(TKF 2416)
LABORATORIUM SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
2. RM = 30k Berat koin (gr) 1,25 1,5 2 2,65 2,9 3,15 3,45 3,5 4,6 4,95 10,5 12 13,5 15 16,5 Output (v) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,03 0,58 0,63 1,19 1,33
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
D. Analisa Berdasarkan data diatas, kita buat grafik hubungan antara berat koin dengan tegangan untuk kedua nilai RM, dengan mengambil bagian rentang berat dimana kurva yang diperoleh cukup linier. Lalu kita lakukan regresi linier untuk memperoleh hubungan antara berat dan tegangan keluar.
RM =10K Berdasarkan data diatas, kita buat grafik hubungan antara berat koin dengan tegangan untuk nilai RM = 10K
1 0.9 0.8 0.7
Output (V)
Gambar 1.1 .Grafik Output tegangan terhadap berat koin Ambil bagian rentang berat dimana kurva yang diperoleh cukup linier,Dalam kasus ini kita ambil dari titik (4.95,0.36) sampai (16.5,0.9) Lalu kita lakukan regresi linier untuk memperoleh hubungan antara berat dan tegangan keluar.
1 0.9 0.8 0.7 Output (V) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 5 10 Berat(gr) 15 20 y = 0.0509x + 0.0682 R = 0.9199
Gambar 1.2. Grafik Regresi linier untuk RM = 10k Berdasarkan grafik Regresi linier diatas diperoleh hubungan matematis antara berat koin dengan tegangan keluar untuk RM = 10k, yakni serta nilai R square sebesar 0.919 RM = 30k Berdasarkan data diatas, kita buat grafik hubungan antara berat koin dengan tegangan untuk nilai RM = 30k
1.4 1.2 1 Output (V) 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 5 10 Berat (gr) 15 20
Ambil bagian rentang berat dimana kurva yang diperoleh cukup linier,Dalam kasus ini kita ambil dari titik (10.5,0.03) sampai (16.5,1.33) Lalu kita lakukan regresi linier untuk memperoleh hubungan antara berat dan tegangan keluar.
1.6 1.4 1.2 Output (V) 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 5 10 Berat (gr) 15 20 y = 0.214x - 2.137 R = 0.9439
Gambar 1.4. Grafik Regresi linier untuk RM = 30k Berdasarkan grafik Regresi linier diatas diperoleh hubungan matematis antara berat koin dengan tegangan keluar untuk RM = 30k, yakni serta nilai R square sebesar 0.943.
E. Pembahasan
Pada praktikum SP-01 kita mengukur kelinieran pengukuran berat. Sensor yang digunakan adalah FSR406 (Force Sensing Resistor). Gambar disamping menunjukkan rangkaian FSR406. Untuk skematik dari sensor tegangan Rangkaian output skematik
mengukur
menggunakan
multimeter.
FSR406 merupakan op-amp yang memiliki umpan balik negatif (negative feedback). Dilihat dari rangkaiannya, tegangan output diumpan balik ke masukan inverting (-) sedangkan masukan non-inverting disambung dengan sensor FSR406 dan RM secara paralel. Dapat dilihat juga bahwa RM disambung dengan ground. Jika op-amp
diasumsikan ideal, maka gain tegangan dari rangkaian mendekati satu karena Vout = Vin. Adapun rentang yang kita ambil untuk membuat regresi linier ditujukan untuk pengukuran yang memiliki kelinieran yang tinggi masuk ke dalam persamaan garis linier. Jika terjadi pengukuran yang menunjukkan hasil diluar dari persamaan garis linier,maka pengukuran tersebut tidak linier. Hasil regresi linier untuk RM = 10k memiliki persamaan, yakni serta nilai R square sebesar 0.919. Sedangkan hasil regresi linier untuk RM = 30k, yakni serta nilai R square sebesar 0.943. Jika kita bandingkan nilai R square keduanya, nilai R square untuk RM=30k lebih besar daripada R square untuk RM=10k. Hal ini menunjukkan bahwa kelinieran pengukuran untuk Rm=30k lebih baik dimana nilai R square mendekati 1. R square bernilai 1 memiliki arti kelinieran sempurna .Adapun error yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh sensitivitas alat ukur yang kecil dan kesalahan praktikan. Kesimpulan dari praktikum SP 01 ini ,pengukuran tegangan menggunakan RM=30k lebih linier dari pengukuran tegangan menggunakan RM=10k karena nilai R square-nya sebesar 0.943, mendekati 1.
Vsensor1 LM35 (mV) 1038 1037 1037 1034 1038 1039 1038 1037
Vsensor2 LM35 (mV) 940 920 920 880 880 880 840 820
D. Analisa 1. Hitung nilai rerata dari kedua pengukuran tersebut Temperatur Infrared Termometer (oC) 80 75 70 65 60 55 50 45 Rata-Rata Vsensor LM35 (mV) 1038 1037 1037 1034 1038 1039 1038 1037 1037,25 Vsensor LM35 (mV) 940 920 920 880 880 880 840 820 885
2. Hitung perubahan tegangan keluar/oC dengan cara menghitung dV/dT pada setiap rentang suhu dan merata-ratakannya Temperatur Infrared Termometer (oC) 80 75 70 65 60 55 50 45 Rata-Rata E. Pembahasan 1. Prinsip kalibrasi V1sensor V2sensor LM35 LM35 (mV) (mV) 1038 1037 1037 1034 1038 1039 1038 1037 1037,25 940 920 920 880 880 880 840 820 885
dV1 1 0 3 4 1 1 1
dV2 20 0 40 0 0 40 20
dV2/dT 4 0 8 0 0 8 4
Rata-Rata
0,314286 3,428571
Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari alat ukur yang kita gunakan dimana masukan yang dikaji divariasikan pada beberapa rentang nilai konstan yang akan menyebabkan outputnya bervariasi dalam beberapa rentang nilai konstan sehingga diperoleh hubungan input-output yang berlaku untuk keadaan yang sesuai dengan keadaan pada kalibrasi tersebut. 2. Mengapa hasil pengukuran tidak sesuai dengan spesifikasi LM35 ? Berdasarkan datasheet,LM35 memiliki perubahan tegangan keluar rata-rata sebesar 10mV/oC. Sedangkan nilai perubahan tegangan keluar rata-rata pada percobaan-1 sebesar 0.314mV/oC dan nilai perubahan tegangan keluar rata-rata pada percobaan-2 sebesar 3.428mV/oC. Idealnya nilai perubahan tegangan keluar rata-rata pada hasil percobaan sama dengan spesifikasi LM35 yakni 10mV/oC. Adanya ketidaksesuaian hasil tersebut diakibatkan oleh gannguan yang terjadi saat percobaan dan sensor LM35 yang digunakan saat percobaan belum dikalibrasi sehingga rentang pengukurannya tidak diketahui. 3. Variabel gangguan Variabel gangguan yang menyebabkan ketidaksesuaian hasil dengan datasheet adalah udara atau suhu ruangan. Sensor LM35 yang berkontak langsung dengan udara, menyebabkan pembacaan suhu yang berbeda dengan suhu sebenarnya (jika tidak ada gangguan dari udara) pada termometer infrared. 4. Cara untuk memperbaiki pengukuran Kontak langsung dengan udara memang tidak dapat dihindarkan,namun yang paling utama untuk memperbaiki pengukuran adalah sensor LM35 sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu agar kita tahu rentang pengukuran pada sensor LM35. Dengan mengetahui rentang pengukuran,kita bisa menentukan bahwa data yang diperoleh
masuk kedalam rentang pengukuran atau tidak, sehingga hasil nilai perubahan tegangan keluar rata-rata yang diperoleh mendekati 10mV/oC. 5. Fenomena fisis infrared termometer dan LM35 Infrared termometer bekerja berdasarkan prinsip radiasi termal.laser yang ditembakkan ke objek (setrika) akan menyebabkan laser terpancar sehingga diketahui emisivitas dan di deteksi oleh detektor. Dengan menggunakan hukum Stefan-Boltzmann diperoleh nilai suhu objek tersebut. Kesimpulan dari praktikum SP 02 ini adalah baik percobaan-1 maupun percobaan-2 memiliki hasil yang tidak sesuai dengan datasheet LM35,dimana besar nilai perubahan rata-rata tegangan keluar sama dengan atau mendekati 10mV/oC.
2. Gambar grafik hubungan antara tegangan analog dengan nilai decimal keluaran
300 250 200 150 100 50 0 0 1 2 3 Input Analog (V) 4 5 6
Nilai Desimal
Nilai Desimal
E. Pembahasan Pada praktikum SP-03 kita melakukan konversi analog ke digital, menghitung nilai desimalnya, menggambar grafik hubungan antara tegangan analog dengan nilai desimal keluaran, dan menentukan kelinieran ADC serta menghitung R square dari regresi liniernya. Berdasarkan gambar grafik regresi linier diatas,diperoleh persamaan garis linier dan nilai R square sebesar 0.964. Hal ini menujukkan bahwa
kelinieran pengukuran mendekati nilai 1 atau linier sempurna,namun jika kita perhatikan gambar kedua grafik diatas,terdapat 2 titik yang tidak masuk dalam persamaan garis linier yakni titik (0.4,55) dan (3.6,251). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan praktikan saat menggunakan ADC dan kerusakan komponen ADC sehingga menyebabkan munculnya error pengukuran. Kesimpulan dari praktikum SP 03 ini adalah kelinieran ADC sangat baik dengan nilai R square 0.964. Adapun error yang muncul kemungkinan diakibatkan kesalahan praktikan maupun kerusakan komponen.