Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN III

EKSPERIMEN 1
INDUKTANSI DAN RANGKAIAN RL

I Tujuan
Mempelajari sifat- sifat komponen dari induktor yang merupakan salah
satu elemen pasif yang paling penting dalam rangkaian AC.

II Alat yang Dipergunakan


1. Papan mount BR-3
2. Papan no-06 (induktor dan induktansi)
3. Generator Fungsi
4. Multimeter Digital
5. LCR MeterDigital
6. Osiloskop (20 Mhz Dual Trace)
7. Kabel Koneksi

III Dasar Teori


Pengertian Induktansi, dalam pengukuran sebuah lilitan atau kumparan
tidak dapat dipisahkan dengan istilah induktansi, karena induktansi merupakan
satuan pengukuran sebuah kumparan (dilambangkan dengan L). Induktor
atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk
torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh
induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah
kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat
medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday.
Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam
rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan
induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang
terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan
arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding
dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet
yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat
menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya
elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu.
Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya
elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1
ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan
induktansi.
Transformator merupakan salah satu contoh dari gabungan beberapa
induktor yang digabungkan bersama- sama. Pada transformator, saat seluruh
kumparan sekunder dilepaskan maka seluruh kumparan primernya hanyalah
sebagai induktor biasa. Rektansi induktif XL adalah sifat dari induktor untuk
bertindak sebagai resistor akan tetapi hanya pada sinyal AC. X L merupakan hasil
dari rumus berikut :
XL= ω.L =2πfL ........................................(3.1.1)

Dimana
f = frekuensi dalam Hertz
L = Induktansi dalam H

Induktor dapat diklasifikasi kedalam 2 tipe aplikasi yang berbeda :


1. Gulungan RF …………… puluhan KHz untuk beberapa ratus MHz.
2. Gulungan LF …………… puluhan Hz untuk beberapa ratus KHz.

L pada gulungan LF didapatkan dari formula berikut :

...............................................(3.1.2)
L=

Dimana
N = Jumlah lilitan dan ditentukan oleh
........................................(3.1.3)
Rangkaian R-L merupakan Rangkaian yang berisi tahanan dan induktor,
Karena seluruh rangkaian memiliki tahanan dan induktansi diri, analisis suatu
rangkaian RL dapat diberlakukan untuk batas-batas tertentu pada seluruh
rangkaian. Seluruh rangkaian juga memiliki kapasitansi di antara bagian
rangkaian pada potensial yang berbeda. Induktansi diri rangkaian mencegah arus
naik atau turun seketika. Rangkaian-rangkaian yang mengandung kumparan atau
solenoida dengan banyak lilitan memiliki induktansi diri yang besar. Kumparan
atau solenoida tersebut disebut dengan induktor.
Celah udara adalah kesenjangan yang disediakan dalam bentuk seri dengan
jalur magnetik fluks. Tujuan dari celah udara adalah untuk mencegah inti dari
kejenuhan ketika kekuatan medan magnet yang berlebihan diterapkan pada inti.
Sebagai contoh, arus AC naik diatas arus DC, atau besar arus AC puncak ke
puncak dapat menyebabkan kejenuhan inti.

Gambar 3.1.1 Lilitan dan Celah Udara pada Inti

Induktansi dari sebuah induktor inti udara dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
.........................................(3.1.4)

Dimana
N = Jumlah lilitan
r = jari – jari lilitan (Cm)
l = Panjang dari lilitan (Cm)
µ = Permeabilitas (air = 1)

Kumparan dapat menyimpan energi di dalam medan magnet. Namun,


kumparan itu sendiri dapat menghilangkan energi pada saat yang sama disebabkan
oleh resistansi (R) DC dari kumparan. Rasio antara energi yang tersimpan dan
hilang dalam kumparan didefinisikan sebagai faktor kualitas Q. Q sebuah
kumparan = energi yang tersimpan / energi dihamburkan.
............................................(3.1.5)

Q =

Dalam sebuah induktor, tegangan dan arus memiliki pergeseran fasa 90


derajat. Tegangan mendahului arus. Namun, ketika resistansi DC dipertimbangkan
seperti yang ditunjukkan di bawah ini, total resistansi terhadap sinyal AC disebut
sebagai impedansi Z.

...........................(3.1.6)
Z2 = R2 + XL2 ;

Hubungan fase antara Z, XLdan R ditunjukkan pada Gambar 3.1.2

Gambar 3.1.2 Hubungan Fasa dalam Rangkaian Seri R-L

..........................................(3.1.7)
E=
............................................(3.1.8)

φ = Tan -1
Dimana
ER = tegangan R
EL = tegangan L
IV Cara Kerja
IV.1 Percobaan reaktansi induktif
1. Menginstal papan NO-06 kepapan-mount.
2. Mengatur output generator fungsi (FG) menjadi gelombang sinus, 100
KHz, 20Vp-p dan hubungkan output ketempat yang ditandai dengan "f" di
sisi kiri dari papan. Lihat gambar 3.1.3. Hubungkan CH-1 dan CH-2 dari
sebuah osiloskop seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.4.

Gambar 3.1.3 Papan Rancangan NO.06

3. Menyetel basis waktu dari osiloskop untuk mendapatkan dua siklus sinyal
100 KHz pada layar. Ukur tegangan puncak pada "a" dan "b" yang
direferensikan ke GND.
Gambar 3.1.4 Osciloskop Dihubungkan ke Papan

4. Nilai resistor pengindera arus Rd adalah 10 ohm. Ukur tegangan yang


melalui Rd dan hitung arus yang melewati Rd.
5. Dari tegangan yang diukur pada CH-2 dan arus yang diperoleh dari
langkah 4. Hitung impedansi Z dan juga besarnya XL.

Catatan :
Diketahui input tegangan E dan arus I. Impedansi z dihitung sebagai E/I. Z
diperoleh, dan xL dapat dihitung dengan :

.........................................(3.1.9)
Z=

......................................(3.1.10)
XL=

Cara lain menentukan xL adalah dengan menggunakan hubungan E2 = ER2


+ EL2 untuk menentukan EL. Jika EL sudah diketahui, XL dihitung dari XL =
EL / I. Lihat gambar 3.1.5.
Gambar 3.1.5 Hubungan Phase pada Rangkaian RL Seri

6. Atur Tegangan puncak CH-1 dan CH-2 menjadi sama besar dan ukur beda
phase antara 2 bentuk gelombang. Bandingkan hasil pengukuran dengan
nilai yang didapat menggunakan rumus berikut :
........................................(3.1.11)

7. Lepaskan generator fungsi. Menggunakan LCR meter, Ukur induktansi L 1


(a-c), L2 (c-b) dan L (a-b) pada gambar 3.1.5 .Jika L1 = L2, L harus empat
kali dari L1 atau L2. Lihat pendahuluan, jika L1 danL2 tidak sama, L hanya
jadi dua kali lipat.
8. Hubungkan kembali generator fungsi ke rangkaian dan ubah frekuensidari
100 KHz ke 200 KHz. Jangan mengubah amplitudonya. Cari arus I dari
Tegangan Rd.
9. Ulangi langkah 5 dengan frekuensi diatur pada 200 KHz. Bagaimana X L
berubah ketika frekuensi dua kali lipat?
IV.2 Karakteristik Frekuensi Rangkaian RL

1. Lihat gambar 3.1.6. Hubungkan 10 mH ke 1 Kohm secara seri. Ukur


tegangan EL pada cuplikan frekuensi berikut dan cari grafik karakteristik f
vs. Eo.
Cuplikan frekuensi : 1,2,3,4,5,7,10,20,30,40,50,70,100 Khz

Gambar 3.1.6 Setup untuk Pengukuran Frekuensi Karakteristik


2. Lepaskan 10 mH dan 1 KΩ dari rangkaian. Hubungkan 1 mH dan 100 Ω
seri seperti yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Ulangi langkah 10.
Apa perbedaan dari hasilnya?
Catatan:
Nilai XL dari 1 mH induktor adalah 10 waktu lebih besar (63Ω-6.3Ω) dari
nilai XL 1 mH inductor (6.3 Ω-630 Ω) untuk diberikan rentang frekuensi
yaitu 1 KHz-100 KHz. Dengan kata lain, output impedansi lebih kecil dari
1mH induktor.
3. Untuk rangkaian seri 10 mH dan 1KΩ, hitung nilai C pada 1 KHz, 10
KHZ, dan 100 KHz dengan menggunakan rumus :
Q= XL/R =2πfL/R. ..........................................(3.1.12)
Catatan:
Eksternal resistor digunakan dalam percobaan ini untuk mewakili
komponen kumparan DC. Biasanya, resistansi internal pada kumparan DC
digunakan untuk menetapkan nilai Q pada kumparan.

Anda mungkin juga menyukai