Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSEDUR MANUVER GARDU DISTRIBUSI DI PT. PLN


(Persero) UP3 BANDUNG

Oleh :
Nama : Lina Marliah
NPM : 177002048

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
DESEMBER, 2020
PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSEDUR MANUVER GARDU DISTRIBUSI DI PT. PLN


(Persero) UP3 BANDUNG

KERJA PRAKTEK

Oleh:

LINA MARLIAH

177002048

Menyetujui

Tasikmalaya, Desember 2020

Pembimbing KP, Pembimbing Lapangan,

Prof. Dr. Eng. H. Aripin Febby Aditya

NIP. 19670816 199603 1 001 NIP. 8306034L

i
Mengetahui,

Ketua Program Studi

Teknik Elektro

Nurul Hiron., M.Eng

NIDN. 0419087504

ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................vi
Judul KP ...............................................................................................................viii
Tema KP ..............................................................................................................viii
Tempat dan lokasi KP ..........................................................................................viii
Dosen Pembimbing KP ........................................................................................viii
Pembimbing Lapangan KP ..................................................................................viii
LAPORAN KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK........................................1
LANDASAN TEORI...............................................................................................9
Kesimpulan dan Saran...........................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
Dokumentasi..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Prosedur Manuver Gardu Distribusi DI PT.
PLN (Persero) UP3 BANDUNG”. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan Ridho-Nya sehingga penulis bisa


menyelesaikan Kegiatan dan Laporan Kerja Praktek ini.

2. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara
moril ataupun materil serta doa yang senantiasa mengantarkan penulis hingga
menyelesaikan Kerja Praktek ini.

3. Site Manager PT. PLN (Persero) UP3 Bandung yang telah memberikan
kesempatan Kerja Praktek di Perusahaan ini.

4. Bapak Febby Aditya selaku pembimbing lapangan yang telah membantu


menyelesaikan kerja praktek ini.

5. Bapak Prof. Dr. Eng. H. Aripin selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada penulis dalam
Kegiatan juga penyusunan Laporan ini

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan


Kerja Praktek ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dibalas dengan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn.

Tasikmalaya, Desember 2020

Penulis

iv
ABSTRAK
Kerja praktek ini dilakukan di PT PLN (Persero) UP3 Kota Bandung dari tanggal
20 Juli sampai 13 September 2020. Tema kerja praktek adalah Prosedur Manuver
Gardu Distribusi di PT PLN (Persero) UP3 Kota Bandung. Manuver gardu
distribusi merupakan modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat
adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi
penyaluran tenaga listrik yang maksimal untuk mengurangi daerah pemadaman.
Gangguan jaringan dapat dideteksi oleh relay, lalu relay mengirimkan sinyal
gangguan sesuai jenis gangguannya. Untuk melakukan manuver jaringan
diperlukan sistem peralatan pemisah dan penghubung (switching) antar
penyulang. Komponen sistem ini terdiri dari Load Break Switch (LBS) sebagai
peredam, Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA) untuk mengontrol
perkembangan secara remote agar gardu yang akan dilakukan pemeliharaan dalam
keadaan bebas tengangan, Pemutus Tegangan (PMT) untuk menghubungkan dan
memutuskan arus/daya listrik, dan Dispatcher Room merupakan ruang control
atau pengendali. SCADA mampu mengolah data dan membantu Dispatcher untuk
memantau seluruh jaringan distribusi tanpa harus turun ke lapangan. Dalam
SCADA terdapat remote yang mampu mengontrol dalam proses manuver
penyulang, setiap data keberhasilan/kegagalan dicatat untuk dijadikan bahan
laporan. PMT akan bekerja jika ada indikasi permasalahan trip (Relay – Triping
Coil bergerak-PMS (Pemisah Tegangan) dan PMT bekerja). Recloser berfungsi
untuk mengamankan peralatan pada saat terjadinya arus gangguan, dimana trip
sirkuit akan langsung terhubung ke berbagai setting untuk gangguna. GFD
(Ground Fault Detector) merupakan alat pemberi sinyal dan alat ini merasakan
gangguan yang melewatinya. Proses manuver ini dilakukan dengan melihat
wilayah pasokan, tipe gardu, aset unit, penyulang, posisi rel, nilai tegangan dan
bebannya. Jika nilai bebannya semakin kecil maka prosesnya dapat dijadikan
sebagai pemasok untuk jaringan lainnya.

v
Kata Kunci : Prosedur Manuver gardu ditribusi, LBS, SCADA, Dispatcher
Room, pemutus tegangan

vi
Judul KP :

PROSEDUR MANUVER GARDU DISTRIBUSI DI PT. PLN


(Persero) UP3 BANDUNG

Tema KP :

Proses Manuver

Tempat dan lokasi KP :

Tempat KP : PT. PLN (Persero) UP3 Bandung

Alamat di Jl. Soekarno-Hatta No.436, Ciseureuh, Kecamatan Regol, Kota


Bandung, Jawa Barat 40255, Indonesia

Lokasi KP : PT. PLN (Persero) UP3 Bandung

Alamat di Jl. Soekarno-Hatta No.436, Ciseureuh, Kecamatan Regol, Kota


Bandung, Jawa Barat 40255, Indonesia

Dosen Pembimbing KP : Prof. Dr. Eng. H. Aripin

Pembimbing Lapangan KP : Febby Aditya

vii
LAPORAN KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK

PT. PLN (PERSERO) UP3 BANDUNG


Judul: Prosedur Manuver Gardu Distribusi DI PT. PLN (Persero) UP3 BANDUNG
Nama: Lina Marliah
NPM: 177002048
Prodi: Teknik Elektro
Tanda Tangan
Hari
Tanggal Jenis Kegiatan Tempat Pembimbing
Ke -
Lapangan
Pengenalan Dispatcher UP3

Room Bandung
1. 20-Jul-2020
Pemeliharaan Penyulang Gardu Induk

CMH ( jenis SF6) Cigereleng


Kesimpulan:

 Dispatcher Room merupakan ruang control atau pengendali, yang didalamnya

terdapat SCADA ( Supervisory Control And Data Acquistion). Dimana SCADA

mampu mengolah data dan membantu Dispatcher untuk memantau seluruh

jaringan distribusi tanpa harus turun kelapangan.

 PMT (Pemutus Tegangan) berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan arus/

daya listrik.
Input Data Penyulang dan
UP3
3. 21-Jul-2020 Input Data Monitoring
Bandung
Kinerja Remote Control
Kesimpulan:

 Dalam SCADA terdapat Remote yang mampu mengontrol dalam proses manuver

penyulang, setiap data keberhasilan/kegagalan di catat untuk dijadikan bahan

laporan.
4. 22-Jul-2020 Pemberian Materi Kubikel UP3

1
dan PMT Bandung
Kesimpulan:

 Kubikel terbagi menjadi 2 bagian yaitu PMS (pemisah tegangan) dan PMT

(pemutus tengangan). PMT akan bekerja jika ada indikasi permasalahan trip

( Relay – Triping Coil bergerak - PMS dan PMT bekerja)

 Jenis Sirkuit terbagi menjadi 2 yaitu LBS (Suit Disconector) dan TPS (Disconector)
Pengambilan Data Recloser
TPU
KPCM
5. 23-Jul-2020
Pengambilan Data Recloser Kecamatan

DCK Cimeyan
Kesimpulan :

 Recloser berfungsi untuk mengamankan peralatan pada saat terjadinya arus

gangguan, dimana trip sirkuit akan langsung terhubung ke PGDB. Didalmnya

terdapat berbagai mecam setting untuk berbagai macam gangguan.

 PGDB merupakan peralatan PMT pada kubikel proteksi utama pada pelanggan

Tegangan Menengah.

Pemahaman dasar Sistem


UP3
6. 27-Jul-2020 Penyaluran Listrik
Bandung
Evaluasi
Kesimpulan:

 Sistem penyaluran listrik bertahap dari mulai Generator sampai dengan pelanggan.

Dimana urutannya sebagai berikut:

1. Generator

2. Trafo step up 20/500 kV, TET (Tegangan Ekstra Tinggi) 500kV

3. Trafo step down GITET 500/150 kV, TT (Tegangan Tinggi) 150kV

2
4. Trafi step down GI 150/20 kV, TM (Tegangan Menengah) 20 kV

5. Trafo Distribusi 20 kV

6. TR (Tegangan Rendah) 220V

7. Lalu masuk kepelanggan


UP3
7. 28-Jul-2020 Pengenalan Manuver
Bandung

Pembelajaran langkah-

langkah manuver
Penyelesaian contoh kasus UP3
8. 29-Jul-2020
manuver penyulang CPM Bandung
Evaluasi dan pemberian

tugas kasus manuver


Kesimpulan:

 Manuver merupakan proses pemindahan beban. Proses tersebut dapat dilakukan

jika ada pekerjaan di gardu contohnya sedang dilakukan pemeliharaan.


Masuk
Evaluasi tugas dan

melanjutkan ontoh asus


UP3
9. 30-Jul-2020 maneuver
Input data siaga Bandung

Evaluasi dan emberian


Tugas kasus manuver
Kesimpulan :

 Manuver dapat dilakukan jika terjadi gangguan pada jadingan, gangguan tersebut

dapat di deteksi oleh relay, lalu relay mengirimkan sinyal gangguan sesuai jenis

gangguannya.
10. 03-Agt-2020 Pengenalan PHB TR dan UP3

proses grounding pada Bandung

3
kubikel
Pemahaman mengenai

gardu dan evaluasi


Kesimpulan :

 PHB TR merupakan penghubung dan penbagi atau pendistribusian tenaga listrik

dari output trafo sisi tegangan rendah ke rel pembagi dan diteruskan ke jaringan

tegangan rendah (JTR) melalui kabel jurusan yang diamankan oleh NH Fuse

jurusan masing-masing.
Penyelesaian Kasus Trip
UP3
11. 04-Agt-2020 pada PMT dan cara
Bandung
manuvernya
Kesimpulan :

 Masih melanjutkan langkah-langkah manuver.


Masuk
Pengambilan data

penyulang
Proses manuver yang di
12. UP3
sertai tanda GFD
5-Agt2020
Evaluasi dan tugas proses
Bandung
manuver yang di sertai

tanda GFD dan nilai beban

Kesimpulan :

 GFD merupakan alat pemberi sinyal dan dapat merasakan gangguan yang

melewatinya.

 Proses manuver juga dilihat dari nilai bebannya semakin kecil nilai beban maka

dapat dijadikan sebagai pemasok ke jaringan yang lainnya.


13. 6-Agt-2020 Masuk UP3

4
Kasus trip dan proses

Manuver pada penyulang


Bandung
UZB
Evaluasi
Kesimpulan :

 Masih melanjutkan langkah-langkah manuver


Evaluasi Tugas dan

Perhitungan arus gangguan UP3


14. 7-Agt-2020
hubung singkat pada Bandung

jaringan distribusi
Kesimpulan :

 Memahami cara menghitung arus gangguan secara manual dan menggunakan

jurnal sebagai acuan pembelajaran.


Kasus pemeliharaan gardu
UP3
15. 10-Agt-2020 STTB, dan langkah
Bandung
manuvernya
Kesimpulan :

 Proses manuver ini dilakukan dengan melihat wilayah pasokannya, tipe gardu, aset

unit, Penyulang, nilai tegangan, bebannya dan posisi relnya.


Simulasi proses manuver
16. 11-Agt-2020 Kost Atika
HLNR di ETAP
Kesimpulan :

 Proses manuver juga bisa dilakukan atau disimulasikan pada software di ETAP.
Menggambar SLD pada UP3
17. 12-Agt-2020
Visio Bandung
Kesimpulan :

 Menggambar SLD GH Arjuna pada Microsoft Visio 2003.


18. 13-Agt-2020 Membuat Laporan UP3

5
Bandung
Kesimpulan :

 Pembimbing mulai mengarahkan untuk membuat laporan dengan tema prosedur

manuver.
UP3
19. 14-Agt-2020 Bimbingan Laporan
Bandung
Kesimpulan :

 Pembimbing Lapangan memberikan arahan terhadap hal-hal yang perlu

dimasukkan dan mengkoreksi laporan tentang manuver yang dilakukan.


Pemeliharaan PANASIA UP3
20. 18-Agt-2020
trafo 1 Bandung
Kesimpulan :

 Karena sedang ada kegiatan pemeliharaan trafo pada gardu PANASIA maka

dilakukan proses manuver agar pelanggan tidak mengalami pemadaman.


Mengikuti Rapat Dispacher UP3
21. 24-Agt-2020
UP3 Bandung Bandung
Kesimpulan :

 Pada rapat kerja ini membahas berbagai permasalahan diantaranya, pemasangan

CBOG (Circuit Breaker Outgoing) pada penyulang yang belum terpasang proteksi,

gangguan yang dihadapi dan cara menangani gangguan tersebut serta membahas

cara komunikasi agar ditingkatkan kembali.


ULP
Stimulus token gratis
22. 25-Agt-2020 Bandung
kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :

 Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan

melalui media WhatsApp


23. 26-Agt-2020 Stimulus token gratis ULP

6
Bandung
kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :

 Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan

melalui media WhatsApp.


ULP
Stimulus token gratis
24. 27-Agt-2020 Bandung
kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :

 Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan

melalui media WhatsApp.


ULP
Stimulus token gratis
25. 28-Agt-2020 Bandung
kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :

 Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan

melalui media WhatsApp.


ULP

26. 07-Sep-2020 Revisi Laporan Bandung

Timur
Kesimpulan :

 Pada hari ini hanya dilakukan revisi laporan yang telah dibuat.
ULP

27. 08-Sep-2020 Revisi Laporan Bandung

Timur
Kesimpulan :

 Pada hari ini hanya dilakukan revisi laporan yang telah dibuat.
28. 09-Sep-2020 Pemadaman Gardu GDS PT.

7
FAMATEX
Pemeliharaan Trafo Gardu
Pabrik Pasir
SBT
Inpeksi Gardu HNM Hotel Namin
Inpeksi Gardu ITB
Universitas
Inpeksi Gardu UPG
Pos Indonesia
Kesimpulan :

 Pemadaman di gardu GDS dilakukan karena di PT sedang dilakukan pemeliharaan

alat-alat pabrik.

 Pemeliharaan pada trafo gardu SBT yaitu penggantian isolator minyak pada trafo

dimana proses tersebut menggunakan alat yang bernama portable oil tester.

 Inpeksi pada gardu HNM, ITB dn UPG dilakukan untuk mengetahui kondisi gardu

dengan serangkaian tes yang dilakukan disesuaikan dengan form yang telah

tersedia.

8
LANDASAN TEORI
No. Teori
Manuver Jaringan
Manuver jaringan adalah kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi
normal dari jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga
tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal. Untuk
melakukan manuver jaringan diperlukan peralatan pemisah dan
penghubung (switching) antar penyulang. Peralatan yang berfungsi
1. sebagai saklar (switching) ini berupa ABSW (Air Break Switch) atau LBS
(Load Break Switch). Dengan mengoperasikan ABSW NO (Normaly
Open) atau LBS NO, konfigurasi penyulang yang semula Radial akan
berubah menjadi Loop. Sedangkan ABSW NC (Normaly Close) atau LBS
NC berfungsi untuk memisahkan beban ke dalam suatu jarak tertentu
(section). Tujuannya untuk mempermudah melokalisir apabila terjadi
gangguan, sehingga tidak meluas ke jaringan yang dibelakangnya [1].

2. Gardu Induk

Gambar 1. Gardu Induk

9
Gardu Induk adalah sistem utama dalam pendistribusian tenaga listrik
dari transmisi sampai ke pelanggan.
Gardu induk adalah bagian dari suatu sistem tenaga yang dipusatkan
pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan
hubung bagi, transformator, dan peralatan pengaman serta peralatan
kontrol. Gardu induk merupakan salah satu komponen utama dalam suatu
proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen (beban).
Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mengatur aliran daya listrik
dari saluran transmisi yang satu kesaluran transmisi yang lain,
mendistribusikannya ke konsumen, sebagai tempat untuk menurunkan
tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi, sebagai tempat kontrol
dan pengaman operasi sistem.[2]

3. Transformator

Gambar 2. Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf
suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke

10
12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. [2]
PMT ( Pemutus Tenaga) SF6

4.

Gambar 3. Pemutus Tenaga (PMT)

PMT adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau


memutuskan arus / daya listrik sesuai rantingnya. Pada saat waktu
memutuskan / menghubungkan arus / daya listrik akan terjadi busur api
listrik. Pemadaman busur api listrik ini dapat dlakukan oleh SF6.[3]
5. Gardu Distribusi

Gambar 4. Gardu Distrbusi

Pengertian dari gardu distribusi secara umum adalah suatu bangunan

11
gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi peralatan hubung bagi
tegangan menengah (PHB-TM), Transformator distribusi (TD) dan
perlengkapan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) untuk memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan
menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan rendah (TR 220/380 V).[4]
Gardu Hubung

6.

Gambar 5. Gardu Hubung


Gardu hubung secara khusus adalah gardu yang ditujukan untuk
memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang
lain yang dapat dilengkapi / tidak dilengkapi RTU (Remote terminal
Unit). Untuk fasilitas ini lazimnnya dilengkapi fasilitas DC power supply
dari trafo distribusi pemakaian sendiri atau trafo distribusi untuk umum
yang diletakkan dalam satu kesatuan.[5]
7. LBS

12
Gambar 6. Load Break Switch (LBS) [6]

LBS (Load Break Switch) berfungsi sebagai pemutus atau


penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban dapat dioperasikan
dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk atau keluar
gardu distribusi.
Kubikel LBS dilengkapi sakelar pembumian yang bekerja secara
interlockdengan LBS. Untuk pengoprasian jarak jauh (remote control),
Remote Terminal Unit (RTU) yang dilengkapi catu daya penggerak.[7]
8. Kabel

13
Gambar 7. Kabel [8]

Kabel merupakan alat yang digunakan untuk mentransmisikan aliran


listrik dari sumber listrik ke pelanggan. Jenis kabel yang digunakan pada
jalur SKTM adalah jenis XLPE 3 x 240 mm.[4]
9. SCADA

Gambar 8. Bagian-Bagian komponen Sistem SCADA

SCADA (supervisory control and data acquisition) adalah sistem


yang dapat memonitor dan mengontrol suatu peralatan atau sistem dari
jarak jauh secara real time. SCADA berfungsi mulai dari pengambilan
data pada Gardu Induk atau Gardu Distribusi, pengolahan informasi yang

14
diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi.
Secara umum fungsi dari sistem SCADA adalah :
a. Telecontrolling Seorang Operator Dispathcer melakukan atau
mengoperasikan ON OFF suatu peralatan yang sudah terintegrasi
ke system scada di Gradu Induk / pada Lapangan (Key Point)
secara remote dari Control Center. Jadi tele kontrol hanya
dilakukan dari sisi Control Center/ sebagai inputnya.
b. Tele Signal Opretaor Dispathcer dapat mengetahui atau
memonitor segala indikasi peralatan yang sudah terintegrasi ke
system scada di gardu/ lapangan secara remote, jadi tele signal
adalah segala status/ indikasi yang ada di gardu induk baik yang
tetap ataupun jika terjadi perubahan akan secara cepat / real time
di ketahui oleh dispathcer, dan sebagai inputnya adalah peralatan
yang ada di GI/ lapangan. Perintah tele signal yaitu setiap kejadian
yang dicatat oleh system scada disebut Event, sedangkan semua
indikasi yang menunjukan adanya perubahan status di scada di
sebut sebagai ALARM. Semua status harus diproses untuk
mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut untuk event yang
terjadi secara spontan atau setelah permintaan remote kontrol
dikirimoleh dispathcer.
c. Tele Metering Operator Dispathcer dapat mengetahui atau
membaca semua pengukuran yang sudah terintegrasi ke system
scada di Gardu Induk / lapangan secara remote, jadi telemetering
adalah pembacaan parameter pengukuran , dan sebagai inputnya
adalah peralatan metering yang ada di GI/ lapangan (Key Point).
[7, 9]
9. Pemeliharaan gardu STTB bebas tegangan

15
Gambar 9. Sigle Line Diagram

16
1. Kegiatan pemeliharaan Gardu STTB
2. Memasok wilayah Jl.Dr. Djundjunan, gardu tembok tipe , aset unit
Dago Bandung Utara. Melayani 317 pelanggan
3. Berada di GI BDGUTR trafo 4, penyulang NAM, daya sebesar
400KVA, dan tegangan sebesar 20,8 KV, dan beban NAM = 173
Ampere, WAH = 0 , NAH = 32 Ampere.
4. Proses Manuver sebagai berikut :

Dispatcher
UP2B

Dispatcher
UP3
Bandung

Unit 1 Unit 2 Unit 3

1. Dispatcher UP3 Bandung mengarahkan semua unit


 Unit 1 menuju GH Arjuna
 Unit 2 menuju gardu RSM
 Unit 3 menuju gardu HJS
2. Unit 1 tiba di GH Arjuna dan melapor kepada Dispatcher UP3
Bandung. Lalu Dispatcher menanyakan posisi Lbs di GH Arjuna
rel
Lalu Unit 1 melaporkan posisi di seluruh rel
 Lbs ARN/NAM //
 Lbs IPP/NBK //
 Lbs AB //
 Lbs PVJ //
 Lbs KBU/NAK //
 Lbs NAC // (terbuka di gardu KBU)
 Lbs WAH //
3. Unit 2 tiba di gardu RSM dan melapor kepada Dispatcher UP3
Bandung. Lalu Dispatcher menanyakan posisi lbs di gardu RSM
Lalu unit 2 menjawab
 STTB - RSM //

17
 RSM – CTP //
Setelah Dispatcher UP3 Bandung mengetahui posisi di GH Arjuna
rel 1 mendapat tegangan dari penyulang WAH.
Setelah Dispatcher UP3 Bandung mengetahui posisi STTB kedua
arah masuk, maka Dispatcher UP3 Bandung melapor ke
Dispatcher UP2D untuk izin melaksanakan pararel antara
penyulang NAM dan WAH.
UP2D melaksanakan pararel karena tengangan pada penyulang
NAM dan WAH sama, dengan langkah sebagai berikut:
 Lbs NAC – gardu HPC //
 Lbs WAH di GH Arjuna //P
 gardu RSM – gardu STTB //
4. Dispatcher UP3 Bandung memerintahkan Unit 1 di GH Arjuna
untuk memasukan LBS NAM
Unit 1 melaksanakan dan setelah lbs NAM //P unit kembali
melapor bahwa sudak memasukan lbs NAM
Setelah menerima laporan dari unit 1, Dispatcher UP3 Bandung
memerintah unit 2 di gardu RSM untuk mengeluarkan arah STTB
Unit 2 melaksanakan perintah dan melapor RSM – STTB //
Unit 3 tiba di gardu HJS dan melapor kepada Dispatcher UP3
Bandung. Lalu Dispatcher menanyakan posisi lbs di gardu HJS.
Lalu unit 2 menjawab:
 RMRS - HJS //
 HJS – STTB //

Setelah menerima laporan dari unit 3, Dispatcher UP3 Bandung


memerintah unit 3 di gardu HJS untuk mengeluarkan arah STTB
Unit 2 melaksanakan perintah dan melapor HJS– STTB //
Sekarang gardu STTB sudah bebas tegangan sehingga siap untuk
melakukan pemeliharaan di gardu STTB.

18
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam laporan kerja praktek ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kegiatan kerja praktek di PLN UP3 Bandung adalah prosedur manuver gardu
distribusi sebagai bagian dari pemeliharaan gardu distribusi di PLN UP3
Bandung.
2. Manuver gardu distribusi merupakan modifikasi terhadap operasi normal dari
jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya
kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal untuk mengurangi daerah
pemadaman.
3. Untuk melakukan manuver jaringan diperlukan sistem peralatan pemisah dan
penghubung (switching) antar penyulang yang terdiri dari Load Break Switch
(LBS), Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA), pemutus tegangan
(PMT), dan Dispatcher Room.
4. Proses manuver ini dilakukan dengan melihat wilayah pasokan, tipe gardu, aset
unit, penyulang, posisi rel, nilai tegangan dan bebannya. Jika nilai bebannya
semakin kecil maka prosesnya dapat dijadikan sebagai pemasok untuk jaringan
lainnya.
5. Keuntungan pemeliharaan dengan prosedur manuver gardu distribusi adalah
resiko terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat
dihindarkan, pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi
cuaca hujan. Kerugiannya adalah energi tidak tersalurkan/terjual menjadi lebih
besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.
6. Proses Manuver dapet mengatasi kerugian yang di sebabkan karena
pemadaman dengan cara mendapat pasokan listrik dari penyulang yang
lainnya.
B. Saran
Pihak PLN harus membangun Penyulang Expres lebih banyak lagi agar dapat
menunjang kebutuhan listrik masyarakat dan Industri hal ini dapat memperkecil
kerugian PLN akibat pemadaman yang dilakukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Jamaah, “Analisa Beban Section untuk Menentukan Alternatif Manuver


Jaringan Distribusi 20 kV Penyulang BRG-3 PT PLN ( Persero ) Unit
Layanan Salatiga,” vol. 2, no. 3, 1985, pp. 160–161.

[2] T. Elekto and U. Negeri, “Sistem Tenaga Listrik Operasi Sistem &
Pengendalian,” in ELTEK, Vol 11 Nomor 01, 2013, pp. 16–21.

[3] I. . Sarimun.N.MT, “Proteksi Sistem Tenag Listrik,” in Proteksi Sistem


Tenag Listrik, 2012, pp. 52–65.

[4] K. K. K. D. E. K. J. D. T. L. Indonesia, “Buku I Kriteria Disain Enjinering


Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik,” in Buku I Kriteria Disain
Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, 2010, p. Bab.4
Hal 23.

[5] K. K. S. K. D. J. T. L. dan P. P. S. dan T. U. Indonesia, “Buku 4 Standar


konstruksi gardu distribusi dan gardu hubung tenaga listrik,” in Buku 4
Standar konstruksi gardu distribusi dan gardu hubung tenaga listrik, 2010,
p. 1.

[6] http://www.globalmarket.com/product-info/indoor-20kv-circuit-breaker-
with-patented-design-panel-1535523.html. .

[7] S. S. Atmojo and I. A. W. DHET, “Makalah Seminar Kerja Praktek


Manuver Pembebasan Tegangan Sistem Distribusi Sisi Incoming 20 KV
dan BUSBAR Guba Pekerjaan di Kubikel GI Tambak Lorok,” pp. 3–4,
2013.

[8] https://images.app.goo.gl/a6x9PVqAUc2c4Qf56. .

[9] H. Susanto and N. Lysbetti, “Analisa Penerapan Sistem Scada Pada


Pengendalian Jaringan Tegangan Menengah 20 kV PT. PLN Area
Payakumbuh,” Jom Fteknik, vol. 3 no.2, no. 2, p. 4, 2016.

20
Dokumentasi

Tes PMT setelah Pemeliharaan Proses pemeliharaan PMT

21
Gardu Distribusi Recloser

Pengenalan NH Fuse Pengenalan PHBTR

22
Proses Grounding pada Kubikel Proses Grounding pada Kubikel

Pen
gecekan Gardu UPG

23
Pengecekan PHB-TR Pengecekan PHB-TR

Pencatatan Hasil Pemeriksaan Gardu

24
Monitori
ng Sigle Line Diagram yang terhubung dengan sistem SCADA

25

Anda mungkin juga menyukai