Seluruh pasal pada Undang-Undang ini adalah sebanyak 56 pasal, tulisan di atas merupakan inti dari
peraturan tentang Etika Profesi Bidang Keinsinyuran. Bahwa profesi keinsinyuran dapat diperoleh ketika
telah mendapatkan gelar sarjana, kemudian selanjutnya bisa mengikuti program resmi untuk memperoleh
gelar profesi Keinsinyuran salah satunya yang diakui oleh Undang-Undang adalah program sertifikasi
yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia.
Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat atau disebut dengan Undang-
Undang Advokat istilah-istilah Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Konsultan Hukum, memiliki
perbedaan pengertian yang cukup bermakna. Dalam berbagai ketentuan perundanng-undangan terdapat
inkonsistensi sebutan, misalnya dalam Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman ( UU No. 14 Tahun 1974
Jo. UU No. 35 Tahun 1999 Jo. UU No. 4 Tahun 2004) menggunakan istilah Penasihat Hukum, KUHAP
menggunakan istilah Penasihat Hukum, didalam UU MA, administratif menggunakan kata Pengacara
atau Advokat.
Untuk meningkatkan kualitas profesi advokat dibentuklah organisasi advokat, sebagaimana dinyatakan
dalam pasal 28 ayat (1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang menyatakan bahwa
Organisasi Advokat merupakan satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan mandiri yang
dibentuk sesuai ketentuan Undang-Undang ini dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas
profesi Advokat.