Aktivitas listrik dari sel-sel yang ada di dalam tubuh menimbulkan sinyal listrik yang disebut
sinyal biopotensial. Untuk mengambil sinyal bipotensial digunakan ttransduser yang disebut
elektrode. Elektrode ini berfungsi sebagai kopling dan interface antara sistem kelistrikan di
dalam tubuh dan sistem kelistrikan di luar tubuh. Keluaran dari transduser sudah berupa
tegangan listrik, tetapi levelnya masih relatif kecil sehingga biasanya belum bisa digunakan
untuk menggerakkan bagian keluaran suatu instrumen medik. Untuk memperbesar sinyal
biopotensial tersebut diperlukan suatu penguat yang memenuhi beberapa persyaratan,
diantaranya:
Persamaan
(4)
memperlihatkan
bahwa
penguat
akan
memperkuat sinyal mode diferensial (yaitu selisih tegangan pada masukannya) dengan
penguatan sebesar R5/R6, dan memperkuat sinyal mode common (yaitu rata-rata tegangan pada
masukannya) dengan penguatan yang kecil (idealnya sama dengan nol). Dengan demikian hanya
sinyal mode diferensial saja yang muncul pada keluaran penguat, sedang sinyal mode commonnya telah disingkirkan.
Disamping memiliki keunggulan dalam menyingkirkan sinyal mode common, di sisi lain,
penguat diferensial dasar memiliki kekurangan yaitu impedansi masukannya relatif kecil dan
nilai penguatannya sulit diubah tanpa mempengaruhi kemampuannya dalam menyingkirkan
sinyal mode common.
Impedansi masukan yang tinggi diperlukan untuk mengurangi pengaruh ketidak-seimbangan
dalam rangkaian elektrode, karena ketidak-seimbangan ini akan dapat membuat noise masuk ke
penguat dalam bentuk mode diferensial sehingga diperkuat dengan penguatan diferensial yang
nilainya relatif besar. Untuk mengatasi hal ini maka di depan penguat diferensial dasar
ditambahkan sebuah rangkaian penguat penyangga.
Rangkaian Penguat Penyangga
Rangkaian penguat penyangga yang digunakan harus mempunyai impedansi masukan yang besar
dan merupakan penguat diferensial juga. Supaya memiliki impedansi masukan yang besar maka
digunakan penguat non-inverting, dan supaya bersifat diferensial maka digunakan dua buah
penguat non-inverting yang digabung menjadi satu, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.
Gambar 3. Gabungan penguat diferensial dasar dan penguat penyangga yang menghasilkan
penguat instrumentasi
Analisis rangkaian penguat instrumentasi dalam Gambar 3 dapat dilakukan sebagai berikut.
Tegangan keluaran penguat tersebut dapat diperoleh dari substitusi Persamaan (4) dengan
Persamaan (5) dan (6), yang menghasilkan: