Oleh :
Nama : Lina Marliah
NPM : 177002048
KERJA PRAKTEK
Oleh:
LINA MARLIAH
177002048
Menyetujui
i
Mengetahui,
Teknik Elektro
NIDN. 0419087504
ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................vi
Judul KP ...............................................................................................................viii
Tema KP ..............................................................................................................viii
Tempat dan lokasi KP ..........................................................................................viii
Dosen Pembimbing KP ........................................................................................viii
Pembimbing Lapangan KP ..................................................................................viii
LAPORAN KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK........................................1
LANDASAN TEORI...............................................................................................9
Kesimpulan dan Saran...........................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
Dokumentasi..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Prosedur Manuver Gardu Distribusi DI PT.
PLN (Persero) UP3 BANDUNG”. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
2. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara
moril ataupun materil serta doa yang senantiasa mengantarkan penulis hingga
menyelesaikan Kerja Praktek ini.
3. Site Manager PT. PLN (Persero) UP3 Bandung yang telah memberikan
kesempatan Kerja Praktek di Perusahaan ini.
5. Bapak Prof. Dr. Eng. H. Aripin selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada penulis dalam
Kegiatan juga penyusunan Laporan ini
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dibalas dengan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn.
Penulis
iv
ABSTRAK
Kerja praktek ini dilakukan di PT PLN (Persero) UP3 Kota Bandung dari tanggal
20 Juli sampai 13 September 2020. Tema kerja praktek adalah Prosedur Manuver
Gardu Distribusi di PT PLN (Persero) UP3 Kota Bandung. Manuver gardu
distribusi merupakan modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat
adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi
penyaluran tenaga listrik yang maksimal untuk mengurangi daerah pemadaman.
Gangguan jaringan dapat dideteksi oleh relay, lalu relay mengirimkan sinyal
gangguan sesuai jenis gangguannya. Untuk melakukan manuver jaringan
diperlukan sistem peralatan pemisah dan penghubung (switching) antar
penyulang. Komponen sistem ini terdiri dari Load Break Switch (LBS) sebagai
peredam, Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA) untuk mengontrol
perkembangan secara remote agar gardu yang akan dilakukan pemeliharaan dalam
keadaan bebas tengangan, Pemutus Tegangan (PMT) untuk menghubungkan dan
memutuskan arus/daya listrik, dan Dispatcher Room merupakan ruang control
atau pengendali. SCADA mampu mengolah data dan membantu Dispatcher untuk
memantau seluruh jaringan distribusi tanpa harus turun ke lapangan. Dalam
SCADA terdapat remote yang mampu mengontrol dalam proses manuver
penyulang, setiap data keberhasilan/kegagalan dicatat untuk dijadikan bahan
laporan. PMT akan bekerja jika ada indikasi permasalahan trip (Relay – Triping
Coil bergerak-PMS (Pemisah Tegangan) dan PMT bekerja). Recloser berfungsi
untuk mengamankan peralatan pada saat terjadinya arus gangguan, dimana trip
sirkuit akan langsung terhubung ke berbagai setting untuk gangguna. GFD
(Ground Fault Detector) merupakan alat pemberi sinyal dan alat ini merasakan
gangguan yang melewatinya. Proses manuver ini dilakukan dengan melihat
wilayah pasokan, tipe gardu, aset unit, penyulang, posisi rel, nilai tegangan dan
bebannya. Jika nilai bebannya semakin kecil maka prosesnya dapat dijadikan
sebagai pemasok untuk jaringan lainnya.
v
Kata Kunci : Prosedur Manuver gardu ditribusi, LBS, SCADA, Dispatcher
Room, pemutus tegangan
vi
Judul KP :
Tema KP :
Proses Manuver
vii
LAPORAN KEGIATAN HARIAN KERJA PRAKTEK
Room Bandung
1. 20-Jul-2020
Pemeliharaan Penyulang Gardu Induk
daya listrik.
Input Data Penyulang dan
UP3
3. 21-Jul-2020 Input Data Monitoring
Bandung
Kinerja Remote Control
Kesimpulan:
Dalam SCADA terdapat Remote yang mampu mengontrol dalam proses manuver
laporan.
4. 22-Jul-2020 Pemberian Materi Kubikel UP3
1
dan PMT Bandung
Kesimpulan:
Kubikel terbagi menjadi 2 bagian yaitu PMS (pemisah tegangan) dan PMT
(pemutus tengangan). PMT akan bekerja jika ada indikasi permasalahan trip
Jenis Sirkuit terbagi menjadi 2 yaitu LBS (Suit Disconector) dan TPS (Disconector)
Pengambilan Data Recloser
TPU
KPCM
5. 23-Jul-2020
Pengambilan Data Recloser Kecamatan
DCK Cimeyan
Kesimpulan :
PGDB merupakan peralatan PMT pada kubikel proteksi utama pada pelanggan
Tegangan Menengah.
Sistem penyaluran listrik bertahap dari mulai Generator sampai dengan pelanggan.
1. Generator
2
4. Trafi step down GI 150/20 kV, TM (Tegangan Menengah) 20 kV
5. Trafo Distribusi 20 kV
Pembelajaran langkah-
langkah manuver
Penyelesaian contoh kasus UP3
8. 29-Jul-2020
manuver penyulang CPM Bandung
Evaluasi dan pemberian
Manuver dapat dilakukan jika terjadi gangguan pada jadingan, gangguan tersebut
dapat di deteksi oleh relay, lalu relay mengirimkan sinyal gangguan sesuai jenis
gangguannya.
10. 03-Agt-2020 Pengenalan PHB TR dan UP3
3
kubikel
Pemahaman mengenai
dari output trafo sisi tegangan rendah ke rel pembagi dan diteruskan ke jaringan
tegangan rendah (JTR) melalui kabel jurusan yang diamankan oleh NH Fuse
jurusan masing-masing.
Penyelesaian Kasus Trip
UP3
11. 04-Agt-2020 pada PMT dan cara
Bandung
manuvernya
Kesimpulan :
penyulang
Proses manuver yang di
12. UP3
sertai tanda GFD
5-Agt2020
Evaluasi dan tugas proses
Bandung
manuver yang di sertai
Kesimpulan :
GFD merupakan alat pemberi sinyal dan dapat merasakan gangguan yang
melewatinya.
Proses manuver juga dilihat dari nilai bebannya semakin kecil nilai beban maka
4
Kasus trip dan proses
jaringan distribusi
Kesimpulan :
Proses manuver ini dilakukan dengan melihat wilayah pasokannya, tipe gardu, aset
Proses manuver juga bisa dilakukan atau disimulasikan pada software di ETAP.
Menggambar SLD pada UP3
17. 12-Agt-2020
Visio Bandung
Kesimpulan :
5
Bandung
Kesimpulan :
manuver.
UP3
19. 14-Agt-2020 Bimbingan Laporan
Bandung
Kesimpulan :
Karena sedang ada kegiatan pemeliharaan trafo pada gardu PANASIA maka
CBOG (Circuit Breaker Outgoing) pada penyulang yang belum terpasang proteksi,
gangguan yang dihadapi dan cara menangani gangguan tersebut serta membahas
Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan
6
Bandung
kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :
Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan
Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan
Membantu pihak ULP untuk melakukan stimulus token gratis kepada pelanggan
Timur
Kesimpulan :
Pada hari ini hanya dilakukan revisi laporan yang telah dibuat.
ULP
Timur
Kesimpulan :
Pada hari ini hanya dilakukan revisi laporan yang telah dibuat.
28. 09-Sep-2020 Pemadaman Gardu GDS PT.
7
FAMATEX
Pemeliharaan Trafo Gardu
Pabrik Pasir
SBT
Inpeksi Gardu HNM Hotel Namin
Inpeksi Gardu ITB
Universitas
Inpeksi Gardu UPG
Pos Indonesia
Kesimpulan :
alat-alat pabrik.
Pemeliharaan pada trafo gardu SBT yaitu penggantian isolator minyak pada trafo
dimana proses tersebut menggunakan alat yang bernama portable oil tester.
Inpeksi pada gardu HNM, ITB dn UPG dilakukan untuk mengetahui kondisi gardu
dengan serangkaian tes yang dilakukan disesuaikan dengan form yang telah
tersedia.
8
LANDASAN TEORI
No. Teori
Manuver Jaringan
Manuver jaringan adalah kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi
normal dari jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga
tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal. Untuk
melakukan manuver jaringan diperlukan peralatan pemisah dan
penghubung (switching) antar penyulang. Peralatan yang berfungsi
1. sebagai saklar (switching) ini berupa ABSW (Air Break Switch) atau LBS
(Load Break Switch). Dengan mengoperasikan ABSW NO (Normaly
Open) atau LBS NO, konfigurasi penyulang yang semula Radial akan
berubah menjadi Loop. Sedangkan ABSW NC (Normaly Close) atau LBS
NC berfungsi untuk memisahkan beban ke dalam suatu jarak tertentu
(section). Tujuannya untuk mempermudah melokalisir apabila terjadi
gangguan, sehingga tidak meluas ke jaringan yang dibelakangnya [1].
2. Gardu Induk
9
Gardu Induk adalah sistem utama dalam pendistribusian tenaga listrik
dari transmisi sampai ke pelanggan.
Gardu induk adalah bagian dari suatu sistem tenaga yang dipusatkan
pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan
hubung bagi, transformator, dan peralatan pengaman serta peralatan
kontrol. Gardu induk merupakan salah satu komponen utama dalam suatu
proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen (beban).
Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mengatur aliran daya listrik
dari saluran transmisi yang satu kesaluran transmisi yang lain,
mendistribusikannya ke konsumen, sebagai tempat untuk menurunkan
tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi, sebagai tempat kontrol
dan pengaman operasi sistem.[2]
3. Transformator
Gambar 2. Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf
suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke
10
12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. [2]
PMT ( Pemutus Tenaga) SF6
4.
11
gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi peralatan hubung bagi
tegangan menengah (PHB-TM), Transformator distribusi (TD) dan
perlengkapan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) untuk memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan
menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan rendah (TR 220/380 V).[4]
Gardu Hubung
6.
12
Gambar 6. Load Break Switch (LBS) [6]
13
Gambar 7. Kabel [8]
14
diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi.
Secara umum fungsi dari sistem SCADA adalah :
a. Telecontrolling Seorang Operator Dispathcer melakukan atau
mengoperasikan ON OFF suatu peralatan yang sudah terintegrasi
ke system scada di Gradu Induk / pada Lapangan (Key Point)
secara remote dari Control Center. Jadi tele kontrol hanya
dilakukan dari sisi Control Center/ sebagai inputnya.
b. Tele Signal Opretaor Dispathcer dapat mengetahui atau
memonitor segala indikasi peralatan yang sudah terintegrasi ke
system scada di gardu/ lapangan secara remote, jadi tele signal
adalah segala status/ indikasi yang ada di gardu induk baik yang
tetap ataupun jika terjadi perubahan akan secara cepat / real time
di ketahui oleh dispathcer, dan sebagai inputnya adalah peralatan
yang ada di GI/ lapangan. Perintah tele signal yaitu setiap kejadian
yang dicatat oleh system scada disebut Event, sedangkan semua
indikasi yang menunjukan adanya perubahan status di scada di
sebut sebagai ALARM. Semua status harus diproses untuk
mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut untuk event yang
terjadi secara spontan atau setelah permintaan remote kontrol
dikirimoleh dispathcer.
c. Tele Metering Operator Dispathcer dapat mengetahui atau
membaca semua pengukuran yang sudah terintegrasi ke system
scada di Gardu Induk / lapangan secara remote, jadi telemetering
adalah pembacaan parameter pengukuran , dan sebagai inputnya
adalah peralatan metering yang ada di GI/ lapangan (Key Point).
[7, 9]
9. Pemeliharaan gardu STTB bebas tegangan
15
Gambar 9. Sigle Line Diagram
16
1. Kegiatan pemeliharaan Gardu STTB
2. Memasok wilayah Jl.Dr. Djundjunan, gardu tembok tipe , aset unit
Dago Bandung Utara. Melayani 317 pelanggan
3. Berada di GI BDGUTR trafo 4, penyulang NAM, daya sebesar
400KVA, dan tegangan sebesar 20,8 KV, dan beban NAM = 173
Ampere, WAH = 0 , NAH = 32 Ampere.
4. Proses Manuver sebagai berikut :
Dispatcher
UP2B
Dispatcher
UP3
Bandung
17
RSM – CTP //
Setelah Dispatcher UP3 Bandung mengetahui posisi di GH Arjuna
rel 1 mendapat tegangan dari penyulang WAH.
Setelah Dispatcher UP3 Bandung mengetahui posisi STTB kedua
arah masuk, maka Dispatcher UP3 Bandung melapor ke
Dispatcher UP2D untuk izin melaksanakan pararel antara
penyulang NAM dan WAH.
UP2D melaksanakan pararel karena tengangan pada penyulang
NAM dan WAH sama, dengan langkah sebagai berikut:
Lbs NAC – gardu HPC //
Lbs WAH di GH Arjuna //P
gardu RSM – gardu STTB //
4. Dispatcher UP3 Bandung memerintahkan Unit 1 di GH Arjuna
untuk memasukan LBS NAM
Unit 1 melaksanakan dan setelah lbs NAM //P unit kembali
melapor bahwa sudak memasukan lbs NAM
Setelah menerima laporan dari unit 1, Dispatcher UP3 Bandung
memerintah unit 2 di gardu RSM untuk mengeluarkan arah STTB
Unit 2 melaksanakan perintah dan melapor RSM – STTB //
Unit 3 tiba di gardu HJS dan melapor kepada Dispatcher UP3
Bandung. Lalu Dispatcher menanyakan posisi lbs di gardu HJS.
Lalu unit 2 menjawab:
RMRS - HJS //
HJS – STTB //
18
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam laporan kerja praktek ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kegiatan kerja praktek di PLN UP3 Bandung adalah prosedur manuver gardu
distribusi sebagai bagian dari pemeliharaan gardu distribusi di PLN UP3
Bandung.
2. Manuver gardu distribusi merupakan modifikasi terhadap operasi normal dari
jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya
kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal untuk mengurangi daerah
pemadaman.
3. Untuk melakukan manuver jaringan diperlukan sistem peralatan pemisah dan
penghubung (switching) antar penyulang yang terdiri dari Load Break Switch
(LBS), Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA), pemutus tegangan
(PMT), dan Dispatcher Room.
4. Proses manuver ini dilakukan dengan melihat wilayah pasokan, tipe gardu, aset
unit, penyulang, posisi rel, nilai tegangan dan bebannya. Jika nilai bebannya
semakin kecil maka prosesnya dapat dijadikan sebagai pemasok untuk jaringan
lainnya.
5. Keuntungan pemeliharaan dengan prosedur manuver gardu distribusi adalah
resiko terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat
dihindarkan, pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi
cuaca hujan. Kerugiannya adalah energi tidak tersalurkan/terjual menjadi lebih
besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.
6. Proses Manuver dapet mengatasi kerugian yang di sebabkan karena
pemadaman dengan cara mendapat pasokan listrik dari penyulang yang
lainnya.
B. Saran
Pihak PLN harus membangun Penyulang Expres lebih banyak lagi agar dapat
menunjang kebutuhan listrik masyarakat dan Industri hal ini dapat memperkecil
kerugian PLN akibat pemadaman yang dilakukan.
19
DAFTAR PUSTAKA
[2] T. Elekto and U. Negeri, “Sistem Tenaga Listrik Operasi Sistem &
Pengendalian,” in ELTEK, Vol 11 Nomor 01, 2013, pp. 16–21.
[6] http://www.globalmarket.com/product-info/indoor-20kv-circuit-breaker-
with-patented-design-panel-1535523.html. .
[8] https://images.app.goo.gl/a6x9PVqAUc2c4Qf56. .
20
Dokumentasi
21
Gardu Distribusi Recloser
22
Proses Grounding pada Kubikel Proses Grounding pada Kubikel
Pen
gecekan Gardu UPG
23
Pengecekan PHB-TR Pengecekan PHB-TR
24
Monitori
ng Sigle Line Diagram yang terhubung dengan sistem SCADA
25