Istilah penguat operasional (operational amplifier) mulai dipakai dalam lapangan komputer
analog, yaitu untuk mengerjakan operasi hitungan. Namun, dewasa ini, berkat kemajuan
teknologi, operational amplifier (penguat operasional) ini sudah diterapkan, misalnya sebagai
penguat, integrator, diferensiator, pejumlah, dan phase inverter.
Dalam rangkaian penguat, sifat-sifat rangkaian tersebut ditentukan oleh feedback di luar penguat
sehingga setiap penguat (amplifier) yang ditentukan oleh feedback itu dinamakan penguat
operasional.
Penguat operasional biasanya disebut op-amp, yaitu kependekan dari operational, amplifier, dan
kini dalam bentuk IC (integrated Circuit) yang didalamnya terdiri atas beberapa penguat
diferensial.
Pada gambar diatas, inputnya hanya satu, tetapi kenyataannya kadang-kadang input itu lebih dari satu
seperti gambar dibawah ini.
Simbol op-amp dengan Input V1 dan V2
Dari gambar tersebut, sinyal output selalu berlawanan fase dengan sinyal input yang diberikan
pada inverting dan sefase terhadap sinyal pada non inverting. Akan tetapi, jika dilihat secara
simetris input diberikan, maka outputnya sebanding dengan selisih antara kedua input. Oleh
karena itu, rumus untuk tegangan ouptnya adalah seperti persamaan di bawah ini.
dimana:
V0 = sinyal output (tegangan feedback)
A = Penguatan op-amp tanpa feedback
V1 dan V2 adalah sinyal input (tegangan input)
Penguat operasional harus dapat mengeluarkan dua tegangan output, apakah positif atau negatif
terhadap bumi. Hal ini tentu bergantung dari polaritas sinyal outputnya. Oleh karena itu, perlu
pemberian arus searah sebanyak dua buah yang seimbang dimana satu sumber arusnya positif
terhadap bumi sedangkan sumber arus yang lainnya negatif terhadap bumi.
Sebagai contoh tentang pemberian sumber arus terhadap penguat operasional ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Apabila penguat operasional ini dipakai untuk penerapan arus bolak-balik, maka tahanan R 2
perlu diparalelkan dengan sebuah kapasitor C yang mempunyai kapasitansi besar. Adapun
kegunaan kapasitor tersebut adalah sebagai penghubung singkat bagi arus bolak-balik (sinyal
arus bolak-balik), sebab ada impedansi kecil antara kawat nol dengan -V BB dan antara kawat nol
dengan +VCC melalui tahanan dalam baterai.
Dengan demikian, kemampuan penguat operasional untuk menerima sinyal arus bolak-balik ini
akan tidak terpengaruh oleh arus searah yang melalui tahanan R 1 dan melalui tahanan R2. Untuk
penggunaan arus bolak-balik ini, persyaratan tahanan R1 dan tahanan R2 hanyalah agar arus
searahnya sangat besar terhadap arus yang diberikan kepada rangkaian input penguat
operasional. Berdasarkan hal ini, dalam banyak hal, arus searah sebesar beberapa mikroampere
sudah akan mencukupi.
Akan tetapi, bila penguat operasional itu diperlukan untuk menghasilkan puncak-puncak arus
yang tinggi, maka penggunaan seperti pada gambar (pembagi tegangan dengan menerapkan dua
buah tahanan R) kurang praktis. Untuk menaggulanginya, kedua tahanan diganti dengan
menggunakan dioda zener sebab dioda zener mempunyai impedansi yang kecil.
Oleh sebab itu, arus searah yang melalui masing-masing dioda zener hanya perlu sedikit besar
dari puncak-puncak arus output penguat operasional. Arus searah tersebut dapat diatur-atur oleh
tahanan RV.
Rangkaian pembagi tegangan dengan menggunakan dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah ini.