Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN ETIKA PROFESI KEINSINYURAN DAN HUKUM

(Etika Profesi – TEL61646)

EKO GUSTIANA 1510631160044

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017
PERATURAN ETIKA PROFESI KEINSINYURAN DAN HUKUM

I. Peraturan Etika Profesi Bidang Keinsinyuran


Bidang Keinsinyuran diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang
keinsinyuran. Adapun beberapa bunyi dari UU ini adalah sebagai berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia, menimbang:
a. Bahwa keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan dan teknologi untuk memajukan peradaban
dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Bahwa upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dicapai
melalui penyelenggaraan keinsinyuran yang andal dan profesional yang mampu meningkatkan
nilai tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan perlindungan kepada masyarakat, serta
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan perlindungan;
c. Bahwa untuk ketahanan nasional dalam tatanan global, penyelenggaraan keinsinyuran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b memerlukan peningkatan penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, pengembagan keprofesian berkelanjutan dan
riset, percepatan penambahan jumlah insinyur yang sejajar dengan negara teknologi maju,
peningkatan minat pada pendidikan teknik, dan peningkatan mutu insinyur profesional;
d. Bahwa:
1. Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang keinsinyuran.
2. Insinyura Asing adalah insinyur yang berkewarganegaraan asing.
3. Program Profesi Insinyur adalah program pendidikan tinggi setelah program sarjana untuk
membentuk kompetensi keinsinyuran.
4. Uji Kompetensi adalah proses adalah proses penilaian kompetensi keinsinyuran yang secara
terukur dan objektif menilai capaian kompetensi dalam bidang keinsinyuran dengan mengacu
pada standard kompetensi Insinyur.
5. Sertifikat kompetensi Insinyur adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Insinyur yang telah
lulus uji kompetensi.
6. Surat Tanda Registrasi Insinyur adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh Persatuan
Insinyur Indonesia kepada Insinyur yang telah memiliki sertifikat kompetensi Insinyur dan
diakui secara hukum untuk melakukan praktik Keinsinyuran.
7. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah upaya pemiliharaan kompetensi insinyur
untuk menjalankan praktik keinsinyuran secara berkesinambungan.
8. Pengguna Keinsinyuran adalah pihak yang menggunakan jasa Insiyur berdasarkan ikatan
hubungan kerja.
9. Pemanfaatan Keinsinyuran adalah masyarakat yang memanfaatkan hasil kerja keinsinyuran.
10. Dewan Insiyur Indonesia adalah lembaga yang beranggotakan pemangku kepentingan dalam
penyelenggarakan keinsinyuran yang berwenang membuat kebijakan penyelanggaraan
keinsinyuran dan pengawasan pelaksanaannya.
11. Persatuan Insinyur Indonesia, yang selanjutnya disingkat PII adalah organisasi wadah
berhimpunan Insinyur yang melaksanakan penyelenggaraan keinsinyuran di Indonesia.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Seluruh pasal pada Undang-Undang ini adalah sebanyak 56 pasal, tulisan di atas merupakan inti dari
peraturan tentang Etika Profesi Bidang Keinsinyuran. Bahwa profesi keinsinyuran dapat diperoleh ketika
telah mendapatkan gelar sarjana, kemudian selanjutnya bisa mengikuti program resmi untuk memperoleh
gelar profesi Keinsinyuran salah satunya yang diakui oleh Undang-Undang adalah program sertifikasi
yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia.

II. Peraturan Etika Profesi Bidang Hukum


Secara historis advokat adalah salah satu profesi tertua. Dalam perjalanannya profesi ini dinamai sebagai
officum nobile , jabatan yang mulia. Penamaan ini adalah karena aspek “kepercayaan” dari pemberi kuasa
yang dijalankan untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak-haknya di forum yang telah
ditentukan.

Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat atau disebut dengan Undang-
Undang Advokat istilah-istilah Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Konsultan Hukum, memiliki
perbedaan pengertian yang cukup bermakna. Dalam berbagai ketentuan perundanng-undangan terdapat
inkonsistensi sebutan, misalnya dalam Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman ( UU No. 14 Tahun 1974
Jo. UU No. 35 Tahun 1999 Jo. UU No. 4 Tahun 2004) menggunakan istilah Penasihat Hukum, KUHAP
menggunakan istilah Penasihat Hukum, didalam UU MA, administratif menggunakan kata Pengacara
atau Advokat.

Untuk meningkatkan kualitas profesi advokat dibentuklah organisasi advokat, sebagaimana dinyatakan
dalam pasal 28 ayat (1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang menyatakan bahwa
Organisasi Advokat merupakan satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan mandiri yang
dibentuk sesuai ketentuan Undang-Undang ini dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas
profesi Advokat.

Anda mungkin juga menyukai