Anda di halaman 1dari 6

Biopotensial Amplifier

Aktivitas listrik dari sel-sel yang ada di dalam tubuh menimbulkan sinyal listrik yang
disebut sinyal biopotensial. Untuk mengambil sinyal bipotensial digunakan ttransduser yang
disebut elektrode. Elektrode ini berfungsi sebagai kopling dan interface antara sistem
kelistrikan di dalam tubuh dan sistem kelistrikan di luar tubuh. Keluaran dari transduser
sudah berupa tegangan listrik, tetapi levelnya masih relatif kecil sehingga biasanya belum
bisa digunakan untuk menggerakkan bagian keluaran suatu instrumen medik. Untuk
memperbesar sinyal biopotensial tersebut diperlukan suatu penguat yang memenuhi beberapa
persyaratan, diantaranya:
1. Berupa penguat diferensial dengan CMRR yang tinggi
2. Mempunyai impedansi masukan yang besar
3. Penguatannya dapat diatur dengan mudah tanpa mempengaruhi nilai CMRR

Rangkaian Penguat Diferensial Dasar


Rangkaian penguat diferensial diperlihatkan dalam Gambar 1. Penguat diferensial dipilih
karena kemampuannya dalam menyingkirkan sinyal mode common, sehingga dapat
mengurangi pengaruh noise/interferensi yang menganggu sinyal EKG. Noise/interferensi
yang menganggu sinyal EKG dapat dikurangi pengaruhnya dengan cara memasukkan noise
tersebut ke dalam penguat diferensial dalam bentuk mode common, sementara sinyal EKG
dimasukkan ke penguat dalam bentuk mode diferensial. Dengan demikian, sinyal EKG akan
diperkuat dengan penguatan mode diferensial yang nilainya relatif besar, sementara itu noise
akan diperkuat dengan penguatan mode common yang nilainya relatif kecil. Pada saat keluar
dari penguat diferensial, sinyal EKG akan mempunyai nilai yang jauh lebih besar dibanding
dengan noise, sehingga pengaruh noise tersebut akan dapat diabaikan.

Gambar Penguat diferensial dasar

Hubungan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan penguat diferensial dasar dapat
diuraikan sebagai berikut. Dengan menganggap op-amp tersebut ideal, maka persamaan arus
simpul pada terminal masukan negatif dapat dituliskan :

Persamaan ini dapat diatur kembali menjadi:

Tegangan pada simpul masukan positif sama dengan tegangan pada simpul masukan negatif
yaitu x, dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip rangkaian pembagi tegangan sebagai
berikut:

Substitusi persamaan (2) dengan persamaan (3) menghasilkan:

yang bila diselesaikan untuk mencari o akan diperoleh:

Bila rangkaian penguat tersebut dalam keadaan setimbang, yaitu dengan membuat:

Maka diperoleh tegangan keluaran rangkaian penguat:

Persamaan (4) memperlihatkan bahwa penguat akan memperkuat sinyal mode diferensial
(yaitu selisih tegangan pada masukannya) dengan penguatan sebesar R5/R6, dan memperkuat
sinyal mode common (yaitu rata-rata tegangan pada masukannya) dengan penguatan yang
kecil (idealnya sama dengan nol). Dengan demikian hanya sinyal mode diferensial saja yang
muncul pada keluaran penguat, sedang sinyal mode common-nya telah disingkirkan.

Disamping memiliki keunggulan dalam menyingkirkan sinyal mode common, di sisi lain,
penguat diferensial dasar memiliki kekurangan yaitu impedansi masukannya relatif kecil dan
nilai penguatannya sulit diubah tanpa mempengaruhi kemampuannya dalam menyingkirkan
sinyal mode common.
Impedansi masukan yang tinggi diperlukan untuk mengurangi pengaruh ketidak-seimbangan
dalam rangkaian elektrode, karena ketidak-seimbangan ini akan dapat membuat noise masuk
ke penguat dalam bentuk mode diferensial sehingga diperkuat dengan penguatan diferensial
yang nilainya relatif besar. Untuk mengatasi hal ini maka di depan penguat diferensial dasar
ditambahkan sebuah rangkaian penguat penyangga.

Rangkaian Penguat Penyangga

Rangkaian penguat penyangga yang digunakan harus mempunyai impedansi masukan yang
besar dan merupakan penguat diferensial juga. Supaya memiliki impedansi masukan yang
besar maka digunakan penguat non-inverting, dan supaya bersifat diferensial maka digunakan
dua buah penguat non-inverting yang digabung menjadi satu, seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2.

Gambar Rangkaian penguat penyangga untuk penguat diferensial


Analisis rangkaian penguat penyangga dapat diuraikan sebagai berikut. Dengan menganggap
op-amp tersebut ideal, maka persamaan arus pada simpul masukan negatif op-amp yang atas
dapat dituliskan:

yang bila diatur akan diperoleh persamaan:

Dengan cara yang serupa, maka untuk rangkaian op-amp yang bawah akan diperoleh:

Persamaan (5) dan (6) merupakan tegangan keluaran pada tiap-tiap terminal keluaran op-amp
penguat penyangga.
Dengan menggabungkan rangkaian penguat diferensial dasar dan rangkaian penguat
penyangga maka akan diperoleh sebuah penguat diferensial yang mempunyai impedansi
masukan yang sangat besar dan nilai penguatannya dapat diubah dengan mudah tanpa
mempengaruhi kemampunannya dalam menyingkirkan sinyal mode common. Gabungan
kedua rangkaian penguat ini sering disebut sebagai penguat instrumentasi yang rangkaiannya
diperlihatkan dalam Gambar 3.

Gambar Gabungan penguat diferensial dasar dan penguat penyangga yang menghasilkan
penguat instrumentasi
Analisis rangkaian penguat instrumentasi dalam Gambar 3 dapat dilakukan sebagai berikut.
Tegangan keluaran penguat tersebut dapat diperoleh dari substitusi Persamaan (4) dengan
Persamaan (5) dan (6), yang menghasilkan:

yang dapat diatur kembali menjadi:

Dua resistansi R1 yang terhubung seri tersebut daJpat digantikan dengan sebuah resistansi
tunggal, misalnya menjadi RG, dengan: RG=2R1 atau: R1=RG/2 sehingga Persamaan (7)
dapat dituliskan kembali menjadi:

Dari Persamaan (7a) terlihat bahwa tegangan keluaran penguat instrumentasi merupakan hasil
penguatan terhadap selisih tegangan pada masukan penguat penyangga, dan nilai penguatan
dapat diubah dengan mengubah perbandingan antara 2R2 dan RG.

Anda mungkin juga menyukai