga manusia sakit dapat kembali sehat,
dan manusia sehat dapat tetap terjaga kesehatannya.

Selain kehadiran flora normal, terdapat pula penataan lingkungan yang sangat sempurna. Kondisi
lingkungan yang tertata dengan sempurna itu dengan sendirinya menjadi hambatan ekologis bagi
pendatang yang tidak dikehendaki tubuh atau yang bermaksud kurang baik.

SISTEM IMUN SPESIFIK

Sistem imun kedua adalah sistem imun spesifik (SIS) atau adaftif yang merupakan sistem
pertahanan yang dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing berbahaya.
Sistem imun adaptif terbadi menjadi dua: (1) sistem imun humoral dan (2) sistem imun selular.

Sistem imun humoral terdiri atas antibodi –imunoglobin (Ig) G, A, M, D, E— dan sekret tubuh
berupa saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dan lainnya. Tugas utama
sistem ini adalah memerangi organisme yang terinfeksi dengan membentuk antibodi.

Anda mungkin juga menyukai