Anda di halaman 1dari 14

Nama : WAHYU PERDANA

Nim : 110510072

FILSAFAT PANCASILA
A.Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia. Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau
kebijaksanaan atau wisdom.
B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang bersifat
majemuk tunggal.
C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari
sila-sila dimukanya.
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam
hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan
hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya,
dikualifikasi oleh empat sila lainnya.
D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat
Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki,
dasar ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda
dengan sistem filsafat yang lainnya.
E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,

kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia.
Sebagai suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur
yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada
tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri
negara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar
filsafat negara Republik Indonesia.
F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila
Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan
yang sistemik dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian
bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem
filsafat.
H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
terutama dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus
mendasarkan pada suatu kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
adalah merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu
realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah bangsa
Indonesia sendiri.

IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya
globalisasi. Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini
bangsa Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi,
melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang
terkandung dalam filosofi Pancasila. Masyarakat harus semakin terbuka, dan
dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan hidup bersama
dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan kebersamaan dan
persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu mengukir
identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis
2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.
C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan
muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa
melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan
materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan
secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya


secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Inodnesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirirkan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia
melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan
pada abad ke-IV, ke-V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai
nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah
wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerjaan Airlangga dan Majapahit di
Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentuka nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada
Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan
bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk
suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.
DEMOKRASI INDONESIA
A. Demokrasi dan Implementasinya
Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang
demokrasi, ini karena dua alasan:
1. Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang
fundamental .
2. Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi
peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi
tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda
(Rais, 1955:1).
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan,
demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem
presidensial, sistem parlementer, sistem referendum (meletakkan pemerintah
sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang
menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.
B. Arti dan Perkembangan Demokrasi
Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan
kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti
suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas
persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

C. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi
dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.
Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan
presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat
secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan
menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.
Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of
government) adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala
Negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara
Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya di India.
Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat
kenegaraan bahwa manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh
karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar
fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan
kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang menguasai negara.
D. Demokrasi Indonesia
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik
yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode
1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi
Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi berarti
menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum
dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek
kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan
kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.

Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua
warga negara. Mencakup :
1. Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan
negara.
2. Koperasi.
3. Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam
penggunaannya.
4. Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta
pelindung.
Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga
hal :
1. Pemerintah dari rakyat (government of the people).
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people).
Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa
mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:
- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.
- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh
warganegara.
- Suatu sistem perwakilan
- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :
1. Kekuasaan ditangan rakyat
Pembukaan UUD alinea IV
Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UUD RI yang berkedaulatan rakyat
Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perrwakilan (pokok pikiran III)
UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)
o Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik
UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)

kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undangundang dasar


Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam
UUD. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh
MPR.

2. Pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :
1. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD
1945)
2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD pasal
5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.
3. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal 24 ayat (1) UUD
1945.
4. Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR.
Dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) DPR juga memiliki fungsi
pengawasan terhadap presiden selaku penguasa eksekutif.
5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaanKonsultatif,
didelegasikan kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan
karena berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan Negara fungsinya tidak
jelas.
3. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui
mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:
Pasal 1 ayat (2) kedaulatan ditangan rakyat
Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden
dan Wapres,serta melakukan impeachment terhadap presiden jika
melanggar konstitusi.
Pasal 20 A ayat (1),DPR memiliki fungsi pengawasan. Yang berarti
mengawasi pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.
Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR
(rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.
Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

1. Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, Oleh karena itu
sistem Negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan.
2. Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat
7.

Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :


1. Pasal 1 ayat (2), Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan
menurut UUD.
2. Pasal 2 ayat (1), MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD
3. DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
Pasal 27 ayat (1), Segala warganegara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.
Pasal 28, Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.
Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan Negara.
Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.
Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah
sebagai unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya
harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik pada nilai-nilai yang
universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus
ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak
yang berkembang dalam masyarakat.

NEGARA DAN KONSTITUSI


A. Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara
kekuasaan. Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan
reaksi yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John
Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara

sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara
bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak
asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh
lain antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alatagency atau
wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
besama atas nama masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat
yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih
agung dari pada individu atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga
Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya melalui penguasaan
monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para
sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki
unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :
1.
Wilayah
2.
Rakyat
3.
Pemerintahan
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya
kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah
penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang
sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk
bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa,
adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.
B. Konstitusionalisme

Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi


secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok
konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)
diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya
dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan
didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ
Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubunganhubungan antar organ Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antar organorgan Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip
pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka
sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip
pembatasan kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsiplimited
government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga
Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan
lainnya.
C. konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak
tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan
tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen
kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun
2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka
Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang

memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan


suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa UndangUndang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37
pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Rumusannya jelas.
2. Bersifat singkat dan supel.
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
4. Peraturan hukum positif yang tinggi.
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun
sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh semua rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar
yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,
karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat).
2. Sistem konstitusional.
3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping
MPR dan DPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas.

Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum,


Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alatalat perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang
ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk
mengadakan aturan-aturan itu.

Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :


a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat
dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin
mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem
peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara
hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang
mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
HAK ASASI MANUSIA
A.

Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum


Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian
negara hukum atau rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi.
Oleh karena itu berdasarkan bentuknya sebenarnya rule of the law adalah
kekuasaan publik yang diatur secara legal.
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat,
ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan
kekuasaan belaka. Prinsip Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan
mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD. Karena itu
perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan
menurut UUD atau constitutional democracy yang diimbangi dengan

penegasan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan


rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana
sebagai suatu keteraturan hukum. Law, pada prinsipnya memiliki kesamaan
yang fundamental serta saling mengisi. Dalam prinsip Negara ini unsur penting
pengakuan adanya pembatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional.
Oleh karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep Negara
hukum yang berbeda, konsep Negara hukum dan rule of law adalah suatu
realitas dari cita-cita sebuah Negara bangsa, termasuk Negara Indonesia.

B. Hak Asasi Manusia


Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani
Magna Charta (1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga
penandatanganan petition of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I.
Dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat. Dalam hubungan
inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi. Puncak perkembangan perjuangan hak-hak
asasi manusia yaitu ketika human right untuk pertama kalinya dirumuskan
secara resmi dalam declaration of independence Amerika Serikat pada tahun
1776.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara
universal sebagai a moral, political, legal framework and as a guideline dalam
membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan
serta penaklukan yang tidak adil.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi
deklarasi pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu
merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak
Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945
beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan
Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan
secara ekplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA,
pasal 28A sampai pasal 28J.

D. Hak dan Kewajiban warga Negara


Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara
warganegara dan Negara, warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban
terhadap Negara dan sebaliknya.
Asas-asas kewarganegaraan adalah :
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2. Bipatride dan apatride
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara
mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,33 dan 34.
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi
oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga
untuk ikut serta membela Negara Indonesia :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang

Anda mungkin juga menyukai