Anda di halaman 1dari 10

HUKUM BIOT-SAVART DAN GAYA LORENTZ

Fenomena
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik (rotasional). Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan
lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas
angin) dan di industri.
Motor listrik merupakan salah satu contoh alat penerapan Gaya Lorentz. Apabila
sebatang konduktor dialiri arus listrik ditempatkan di dalam medan magnet, maka konduktor
tersebut akan mengalami gaya. Arah dari gaya yang dialami oleh konduktor tersebut
ditunjukkan oleh kaidah tangan kanan. Gaya tersebut dialami oleh setiap batang konduktor
pada rotor sehingga menghasilkan putaran dengan torsi yang cukup untuk memutarkan beban
yang dikopel dengan motor.
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor secara umum,
yaitu sebagai berikut:

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

ika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan.

Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.

Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga


putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Jenis-jenis motor listrik ada dua, yaitu: 1) Motor Listrik AC adalah jenis motor yang

menggunakan tegangan dengan arus bolak-balik atau arus AC. Biasanya motor jenis ini
memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan motor DC. 2) Motor Listrik DC
adalah jenis motor yang menggunakan tegangan dengan arus searah atau arus DC. Biasanya
motor jenis ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan motor AC.

1. HUKUM BIOT-SAVART
1.1 Medan Magnet yang ditimbulkan oleh Magnet Permanen
a. Sifat-sifat kutub magnet tetap
1. Kutub senama tolak menolak

Gambar 1. Tolak Menolak

2. Kutub tidak senama tarik menarik

Gambar 2. Tarik Menarik


b. Kutub magnet jarum diletakkan disekitar kutub Utara

S U

Gambar 3

Magnet jarum diletakkan di titik A ternyata kutub itu ditolak berarti kutub magnet
jarum mengalami gaya yang ditimbulkan kutub magnet tetap. Kutub magnet
jarum menyimpang karena pada titik A disekitar kutub magnet tetap ada medan
magnet yang menimbulkan gaya yang bekerja pada kutub Utara magnet jarum
(Sujanem, 2001).

1.2 Disekitar Arus Listrik Timbul Medan Magnet

U
Gambar 4
Kalau magnet jarum diletakkan di bawah arus I yang arahnya seperti gambar di atas
dan tangan kanan diletakkan di atas kawat berarus dengan telapak tangan menghadap
ke bawah dan arus seolah-olah mengalir dari pergelangan tangan menuju ujung jari
maka kutub Utara magnet jarum akan menyimpang sesuai dengan rentangan ibu jari.
Arah simpangan kutub Utara jarum magnet menyatakan arah medan magnet yang
ditimbulkan kawat berarus I. Medan magnet yang timbul ini disebut medan magnet
2

induksi ditandai dengan B. percobaan di atas dibuat oleh Hans Christian Oersted
(Sujanem, 2001).
1.3 Besarnya Medan Magnet Induksi, B

Gambar 5
Kemana arah dan berapa besar medan magnet induksi yang terjadi di titik P disekitar
arus I. Biot-Savart menentukan besar dan arah B di titik P yang ditimbulkan oleh
elemen arus I ds (Sujanem, 2001).
1.4 Hukum Biot-Savart
Perumusan hukum Biot-Savart dapat dinyatakan secara vektor:

0 Id s xr
dB
4 r 2

1)

Besarnya adalah:

dB

0 Ids
sin
4 r 2

Dengan

2)

adalah sudut antara vektor I Ids dan

. Arah dB ditentukan dengan aturan

pencabutan gabus (aturan perkalian silang). Arah dB dapat dilihat pada gambar. Arah
dB

bidang yang melalui Ids dan

jadi

dB Ids

dan

dB r

Untuk mencari besarnya B di titik P yang ditimbulkan oleh pajang kawat l


dipergunakan integral dengan batas l
Dari rumus
3


0 ld s xr
dB
4 r 2
Maka diperoleh:

0 lds xr
B
4 l r 2

3)

4)

Yang perlu dipelajari bagaimana caranya menyelesaikan integral ini untuk


mendapatkan harga B (Sujanem, 2001).
1.5 Muatan yang Bergerak dapat Menimbulkan Medan Magnet B

0 Ids xr
dB
4 r 2
Dari

5)

Dapat diubah menjadi:

0 Idsxr
dB
4 r 2

dB 0
4
dB

q dsxr
t
r2

0 dVxr
q 2
4
r

6)

Dengan qdV adalah muatan yang besarnya q bergerak dengan kecepatan V. Jadi qdV
dapat menimbulkan medan magnet dB (Sujanem, 2001).
Atau dapat ditulis:

qdVxr
B 0
4
r2

7)

2. GAYA LORENTZ
2.1 Gaya Lorentz pada Muatan Listrik Bergerak
Gaya Lorentz adalah gaya dalam bidang fisika yang ditimbulkan oleh muatan
listrik yang bergerak atau arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika
4

ada sebuah penghantar yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam
medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik
atau dikenal juga nama Gaya Lorentz. Seperti pada Gambar 6. Terlihat bahwa
sebuah partikel titik yang bermuatan q bergerak dengan kelajuan v
sumbu x positif berada pada medan magnet induksi

mengikuti arah

yang arahnya menuju

sumbu Z negatif. Partikel bermuatan tersebut akan mengalami suatu gaya imbas yang
disebut gaya Lorentz yang arahnya tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh
komponen kecepatan dari partikel dengan vektor medan magnet disekitaran pertikel
tersebut. Medan magnet yang berada didekat partikel diasumsikan seragam (Alonso
dan Edward, 1979).

Gambar 6
Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah
gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti yang terlihat dalam rumus
berikut:

Fl = q ( v

8)
F l|=q|v||
B|sin
|
di mana:

Fl

9)

adalah gaya (dalam satuan newton)


adalah medan magnet (dalam unit tesla)

q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)


5

v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)


adalah perkalian silang dari operasi vektor.

adalah sudut yang dibentuk oleh medan induksi dengan arah pergerakan

muatan
Gaya Lorentz paling besar yang dirasakan oleh partikel q ditimbulkan saat nilai
sin

mencapai maksimum ( sin =1, atau=90 .

Sehingga gaya loren

maksimal dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Fl maks=q v
B

Kemudian saat nilai


yang dirasakan oleh muatan

10)

sin =0,atau =0 maka tidak terdapat gaya lorentz

q . Hal ini membuktikan bahwa saat muatan bergerak

sejajar dengan medan magnet induksi maka muatan tersebut tidak merasakan gaya
lorentz. Begitu pula apabila muatan dalam kondisi diam atau

|v| = 0 persamaan 8)

akan berniali nol atau muatan diam tersebut tidak akan menimbulkan adanya gaya
Lorentz (Alonso dan Edward, 1979).
Sedangkan pada muatan q juga bekerja gaya Coulomb yang diakibatkan oleh
medan listrik yang timbul akibat induksi atau fluks medan yang berubah sepanjang
pergerakan dari pertikel tersebut. Besarnya gaya tersebut adalah:

Fc =q
E

11)

Sehingga dengan demikian gaya yang dialami oleh partikel bermuatan yang
bergerak pada medan listrik dan medan magnet adalah resultan dari kedua gaya
tersebut. Secara metematis, besarnya gaya total yang bekerja pada partikel tersebut
adalah sebagai berikut:

F =
Fc +
Fl

F =q
E + q( v
B)

F =q (
E + v
B)

12)

Penentuan arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan mengikuti kaidah tangan
kkanan dimana ibu jari menunjukan arah pergerakan partikel (v), telapak tangan

menunjukan arah gaya lorentz ( Fl

dan jari-jari menunjukan arah medan magnet

seperti pada gambar berikut:

Gambar 7
2.2 Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik
Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan
magnet (B) seperti ilistrasi berikut.

Gambar 8
Begitu pula dengan muatan yang bergerak bebas, muatan yang bergerak dalam
suatu konduktor juga mengalami gaya lorentz apabila konuktor tersebut berada pada
suatu medan magnet tertentu. Jika panjang konduktor yang dilingkupi oleh medan
magnet adalah L maka besarya adalah:

Fl = IL x B
13)

F l|=I |
L||
B|sin
|

14)

Gaya Lorentz paling besar ditimbulkan saat nilai sin mencapai maksimum (
sin =1, atau =90 .

Sehingga gaya lorentz maksimal dapat dinyatakan dalam

persamaan sebagai berikut:

Fl maks=I L
B

15)

Kemudian saat nilai

sin =0,atau =0 maka tidak terdapat gaya lorentz

yang dirasakan oleh konduktor sepanjang L. Hal ini membuktikan bahwa saat muatan
bergerak sejajar dengan medan magnet induksi maka muatan tersebut tidak merasakan
gaya lorentz. Begitu pula apabila muatan dalam kondisi diam atau

|v| = 0

persamaan 13) akan berniali nol atau muatan diam tersebut tidak akan menimbulkan
adanya gaya lorentz. Beda gaya lorentz pada muatan bergerak bebas dengan gaya
lorentz pada konduktor berarus litrik yaitu muatan yang ditinjau dalam bentuk aliran
muatan atau arus listrik (Alonso dan Edward, 1979).
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
= perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.
Sama seperti pada muatan bergerak, arah gaya Lorentz pada kawat konduktor
berarus dapaditentukan juga dengan kaidah tangan kanan namun pada aturan ini, ibu
jari menunjukan arah dari arus listrik pada kawat, seperti gambar berikut:

Gambar 9

DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcelo dan Edward J. F. 1979. Fundamental University Physics. Washington D. C:
Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Sujanem, Rai. 2001. Bahan Ajar: Listrik Magnet. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai