Anda di halaman 1dari 17

REVIEW INSTRUMENTASI BIOMEDIS BAB 6

Nama : Wahyu Perdana


Nim : 1105101072
Nama : Prasetya Aditya Imansyah
Nim : 1105101068
PENGUAT BIOPOTENSIAL DAN PENGKONDISI SINYAL
Biopotensial adalah Sebuah potensial listrik yang diukur antar titik didalam sel hidup,
jaringan, organisme dan semua yang menyertai proses biokimia serta menggambarkan tranfer/
penukaran informasi di dalam dan di antara sel-sel.

Aktivitas listrik dari sel-sel yang ada di dalam tubuh menimbulkan sinyal listrik yang
disebut sinyal biopotensial. Untuk mengambil sinyal bipotensial digunakan ttransduser yang
disebut elektrode. Elektrode ini berfungsi sebagai kopling dan interface antara sistem kelistrikan
di dalam tubuh dan sistem kelistrikan di luar tubuh. Keluaran dari transduser sudah berupa
tegangan listrik, tetapi levelnya masih relatif kecil sehingga biasanya belum bisa digunakan
untuk menggerakkan bagian keluaran suatu instrumen medik. Untuk memperbesar sinyal
biopotensial tersebut diperlukan suatu penguat yang memenuhi beberapa persyaratan,
diantaranya:
1. Berupa penguat diferensial dengan CMRR yang tinggi
2. Mempunyai impedansi masukan yang besar
3. Penguatannya dapat diatur dengan mudah tanpa mempengaruhi nilai CMRR
4. Rangkaian Penguat Diferensial Dasar
Penguat diferensial dipilih karena kemampuannya dalam menyingkirkan sinyal mode
common, sehingga dapat mengurangi pengaruh noise/interferensi yang menganggu sinyal EKG.
Noise/interferensi yang menganggu sinyal EKG dapat dikurangi pengaruhnya dengan cara
memasukkan noise tersebut ke dalam penguat diferensial dalam bentuk mode common,
sementara sinyal EKG dimasukkan ke penguat dalam bentuk mode diferensial. Dengan
demikian, sinyal EKG akan diperkuat dengan penguatan mode diferensial yang nilainya relatif
besar, sementara itu noise akan diperkuat dengan penguatan mode common yang nilainya relatif
kecil. Pada saat keluar dari penguat diferensial, sinyal EKG akan mempunyai nilai yang jauh
lebih besar dibanding dengan noise, sehingga pengaruh noise tersebut akan dapat diabaikan.

Penguat diferensial dasar


Hubungan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan penguat diferensial dasar dapat
diuraikan sebagai berikut. Dengan menganggap op-amp tersebut ideal, maka persamaan arus
simpul pada terminal masukan negatif dapat dituliskan :

Persamaan ini dapat diatur kembali menjadi:

Tegangan pada simpul masukan positif sama dengan tegangan pada simpul masukan negatif
yaitu x, dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip rangkaian pembagi tegangan sebagai
berikut:

Substitusi persamaan (2) dengan persamaan (3) menghasilkan:

yang bila diselesaikan untuk mencari o akan diperoleh:

Bila rangkaian penguat tersebut dalam keadaan setimbang, yaitu dengan membuat:

Maka diperoleh tegangan keluaran rangkaian penguat:

Persamaan (4) memperlihatkan bahwa penguat akan memperkuat sinyal mode diferensial (yaitu
selisih tegangan pada masukannya) dengan penguatan sebesar R5/R6, dan memperkuat sinyal
mode common (yaitu rata-rata tegangan pada masukannya) dengan penguatan yang kecil
(idealnya sama dengan nol). Dengan demikian hanya sinyal mode diferensial saja yang muncul
pada keluaran penguat, sedang sinyal mode common-nya telah disingkirkan.
Disamping memiliki keunggulan dalam menyingkirkan sinyal mode common, di sisi lain,
penguat diferensial dasar memiliki kekurangan yaitu impedansi masukannya relatif kecil dan
nilai penguatannya sulit diubah tanpa mempengaruhi kemampuannya dalam menyingkirkan
sinyal mode common.
Impedansi masukan yang tinggi diperlukan untuk mengurangi pengaruh ketidak-seimbangan
dalam rangkaian elektrode, karena ketidak-seimbangan ini akan dapat membuat noise masuk ke
penguat dalam bentuk mode diferensial sehingga diperkuat dengan penguatan diferensial yang
nilainya relatif besar. Untuk mengatasi hal ini maka di depan penguat diferensial dasar
ditambahkan sebuah rangkaian penguat penyangga.
Rangkaian Penguat Penyangga
Rangkaian penguat penyangga yang digunakan harus mempunyai impedansi masukan yang besar
dan merupakan penguat diferensial juga. Supaya memiliki impedansi masukan yang besar maka
digunakan penguat non-inverting, dan supaya bersifat diferensial maka digunakan dua buah
penguat non-inverting yang digabung menjadi satu.

Rangkaian penguat penyangga untuk penguat diferensial


Analisis rangkaian penguat penyangga dapat diuraikan sebagai berikut. Dengan menganggap opamp tersebut ideal, maka persamaan arus pada simpul masukan negatif op-amp yang atas dapat
dituliskan:

yang bila diatur akan diperoleh persamaan:

Dengan cara yang serupa, maka untuk rangkaian op-amp yang bawah akan diperoleh:

Persamaan (5) dan (6) merupakan tegangan keluaran pada tiap-tiap terminal keluaran op-amp
penguat penyangga.
Dengan menggabungkan rangkaian penguat diferensial dasar dan rangkaian penguat penyangga
maka akan diperoleh sebuah penguat diferensial yang mempunyai impedansi masukan yang
sangat besar dan nilai penguatannya dapat diubah dengan mudah tanpa mempengaruhi
kemampunannya dalam menyingkirkan sinyal mode common. Gabungan kedua rangkaian
penguat ini sering disebut sebagai penguat instrumentasi yang rangkaiannya diperlihatkan dalam

Gabungan penguat diferensial dasar dan penguat penyangga yang menghasilkan penguat
instrumentasi

Analisis rangkaian penguat instrumentasi dalam Gambar 3 dapat dilakukan sebagai berikut.
Tegangan keluaran penguat tersebut dapat diperoleh dari substitusi Persamaan (4) dengan
Persamaan (5) dan (6), yang menghasilkan:

yang dapat diatur kembali menjadi:

Dua resistansi R1 yang terhubung seri tersebut daJpat digantikan dengan sebuah resistansi
tunggal, misalnya menjadi RG, dengan: RG=2R1 atau: R1=RG/2 sehingga Persamaan (7) dapat
dituliskan kembali menjadi:

Dari Persamaan (7a) terlihat bahwa tegangan keluaran penguat instrumentasi merupakan hasil
penguatan terhadap selisih tegangan pada masukan penguat penyangga, dan nilai penguatan
dapat diubah dengan mengubah perbandingan antara 2R2 dan RG.

Penguat Operasional
Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat
diferensial sederhana:

Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang
identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan
(input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka
keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2.
Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade).
Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat
diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran.
Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat
menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama dengan tegangan
antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di
hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan
dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi ini,
maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan dapat
berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut
mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI = ~
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW = ~

Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik


Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus
memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.

Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar
diatas. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik
dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini
akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan
pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian
puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol
diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan
dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu. terpakai
semuanya.

Penguat differensial

Pada penguat diferensial diatas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam
kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini
disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran
(VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1
dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan
IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai
dengan besar penguatan Transistor. Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat
penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan
penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil
kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial
kedua (Vd2). Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam
beberapa mode penguatan sebagai berikut.
Mode Loop Terbuka Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga
(), sehingga besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati Vcc. Expresi
matematika pada penuat operasional mode loop terbuka adalah. Sehingga tegangan output Vcc.

Sehingga tegangan output Vcc.


Mode Loop Tertutup Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar
tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya dan dapat dituliskan sebagai berikut. .

Mode Penguatan Terkendali Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari
operasional amplifier (Op-Amp) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback dan input.
Sehingga nilai penguatan tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan sebgai berikut.

Sehingga besarnya tegangan output adalah

Mode Penguatan 1 Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (Op-Amp) sering
disebut dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak terjadi penguatan
tegangan (Av) bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat arus sinyal sehingga tidak
drop pada saat diberikan beban terhadap sinyal input. Besarnya tegangan output (Vout) sama
dengan tegangan input (Vin) karena penguatan tegangan (Av) operasional amplifier (Op-Amp)
bernilai 1.

Inverting dan non inverting amplifier


Penguat Inverting
Penguat ini dinamakan penguat non inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah
masukan non inverting dari Op Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh penguat jenis ini
sefasa dengan sinyal masukannya. Gambar 2 menunjukkan rangkaian dari penguat inverting.

Penguat Inverting
Rumus untuk menentukan tegangan keluaran dari penguat inverting adalah sebagai berikut:

Vout

Rf
Rg

Vin

Untuk pengutannya :

Gain

Vout
Vin

Penguat non Inverting


Penguat ini dinamakan penguat non inverting karena masukan dari penguat tersebut adalah
masukan non inverting dari Op Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh penguat jenis ini
sefasa dengan sinyal masukannya. Gambar 3 menunjukkan rangkaian dari penguat non inverting.

Penguat non Inverting


Rumus untuk menentukan tegangan keluaran dari penguat non inverting adalah sebagai berikut :

Vout

Rg R f
Rg

Vin

Untuk pengutannya :

Gain

Rg R f
Rg

Penguat differensial
Penguat beda (differential amplifier) sering disebut juga penguat diferensial, biasanya
dibuat dengan sistem transistor yang dirangkai secara rangkaian emitterbiased. Dua buah tipe
semikonduktor yang hampir sama, yaitu BJT (Bipolar Junction Transistor) dan FET (Field Effect
Transistor) diperlukan untuk aplikasi pembuatan penguat diferensial. Semua komponen ini dalam
dua rangkaian emitter-biased, yang kedua komponennya harus memiliki karakteristik yang
sesuai. Termasuk sumber tegangan (power supply) +VCC dan VEE harus mempunyai level
amplitudo yang sama besar. Untuk desain penguat yang multitingkatnya, dengan
mendapatkan penguatan tegangan yang besar, maka dapat digunakan sebuahrangkaian searah
yang langsung antara semua tingkat dari penguat diferensial tersebut.
Pengertian rangkaian searah langsung adalah dengan menghilangkan frekuensi mati (cut off
frequency) yang lebih rendah yang biasa menggunakan kopel kapasitor, maka kopel kapasitor ini
harus dihilangkan, sehingga menjadi kopel langsung. Oleh karena itu, penguat diferensial
mempunyai kemampuan menguatkan sinyal DC yang baik, sama seperti menguatkan sinyal AC.
Dalam sistem instrumentasi, penguat diferensial juga baik dan banyak digunakan sebagai
pembanding dua buah sinyal input.
Kelemahan sebuah penguat dengan umpan balik arus searah seperti contoh pada rangkaian
penguat tunggal emitor bersama (common emitter) adalah terjadinya pergeseran titik kerja DC
akibat perambatan panas antara basis-emitor, sehingga menyebabkan titik kerja penguat menjadi
tidak stabil akibat dari kenaikan temperatur pada sistem bias transistor tersebut (tingkat faktor
kestabilan menurun).
Pada gambar untuk mencapai tingkat kestabilan yang baik pada jenis penguat tunggal maka pada
kaki emitor harus dihubungkan sebuah resistor RE. Efek dari penambahan ini berakibat pada
penguatan arus bolak-balik menjadi menurun (dipandang dari emitor mengakibatkan suatu efek
umpan balik sinyal ac pada resistor RE).

Prinsip kestabilan dengan teknik umpan balik negatif

Diagram blok dari rangkaian diatas


Untuk itu salah satu cara guna mendapatkan penguatan arus bolak-balik yang tinggi,
maka pada resistor RE harus dijajarkan sebuah kapasitor internal bypass dimana pada prinsipnya
adalah sama seperti halnya pada kapasitor kopling eksternal di keluaran dan masukan, yaitu
fungsinya tidak lain adalah untuk menghubungkan sinyal bolak-balik.
Akibat dari pemakaian kapasitor bypass tersebut adalah terjadinya efek yang mengakibatkan
adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) menjadi lebih lambat, sehingga
mengakibatkan kenaikan batas frekuensi bawah (fL).
Permasalahan yang lain adalah terjadinya perlambatan akibat pengisian muatan pada kapasitorkapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC
untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant).

Filter aktif
Filter Aktif yaitu filter yang menggunakan komponen aktif, biasanya transistor atau penguat
operasi (op-amp). Kelebihan filter ini antara lain:
1. untuk frekuensi kurang dari 100 kHz, penggunaan induktor (L) dapat dihindari

2. relatif lebih murah untuk kualitas yang cukup baik, karena komponen pasif yang presisi
harganya cukup mahal
Beberapa macam filter yang termasuk ke dalam filter aktif adalah :
1. Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter)

Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat
berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara
seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi
tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass
atau subwoofer(frekuensi rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber
tegangan akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan
sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan
frekuensi tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan -20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1)

2. Filter Lolos Atas (High Pass Filter)

High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk
frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass
cut filteratau rumble filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter
adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass filter dan
low pass filter.
Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat memblokir component frekuensi
rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara pararel
dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant ().
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan 20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R1C1)
3.

Filter Lolos Pita (Band Pass Filter)

Sebuah band-passfilter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam kisaran


tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar kisaran tersebut. Contoh
dari analog elektronik band pass filter adalah sirkuit RLC (aresistor-induktor-kapasitor sirkuit).
Filter ini juga dapat dibuat dengan menggabungkan -pass filter rendah dengan pass filter tinggi.
Band pass filter digunakan terutama di nirkabel pemancar dan penerima.
Fungsi utama filter seperti di pemancar adalah untuk membatasi bandwidth sinyal output
minimum yang diperlukan untuk menyampaikan data pada kecepatan yang diinginkan dan dalam
bentuk yang diinginkan. Pada receiver Sebuah band pass filter memungkinkan sinyal dalam

rentang frekuensi yang dipilih untuk didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi
yang tidak diinginkan.
Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah: Av = (-R2 / R1) (-R4 / R3) Besarnya
frekuensi cut off atas didapat dari: fCH = 1 / (2.R1C1) Besarnya frekuensi cut off bawah didapat
dari: fCL = 1 / (2.R4C2).
4.

Filter Tolak Rendah (Band Stop Filter)

Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah filter yang
melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka dalam rentang tertentu ke
tingkat yang sangat rendah. Ini adalah kebalikan dari filter band-pass. Sebuah filter takik adalah
filter band-stop dengan stopband sempit (tinggi faktor Q). Notch filter digunakan dalam
reproduksi suara hidup (Public Address sistem, juga dikenal sebagai sistem PA) dan instrumen
penguat (terutama amplifier atau preamplifiers untuk instrumen akustik seperti gitar akustik,
mandolin, bass instrumen amplifier, dll) untuk mengurangi atau mencegah umpan balik ,
sedangkan yang berpengaruh nyata kecil di seluruh spektrum frekuensi. band filter membatasi
'nama lain termasuk', 'Filter T-takik', 'band-eliminasi filter', dan 'menolak band-filter'. Biasanya,
lebar stopband kurang dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi dilemahkan kurang dari 10
sampai 100 kali frekuensi terendah dilemahkan). Dalam pita suara, filter takik menggunakan
frekuensi tinggi dan rendah yang mungkin hanya semitone terpisah.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :
1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan dan
sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter aktif
tidak membebani sumber input.20
3. Harga umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan variasai
dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal

Sensor kapasitansi
sensor kapasitif merupakan sensor elektronika yang bekerja berdasarkan konsep kapasitif.
Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan muatan energi listrik yang dapat disimpan oleh sensor akibat
perubahan jarak lempeng, perubhan luas penampang dan perubahan volume dielektrikum sensor
kapasitif tersebut. Konsep kapasitor yang digunakan dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan
dan melepas energi listrik dalam bentuk muatan-muatan listrik pada kapasitor yang dipengaruhi oleh luas
permukaan, jarak dan bahan dielektrikum.
Sifat sensor kapasitif yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengukuran diantaranya adalah sebgai
berikut.
Sifat Sensor Kapasitif yang Dimanfaatkan Dalam Pengukuran :
1. Jika luas permukaan dan dielektrika (udara) dalam dijaga konstan, maka perubahan nilai kapasitansi
ditentukan oleh jarak antara kedua lempeng logam.
2. Jika luas permukaan dan jarak kedua lempeng logam dijaga konstan dan volume dilektrikum dapat
dipengaruhi makan perubahan kapasitansi ditentukan oleh volume atau ketinggian cairan elektrolit yang
diberikan.
3. Jika jarak dan dielektrikum (udara) dijaga konstan, maka perubahan kapasitansi ditentukan oleh luas
permukaan kedua lempeng logam yang saling berdekatan.
Konsep Sensor Kapasitif

Kontruksi sensor kapasitif yang digunakan berupa dua buah lempeng logam yang diletakkan sejajar dan
saling berhadapan. Jika diberi beda tegangan antara kedua lempeng logam tersebut, maka akan timbul
kapasitansi antara kedua logam tersebut. Nilai kapasitansi yang ditimbulkan berbading lurus dengan luas
permukaan lempeng logam , berbanding terbalik dengan jarak antara kedua lempeng dan berbading
lurus dengan zat antara kedua lempeng tersebut (dielektrika), seperti ditunjukkan oleh persamaan
berikut:

Dimana :
0 : permitivitas ruang hampa (8,85.10-12 F/m)
r : permitivitas relatif (udara = 1)
A : luas plat/lempeng dalam m2
d : jarak antara plat /lempeng dalam m

Aplikasi Sensor Kapasitif Beberapa aplikasi yang dapat dibuat dengan sensor kapasitif diantaranya
adalah :
1. Sensor Tekanan : menggunakan sebuah membran yang dapat merenggang sehingga tekanan dapat
dideteksi dengan menggunakan spacing-sensitive detector.
2. Sensor Berat : menggunakan perubahan nilai kapasitansi diantara kedua plat yang jarak kedua plat
berubah sesuai beban berat yang diterima.
3. Ketinggian cairan : menggunakan perubahan nilai kapasitansi antara kedua plat konduktor yang
dicelupkan kedalam cairan.
4. Jarak : jika sebuah object metal mendekati elektroda kapasitor, didapat nilai kapasitansi yang berubahubah.
5. Layar sentuh : dengan menggunakan X-Y tablet
6. Shaft angle or linear position : dengan menggunakan metode multiplate, kapasitif sensor dapat
mengukur angle atau posisi

Anda mungkin juga menyukai