Anda di halaman 1dari 9

1.

CONTOH RANGKAIAN PWM DENGAN OP-AMP

PENGUAT INVERTING

Umpan Balik Negatif adalah proses “memberi makan kembali” sebagian kecil dari sinyal output
kembali ke input, tetapi untuk membuat umpan balik negatif, kita harus memberi umpan balik
ke terminal input negatif atau “pembalik” op-amp menggunakan eksternal Umpan Balik Resistor
disebut Rƒ. Sambungan umpan balik antara output dan terminal masukan pembalik ini
memaksa tegangan input diferensial menuju nol. Rangkaian op- amp dari penguat proporsional
(P)

Dimana :

INTEGRATOR

Seperti namanya, Op-amp Integrator adalah rangkaian penguat operasional yang melakukan
operasi matematika Integrasi, yang kita dapat menyebabkan output untuk merespon perubahan
dalam tegangan input dari waktu ke waktu sebagai op-amp integrator menghasilkan tegangan
output yang sebanding dengan integral dari tegangan input. Dibawah ini rangakaian dari sebuah
integrator menggunakan op-amp.

Dimana :
COMPARATOR

Komparator Op-amp membandingkan satu level tegangan analog dengan level tegangan
analog lainnya, atau beberapa tegangan referensi preset, VREF dan menghasilkan sinyal
output berdasarkan perbandingan tegangan ini. Dengan kata lain, komparator tegangan op-
amp membandingkan besaran dua input tegangan dan menentukan yang mana yang terbesar
dari keduanya. Dibawah ini beberapa rangkaian komparator dengan berbagai tegangan
referensi.
Non inverting comparator

Dalam konfigurasi non-inverting ini, tegangan referensi terhubung ke input pembalik penguat
operasional dengan sinyal input terhubung ke input non-pembalik. Untuk menjaga hal-hal
sederhana, kita mengasumsikan bahwa dua resistor membentuk jaringan pembagi potensial
adalah sama dan: R1 = R2 = R. Ini akan menghasilkan tegangan referensi tetap yang
merupakan setengah dari tegangan suplai, yaitu V

cc / 2, sedangkan tegangan input bervariasi dari nol ke tegangan suplai. Ketika VIN lebih besar
dari VREF, output komparator op-amp akan jenuh menuju rel pasokan positif, Vcc. Ketika VIN
kurang dari VREF output komparator op-amp akan berubah keadaan dan jenuh pada rel
pasokan negatif, 0v seperti yang ditunjukkan.

PULSE WIDTH MODULATION (PWM)

PWM = Pulse-Width Modulation adalah salah satu jenis modulasi. Modulasi PWM dilakukan
dengan cara mengubah perbandingan lebar-pulsa-positif terhadap lebar-pulsa-negatif ataupun
sebaliknya dalam frekuensi sinyal yang tetap. Yang artinya, total 1 perioda (T) pulsa dalam
PWM adalah tetap. Penyebutan data PWM pada umumnya menggunakan perbandingan pulsa
positif terhadap total pulsa seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3.

Gambar 1. PWM = 50%.


Gambar 2. PWM = 30%.

Gambar 3. PWM = 60%.

Penggunaan PWM
PWM sebagai data keluaran suatu perangkat. PWM dapat digunakan sebagai data dari suatu
perangkat, data direpresentasikan dengan lebar pulsa positif (Tp).PWM sebagai data masukan
kendali suatu perangkat. Selain sebagai data keluaran, PWM pun dapat digunakan sebagai
data masukan sebagai pengendali suatu perangkat. Salah satu perangkat yang menggunakan
data PWM sebagai data masukannya adalah Motor DC Servo. Motor DC Servo itu sendiri
memiliki dua tipe:
1. Kontinyu
2. Sudut

Pada tipe 1. PWM digunakan untuk menentukan arah Motor DC Servo, sedangkan pada tipe 2.
PWM digunakan untuk menentukan posisi sudut Motor DC Servo. PWM sebagai pengendali
kecepatan Motor DC bersikat. Motor DC bersikat atau Motor DC yang biasa ditemui di pasaran
yang memiliki kutub A dan kutub B yang jika diberikan beda potensial diantara kedua-nya, maka
Motor DC akan berputar. Pada prinsipnya Motor DC jenis ini akan ada waktu antara saat beda
potensial diantara keduanya dihilangkan dan waktu berhentinya. Prinsip inilah yang digunakan
untuk mengendalikan kecepatan Motor DC jenis ini dengan PWM, semakin besar lebar pulsa
positif dari PWM maka akan semakin cepat putaran Motor DC. Untuk mendapatkan putaran
Motor DC yang halus, maka perlu dilakukan penyesuaian Frekuensi (Perioda Total) PWM-nya.
RANGKAIAN OP-AMP SEBAGAI PWM

PRINSIP KERJA

Osilator digunakan untuk menghasilkan bentuk gelombang segitiga atau gigi gergaji (garis
hijau). Umumnya frekuensi yang digunakan antara 30-200 Hz.
Potensiometer digunakan untuk mengatur tegangan referensi stabil (R8).Komparator
digunakan untuk membandingkan tegangan gigi gergaji dengan tegangan referensi. Ketika
tegangan gigi gergaji naik di atas tegangan referensi, sebuah transistor daya (mosfet)
diaktifkan (IRF530). Jika potensiometer disesuaikan nilainya untuk memberikan tegangan
referensi tinggi (menaikkan garis biru), sinyal gigi gergaji tidak pernah mencapai titik tersebut,
jadi output dari rangkaian adalah nol atau 0 duty cycle.
RANGKAIAN SIMULASI

HASIL SIMULASI

Gambar 4. 0% duty cycle


Gambar 5. 20% duty cycle

Gambar 6. 50% duty cycle


Gambar 7. 80% duty cycle

Gambar 8. 100% duty cycle


2. Phasa Listrik PLN 3 Phase
Sistem kelistrikan 3 phase merupakan system kelistrikan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
oleh generator listrik 3 phase dengan standar frekuensi yang dihasilkan 50 Hz atau 60 Hz. Pada
umumnya system 3 phase menggunakan system tegangan seimbang sama besarnya, dengan
berbeda fasa antara tegangan fasa yang satu dengan fasa yang lain sebesae 120°. Gambar
ringkasnya gelombang listrik (gelombang sinus) yang dihasilkan oleh generator listrik 3 phase
adalah sebagai berikut :

Sistem 3 phase yang dihasilkan oleh generator listrik tergantung dari system sambungan pada
output kumparannya, system ini meliputi system 3 phase dengan 4 kawat ataupun system 3
phase dengan 3 kawat. Jika listrik 3 phase 4 kawat yang dihasilkan oleh generator maka
generator tersebut umumnya kumparan stator dihubungkan secara bintang sedangkan jika
system kelistrikan 3 phase 3 kawat maka generator tersebut umumnya kumparan stator
dihubungkan secara delta.
Sistem 4 kawat yang dimaksud adalah untuk menciptakan 3 buah phase dengan 1 titik netral,
jika tegangan antar phase yang dihasilkan oleh generator sebesar 280 V, maka secara
otomatis tegangan phase ke netral sebesar 220 V.
Berikut gambaran dari output sebuah generator listrik 3 phase :

Anda mungkin juga menyukai