Anda di halaman 1dari 7

Gaya Lorentz

 Baca dalam bahasa lain


 Pantau halaman ini
 Sunting

Kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B

Gaya Lorentz adalah gaya (dalam bidang fisika) yang ditimbulkan


oleh muatan listrikyang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam
suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus listrik dan
penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut dengan nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari
gaya lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi
magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar
dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti yang
terlihat dalam rumus berikut:

F = q (v×B)

di mana

F adalah gaya (dalam satuan/unit newton)


B adalah medan magnet (dalam unit tesla)
q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
× adalah perkalian silang dari operasi vektor.

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan
magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah
tangan kanan):

F=IL×B

di mana

F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton


I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
= perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.

Gaya Lorentz
Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) merupakan ilmuwan Belanda yang memiliki
kontribusi besar pada bidang fisika dan fisika kuantum. Berdasarkan hasil kerja ilmuwan-
ilmuwan sebelumnya, Lorentz mengoreksi dan merampungkan hukum gaya
elektromagnetik yang sekarang menyandang namanya.
Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada suatu
medan elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik yang
bergerak atau karena adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Arah dari gaya
Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada
(B).
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Induksi Elektromagnetik
Hukum Newton
Energi Kinetik & Energi Potensial

Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik

Ketika sebuah kawat dengan panjang dialiri arus listrik sebesar l dan diletakkan pada suatu
medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya Lorentz pada kawat tersebut. Dengan
mengombinasikan gaya Lorentz dan definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya
gaya Lorentz pada kawat yang lurus dan stasioner yaitu:

di mana:

l merupakan panjang kawat (m)


I merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat (Ampere)
B merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan I

Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka gaya Lorentz yang
terjadi akan maksimal ( ). Inilah keadaan yang biasanya selalu dikondisikan
secara nyata yakni agar gaya Lorentz yang didapat selalu maksimal, medan magnet
dikondisikan selalu tegak lurus dengan arus listrik yang mengalir.

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan pada
gambar dibawah ini:

Kaidah tangan kanan pertama menggunakan tiga jari tangan kanan dimana:

Ibu jari = arah arus listrik (I)


Jari telunjuk = arah medan magnet (B)
Jari tengah = arah gaya Lorentz (F)

Kaidah tangan kanan kedua menggunakan telapak tangan kanan yang terbuka dan lebih
mudah gunakan terlebih lagi jika sudut dimana:

Ibu jari = arah arus listrik (I)


Keempat jari lain = arah medan magnet (B)
Telapak tangan = arah gaya Lorentz (F)

Besarnya sudut α tidak mempengaruhi arah gaya Lorentz karena arah gaya Lorentz selalu
tegak lurus dengan arah arus listrik dan medan magnetik.

Mau belajar materi ini dalam bentuk video? Buka di Quipper Video

Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik


Ketika terdapat dua buah kawat dengan panjang l dialiri arus listrik sebesar I yang tiap
kawat diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar B, maka akan timbul gaya Lorentz
berupa gaya tarik menarik ataupun tolak menolak tergantung dari arah arus listrik pada
tiap kawat. Jika kedua kawat memiliki arah arus yang searah, maka akan mengalami gaya
tarik menarik; apabila arah arus pada kedua kawat saling bertolak belakang/berlawanan,
maka akan mengalami gaya tolak-menolak.
Besarnya gaya tarik-menarik ataupun tolak-menolak pada kawat sejajar berarus listrik
dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

di mana:

F1 merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)


F2 merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 2 (Newton)
I1 merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 1 (Ampere)
I2 merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 2 (Ampere)
µ0 merupakan permeabilitas vakum ( )
l merupakan panjang kawat (m)
α merupakan jarak antar kedua kawat (m)
Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan
Magnet
Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v pada suatu medan
magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya dapat dihitung dengan rumus:

di mana:

q merupakan muatan listrik (Coloumb)


v merupakan kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan v

Arah gaya Lorentz pada kasus ini adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet dan
arah kecepatan benda. Arah gaya Lorentz akan berbeda tergantung muatan partikelnya.
Perhatikan gambar dibawah, sesuai dengan kaidah tangan kanan, bila muatan q positif
maka arah v searah dengan I; bila muatan q negatif maka arah v berlawanan dengan arah I.
Jika arah medan magnet tegak lurus dengan arah kecepatan partikel bermuatan listrik,
maka lintasannya akan berbentuk lingkaran sehingga partikel akan mengalami gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz.

Sehingga, besarnya jari-jari lintasan melingkarpartikel tersebut dapat dicari dengan:

Manfaat dan Aplikasi Gaya Lorentz


Manfaat dan aplikasi terbesar dari penerapan gaya Lorentz adalah motor listrik. Dengan
mengalirkan arus listrik pada kumparan di dalam medan magnet, dapat dihasilkan gaya
Lorentz berupa rotasi pada motor listrik untuk menggerakkan batang shaft yang kemudian
dapat dipakai untuk segala kebutuhan.

Selain motor listrik, aplikasi gaya Lorentz diterapkan pada railguns, linear motor, loud
speaker, generator listrik, linear alternator, dan lain sebagainya.

Contoh Soal Gaya Lorentz dan Pembahasan


Sebuah proton bergerak searah sumbu X positif (ke kanan) dengan kecepatan 3 m/s
melewati medan magnet sebesar dengan arah masuk ke layar. Berapa besar gaya
yang dialami partikel tersebut? ( ).

a) Newton dengan arah sumbu Y positif (ke atas)


b) Newton dengan arah melingkar ke atas
c) Newton dengan arah melingkar ke bawah
d) Newton dengan arah melingkar ke bawah

Hukum faraday
Pengertian Hukum Faraday dan Bunyi Hukum Faraday – Hukum Faraday adalah Hukum dasar
Elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor.
Hukum Faraday inilah yang kemudian menjadi dasar dari prinsip kerja Induktor, Transformator,
Solenoid, Generator listrik dan Motor Listrik. Hukum yang sering disebut dengan Hukum Induksi
Elektromagnetik Faraday ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Fisikawan Inggris yang
bernama Michael Faraday pada tahun 1831. Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya
gaya gerak listrik (ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks magnetik pada
konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan magnet.
Sedangkan yang dimaksud dengan Fluks banyaknya jumlah garis gaya yang melewati luasan
suatu bidang yang tegak lurus garis gaya magnetik.

Percobaan Faraday

Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal dengan istilah Eksperimen Faraday ini, Michael
Faraday mengambil sebuah magnet dan sebuah kumparan yang terhubungkan ke galvometer.
Pada awalnya, magnet diletakkan agak berjauhan dengan kumparan sehingga tidak ada defleksi
dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap menunjukan angka 0. Ketika magnet bergerak
masuk ke dalam kumparan, jarum pada galvometer juga bergerak menyimpang ke satu arah
tertentu (ke kanan). Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum pada galvometer
bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet digerakan atau ditarik menjauhi kumparan,
terjadi defleksi pada galvometer, jarum pada galvometer bergerak menyimpang berlawanan
dengan arah sebelumnya (ke kiri). Pada saat magnet didiamkan lagi, jarum pada galvometer
kembali ke posisi 0. Demikian juga apabila yang bergerak adalah Kumparan, tetapi Magnet pada
posisi tetap, galvometer akan menunjukan defleksi dengan cara yang sama. Dari percobaan
Faraday tersebut juga ditemukan bahwa semakin cepat perubahan medan magnet semakin
besar pula gaya gerak listrik yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Catatan : Galvometer adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir.

Bunyi Hukum Faraday

Berdasarkan percobaan yang dilakukannya tersebut, Michael Faraday menyimpulkannya


dengan dua pernyataan seperti berikut ini yang juga sering disebut dengan Hukum Induksi
Elektromagnetik Faraday 1 dan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 2.

Hukum Faraday 1
Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya
gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Hukum Faraday 2
Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian tertutup adalah sebanding
dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.

Namun ada juga mengabungkan kedua hukum Faraday tersebut menjadi satu pernyataan yaitu :

Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya


gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju perubahan fluks.

Hukum Faraday tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini :

ɛ = -N (ΔΦ/Δt)

Keterangan :

ɛ = GGL induksi (volt)


N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = selang waktu (s)
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl) induksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Gaya Gerak Listrik (GGL)

Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya Gaya
Gerak Listrik (GGL).

1. Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan semakin besar
tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet atau fluks yang
mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan induksinya.
3. Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis gaya medan magnet
atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga tegangan induksinya.
Contoh Kasus Hukum Faraday

Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam kumparan berubah sebesar 5 x 10-
3 weber dalam selang waktu 10ms (milidetik). Hitunglah Gaya Gerak Listrik atau GGL induksi

pada kumparan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai