Anda di halaman 1dari 5

NAMA : WAHYU PERDANA (1105101072)

SEJARAH DAN SUMBER DAYA WISATA DAN ALAM YANG ADA DI KOTA
SEMARANG

Sejarah Kota Lama Semarang


Kota Lama adalah potongan sejarah, karena dari sinilah ibukota Jawa
Tengah berasal. Kota Semarang dan Kota Lama seperti dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan begitu saja dan tentu menghadirkan keunikan tersendiri.
Sebuah gradasi yang bisa dibilang jarang ada ketika dua generasi disatukan hingga
menciptakan gradasi yang menarik. Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstart
atau Little Netherland adalah sebuah kota yang terdiri dari gedung-gedung tua yang
digunakan sejak zaman Belanda. Dahulu, yang disebut Kota Lama hampir seluruh daerah di
Semarang. seiring berjalannya waktu, istilah Kota Lama terpusat pada daerah Sungai Berok
hingga menuju daerah Terboyo.Secara umum karakter bangunan di wilayah Kota Lama
mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700 -an. Hal ini bisa dilihat dari
bangunan khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa.Seperti ukuran pintu
dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik,
sampai adanya ruang bawah tanah. Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya
wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa sebuah konsep dari
negara asal mereka untuk dibangun di Semarang tempat baru mereka. Tentunya mereka
berusaha untuk membuat kawasan ini bagi komunitas mereka.Dari segi tata kota, wilayah ini
dibuat memusat dengan Gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya.
Karena Gereja pada saat itu sebagai pusat pemerintahan di Eropa adalah Gereja dan
Gubernur. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya.Bagaimanapun
bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila
dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada
umumnya.Kota Lama Semarang bagian dari Semarang yang merupakan ibukota Jawa
Tengah yang kerap sekali dilupakan, padahal dari segi sejarah, dari tempat inilah bermula
daerah yang dibangun pemerintahan kolonial Hindia Belanda memang memusatkan
pembangunan kota di pinggiran dari pada pelabuhan.Bersadarkan sejarahnya, Kota Semarang
memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar abad ke-18 menjadi pusat perdagangan.
Kawasan tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan Kota Lama Pada masa itu, untuk
mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai
benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalurperhubungan antara ketiga pintu gerbang
dibenteng itu maka dibuatlah jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai :
Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Letjend. Suprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang
ada sampai saat ini adalah Jembantan Berok, yang disebut De Zuider Port.Jalur pengangkutan
lewat air sangat penting hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai yang mengelilingi
kawasan ini yang dapat dilayari dari laut sampai dengan daerah Sebandaran, kawasan
Pecinan. Masa itu Hindia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula
seluruh dunia.

Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa (cultur Stelsel) diseluruh kawasan Hindia
Belanda.Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstradt. Luas kawasan ini
sekitar 31 hektar. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini
terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota sendiri oleh
karena itu mendapat julukan Little Netherland.Kawasan Kota Lama Semarang ini
merupakan saksi bisu sejarahIndonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad dan
lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 101 bangunan
kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.
Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno
yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi serta
wilayah konservasi.

Potensi Kota Lama Semarang


Semarang merupakan salah satu tujuan wisata yang mempunyai warisan budaya yang
masih terjaga hingga sekarang. Misalnya saja Kota Lama Semarang. Sebagai bekas benteng
pertahanan kolonial Belanda, dengan gereja Blenduk sebagai obyek yang banyak dikunjungi
wisatawan, maka kawasan Kota Lama Semarang memiliki keunikan dan keindahan suasana
bangunan yang tinggi dengan arsitektur Eropa yang jarang terdapat dikota lain. Nilai
kelangkaan dan nilai sejarah yang di miliki kawasan Kota Lama merupakan daya tarik
tersendiri yang berpotensi untuk menarik wisatawan yang datang.Dengan memiliki 101
bangunan kuno dan bersejarah yang terdapat dikawasan Kota Lama Semarang, sehingga
bangunan yang perlu dikonservasikan secara tidak langsung telah dinilai memiliki potensi
daya tarik wisata. Jika dilihat dari kondisi bangunan-bangunannya, maka kawasan Kota Lama
Semarang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan tujuan wisata.Banyaknya
nilai-nilai budaya yang dapat dijaga dan dilestarikan.Kota Lama adalah peninggalan kolonial
Belanda, dengan bangunan yang berciri khas dengan benteng-benteng yang tinggi. Dengan
komplek bangunan Eropa dengan jalan pavin untuk kawasan Kota Lama yang membedakan
dengan kawasan lain.Kawasan ini memiliki berbagai macam bangunan, dengan daya tarik
yang beraneka. Jembatan Berok yang merupakan penghubung Jl.Suprapto dan Jl.Pemuda.
Jembatan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pintu gerbang utama masuk ke
dalam kawasan Kota Lama. Masih banyak bangunan lainnya yang juga memiliki daya tarik
yang berbeda.

Pertambangan Dan Penggalian


Merupakan bagian dari sumberdaya alam dari jenis sumberdaya mineral, yaitu semua
cadangan bahan galian yang dijumpai di muka bumi dan dapat dipakai bagi kebutuhan
manusia. Sumberdaya mineral ini dalam bentuk zat padat yang sebagian besar terdiri dari
kristal, mempunyai sifat homogen, merupakan unsur atau senyawa kimia anorganik alamiah
dengan susunan kimia yang tetap dan terdapat di bagian kerak bumi sebagai material
penyusun atau bahan pembentuk batuan yang mempunyai nilai ekonomi. Menurut data
Metropolitan Semarang dalam Angka (1998), sumberdaya mineral ini mempunyai nilai
ekonomi dan memberikan sumbangan terhadap PDRB Metropolitan Semarang sebesar 0,22

%. Menurut laporan Dinas Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Tahun
Anggaran 1993/1994 dan Neraca Sumberdaya Alam Spasial Metropolitan Semarang Tahun
1998, jenis sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah Kotamadya Semarang hanya
termasuk Bahan Galian Golongan C (Nir Strategis dan Nir Vital). Dari hasil pendataan bahan
galian golongan C ini, termasuk pada tingkat keyakinan perolehan cadangan tereka antara 20
30 %, yaitu berada pada klasifikasi cadangan tereka dan dari 32 penggolongan sumberdaya
mineral bahan galian golongan C ini Kotamadya Semarang memiliki 8 jenis bahan galian
golongan C, antara lain : Andesit, Basalt, Batugamping, Pasir dan Batu (Sirtu), Tanah liat
(Lempung), Tras dan Tanah.Urug Andesit Terdapat pada lahan seluas lebih kurang 12 Ha,
dengan volume cadangan tereka sebesar 1.208.639,19 Ton, pada tahun 1998 telah
dieksploitasi sebesar lebih kurang 119.658,40 Ton. Lokasi bahan gallian ini berada di
Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati.Basalt Terdapat pada lahan seluas lebih kurang
302,00 Ha, dengan volume cadangan tereka sebesar 105.300.000,00 Ton, sampai dengan saat
sekarang material ini belum dieksplitasi. Lokasi bahan galian ini berada di Kelurahan
Gunungpati, Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati.Tanah Liat (Lempung) Terdapat
pada lahan seluas 122,00 Ha, dengan volume cadangan tereka sebesar 95.332.076,73 Ton dan
sampai dengan tahun 1998 telah dieksploitasi sebesar 163.967,67 Ton. Lokasi bahan galian
ini tersebar di beberapa tempat antara lain : Kecamatan Mijen di sekitar Kelurahan Mijen,
Jatisari, Karangmalang, Polaman dan Purwosari; Kecamatan Ngaliyan di sekitar Kelurahan
Wates dan Kalipancur; Kecamatan Gunungpati di sekitar Kelurahan Gunungpati. Cepoko,
Sadeng, Pongangan, Sukorejo dan Sekaran; kemudian disekitar Kelurahan Tinjornoyo,
Kecamatan Banyumanik dan KecamatanTembalang di sekitar Kelurahan Bulusan,
Sendangmulyo dan Meteseh; di Kecamatan Pedurungan di sekitar Kelurahan Plamongansari,
Pedurungan Lor dan Penggaron Kidul.Pasir dan Batu (Sirtu)
Terdapat pada lahan seluas lebih kurang 259,00 Ha, dengan volume cadangan tereka sebesar
4.159.751,21 Ton dan pada tahun 1998 telah dieksploitasi sebesar lebih kurang 8.936,29 Ton.
Lokasi bahan galian ini tersebar di beberapa tepmat antara lain : Kecamatan Mijen di sekitar
Kelurahan Cangkiran, Purwosari dan Karangmatang; Kecamatan Banyumanik di sekitar
Kelurahan Tinjornoyo, Kelurahan Pudakpayung dan Kelurahan Jabungan: Kecamatan
Gunungpati di sekitar Kalialang yang termasuk dalam Kelurahan Sukorejo: Kecamatan
Gajahmungkur di sekitar desa Keradenan Baru.

Kondisi Geologi Semarang

Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 6,931205o
7,115734o LS dan 110,269152o 110,500304o BT, dengan luas 373,7 km2. Berdasarkan
pada bentuk topografi dan kemiringan lerengnya, morfologi daerah Semarang dapat dibagi
menjadi lima satuan morfologi, yaitu : Dataran Dataran Bergelombang; merupakan daerah
dataran aluvial pantai dan sungai, setempat di bagian barat daya merupakan punggungan
lereng perbukitan, bentuk lereng umumnya datar hingga sangat landai dengan kemiringan
lereng medan antara 0 8%, ketinggian tempat di bagian utara antara 0 50 m dpl dan di
bagian selatan ketinggiannya antara 225 300 m dpl. Penyebarannya terdapat di Mangkang,
Genuk, Gayamsari, Pedurungan, Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, Banyumanik dan Tembalang.
Pebukitan Berelief Halus; Satuan morfologi ini umumnya merupakan punggungan, kaki bukit
dan lembah sungai, mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus dengan kemiringan

lereng medan 8 15%, ketinggian tempat antara 50 250 m dpl. Penyebarannya terdapat di
Ngaliyan, Mijen, sekitar Banyumanik, dan Gunungpati. Pebukitan Berelief Sedang; satuan
morfologi ini merupakan kaki dan punggungan perbukitan, mempunyai bentuk permukaan
bergelombang landai berkemiringan lereng 15 25%, dan ketinggian wilayah 50 450 m
dpl. Penyebarannya antara lain terdapat di sekitar Ngaliyan, sebelah utara dan timur
Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, dan di bagian selatan Gajahmungkur.Pebukitan
Berelief Kasar; satuan morfologi ini merupakan lereng dan puncak perbukitan dengan lereng
yang agak terjal, mempunyai kemiringan lereng antara 25 40%, ketinggian tempat antara 75
450 m dpl. Penyebarannya terdapat di Candisari, utara Gajahmungkur, Siwarok, dan
Watukongkong,Perbukitan Berelief Sangat Kasar Curam; satuan morfologi ini merupakan
lereng dan perbukitan dengan lereng yang terjal, mempunyai kemiringan lereng > 40%,
ketinggian tempat antara 50 325 m dpl. Penyebarannya terdapat di Tambakaji dan Bringin,
sebelah timur Tembalang, sebelah timur G. Gombel, sebagian tebing Kali Garang, tebing Kali
Kripik, dan tebing Kali Kreo.Potensi Geologi di Gunungpati Menurut uraian di atas, Gunung
pati terletak pada tiga jenis morfologi, yaitu dataran bergelombang, perbukitan berelief halus,
dan perbukitan berelief sedang. Dengan banyaknya morfologi pada daerah ini menyebabkan
banyaknya potensi geologi di dalamnya. Di Gunungpati pun banyak terdapat pertambangan
galian C. Salah satunya yaitu andesit yang berlokasi di Gunung Turun Kelurahan
Mangunsari, kecamatan Gunungpati.Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan
komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi
tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerahdaerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari
nama Pegunungan Andes Selain itu terdapat juga basalt, yaitu batuan beku ekstrusif yang
berwarna gelap, berbutir kristal halus; berkomposisi plagioklas, piroksin dan magnetit,
dengan atau tanpa olivine, dan mengandung SiO2 kurang dari 53 % berat. Berlokasi di
Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati dengan luas sekitar 302,00 Ha dengan volume
yang diperkirakan mencapai 105.300.000,00 ton. Namun hingga kini material ini belum
tereksplitasi.Tanah liat atau yang di kenal juga sebagai lempung juga terdapat di daerah
sekitar Kelurahan Gunungpati. Terdapat pada lahan seluas 122,00 Ha, dengan volume
cadangan diperkirakan sebesar 95.332.076,73 Ton dan sampai dengan tahun 1998 telah
dieksploitasi sebesar 163.967,67 Ton. Tanah lempung tersebut biasanya digunakan untuk
reklamasi pantai di Semarang Utara di daerah sekitar Tanah Mas dan Pelabuhan.Potensi yang
terakhir adalah batu pasir. Terdapat pada lahan seluas lebih kurang 259,00 Ha, dengan
volume cadangan tereka sebesar 4.159.751,21 Ton dan pada tahun 1998 telah dieksploitasi
sebesar lebih kurang 8.936,29 Ton. Terletak di kecamatan Gunungpati di sekitar Kalialang.
Batu pasir merupakan batuan sedimen dari Formasi Damar, terdiri atas batu pasir kompak
dan batu pasir agak kompak. Batu pasir kompak: mengandung sisipan tufa, breksi dan batu
lempung, berwarna abu-abu dan abu-abu kehitaman, lapuk ringan sampai lapuk sempurna,
kompak, tersusun oleh tufa, berukuran pasir sedang sampai pasir kasar, setempat-setempat
bersifat konglomeratan, berlapis dengan tebal antara 15 sampai 150 cm, kelulusan rendah
sampai sedang. Batu pasir agak kompak : mengandung sisipan breksi, konglomerat dan tufa,
berwarna abu-abu kecoklatan sampai coklat keabuan, lapuk ringan sampai lapuk sedang,
agak kompak, susunan mineral terdiri atas feldspar, gelas volkanik dan mineral mafik,
berukuran pasir halus sampai pasir kasar, sebagian bersifat konglomeratan, struktur
perlapisan kurang baik, kelulusan sedang sampai tinggi. Daya dukung yang diijinkan adalah
sedang sampai tinggi, mudah digali dengan peralatan non mekanik. Kedalaman muka air
tanah bebas sedang sampai dalam

Saran
1. Membangkitkan semangat masyarakat untuk melestarikan Kota Lama sebagai
aset budaya yang memiliki nilai seni yang tinggi.
2. Walaupun dana pembangunan dan kegiatan pelestarian dari pemerintah dan
pihak lain namun dana itu dapat tersalurkan dengan baik.
3. Melestarikan sumber daya alam dari segi penambangan jangan sampai terjadi
penambangan liar dan kebaran hutan.
4. Mencegah para penambang untuk menambang secara berlebihan karena akan terjadi
kerusakan alam dan merugikan masyarakat diserkitar situ.
5

Anda mungkin juga menyukai