Latar belakang
1. Gaya Lorentz
1.1 Pengertian Gaya Lorentz
1
10. Perbandingan dengan Fluks Listrik
11. Contoh Soal
12. Latihan Soal
Penutup
1. Simpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
2
PENDAHULUAN
3
1. Latar Belakang
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan
kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan
magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
4
BAB I
5
GAYA DALAM MEDAN MAGNET
1. Gaya Lorentz
1.1 Pengertian Gaya Lorentz
Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik. Gaya
Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan akibat adanya muatan listrik yang
bergerak atau karena adanya arus listrik yang mengalir dalam suatu medan
magnet [1]. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat
arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada (B).
F
B
θ
l I
θ θ
F = B . I . l sin θ
Keterangan :
F = Gaya lorentz ( Newton )
B = Kuat medan magnet ( Tesla )
I = Kuat arus listrik ( Ampere )
l = Panjang kawat ( meter )
θ = Besar sudut ( ˚ )
Arah Gaya Lorentz
6
1.2 Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet
7
1.2.1 Garis lurus
Kecepatan sejajar medan magnet ( v // B ) θ = 0˚
F=0 terjadi gerak lurus beraturan (GLB)
1.2.2 Lingkaran
Kecepatan tegak lurus medan magnet ( v | B) θ = 90˚
F=B.q.v terjadi gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
R=mv
Bq
Keterangan :
R = Jari – jari lintasan ( m )
m = Massa partikel ( Kg )
v = Kecepatan partiket ( m/s )
B = Kuat medan magnet ( T )
q = Muatan partikel ( C )
8
Gambar 1.3 Gaya lorentz pada kawat sejajar yang berarus listrik
F1 = F2 = F = µO I1 I2
l
2∏ a
Keterangan :
F1 = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)
F2 = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 2 (Newton)
I1 = kuat arus yang mengalir pada kawat 1 (Ampere)
I2 = kuat arus yang mengalir pada kawat 2 (Ampere)
µO = permeabilitas vakum (4π x 10-7 Wb/Am)
l = panjang kawat (m)
9
Gambar 1.4 Kaidah Pemutaran Sekrup
10
Satuan induksi magnetik :
1.5.1 MKS : Wb/m2 atau Maxwell/m2 atau Tesla
1.5.2 CGS : Gauss atau Oersted
1 Gauss = 1 Oersted = 10-4 Wb/m²
Penyelesaian
Diketahui :
I = 25 Ampere
l = 4 meter
B = 0.06 Telsa
θ = 30˚
Jawaban :
F = B I l Sin θ
F=3N
11
2. Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10−19 C bergerak dengan
kecepatan 5 x 105 m/s melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti
gambar berikut.
Tentukan :
Penyelesaian
Diketahui :
q = 1,6 x 10-19 C
v = 5 x 105 m/s
B = 0,8 T
Jawaban :
a) F = B . q . v
F = 6,4 x 10-14 N
12
Jika diketahui dua kutub magnet maka arah medan magnet adalah
dari kutub utara (U) menuju kutub selatan (S) dan karena elektron
adalah muatan negatif, maka arah gaya yang bekerja sesuai arah
punggung tangan yaitu keluar bidang baca.
Tentukan besar gaya magnetik yang bekerja pada muatan dan arahnya!
Penyelesaian
Diketahui :
I = 15 A
a = 8mm = 8x10-3m
q = 0,4 C
v = 5 x 103 m/s
Jawaban :
Lebih dahulu cari besar medan magnet yang dihasilkan oleh kawat
lurus pada jarak 8 mm:
13
𝜇0 𝐼
B=
2𝜋𝑎
(4𝜋 𝑥 10−7 ) ( 15 )
B=
(2𝜋) ( 8 𝑥 10−3 )
B = 15/4 x 10-4 T
F = B . q . v Sin 90 o
Penyelesaian
Diketahui :
q1 = 2q
q2 = q
m1 = m2
m2 = 2m
Jawaban :
Gaya sentripetal dari gerak kedua muatan berasal dari gaya magnetic
14
𝑚 . 𝑣2
B.q.v=
𝑟
𝑚. 𝑣
r=
𝐵. 𝑞
𝑟1 𝑚2 . 𝑞1 (2𝑚)(2𝑞) 4
= = =
𝑟2 𝑚1 . 𝑞2 (𝑚)(𝑞) 1
Penyelesaian
Diketahui :
v = 2x104 m/s
B=B
E=E
Jawaban :
B.q.v=q.E
B / E = 1 / ( 2x104 )
B / E = 0,5 x 10-4 TC / N
15
1.7 Latihan Soal aaaaaaaaaaa
2. Dua kawat sejajar panjang sama 1 m dan dialiri arus listrik dengan arah
yang sama. Berapakah gaya lorentz yang dialami oleh kedua kawat......
4. Dua kawat sejajar dialiri arus listrik seperti tampak pada gambar. Jika
µ0 = 4π × 10-7 Wb/Am, maka besar dan arah gaya magnetik persatuan
panjang yang dialami kedua kawat adalah ….
Tentukan :
a) Besar gaya magnetik yang bekerja pada kawat sepanjang 10 cm
b) Arah gaya magnetik dengan acuan arah mata angin pada gambar
16
BAB II
𝝁 𝑰 𝒅𝒔 𝒙 𝒓
𝜺𝒅𝑩 = 𝟒𝝅𝟎 Dimana 𝜇0 merupakan konstanta yang disebut
𝒓𝟐
𝝁𝟎 𝑰 𝒅𝒔 𝒙 𝒓̂
𝑩= ∫
𝟒𝝅 𝒓𝟐
17
karena kita harus memiliki rangkaian lengkapnya agar muatan dapat
mengalir. Jadi, hukum Biot-Savart hanya merupakan langkah pertama
dalam menghitung medan magnet, ini harus diikuti oleh integrasi di
seluruh distribusi arus.
l 𝐼1
B2
F1
𝐼2
18
𝐹𝐵 𝜇0 𝐼1 𝐼2
=
𝑙 2𝜋𝑎
Keterangan :
F = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)
I1 = kuat arus yang mengalir pada konduktor 1 (Ampere)
I2 = kuat arus yang mengalir pada konduktor 2 (Ampere)
µO = permeabilitas vakum (4π x 10-7 Wb/Am)
𝒍 = panjang kawat (m)
1.2.1 Ketika besar nilai gaya per satuan panjang di antara dua kawat
panjang sejajar yang membawa arus identik dan terpisahkan
sejauh 1 m adalah 2 x 10-7 N/m, arus dalam setiap kawat
didefinisikan sebagai 1 A.
19
2. Hukum Ampere
2.1 Pengertian Hukum Ampere
𝝁𝟎 𝑰
∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩 ∮ 𝒅𝒔 = = 𝝁𝟎 𝑰
𝟐𝝅𝒓
20
3. Medan Magnet dari Solenoida
akan kita sebut sebagai bagian dalam selenoida ketika selenoida dialiri
arus.
21
Gambar 3.1b Luas Penampang Solenoida
∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = ∫ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩 ∫ 𝒅𝒔 = 𝑩. 𝒍
∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩. 𝒍 = 𝝁𝟎 𝑵𝒍
𝑵
𝑩 = 𝝁𝟎 𝒍 𝑰 = 𝝁𝟎𝒏𝒍
Keterangan :
𝒍 = Panjang solenoida
N = Jumlah lilitan
22
Persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik di dekat pusat
(yaitu yang jauh dari ujung) dari selenoida yang sangat panjang. Pada
ujung selenoida yang sangat panjang, besar medannya adalah setengah
besar besar medan di pusat selenoida.
𝑵. 𝑰
B pusat = µo 𝟐𝝅.𝒓𝒆𝒇
Keterangan :
B pusat = Kuat medan magnet di pusat ( T )
µo = Permeabilitas udara ( 4π x 10-7 Wb/mA)
N = Jumlah lilitan
I = Kuat arus listrik ( A )
𝑹𝟏+𝑹𝟐
r.ef = = Jari – jari toroida ( m )
𝟐
23
5. Fluks Magnet
Ф=B.A
Ф = B . A Cos θ
∆Ф
∈ = −𝑵 ∆𝒕
Keterangan :
∈ = GGL Induksi ( V )
∆Ф
= Laju perubahan fluks magnet
∆𝒕
24
Tanda delta ( mengungkapkan perubahan. Jadi, ( )
adalah perubahan fluks magnet terhadap perubahan waktunya, sehingga
disebut sebagai laju perubahan fluks.
𝒅𝑰
∈ = −𝑳 𝒅𝒕
dimana:
L = Induktansi diri ( H )
𝒅𝑰
= Perubahan arus per satuan waktu
𝒅𝒕
Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu
kumparan dimana terjadi perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang
dirumuskan dengan:
25
𝑵Ф
𝑳= 𝑰
dimana:
N = Jumlah lilitan
Ф = Fluks magnet ( Wb )
I = Kuat arus ( A )
6. Fluks Magnetik
Dalam fisika, gaya gerak magnet adalah besaran yang muncul pada
persamaan fluks magnetik dalam rangkaian magnetik, dikenal juga dengan
nama Hukum Hopkinson. Besaran ini merupakan karakteristik benda tertentu
yang dapat memunculkan medan magnetik:
F=Ф.R
V = I . R.
Di mana :
26
1) I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere ( I ).
2) V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt ( V ).
3) R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm ( Ω ).
6.1 ℱ = NI
6.2 ℱ = ΦR
6.3 ℱ = HL
27
magnetik yang datang dengan sudut tertentu diperoleh
menggunakan perkalian titik antara medan magnet dan vektor luas a.
Фm = ∬ 𝑩 . 𝒅𝑺
28
Ф𝒎 = ∬ 𝑩 . 𝒅𝑺 = 𝟎
Jika fluks magnetik yang melalui bidang terututp selalu berjumlah nol,
fluks magnetik yang melalui bidang terbuka tidak selalu nol dan nilai ini
sangat penting dalam teori elektromagnetisme. Contohnya, perubahan fluks
magnetik yang melalui kumparan kawat akan menimbulkan Gaya gerak
listrik (GGL), yang kemudian menyebabkan adanya arus listrik, dalam
kumparan. Perhitungannya diberikan melalui Hukum Faraday:
𝒅Ф𝒎
ε = ∮ 𝝏𝜮(𝒕)( 𝑬 (𝒓, 𝒕 ) + 𝒗 𝒙 𝑩 ( 𝒓, 𝒕 )) . 𝒅𝒍 = − 𝒅𝒕
di mana:
ε adalah GGL ( V )
Φm adalah fluks yang melewati bidang terbuka yang dibatasi oleh kurva ∂Σ(t),
∂Σ(t) adalah kurva tertutup yang berubah sejalan dengan waktu; GGL timbul
di sekitar kurva ini, dan merupakan batas bidang di mana Φm berada,
29
melawan Gaya Lorentz supaya muatan dapat (cenderung) bergerak sepanjang
kurva ∂Σ(t), dan kedua, sebagai fluks magnetik yang melalui bidang
terbuka Σ(t). Persamaan ini merupakan prinsip dasar pembuatan generator
listrik.
𝑸
ФE = ∬𝑺 𝑬 . 𝒅𝑺 = ∈𝟎
dimana :
30
11. Contoh Soal aaaaaaaaaaa
pembahasan:
Ditanyakan: Ɛ1 : Ɛ2
𝑑𝜑
𝜀1 = 𝐸 = −𝑁
𝑑𝑡
𝑑𝜑 d𝜑
𝜀1 = 𝐸 = −2𝑁 (3 ) = −6N( )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Ɛ1 : Ɛ2 = 1 : 6
Pembahasan :
Ɛ = - N [ΔΦ/Δt]
31
Jadi, perbandingan antara ε1 dan ε2 adalah 2:3
Pembahasan :
Ɛ = NBAω sinωt
𝜀1 𝑁𝐵𝐴1 𝜔1
=
𝜀2 𝑁𝐵𝐴2 𝜔2
𝜀1 𝐴1 𝜔1
=
𝜀2 3𝐴2 2𝜔2
𝜀2 = 6𝜀
Pembahasan :
5. Besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kumparan berubah dari
10 Ampere menjadi 1 Ampere dalam waktu 0,4 detik. Jika GGL induksi
yang terjadi 45 V, tentukan induktansi kumparannya!
32
Pembahasan :
ΔI = 10 – 1 = 9Ampere
Δt = 0,4 detik
Ɛ = 45 V
1. Sebuah induktor dengan induktansi diri 0,2 H dialiri arus yang besarnya
bertambah menurut persamaan I = (2t3 + t2 -2t + 1) A. Tentukan GGL
induksi yang timbul pada saat t = 1 s !
2. Besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kumparan berubah dari
10 Ampere menjadi 1 Ampere dalam waktu 0,4 detik. Jika GGL induksi
yang terjadi 45 V, tentukan induktansi kumparannya!
3. Sebuah generator listrik terdiri dari sebuah loop persegi 10 lilitan dengan
rusuk 50 cm. Loop kemudian diputar dengan 60 putaran/sekon. Tentukan
besar induksi magnetik yang diperlukan untuk menghasilkan GGL induksi
maksimum sebesar 270 V!
4. Perhatikan gambar!
33
Batang OP yang panjangnya 40 cm berputar dengan frekuensi 4
Hz di dalam medan magnetik 0,3 T. Tentukan besar GGL induksi yang
terjadi pada batang konduktor OP!
1.
34
BAB III
Δt ΔΦ ε N
35
Δt ΔΦ ε N bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini
menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang
ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jarum
galvanometer. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan
arah medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi
bersifat mengurangi garis gaya itu.
Δt ΔΦ ε N.
36
4.1 Menggerakkan magnet masuk keluar kumparan
4.2 Memutar magnet di depan kumparan
4.3 Memutus mutus arus pada kumparan primer yang didekatnya
terdapat kumparan sekunder
4.4 Mengalirkan arus listrik bolak balik pada kumparan primer yang di
dekatnya terdapat kumparan sekunder. Arah arus listrik induksi.
4.5 Arah arus lisrik induksi dapat ditentukan dengan hukum Lenz : Arah
arus listrik induksi sedemikian rupa sehingga melawan perubahan
medan magnet yang ditimbulkan.
37
tetap.Generator AC sering disebut alternator.Arus listrik yang
dihasilkan berupa arus bolak-balik. Ciri generator (AC)
menggunakan cincin ganda. Generator-generator arus DC, arus yang
dihasilkan berupa arus searah.ciri generator DC menggunakan cincin
belah (komutator).
Jadi, generator AC dapat diubah menjadi generator DC
dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah komutator.
Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub-
kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan.
Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan magnet. Kedua
ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat
ada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang
berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian
generator yang tidak bergerak disebut stator.
38
medan magnetPada kedudukan kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda.
Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun
perlahan – lahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke
posisi semula hingga membentuk sudut 360o.
39
bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-
alat pemanas.
7. Generator AC
ε = B.A.ω.N.sinθ
ε = ε max sin θ
40
7.3 mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak
ke dalam kumparan.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah
sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak.Jika magnet
tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada
kumparan.Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel
yang menghubungkan kedua ujung kumparan.lampu tersebut akan dilalui
arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan
makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).
8. Generator DC
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC.
Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini
disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah
(komutator).
9. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC)
dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut
rotor.Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada
cincin yang digunakan.Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin
yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).Cincin
ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar
Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri
menghasilkan arus bolak-balik.Adapun, pada dinamo arus bolak-balik
menggunakan cincin ganda (dua cincin).Alat pembangkit listrik arus bolak
balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda.
41
Tenaga yang digunakan untuk memutar rotoradalah roda
sepeda.Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar.Akibatnya,
timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik
mengalir.Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau
kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang
dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang.
GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda
dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan
diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
10. Prinsip Kerja Dinamo
Bagian utama dynamo adalah
1) Sebuah kumparan.
2) Sebuah cincin geser
3) Sikat
4) Magnet
Sedangkan langkah-langkah kerja dinamo adalah sebagai berikut:
1) Sebuah kumparan berputar dalam medan magnet
2) Tiap – tiap ujung kawat dihubungkan dengan sebuah “cincin geser”
3) Cincin geser tersebut menempel sebuah sikat
4) Bila kumparan diputar maka dalam kumparan itu timbul GGL AC.
GGL AC ini menimbulkan arus AC di dalam rangkaian dynamo
Dinamo arus searah pada prinsipnya sama dengan motor arus searah.
Jadi dinamo arus searah dapat dipakai sebagai motor arus searah.
Demikian pula sebaliknya.
12. Transformator
42
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan
listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan
6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik yang disediakan PLN 220 V.
Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik yang
sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai di
rumah tegangan listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah cara mengubah
tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC disebut transformator (trafo). Trafo memiliki dua terminal,
yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output
terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah
dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan
diperoleh pada terminal output.Prinsip kerja transformator menerapkan
peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus
AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet).
Karena arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya
magnet. Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan
sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi
perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi
pada kumparan sekunder.Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah
arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.
Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-
lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang
dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan
dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban sebagai tegangan keluaran (output).
43
sebagai penurun tegangan. Dengan demikian, transformator (trafo)
dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC.
Trafo ini memiliki ciri – ciri :
1) Jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan
sekunder
2) Tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder
3) Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder
44
sebagai Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku
persamaan berikut.
𝑰𝒔 𝑽𝒑 𝑵𝒑
= =
𝑰𝒑 𝑽𝒔 𝑵𝒔
Efisiensi :
𝑷.𝑰𝒏 𝑽𝒑 . 𝑰𝒑
𝞰= 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷.𝑶𝒖𝒕 𝑽𝒔 . 𝑰𝒔
Dengan:
Vp = Tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = Tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Ip = Kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = Kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
14. EfisiensiTransformator
pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu
timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada
kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada
kumparan sekunder.Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya
sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo
ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya
sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder
dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi
trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η. Besar efisiensi trafo dapat
dirumuskan sebagai berikut.
45
trafo.Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti besi. Pada inti besi
digulung dua lilitan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder
16.2 Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya
berubah-ubah pula. Perubahan medan magnet ini menginduksi
tegangan bolakbalik pada kumparan sekunder. Dari sebuah
percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1) Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan
tegangan sekunder, Vs sama dengan perbandingan antara
jumlah lilitan primer, Np, dan lilitan sekunder, Ns.
2) Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat
arus sekunder, Is, sama dengan perbandingan jumlah
lilitan sekunder dengan lilitan primer.
Ada dua hal perlu dipahami untuk transformator ini, yaitu:
1) Transformator hanya digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan arus bolak-balik (AC) dan tidak
untuk arus searah (DC).
2) Transformator tidak dapat memperbesar daya listrik yaitu
tidak dapat memperbesar banyaknya daya yang masuk ke
dalam transformator tersebut.
46
diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu
langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar.
Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah
tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada
beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya,
adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
17.1 Power supply (catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan
tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down
yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa
tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
17.2 Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus
listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang
ditambah dengan penyearah arus.Fungsi penyearah arus adalah
mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
47
18. Induktor
Sebuah Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya dan digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk
memproses arus bolak-balik. Kemampuan induktor untuk menyimpan
energi magnet ditentukan oleh Induktansinya, dalam satuan “Henry (H)”.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat
didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Sebuah inductor
yang ideal memiliki induktansi, tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Untuk memperbesar induktansi , didalam kumparan
disisipkan bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut
elektromagnet. Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif
terhadap arus DC.
48
magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah
gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui
kumparan tersebut.
1. Sebuah trafo step down memiliki tegangan primer 300 volt dan tegangan
sekunder 100 volt. Jika kuat arus pada lilitan primer 1 A, berapakah kuat arus
pada lilitan sekundernya?
Pembahasan :
49
Diketahui :𝑉𝑝 = 300 volt 𝐼𝑝 = 1 A
𝑉𝑠 = 100 volt
Ditanya : 𝐼𝑠 = ?
𝑉𝑝 𝐼
Jawab : = 𝐼𝑠
𝑉𝑠 𝑝
300 𝐼𝑠
=
100 1
300 × 1
𝐼𝑠 = = 3 𝐴.
100
3. Diketahui efisiensi transformator adalah 60%. Jika daya keluaran pada trafo
tersebut 300 Watt, berapakah daya masukannya?
Diketahui : 𝜂 = 60%
𝑃𝑠 = 300 𝑤𝑎𝑡𝑡
Ditanya : 𝑃𝑝 = ?
𝑃𝑠
Jawab :𝜂= × 100 %
𝑃𝑝
300
60 % = × 100 %
𝑃𝑝
300
𝑃𝑝 = × 10
6
= 500 watt
50
4. Sebuah transformator dengan tegangan primer 220 V, tegangan sekunder 24
V berarus primer 0,3 A. Jika efisiensi transformator 80%, tentukan arus
sekundernya!
Diketahui : 𝜂 = 80% 𝑉𝑠 = 24 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑝 = 220 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐼𝑝 = 0,3 A
Ditanya : 𝐼𝑠 = ?
𝑃𝑠
Jawab :𝜂= × 100 %
𝑃𝑝
𝑉𝑠 ×𝐼𝑠
80 % = × 100 %
𝑉𝑝 ×𝐼𝑝
24×𝐼𝑠
80% = × 100%
220×0,3
24×𝐼𝑠
66= × 100 %
80%
66= 24 x 𝐼𝑠 x 1,25
𝐼𝑠 = 2,2 A
Diketahui :
L = 2,5 H
I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A
I2 = 0
Δt = 0,4 s
Ditanya : ε =…?
Pembahasan :
∆𝑙 5. 10−2
𝜀𝑠 = -L = −2,5 [0 − ] = (−2,5)(−0,25) = 0,31 𝑉𝑜𝑙𝑡
∆𝑡 0,4
51
20. Latihan Soal aaaaaaaaaaa
52
`
53
PENUTUP
6. Simpulan
1.1 Arus listrik timbul karena adanya perpindahan muatan dari potensial
tinggi ke potensial rendah.
1.2 Kelistrikan dan kemagnetan merupakan dua fenomena alam yang
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
1.3 Dengan listrik suatu benda dapat dijadikan magnet dan sebaliknya
dengan bantuan magnet energi listrik dibangkitkan.
1.4 Hubungan listrik dan magnet dirumuskan oleh Maxwell dengan
metode integral dan diferensial.
1.5 Besarnya gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
1.5.1 Kuat medan magnet ( T )
1.5.2 Kuat arus listrik ( A )
1.5.3 Panjang kawat ( m )
1.6 Induksi magnetik dapat diterapkan dalam penggunaan Transformator
dan Dinamo
2. Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya
penulisan lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam
membuat makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi,
sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih efektif.
Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat
sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat
hendaknya.
54
DAFTAR PUSTAKA
1. _____https://books.google.co.id/books?id=XNqGOjExWu8C&p
g=PA195&lpg=PA195&dq=induksi+magnetik+materidosen&sou
rce=bl&ots=rG0Gm1NRgQ&sig=X7mNDxOUqNHTm-
XrUyAeS56XchM&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwiIpID_v9reA
hXFiHAKHYG4BoYQ6AEwCXoECAIQAQ#v=onepage&q&f=
false
2. _____http://fluks-magnetik.blank.web.id/id3/963-849/Fluks-
magnetik_27852_fluks-magnetik-blank.html
3. Young, Hugh D & Freedman, Roger A.2001. Fisika Universitas.
Jakarta : Penerbit Erlangga
4. Gioncoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta :
Penerbit Erlangga
5. Hayt, William H & Buck, John A. 2006 . Elektromagnetika Edisi
ketujuh. Jakarta : Penerbit Erlangga
6. Kodir, Abdul. 2003. Mesin Induksi. Jakarta : Penerbit Djambatan
7. Shen, Liang Chi. 1990. Aplikasi Elektromagnetik Jilid 2 Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
8. Edminister, Joseph A. 1984. Seri Buku Schaum Teori dan Soal –
soal Elektromagnetika. Jakarta : Penerbit Erlangga
9. Alonso, Marcello & Fin, Edward J. 1994. Dasar – dasar Fisika
Universitas Jilid 2 Edisi II. Jakarta : Penerbit Erlangga
10. ____https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-rumus-
gaya-lorentz-beserta-contohnya-secara-lengkap/
11. ____https://www.gurupendidikan.co.id/induksi-elektromagnetik-
pengertian-penerapan-dan-rumus/
12. ____http://fisikazone.com/gaya-lorentz-gaya-magnetik/
13. ____https://www.studiobelajar.com/gaya-lorentz/
14. ____http://www.fisikasekolah.com/2016/11/medan-magnet-
solenoida-dan-toroida.html
15. ____https://www.pinterpandai.com/fluks-magnetik-contoh-soal-
jawaban/
55