Anda di halaman 1dari 11

MODUL 13

Teori Gelombang Elektromagnetik

 Faraday menemukan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan gaya gerak
listrik terinduksi atau medan listrik. Maxwell berpendapat bahwa perubahan medan
listrik akan menimbulkan medan magnet. Perubahan magnet listrik dan medan magnet
ditimbulkan dengan cara dua bola isolator bermuatan positif dan negatif digetarkan
sehingga jaraknya berubah-ubah sesuai dengan frekuensi getaran tersebut. Perubahan
medan magnet tersebut juga menimbulkan medan listrik. Timbulnya medan listrik ini
ditandai dengan dipancarkannya gelombang elektromagnetik. Perubahan medan listrik
dan medan magnet yang menimbulkan adanya gelombang elektromagnetik.

Percobaan Gelombang Elektromagnetik

Sampai akhir hayatnya ternyata Maxwell belum bisa membuktikan hipotesa tentang
teori gelombang elektromagnetiknya. Pada tahun 1887, Heinrich Hertz ilmuwan fisika
yang pertama kali menguji hipotesa Maxwell ini dengan kumparan Ruhmkorf seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.Jika sakelar S digetarkan maka kumparan Ruhmkorf
akan menginduksikan pulsa tegangan pada kedua elektrode bola di sisi A sehingga
terjadi percikan api karena adanya pelepasan muatan. Percikan bunga api di sisi A diikuti
percikan bunga api pada kedua elektrode bola di sisi B. Berdasarkan pengamatan ini,
disimpulkan terjadi pengiriman tenaga gelombang elektromagnetik dari sisi A (loop
pengirim) ke sisi B (loop penerima). Dalam percobaan-percobaan selanjutnya, Hertz
berhasil mengukur bagian gelombang elektromagnetik yang lain, seperti gelombang
elektromagnetik frekuensi radio dengan nilai frekuensi 100 MHz. Dengan nilai
kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik ini seperti yang diramalkan oleh
Maxwell. Sifat-sifat cahaya seperti pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi dan
polarisasi telah dibuktikan oleh Hertz terjadi juga pada gelombang elektromagnetik.
Untuk menghargai jasa-jasa Hertz maka nama Hertz dipakai sebagai satuan frekuensi
dalam sistem S

Aplikasi Gelombang Elektromagnetik pada Kehidupan Sehari-hari

Berdasarkan kenyataan bahwa gelombang elektromag- netik terdiri atas - gen), sinar
ultraviolet, sinar tampak, sinar infra merah, gelombang radar, gelombang televisi dan
gelombang radio. Pada bagian ini akan dibahas tentang aplikasi gelombang
elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. 1. Sinar Gamma (ɣ) Sinar gamma
termasuk gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi antara 1020 Hz -
1025 Hz. Sinar gamma merupakan hasil reaksi yang terjadi dalam inti atom yang tidak
stabil. Sinar gamma mempunyai daya tembus yang paling kuat dibandinggelombang-
gelombang yang masuk dalam kelompok gelombang elektromagnetik. Sinar gamma
dapat menembus pelat besi yang tebalnya beberapa cm. Penyerap yang baik untuk
sinar gamma adalah timbal. Aplikasi sinar gamma dalam bidang kesehatan adalah untuk
mengobati pasien yang menderita penyakit kanker atau tumor. Sumber radiasi yang
sering digunakan pada pengobatan penyakit-penyakit ini adalah Cobalt60 atau sering
ditulis Co-60. Salah satu alat untuk mendeteksi sinar gamma adalah detektor Geiger -
Muller. Ada jenis detektor sinar gamma yang lain yaitu detektor sintilasi NaI-TI. Salah
satu contoh penggunaan sinar gamma untuk pengobatan pasien.

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak membutuhkan medium


untuk merambat. Artinya, gelombang elektromagnetik bisa merambat meskipun dalam
ruang hampa seperti di luar angkasa. 

Gelombang elektromagnetik dibentuk oleh medan magnet dan medan listrik yang
saling merambat tegak lurus. Sumber penghasil gelombang elektromagnetik berbeda-
beda. Beberapa di antaranya dihasilkan oleh nuklir atau atomik yang di dalamnya
memuat fisika kuantum. Perhatikan ilustrasi gelombang elektromagnetik berikut ini.

Untuk kelajuan gelombang elektromagnetik bisa ditentukan dengan persamaan berikut.

Keterangan:

c = kelajuan gelombang elektromagnetik (m/s);


E = besar medan listrik (N/C); dan

B = besar medan magnet (T).

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik itu tidak hanya gelombang radio saja. Melainkan ada 7
spektrum, yaitu sebagai berikut.

 Sinar gamma (ɣ) 


 Sinar (rontgen) 
 Sinar ultra violet (UV) 
 Sinar tampak (cahaya tampak) 
 Sinar infra merah (IR) 
 Gelombang radar (gelombang mikro) 
 Gelombang televisi 
 Gelombang radio 

Adapun medan listrik dan medan magnet sesaatnya dinyatakan dengan persamaan
berikut.

dengan:

dengan:

Em = amplitudo medan listrik

Bm = amplitudo medan magnet

k = tetapan angka gelombang (k = 2π/λ)

ω = frekuensi sudut (ω = 2πf)

Selain memiliki energi, gelombang elektromagnetik juga memiliki intensitas yang


dinyatakan dalam laju energi (daya) per satuan luas permukaan. Di mana intensitas
gelombang elektromagnetik tegak lurus dengan arah rambat gelombang
elektromagnetik. Laju energi (daya) per satuan luas permukaan yang tegak lurus arah
rambat gelombang elektromagnetik dinyatakan dengan suatu vektor yang
disebut vektor Poynting. Vektor Poynting dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:

dengan:

S  = laju energi per satuan luas

E = energi pada medan listrik

B  = laju energi pada medan magnet

μo = 4π x 10-7 Wb/Am

Arah vektor ρS adalah searah dengan arah rambat gelombang elektromagnetik.


Satuan ρS  dalam sistem satuan internasional dinyatakan dalam W/m2. Sedangkan, laju
energi rata-rata (S) dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan E = Em  sin (kx
-  ωt) dan B = Bm  sin (kx -  ωt) ke persamaan ρs = (1/μo)E × B, sehingga diperoleh:

Jika fungsi kuadrat sinus dirata-ratakan terhadap ruang dan waktu akan diperoleh faktor
½. Laju energi rata-rata adalah:

dengan:

S = laju energi rata-rata tiap satuan luas (W/m2)

Em = amplitudo medan listrik

Bm = amplitudo medan magnet

μo = 4π x 10-7 Wb/Am
MODUL 14

GAYA LORENTZ

Gaya Lorentz merupakan nama lain dari Gaya   magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan
oleh medan magnet. Kapan akan timbul bila ada interaksi dua medan magnet,
contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan
muatan yang bergerak dalam medan magnet.

GAYA LORENTZ PADA MUATAN BERGERAK

Partikel  bermuatan  yang bergerak  di  dalam  suatu  daerah  medan  magnetik  akan
mengalami gaya. Gaya ini disebut gaya Lorentz.

Dengan :
q =muatan listrik (C)
v=kecepatan partikel (m/s)
B= besar induksi magnetik (T)
ϴ = sudut antara arah v dan arah B

Arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan dapat kita tentukan dengan
menggunakan kaidah tangan kanan kedua (Gambar 2) sebagai berikut.
Bila tangan kanan dibuka dengan jempol menunjukkan partikel bermuatan (v) dan
keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah medan magnetik (B) maka arah
dorong telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz (FL)

GAYA LORENTZ PADA KAWAT BERARUS

Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B dan panjang
kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi persamaan berikut.
FL = B . i . l sin θ

Dengan :
Fl = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (wb/m2)
i = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I

Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut θ adalah :


θ =90̊  ,  arah arus listrik dan medan magnet (I dan B) saling  tegak lurus maka FL
mencapai maksimum
θ = 0̊  ,  arah arus listrik dan medan magnet (I dan B) saling sejajar maka FL = 0 atau
kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz

Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik


Ketika sebuah kawat dengan panjang  dialiri arus listrik sebesar l dan diletakkan pada
suatu medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya Lorentz pada kawat tersebut.
Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan definisi arus listrik, maka dapat dihitung
besarnya gaya Lorentz pada kawat yang lurus dan stasioner yaitu:

di mana:

l merupakan panjang kawat (m)


I merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat (Ampere)
B merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan I

Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka gaya Lorentz yang
terjadi akan maksimal ( ). Inilah keadaan yang biasanya selalu dikondisikan
secara nyata yakni agar gaya Lorentz yang didapat selalu maksimal, medan magnet
dikondisikan selalu tegak lurus dengan arus listrik yang mengalir.

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan pada
gambar dibawah ini:
Kaidah tangan kanan pertama menggunakan tiga jari tangan kanan dimana:

Ibu jari = arah arus listrik (I)


Jari telunjuk = arah medan magnet (B)
Jari tengah = arah gaya Lorentz (F)

Kaidah tangan kanan kedua menggunakan telapak tangan kanan yang terbuka dan
lebih mudah gunakan terlebih lagi jika sudut   dimana:

Ibu jari = arah arus listrik (I)


Keempat jari lain = arah medan magnet (B)
Telapak tangan = arah gaya Lorentz (F)

Besarnya sudut α tidak mempengaruhi arah gaya Lorentz karena arah gaya Lorentz
selalu tegak lurus dengan arah arus listrik dan medan magnetik.

Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik


Ketika terdapat dua buah kawat dengan panjang l dialiri arus listrik sebesar I yang tiap
kawat diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar B, maka akan timbul gaya Lorentz
berupa gaya tarik menarik ataupun tolak menolak tergantung dari arah arus listrik pada
tiap kawat. Jika kedua kawat memiliki arah arus yang searah, maka akan mengalami
gaya tarik menarik; apabila arah arus pada kedua kawat saling bertolak
belakang/berlawanan, maka akan mengalami gaya tolak-menolak.
Besarnya gaya tarik-menarik ataupun tolak-menolak pada kawat sejajar berarus listrik
dapat dicari dengan menggunakan rumus:

di mana:

F1 merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)


F2 merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 2 (Newton)
I1 merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 1 (Ampere)
I2 merupakan kuat arus yang mengalir pada kawat 2 (Ampere)
µ0 merupakan permeabilitas vakum ( )
l merupakan panjang kawat (m)
α merupakan jarak antar kedua kawat (m)

Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet

Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v pada suatu medan
magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya dapat dihitung dengan rumus:

di mana:
q merupakan muatan listrik (Coloumb)
v merupakan kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B merupakan kuat medan magnet (Tesla)
α merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan v

Arah gaya Lorentz pada kasus ini adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet
dan arah kecepatan benda. Arah gaya Lorentz akan berbeda tergantung muatan
partikelnya. Perhatikan gambar dibawah, sesuai dengan kaidah tangan kanan, bila
muatan q positif maka arah v searah dengan I; bila muatan q negatif maka arah v
berlawanan dengan arah I.

Jika arah medan magnet tegak lurus dengan arah kecepatan partikel bermuatan listrik,
maka lintasannya akan berbentuk lingkaran sehingga partikel akan mengalami gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz.

Sehingga, besarnya jari-jari lintasan melingkar partikel tersebut dapat dicari dengan:

Manfaat dan Aplikasi Gaya Lorentz

Manfaat dan aplikasi terbesar dari penerapan gaya Lorentz adalah motor listrik. Dengan
mengalirkan arus listrik pada kumparan di dalam medan magnet, dapat dihasilkan gaya
Lorentz berupa rotasi pada motor listrik untuk menggerakkan batang shaft yang
kemudian dapat dipakai untuk segala kebutuhan.

Selain motor listrik, aplikasi gaya Lorentz diterapkan pada railguns, linear motor, loud
speaker, generator listrik, linear alternator, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai