Anda di halaman 1dari 7

Penguat Operasional

Aplikasi penguat diferensial yang paling penting adalah sebagai tahap masukan
dari rangkaian terintegrasi penguat operasional. Penguat diferensial dengan
beban-beban aktif dansumber arus konstan yang menyediakan arus pada
sepasang transistor masukan dengan kopel emiter memberikan suatu nilai
penguatan yang besar dengan CMRR yang besar pula.
Agar penguat dapat menggerakkan beban-beban berasistansi rendah, maka perlu
diberikan suatu bentuk tahap keluaran. Di antara tahap diferensial dan tahap
keluaran harus terdapat suatu tahap penggeser level dc dansuatu tahap
penguatan terminal tunggal.
Rangkaian penggeser level diperlukan karena kapasitor -kapasitor kopling tidak
dapat digunakan dalam suatu rangkaian terintegrasi. Penggeser level itu
menunjukkan hubungan dua simpul dalam suatu rangkaian yang berada pada
level tegangan dc yang berbeda, tanpa kehilangan penguatan. penggeser fasa
menggunakan sebuah pengikut emiter. Rangkaian ini menubah level tegangan dc
dari suatu nilai yang mendekati tegangan catu daya positif (-12 V) pada
masukannya menjadi suatu nilai yang mendekati tegangan catu daya negatif (-VEE
+ 0,7 V) pada keluarannya. Tahap penguatan terminal tunggal menggunakan
beban aktif, yang diwakili oleh sumber arus dan memberikan penguatan
tambahan. Juga dapat dimasukkan umpan balik internal untuk stabilisasi
penguatan. Tahap keluaran merupakan suatu tahap push pull kelas B yang
memiliki resistansi keluaran yang rendah dan mampu menghasilkan tegangan
yang besar melintasi nilai resistansi beban yang rendah.
Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sebuah penguat
operasional antara lain adalah arus pra sikap masukan, tegangan offset masukan,
respons sinyal kecil, yang merupakan ukuran bagaimana keluaran berespon
terhadap suatu respons langkah, dan respons frekuensi sinyal besar daripada yang
telah dijelaskan di atas, demikian juga untuk penggeser level, penguat dengant
ahap tunggal, dan tahap keluaran.

Arus Pra Sikap Masukan

1
Masukan-masukan pada sebuah penguat operasional adalah masukan pada
penguat diferensial. Pada penguat-penguat yang dibahas, masukan-masukan
tersebut adalah terminal-terminal basis dari transistor-transistor bipolar. Agar
operasi dc dapat berjalan dengan benar, maka diperlukan suatu jalur dc untuk
arus basis. Arus ini harus mengalir melewati komponen -komponen eksternal dari
penguat operasional, yaitu resistor-resistor yang membentuk bagian dari
rangkaian eksternal.
Penurunan tegangan yang disebabkan oleh arus-arus ini dapat emmpengaruhi
tegangan yang disebabkan oleh arus-arus ini dapat mempengaruhi tegangan dc
pada masukan dari penguat, dan juga tegangan keluaran karena penguatan yang
besar dari penguat-penguat internal. Harga dari arus pra sikap masukan harus
diketahui untuk diperhitungkan keberadaannya.
Arus pra sikap masukan didefinisikan sebagai nilai rata-rata untuk kedua masukan,
yaitu :
Ibias=(IB1 + IB2 ) / 2 ............................………..….............(2.18)
dimana IB1 dan IB2 adalah arus-arus untuk pasangan transistor dengan kopel
emiter dalam penguat diferensial.
Idealnya kedua arus itu harus sama, tetapi prakteknya arus-arus ini akan
bervariasi sebagai akibat dari variasi dalam dimensi transistor dan bahansemi
konduktor. Agar pengaruh yang disebabkan oleh arus pra sikap ini dapat
diminimalkan, maka harga arus-arus tersebut harus sekecil mungkin. Magnitude
dari arus pra sikap adalah suatu ukuran mengenai kualitas penguat operasional.
Dalam rangkaian transistor bipolar, arus tersebut diminimalkan dengan
mengoperasikan transistor dengan kopel emiter pada arus-arus sangat rendah,
biasanya 10-20 µA. Arus basis direduksi olehnilai penguatan arus emiter bersama,
yang dapat diperbesar dengan melibatkan pasangan transistor darlington untuk
setiap transistor dengan kopel emiter. Untuk penguat 741, arus pra sikap biasanya
50 - 80 nA.

Arus Offset Masukan


Arus offset masukan merupakan suatu ukuran mengenai seberapa baiknya
kecocokan dari kedua transistor dengan kopel emiter, yaitu:

2
Ioff = l IB1 – IB2 l ………………………………...…………(2.19)

Untuk penguat-penguat dengan kualitas baik, nilai arus offset seharusnya sekecil
mungkin. Untuk penguat operasional 741, Ioff = 10 – 40 nA, sedangkan untuk
suatu JFET, arus offset bernilai antara 1 – 5 pA.

Tegangan Offset Masukan


Dalam suatu penguat ideal, tegangan keluaran adalah 0 V jika kedua masukan
ditanahkan ( pada 0 V). Dalam praktek, karena variasi dalam geometri devais dan
variasi dalam bahan-bahan semikonduktor, maka VBE dan arus dalam kedua
transistor dengan kopel emiter tidak cocok (match) benar dan tegangan keluaran
tidak akan nol. Tegangan offset merupakan suatu tegangan masukan yang
diperlukan agar dihasilkan keluaran sama dengan nol. Tegangan offset ini
biasanya bernilai beberapa mV (positif atau negatif).
Untuk aplikasi yang memerlukan keluaran sebesar 0 V ketika masukan adalah 0 V,
maka perlu dimasukkan beberapa bentuk pra sikiap dc pada masukan yang dapat
diatur untuk mengkompensasi setiap offset yang ada. Pengaturan ini akan
memperhitungkan tegangan offset dan juga setiap offset lain yang berasal dari
arus pra sikap masukan yang mengalir dalam resistor-resistor eksternal yang
terhubung ke masukan. Alternatif lain adalah pemberian terminal-terminal pada
penguat operasional untuk dihubungkan dengan suatu potensiometer luar yang
berguna untuk menghilangkan semua offset,

Slew Rate
Kapasitor-kapasitor yang digunakan untuk kompensasi frekuensi selain membatasi
respons frekuensi dari sebuah penguat operasional, tetapi juga membatasi
penguat itu dengan cara lain. Ketika tegangan langkah diberikan pada masukan,
maka kapasitor-kapasitor itu memerlukan waktu tertentu untuk mengisi dan
membuang muatannya. Karena tegangan yang melalui kapasitor tidak dapat
berubah dengan cepat, ada suatu keterbatasan dalam laju perubahan dari
tegangan keluaran. Keterbatasan ini dikenal sebagai slew rate, yang diukur dalam
volt per detik.
Arus pengisian dalam suatu kapasitor diberikan oleh :

3
i = C (dv / dt)
dimana dv / dt adalah laju perubahan dati tegangan yang melintasi kapasitor. Jika
persamaan itu disusun kembali, laju perubahan ini dapat dinyatakan dalam arus :
dv / dt = i / C
Agar keluaran dari penguat operasional dapat dengan tepat mengikuti
masukannya, maka laju perubahan itu harus bernilai sebesar mungkin, yakni arus
harus besar untuk kapasitor yang dipilih. dimana arus dalam generator bertambah
dari 0 sampai 50 µA.
Slew rate SR didefinisikan sebagai laju perubahan tegangan keluaran maksimum
dan ditulis sebagai :
SR = Imaks / C ..………………………………………………(2.19)

Penerapan Penguat Operasional


Pada tulisan ini dibahas beberapa penerapan dari penguat operasional, agar
pembahasan dapat dengan lancar disarankan saudara mempelajari prinsip-prinsip
kerja dari rangkaian penguat operasional.
Pokok bahasan ini mengetengahkan beberapa aplikasi dari penguat operasional,
diantaranya penguat tak membalik (non inverting), penguat membalik (inverting),
penguat bedaan (deferensial) dan aplikasi lainnya.
Dengan memanfaatkan sifat ideal dari op-amp maka dapat dirancang suatu
penguat yang mempunyai impedansi masukan dalam orde MΩ, arus masukan
sama dengan nol, impedansimkeluaran sama dengan kecil dalam orde Ω dan
penguatan tegangan sangat besar hanya tergantung dengan impedansi umpan
balik dan impedansi masukannya. Namun untuk isyarat masukan yang besar
tegangan keluaran yang dapat dibangkitkan maksimum sama dengan tegangan
searah catunya.

PENGUAT TAK MEMBALIK


Rangkaian op-amp sebagai penguat tak membalik, artinya fasa isyarat masukan
sama dengan fasa pada sisi keluaran. Untuk tegangan searah polaritas masukan
sama dengan polaritas keluaran.

4
Besar penguatan tegangan secara umum dari rangkaian tersebut adalah:

Rf
Av = ----- + 1 ……………………………...……………………………….(3-1)
Ri

Keterangan :
Av = bati tegangan
Ri = hambatan masukan
Rf = hambatan umpan balik

Pada kenyataan dalam praktek pada sisi masukan biasanya dipasangkan suatu
resistor maupun lainnya. Hal ini dimaksudkan sebagai pencocok impedansi pada
masukan dengan rangkaian penguat / sumber sebelumnya.

Pada pemakaian lain op-amp sebagai penyangga (buffer) atau istilah dalam op-
amp adalah pengikut tegangan, artinya rangkaian op-amp yang penguatannya 1
kali, hal ini dimaksudkan agar tidak membebani penguat/sumber sebelumnya.

PENGUAT MEMBALIK

Rangkaian penguat op-amp membalik menerima arus atau tegangan kecil pada
sisi masukannya maka akan membangkitkan tegangan yang lebih besar dari pada
masukannya. Sesuai dengan karakteristik penguat operasional mempunyai
penguatan yang relatif liniar keluaran merupakan fungsi dari masukannya.
Penyusunan lup tertutup demikian ini disebut umpan balik negatif, sehingga
isyarat keluaran berbalik 180 o terhadap masukan, sedang untuk masukan searah,
maka pada keluarannya akan berpolaritas terbalik terhadap masukan.
Untuk menghitung bati tegangannya adalah :

Rf
Av = - ----- ………………………………………………………………….(3-2)
Ri

5
Keterangan : Ri dan Rf analog dengan yang diatas.
Penerapan dari penguat op-amp membalik ini disesuaikan dengan kebutuhan.

Aliran arus dari berbagai variasi masukan ditunjukkan dengan arah anak panah,
penguat diberikan masukan dengan polaritas yang positip,

DEFFERENSIAL OP-AMP

Penguat operasional ini memanfaatkan kedua terminal masukan, secara ideal bila
tegangan pada sisi masukannya sama, maka pada sisi keluarannya akan sama
dengan nol, namun pada kenyataannya sering dijumpai bahwa pada sisi terminal
keluarnnya tidak sama dengan nol. Hal ini disebabkan karena adanya tegangan
insut (offset).

Rf
Vout = - ------ ( V1 – V2 ) ……………………………………………………(3-3)
Ri

Keterangan : Vi = tegangan masukan terminal membalik


V2 = tegangan masukan terminal tak membalik

Untuk lebih jelasnya kita perhatikan gambar 3.6 dibawah ini, penguat operasional
yang dimaksud menggunakan µA 741, yang mempunyai pin sebanyak 8, yang
terdiri dari :
Pin 1 dan 5 adalah fasilitas untuk pengaturan tegangan inpsut, pin 2 terminal
masukan membalik, pin 3 terminal masukan tak membalik, pin 6 adalah teminal
keluaran, pin 7 terminal catu daya positif, pin 4 terminal catu daya negatif , pin 6
adalah untuk terminal keluaran dan pin 8 adalah tidak tersambung atau dalam
praktek sehari-hari biasanya disambung dengan referensi nol dari catu daya.

PEMBANDING.

6
Ide awal untuk pembanding adalah rekayasa mengubah suatu isyarat
dibandingkan dengan isyarat lainnya melalui suatu sistem, sehingga keluaran dari
sistem tersebut membandingkan kedua masukan tersebut.
Dengan memanfatkan rangkaian penguat operasional sangat mudah untuk
membuat beraneka ragam rangkaian yang memenuhi kebutuhan kita.
Suatu penguat operasional ideal pada sis masukan membalik dipasang sumber
tegangan sinusoida, sedang pada sisi masukan tak membalik dipasang sumber
tegangan searah, maka pada sisi keluarannya akan membandingkan kedua
masukan. Hasil dari perbandingan tersebut secara ideal akan menghasilkan
tegangn kotak.

PENERAPAN LAIN PENGUAT OPERASIONAL.


Penguat operasional yang dianggap sebagai model penguat yang ideal, karena
mempunyai kelebihan-kelbihan yang tidak dimiliki oleh penguat biasa,
memungkinkan kita untuk merancang suatu sistem yang beraneka ragam.
Pengolahan isyarat melibatkan pemakaian rangkaian kusus yang mampu
mengubah atau memodifikasi isyarat masukan yang diberikan. Isyarat keluaran
yang dihasilkan sesuai yang diharapkan.
Rangkaian pembentuk gelombang sesungguhnya merombah isyarat secara
keseluruhan, seperti pada rangkaian pengintegrasi, pendefresiasi dan rangkaian
yang meredan sebagian isyarat masukan disebut dengan tapis.
Rancang bangun suatu tapis dengan komponen pasif resistor, induktor dan
kapasitor masih mungkin, namun bila dikehendaki slop kemiringan yang curam,
akan dibutuhkan rangkaian yang sangat banyak sekali, dengan bantuan penguat
operasional akan sangat lebih sederhana dalam rancang bangun suatu tapis atau
lainnya.
Seperti diketahui bahwa dalam penguat operasional faktor penguatannya sangat
ditentukan oleh besarnya hambatan umpan balik dan hambatan masukan, dengan
memodifikasi rangkaian umpan balik dan rangkaian masukannya maka dapat
diciptakan banyak variasi.

Anda mungkin juga menyukai