Anda di halaman 1dari 11

BAB V

EKSPERIMEN 1
RANGKAIAN LC DAN RESONANSI

I. Tujuan
Mengetahui sifat dari rangkaian LC sebagai fungsi frekuensi.

II. Alat yang Dipergunakan


1. Board mount BR-3
2. Board NO-07 (LC CIRCUIT and RESONANCE)
3. Generator fungsi
4. Multimeter digital
5. Osiloskop
6. Kabel koneksi

III. Dasar Teori


Sifat dari kapasitor dan induktor telah dibahas pada percobaan
sebelumnya. Ketika sebuah induktor dan kapasitor, bersama dengan resistor, dari
rangkaian RLC seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.1.1(a), hubungan fase
antara XL dan XC ditunjukkan pada gambar 5.1.1(b).

(a) Diagram rangkaian (b) Hubungan fase

Gambar 5.1.1 Rangkaian RLC Seri


Impedansi Z dari rangkaian di atas adalah
𝑍 2 = 𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 oleh karena itu √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2 ) .......(5.1.1)
Pada persamaan di atas diasumsikan bahwa XL lebih besar dari XC. Jika
tidak, itu bias menjadi (XC-XL). Dalam rangkaian LC, baik L atau C harus
memiliki tanda minus. Alasan untuk tanda minus adalah perbedaan fase antara L
dan C sebesar 180 derajat.
Contoh :
Pada gambar 5.1, R = 30 ohm, XL = 100 ohm dan XC = 90 ohm.
𝑍 = √302 + (100 − 900)2 = 32,62 𝑂𝑚ℎ
Jika XL = XC ,kemudian Z = 30 ohm yang sama seperti R , XL dan XC
membatalkan satu sama lain. Ketika R, L dan C terhubung secara paralel,
karakteristik rangkaian dapat dilihat pada gambar 5.1.2.

(a) Rangkaian (b) Diagram Phase


Gambar 5.1.2 Rangkaian Paralel RLC

Impedansi irangkaian adalah


2 2
𝑍 = 𝐸/𝐼𝑇 dimana 𝐼𝑇 = √(𝐼𝑅 ) + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 ) ......……..…(5.1.2)

Ketika IL = IC , arus benar-benar membatalkan satu sama lain dan IT =IR


Catatan :
Resistor R pada rangkaian dapat menjadi sebuah resistor eksternal atau
kerugian komponen pada L dan C. Hal ini berarti R mengalami kerugian
komponen dari L dan C, sehingga besar nilai R menjadi sangat tinggi. Hal ini
berarti ketika IL = IC (XL = XC) arus yang diberi dari sumber terlalu kecil. Keadaan
seperti ini disebut resonansi LC paralel dan frekuensinya disebut frekuensi
resonansi.
Sejauh ini secara ringkas dapat dikelompokkan menjadi : impedansi
rangkaian LC seri bersifat minimum ketika XL = XC. impedansi rangkaian LC
paralel bersifat maksimum ketika XL = XC. Rangkaian RLC seri dan respon
frekuensi dapat dilihat pada gambar 5.1.3.

(a) Rangkaian (b) Respon Frekuensi

Gambar 5.1.3 Rangkaian RLC Seri

Pada gambar 5.1.3 (b) .jelas bahwa besarnya arus yang maksimum pada
frekuensi resonansi Fo karena ini adalah di mana XL dan XC membatalkan satu
sama lain. Oleh karena itu, R menjadi impedansi rangkaian dan IO =E / Z = E / R.
Meningkatnya frekuensi atau penurunannya berpusat di sekitar Fo, arus rangkaian
bervariasi dengan cepat. Rasio antara Fo dan bandwidth yang secara grafis
didefinisikan dalam gambar, disebut Q pada rangkaian. Pada gambar, Q
digunakan untuk mewakili selektivitas frekuensi dari rangkaian. Oleh karena .itu :
Q = Fo / Bw atau Q = XL / R ………………….…..(5.1.3)
(a) Rangkaian (b) Karakteristik Frekuensi
Gambar 5.1.4 Rangkaian RLC Paralel

NO-08 LC RANGKAIAN RLC DAN RESONANSI

Gambar 5.1.5 Percobaan Rangkaian LC Board NO-08 dan Resonansi


Rangkaian RLC paralel ditunjukkan pada gambar 5.1.4. Terlihat bahwa
susunan paralel memberikan karakteristik yang berbeda.
Catatan :
Pada gambar arus rangkaian diminimalkan pada Fo, karena pada frekuensi ini, IL–
IC= 0
oleh karena itu I0 =√𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶)2 = 𝐼𝑅 ….……....(5.1.4)
Q dari rangkaian RLC paralel ( rangkaian ) dapat didefinisikan dengan cara yang
sama
Q = F0 / BW atau Q = ZTANK / XL ……….………….(5.1.5)

IV Cara Kerja
IV.1 Percobaan Rangkaian RLC Seri
1. Pasang board NO-07 ke board mount

Gambar 5.1.6 Diagram Pengukuran dari Percobaan Rangkaian RLC


2. Mengacu pada gambar 5.1.5 dan 5.1.6, hubungkan keluaran (output) dari
generator fungsi ke terminal dimana semua keluaran itu diindikasikan
dengan “f” di sisi kiri bawah dari papan. Atur generator fungsi menjadi
gelombang sinus 20 Khz dan 20 Vp-p. Juga hubungkan CH-1 dan CH-2
dari osiloskop ke papan.
3. Atur osiloskop sehingga di sekitar 2 siklus sinyal 20 Khz terlihat di layar
osiloskop. Juga pastikan channel inputan semua diatur untuk dikalibrasi
dan osiloskop disesuaikan untuk mengukur fase 2 input.
Catatan :
Melihat tampilan di layar berada pada titik puncak ke puncak, sedangkan
voltmeter membaca nilai RMS

……………….…….….(5.1.6)

4. Ukur tegangan di Rd dan tentukan arus I. Juga ukur tegangan melintasi a-c
(Ea-c). Hitung impedansi yang melewati a-c.
Catatan :
Impedansi di a-c = tegangan Ea-c / I. Jika I berada di RMS maka tegangan harus
di RMS
5. Bandingkan tegangan Ea-c dari ke 4 langkah diatas dengan nilai yang
dihitung berdasarkan rumus berikut :
Ea-c = EL-EC
Catatan :

…………………………………..(5.1.7)

Gambar 5.1.7 I vs. F grafik rangkaian RLC seri


6. Gambar 5.1.7 disediakan untuk menghasilkan grafik frekuensi (f)
berbanding arus (I). Selesaikan grafik dengan merubah frekuensi dari 10
Khz- 100 Khz. Arus diperoleh dengan membagi tegangan di Rd oleh Rd.
Dalam hal ini output dari penurunan generator fungsi, meningkatkan
kerugian output.7
7. Hubungkan generator fungsi untuk rangkaian seperti yang ditunjukkan
pada gambar 5.8 mengatur output dari generator fungsi untuk gelombang
sinus 20 Khz dan 20 Vp-p. Dan tegangan Rd, menentukan arus rangkaian.

Gambar 5.1.8 Perangkat Pengukuran untuk Resonansi Paralel (1)


8. Merubah rangkaian seperti yang ditunjukan pada gambar 5.1.9. Tanpa
mengubah frekuensi dan besarnya sinyal. Mengukur tegangan Rd 1 dan
Rd 2 dan menentukan IL dan IC. Bandingkan nilai IL dan IC dengan arus
yang diperoleh pada arus langkah nomor 7. Jika 2 nilai yang sama
menjelaskan mengapa arus tidak sama dengan IL + IL. Jika nilai R L dan C
menyimpang itu menyebabkan kesalahan dalam pengukuran.
Gambar 5.1.9 Perangkat untuk Pengukuran Resonansi Paralel (2)

9. Kembali pada rangkaian gambar 5.1.8 dan ulangi langkah nomor 6.

IV.2 Karakteristik Impedansi dan Frekuensi pada Rangkaian LCR


1. Membuat koneksi per gambar 5.10 dengan garis variasikan frekuensi
generator fungsi dan mencari frekuensi resonansi V0. Hitung resonansi (Q)
impedansi (Z) dari rangkaian tangki. Pastikan output dari generator dengan
kompensasi untuk mempertahankan keluaran konstan. Frekuensi diperoleh
dari hubungan berikut.

………………….……..(5.1.8)

Sehingga …………………….…….…(5.1.9)

2. Membuat koneksi per gambar 5.1.10 dengan garis putus-putus. Rangkaian


ekuivalen ditunjukan pada gambar 5.1.11. Cari frekuensi resonansi K0 dan
impedansi paralel. Cari nilai resonansi (Q)
Gambar 5.1.10 Pengaturan untuk Pengukuran Rangkaian LCR

R = Hambatan resistansi DC

Gambar 5.1.11 Rangkaian Ekuivalen pada Langkah 11

Arus pada rangkaian, ketika tegangan puncak pada resistor 100 Ω adalah sebagai
berikut :
……….………………………………………(5.1.11)

3. Dengan cara yang sama seperti di atas, tentukan arus pada rangkaian I
dengan frekuensi dari 5 KHz sampai 50 KHz dengan kenaikan 2 KHz.
Gambarlah sebuah grafik dari F vs. I. Ulangi prosedur dengan
menambahkan tahanan 10 K Ω dan 1 K Ω pada saat dipasang paralel
menjadi rangkaian penuh. Saat keadaan manakah yang memberikan harga
Q lebih tinggi ?
4. Gunakan elemen rangkaian pada gambar pada sisi kanan, hubungkan
rangkaian-rangkaian pada gambar 5.1.12 dan 5.1.13. Buatlah sebuah kurva
yang menunjukkan perbandingan F :Eo.

Gambar 5.1.12. Karakteristik Low Pass Filter

5. Bandingkan hasil dari langkah di atas dengan percobaan yang telah


dilakukan pada langkah 10 Percobaan 7 (LPF) dan pada langkah 11
Percobaan 6 (HPF). Apa perbedaannya ?
Catatan :
Filter- filter terdiri dari R dan L atau R dan C yang memiliki efek pertama.
Ketika frekuensi ganda (1 oktaf), terjadi perubahan pada output
(keluarannya) dengan faktor 2 atau ½ . Namun, filter LC memiliki efek
urutan kedua. Ketika terjadi perubahan frekuensi maka faktornya berupa 2,
perubahan outputnya adalah berupa 4 atau ¼. Efek kedua yang terjadi
pada filter LC dapat ditunjukkan dengan tingkat kemiringan yang lebih
curam pada kurva.

Gambar 5.1.13 Karakteristik High Pass Filter

Anda mungkin juga menyukai