Anda di halaman 1dari 56

M

MAKALAH FISIKA LISTRIK DAN


MAGNET

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. DEGA PRASTYO UTAMA (2018-71-156)


2. ARMANSA DITO PRATAMA (2018-71-144)
3. AULIA RAHMADANI (2018-71-137)
4. HAFIZH MA’ARIF SETADI (2018-71-152)
5. BELGIS AMARILLA (2018-71-151)
6. MUHAMMAD LUTHFIANSYAH (2018-71-148)
7. JA’FAR JAMIELLE H (2018-71-132)
8. ANDI ALVIRA AULIAH (2018-71-134)
9. SYAHRUL NOER MAHENDRA (2018-71-125)
10. MUH FACHRUL SIDIQ (2018-71-121)
11. ABDULLAH FAIQ (2018-71-139)
DAFTAR ISI
Pendahuluan

Latar belakang

BAB I. Gaya Dalam Medan Magnet

1. Gaya Lorentz
1.1 Pengertian Gaya Lorentz

1.2 Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet


1.3 Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik
1.4 Kaidah Pemutaran Sekrup
1.5 Momen Kopel dalam Medan Magnet
1.6 Contoh soal
1.7 Latihan soal

BAB II. Sumber Dalam Medan Magnet


1. Huku Biot – Savart
1.1 Pengertian Hukum Biot – Savart
1.2 Medan Magnet diantara Dua Konduktor Sejajar
2. Hukum Ampere
2.1 Pengertian Hukum Ampere
3. Medan Magnet dalam Solenoida
3.1 Pengertian Solenoida
4. Medan Magnet dalam Toroida
5. Fluks Magnet
5.1 Hukum Faraday
5.2 Hukum Lenz
5.3 Hukum Henry
6. Fluks Magnetik
7. Penjelasan Fluks Magnetik
8. Fluks Magnetik yang melalui Bidang Tertutup
9. Fluks Magnetik yang melalui Bidang Terbuka

1
10. Perbandingan dengan Fluks Listrik
11. Contoh Soal
12. Latihan Soal

BAB III Penerapan Induksi Elektromagnetik


1. Terjadinya Induksi Elektromagnetik
2. Penyebab Timbulnya GGL Induksi
3. Faktor – faktor yang Menentukan Besar GGL
4. Cara Menimbulkan GGL Induksi
5. Aplikasi Induksi Elektromagnetik
6. Prinsip Kerja Generator
7. Generator AC
8. Generator DC
9. Dinamo
10. Prinsip Kerja Dinamo
11. Dinamo Arus Searah
12. Transformator
13. Transformator Ideal
14. Efisiensi Transformator
15. Prinsip Kerja Transformator
16. Prinsip Kerja Transformator adalah sebagai berikut
17. Penggunaan Transformator
18. Induktor
19. Contoh Soal
20. Latihan Soal

Penutup
1. Simpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

2
PENDAHULUAN

3
1. Latar Belakang

Listrik dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital.


Dengan adanya transformator keperluan listrik pada tegangan yang
sesuai dapat terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik diperlukan kuda.
Kuda akan membawa pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski.
Seandainya transformator belum ditemukan, berapa ekor kuda yang
diperlukan untuk penerangan sebuah kota. Jika ada pembangkit listrik dekat
rumah, coba kita perhatikan. Pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari
permukiman penduduk. Untuk membawa energy listrik, atau lebih dikenal
transmisi daya listrik, diperlukan kabel yang sangat panjang. Kabel yang
demikian dapat menurunkan tegangan. Karena itu diperlukan alat yang dapat
menaikkan kembali tegangan sesuai keperluan. Dan kita pasti melihat tabung
berwarna biru yang dipasang pada tiang listrik. Alat tersebut adalah
transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan.

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu


medan magnet. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang
mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud
magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir
semuanya adalah magnet buatan.

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan
kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan
magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.

Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik


lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam
mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet.
Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik
yang rendah oleh magnet.

4
BAB I

5
GAYA DALAM MEDAN MAGNET

1. Gaya Lorentz
1.1 Pengertian Gaya Lorentz
Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik. Gaya
Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan akibat adanya muatan listrik yang
bergerak atau karena adanya arus listrik yang mengalir dalam suatu medan
magnet [1]. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat
arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada (B).

F
B

θ
l I

θ θ

Gaya magnet atau gaya lorentz merupakan besaran vector. Arahnya


dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu
jari sebagai arah I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz
sesuai dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat
arus I, induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ
terhadap I akan memenuhi persamaan berikut.

F = B . I . l sin θ
Keterangan :
F = Gaya lorentz ( Newton )
B = Kuat medan magnet ( Tesla )
I = Kuat arus listrik ( Ampere )
l = Panjang kawat ( meter )
θ = Besar sudut ( ˚ )
Arah Gaya Lorentz

6
1.2 Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet

Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v


pada suatu medan magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan
mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan
: F = q.v.B sin θ
Keterangan :
F = Gaya lorentz ( Newton )
q = Muatan listrik ( Coulomb )
v = Kecepatan muatan ( m/s )
B = Kuat medan magnet ( Tesla )
θ = Besar sudut antara B dan v ( ˚ )
Lintasan yang ditempuh oleh partikel bermuatan :

7
1.2.1 Garis lurus
Kecepatan sejajar medan magnet ( v // B ) θ = 0˚
F=0 terjadi gerak lurus beraturan (GLB)

1.2.2 Lingkaran
Kecepatan tegak lurus medan magnet ( v | B) θ = 90˚
F=B.q.v terjadi gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

R=mv
Bq

Keterangan :
R = Jari – jari lintasan ( m )
m = Massa partikel ( Kg )
v = Kecepatan partiket ( m/s )
B = Kuat medan magnet ( T )
q = Muatan partikel ( C )

1.2.3 Spiral ( Heliks )


Kecepatan tidak sejajar dan tidak tegak lurus medan magnet
0˚ < θ < 90˚
F = B . q . v sin θ Terjadi gerak spiral ( heliks )

1.3 Gaya Lorentz pada Kawat Sejajar yang Berarus Listrik


Jika ada dua buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan
sejajar berdekatan pada sebuah medan magnet akan mengalami gaya
Lorentz berupa gaya tarik menarik apabila arus listrik pada kedua kawat
tersebut searah dan gaya tolak menolak apabila arus listrik pada kedua
kawat tersebut berlawanan arah. Berikut ilustrasinya :

8
Gambar 1.3 Gaya lorentz pada kawat sejajar yang berarus listrik

Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak di antara dua


kawat sejajar yang berarus listrik dan terpisah sejauh a dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :

F1 = F2 = F = µO I1 I2
l
2∏ a

Keterangan :
F1 = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)
F2 = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 2 (Newton)
I1 = kuat arus yang mengalir pada kawat 1 (Ampere)
I2 = kuat arus yang mengalir pada kawat 2 (Ampere)
µO = permeabilitas vakum (4π x 10-7 Wb/Am)
l = panjang kawat (m)

a = jarak antar kedua kawat (m)

1.4 Kaidah Pemutaran Sekrup


Jika sekrup diputar dari I ke B searah dengan arah jarum jam maka
arah gaya lorentz ke bawah. Sebaliknya, jika diputar dari I ke B dengan
arah berlawanan arah jarum jam maka akan mengahasilkan gaya lorentz
ke arah atas.

9
Gambar 1.4 Kaidah Pemutaran Sekrup

1.5 Momen Kopel dalam Medan Magnet


Bila suatu kawat penghantar berbentuk kumparan dengan luas
penampang A, jumlah lilitan N. dialiri arus I dan berada dalam induksi
magnetik B. maka terjadi momen kopel sebesar:
= N . I . B . A sin θ
Keterangan:
= Momen Kopel ( Nm )
N = Jumlah lilitan
I = Kuat Arus ( A )
B = Kuat Medan Magnet ( T )
A = Luas Penampang Kumparan ( m2 )
θ = Sudut antara Bidang Normal dengan Medan Magnet

10
Satuan induksi magnetik :
1.5.1 MKS : Wb/m2 atau Maxwell/m2 atau Tesla
1.5.2 CGS : Gauss atau Oersted
1 Gauss = 1 Oersted = 10-4 Wb/m²

1.6 Contoh Soal aaaaaaaaaaa


1. Jika terdapat Sebuah Kawat dengan Panjang sebesar 4 meter yang
telah dialiri oleh Arus Listrik sebesar 25 Ampere. Maka Kawat
tersebut akan berada didalam pengaruh Medan Magnet sebesar 0.06
Telsa yg akan membentuk Sudut 30 Derajat terhadap Kawat. Maka
hitunglah Besarnya Gaya Lorentz yg bekerja di Kawat tersebut ?

Penyelesaian

Diketahui :

I = 25 Ampere

l = 4 meter

B = 0.06 Telsa

θ = 30˚

Jawaban :

F = B I l Sin θ

F = 0.06 x 25 x 4 sin 30º

F=3N

11
2. Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10−19 C bergerak dengan
kecepatan 5 x 105 m/s melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti
gambar berikut.

Tentukan :

a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet


b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron

Penyelesaian
Diketahui :

q = 1,6 x 10-19 C

v = 5 x 105 m/s

B = 0,8 T

Jawaban :

a) F = B . q . v

F = (0,8) (5x105) (1,6x10-19)

F = 6,4 x 10-14 N

b) 4 jari = arah medan magnet

ibu jari = arah gerak muatan

telapak tangan = arah gaya magnetik → jika muatan berjenis


positif
punggung tangan = arah gaya magnetik → jika muatan berjenis
negatif

12
Jika diketahui dua kutub magnet maka arah medan magnet adalah
dari kutub utara (U) menuju kutub selatan (S) dan karena elektron
adalah muatan negatif, maka arah gaya yang bekerja sesuai arah
punggung tangan yaitu keluar bidang baca.

3. Seutas kawat lurus dialiri arus sebesar 15 A dengan arah ke kanan. 8


mm dari kawat bergerak sebuah muatan positif sebesar 0,4 C dengan
arah sejajar kawat dengan kelajuan 5 x 103 m/s.

Tentukan besar gaya magnetik yang bekerja pada muatan dan arahnya!

Penyelesaian

Diketahui :

I = 15 A

a = 8mm = 8x10-3m

q = 0,4 C

v = 5 x 103 m/s

Jawaban :

Lebih dahulu cari besar medan magnet yang dihasilkan oleh kawat
lurus pada jarak 8 mm:

13
𝜇0 𝐼
B=
2𝜋𝑎

(4𝜋 𝑥 10−7 ) ( 15 )
B=
(2𝜋) ( 8 𝑥 10−3 )

B = 15/4 x 10-4 T

F = B . q . v Sin 90 o

F = (15/4 x 10-4 ) ( 0,4 ) ( 5 x 103)(1) = 0,75 N

Arah gaya sesuai kaidah tangan kanan adalah ke atas (mendekati


kawat).

4. Dua buah muatan masing-masing q1 = 2q dan q2 = q dengan massa


masing-masing m1 = m dan m2 = 2 m bergerak dengan kelajuan yang
sama memasuki suatu medan magnet homogen B. Tentukan
perbandingan jari-jari lintasan yang dibentuk muatan q dan 2q!

Penyelesaian

Diketahui :

q1 = 2q

q2 = q

m1 = m2

m2 = 2m

Jawaban :

Gaya sentripetal dari gerak kedua muatan berasal dari gaya magnetic

14
𝑚 . 𝑣2
B.q.v=
𝑟

𝑚. 𝑣
r=
𝐵. 𝑞

𝑟1 𝑚2 . 𝑞1 (2𝑚)(2𝑞) 4
= = =
𝑟2 𝑚1 . 𝑞2 (𝑚)(𝑞) 1

5. Sebuah muatan Q bergerak dengan kelajuan 2 x 104 m/s memasuki


suatu daerah yang mengandung medan magnet B dan medan listrik E.
Jika muatan tersebut tidak terpengaruh baik oleh gaya magnet maupun
gaya listrik tentukan nilai perbandingan kuat medan magnet dan kuat
medan listrik di tempat tersebut!

Penyelesaian

Diketahui :

v = 2x104 m/s

B=B

E=E

Jawaban :

B.q.v=q.E

B / E = 1 / ( 2x104 )

B / E = 0,5 x 10-4 TC / N

15
1.7 Latihan Soal aaaaaaaaaaa

1. Sebuah partikel alpha (m = 6,4×10–27 kg, q = 3,2×10–19 C) bergerak


tegak lurus terhadap medan magnet B yang arahnya masuk bidang
gambar. Jika B = 0,2 T dan kecepatan partikel 3×105 m/s, maka jari-jari
lintasannya adalah...

2. Dua kawat sejajar panjang sama 1 m dan dialiri arus listrik dengan arah
yang sama. Berapakah gaya lorentz yang dialami oleh kedua kawat......

3. Partikel bermuatan q bergerak dengan kelajuan tetap memasuki medan


magnetik dan medan listrik secara tegak lurus (medan listrik tegak lurus
medan magnetik). Apabila besar induksi magnetik 0,2 T dan kuat
medan listrik 6 x 104 V/m, maka kelajuan gerak partikel adalah....

4. Dua kawat sejajar dialiri arus listrik seperti tampak pada gambar. Jika
µ0 = 4π × 10-7 Wb/Am, maka besar dan arah gaya magnetik persatuan
panjang yang dialami kedua kawat adalah ….

5. Perhatikan gambar berikut ! Seutas kawat berada diantara dua magnet


yang memiliki besar induksi magnetik 0,02 Tesla. Jika besar kuat arus
yang mengalir pada kawat adalah 5 A,

Tentukan :
a) Besar gaya magnetik yang bekerja pada kawat sepanjang 10 cm
b) Arah gaya magnetik dengan acuan arah mata angin pada gambar

16
BAB II

SUMBER MEDAN MAGNET

1. Hukum Biot – Savart

1.1 Pengertian Hukum Biot – Savart

Jean-Babtiste Biot (1774-1862) dan Felix Savart (1791-1841)


melakukan banyak percobaan mengenai gaya yang diberikan oleh arus
listrik pada magnet di dekatnya. Mereka menemukan suatu persamaan
matematika yang memberikan nilai medan magnet pada suatu titik dalam
ruang dengan bentuk arus yang menghasilkan medan tersebut.
Pengamatan-pengamatan ini disimpulkan dalam persamaan matematika
yang sekarang dikenal sebagai Hukum Biot-Savart

𝝁 𝑰 𝒅𝒔 𝒙 𝒓
𝜺𝒅𝑩 = 𝟒𝝅𝟎 Dimana 𝜇0 merupakan konstanta yang disebut
𝒓𝟐

permeabilitas ruang bebas:

𝝁𝟎= 4𝝅 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 𝑻 𝒎⁄𝑨

Untuk mendapatkan medan magnet total B, kita harus menjumlahkan


kontribusi dari semua elemen arus I ds yang membentuk.

𝝁𝟎 𝑰 𝒅𝒔 𝒙 𝒓̂
𝑩= ∫
𝟒𝝅 𝒓𝟐

Hukum Biot-Savart menjelaskan medan magnet dari elemen arus


terisolasi pada suatu titik, tetapi keberadaan elemen arus terisolasi seperti
itu tidak sama seperti keberadaan suatu muatan listrik yang terisolasi.
Elemen arus harus merupakan bagian dari distribusi arus yang lebih luas

17
karena kita harus memiliki rangkaian lengkapnya agar muatan dapat
mengalir. Jadi, hukum Biot-Savart hanya merupakan langkah pertama
dalam menghitung medan magnet, ini harus diikuti oleh integrasi di
seluruh distribusi arus.

Untuk menentukan arah B adalah dengan menggenggam kawat


dengan tangan kanan, menempatkan ibu jarinya sepanjang arah arus. Arah
genggaman keempat jari lainnya adalah arah medan magnetnya. Garis-
garis medan magnet yang ditunjukkan tidak memiliki awal maupun akhir.
Garis tersebut membentuk putaran (loop) tertutup. Ini merupakan
perbedaan besar antara garis-garis medan magnet dan garis-garis medan
listrik, yang dimulai dari muatan positif dan berakhir di muatan negatif.
Perhatikan bahwa garis-garis medan magnetnya membentuk lingkaran
mengelilingi kawat.

1.2 Medan Magnet di antara Dua Konduktor Sejajar

Dua konduktor berarus mengeluarkan gaya magnetik pada


masing-masing. Gaya seperti itu dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendefinisikan ampere dan coulumb.

Persamaan gaya magnetik pada panjang 𝑙 dari kawat 𝐼 adalah

𝑭 = 𝑩𝒙𝑰𝒙𝒍 oleh karena 𝐼 sejajar terhdap 𝐵, maka besar 𝑭 = 𝑩𝒙𝑰𝒙𝒍

l 𝐼1

B2
F1

𝐼2

18
𝐹𝐵 𝜇0 𝐼1 𝐼2
=
𝑙 2𝜋𝑎

Keterangan :
F = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak pada kawat 1 (Newton)
I1 = kuat arus yang mengalir pada konduktor 1 (Ampere)
I2 = kuat arus yang mengalir pada konduktor 2 (Ampere)
µO = permeabilitas vakum (4π x 10-7 Wb/Am)
𝒍 = panjang kawat (m)

a = jarak antar kedua kawat (m)

B = Kuat Medan Magnet ( T )

Gaya diantara kedua kawat sejajar digunakan untuk


mendefinisikan ampere sebagai berikut :

1.2.1 Ketika besar nilai gaya per satuan panjang di antara dua kawat
panjang sejajar yang membawa arus identik dan terpisahkan
sejauh 1 m adalah 2 x 10-7 N/m, arus dalam setiap kawat
didefinisikan sebagai 1 A.

Satuan Internasional (SI) untuk muatan, yaitu coulomb,


didefinisikan dalam ampere :

1.2.2 Ketika sebuah konduktor membawa arus tunak 1 A, besarnya


muatan yang mengalir melalui penampang silang konduktor
tersebut dalam waktu 1 s adalah 1 C.

19
2. Hukum Ampere
2.1 Pengertian Hukum Ampere

Penemuan Oersted pada tahun 1819 mengenai pembelokan jarum


kompas telah mendemonstrasikan bahwa sebuah konduktor yang berarus

menghasilkan medan magnet.

Jumlah hasil kali B ds sepanjang lintasan tertutup, yang ekuivalen


dengan integral garis dari 𝐵. 𝑑𝑠 adalah:

𝝁𝟎 𝑰
∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩 ∮ 𝒅𝒔 = = 𝝁𝟎 𝑰
𝟐𝝅𝒓

Dimana ∮ 𝒅𝒔 = 𝟐𝝅𝒓 adalah keliling lintasan lingkarannya.


Walaupun hasil ini dihitung untuk kasus khusus, yaitu lintasan lingkaran
yang mengelilingi kawat, ini dapat juga digunakan untuk lintasan tertutup
berbentuk apapun (suatu loop amperian) yang mengelilingi arus yang
berada dalam suatu rangkaian tidak terputus.

Kasus umumnya, yang dikenal sebagai Hukum Ampere, dapat


dinyatakan sebagai berikut :

Integral dari 𝑩. 𝒅𝒔 di sekeliling lintasan tertutup manapun sama


dengan 𝜇0 𝐼 dimana I adalah arus tunak total yang melewati permukaan
mana pun yang dilingkupi oleh lintasan tertutupnya.
𝑩. 𝒅𝒔 = 𝝁𝟎 𝑰

20
3. Medan Magnet dari Solenoida

3.1 Pengertian Solenoida

Sebuah solenoida adalah seutas kawat panjang yang berbentuk


heliks. Dengan konfigurasi ini, medan magnet yang homogen dapat
dihasilkan dalam ruang yang dikelilingi oleh lilitan-lilitan kawat yang

akan kita sebut sebagai bagian dalam selenoida ketika selenoida dialiri
arus.

Gambar 3.1a Ilustrasi Solenoida

Ketika lilitannya tepat, setiap lilitan dianggap (secara pendekatan)


sebagai loop lingkaran dan medan magnetnya merupakan jumlah vektor
dari medan yang dihasilkan oleh semua lilitan. Garis-garis medan magnet
jika lilitannya rapat dan solenoidanya memiliki panjang yang terhingga.
Distribusi garis medan ini serupa dengan garis medan pada magnet batang.
Jadi salah satu ujung selenoida berperilaku seperti kutub utara magnet dan
ujung yang berlawanan sebagai kutub selatan magnet.

21
Gambar 3.1b Luas Penampang Solenoida

Gambar di atas menunjukkan luas penampang longitudinal


sebagian dari selenoida seperti itu yang membawa arus I. Dalam kasus ini,
medan magnet luarnya mendekati nol dan medan magnet dalamnya
homogen pada suatu volume yang besar.

Persamaan kuantitatif pada bagian dalam medan magnet selenoida


ideal berdasarkan Hukum Ampere :

∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = ∫ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩 ∫ 𝒅𝒔 = 𝑩. 𝒍

Hukum Ampere yang diterapkan pada lintasan menghasilkan :

∮ 𝑩. 𝒅𝒔 = 𝑩. 𝒍 = 𝝁𝟎 𝑵𝒍

𝑵
𝑩 = 𝝁𝟎 𝒍 𝑰 = 𝝁𝟎𝒏𝒍

Keterangan :

B = Kuat medan magnet ( T )

µO = permeabilitas vakum (4π x 10-7 Wb/Am)

I = Kuat arus listrik ( A )

𝒍 = Panjang solenoida

N = Jumlah lilitan

22
Persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik di dekat pusat
(yaitu yang jauh dari ujung) dari selenoida yang sangat panjang. Pada
ujung selenoida yang sangat panjang, besar medannya adalah setengah
besar besar medan di pusat selenoida.

4. Medan Magnet dari Toroida


Toroida mempunyai kesamaan dengan solenoida. Sebuah kawat
dipintal menjadi sebuah kumparan, hanya saja kumparan tersebut tidak berada
dalam keadaan lurus tetapi dibuat melingkar menyerupai sebuah donat yang
dililiti kawat. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar toroida di bawah ini.

Faktor yang mempengaruhi kuat medan magnetik dalam Toroida


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah lilitan, kuat arus, jejari efektif
toroida, dan bahan yang disisipkan kedalam toroida. Secara matematis medan
magnetik dipusat toroida dapat dituliskan.

𝑵. 𝑰
B pusat = µo 𝟐𝝅.𝒓𝒆𝒇

Keterangan :
B pusat = Kuat medan magnet di pusat ( T )
µo = Permeabilitas udara ( 4π x 10-7 Wb/mA)
N = Jumlah lilitan
I = Kuat arus listrik ( A )
𝑹𝟏+𝑹𝟐
r.ef = = Jari – jari toroida ( m )
𝟐

23
5. Fluks Magnet

Fluks magnet adalah perubahan pada medan magnet. Fluks magnet


dihasilkan dari perkalian antara medan magnet (B) dengan luas bidang (A)
yang saling tegak lurus. Fluks magnet dapat dinyatakan dengan

Ф=B.A

Rumus diatas adalah fluks magnet dimana medan magnetnya tegak


lurus dengan luas bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi membentuk sudut,
maka besar fluks magnetnya dikalikan cosinus sudutnya

Ф = B . A Cos θ

5.1 Hukum Faraday

Hukum Faraday menyatakan bahwa jika jumlah fluks magnet yang


memasuki suatu kumparan berubah, maka pada ujung-ujung kumparan
akan timbul GGL (gaya gerak listrik) induksi. Besarnya GGL induksi ini
bergantung pada laju perubahan fluks magnet dan banyaknya lilitan
kumparan. GGL induksi tersebut dapat dihitung secara matematis dengan
rumus:

∆Ф
∈ = −𝑵 ∆𝒕

Keterangan :

∈ = GGL Induksi ( V )

N = Jumlah lilitan kumparan

∆Ф
= Laju perubahan fluks magnet
∆𝒕

24
Tanda delta ( mengungkapkan perubahan. Jadi, ( )
adalah perubahan fluks magnet terhadap perubahan waktunya, sehingga
disebut sebagai laju perubahan fluks.

5.2 Hukum Lenz

Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi akan muncul pada


arah yang sedemikian rupa sehingga arah induksi menentang perubahan
yang dihasilkan. Jadi, arah arus induksi yang terjadi dalam suatu
penghantar menimbulkan medan magnet yang saling bertolak-belakang
dengan penyebab perubahan medan magnet tersebut.

Tanda minus pada persamaan Faraday diatas menunjukkan bahwa


GGL (epsilon) yang terbentuk memiliki arah yang bertolak belakang
dengan fluks magnet (Ф).

5.3 Hukum Henry

Hukum Henry menyatakan bahwa apabila arus liktrik yang


mengalir pada suatu penghantar berubah terhadap waktu, maka pada
penghatar tersebut akan terjadi GGL induksi diri yang dirumuskan dengan

𝒅𝑰
∈ = −𝑳 𝒅𝒕

dimana:

Є = GGL Induksi diri ( V )

L = Induktansi diri ( H )

𝒅𝑰
= Perubahan arus per satuan waktu
𝒅𝒕

Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu
kumparan dimana terjadi perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang
dirumuskan dengan:

25
𝑵Ф
𝑳= 𝑰

dimana:

N = Jumlah lilitan

Ф = Fluks magnet ( Wb )

I = Kuat arus ( A )

6. Fluks Magnetik

Fluks magnetik (sering disimbolkan Φm), adalah ukuran atau


jumlah medan magnet B yang melewati luas penampang tertentu, misalnya
kumparan kawat (hal ini sering pula disebut “kerapatan medan magnet”).
Satuan fluks magnetik dalam Satuan Internasional adalah weber (Wb) (Weber
merupakan satuan turunan dari volt-detik). Sedang satuan
menggunakan sistem CGS adalah maxwell.

Dalam fisika, gaya gerak magnet adalah besaran yang muncul pada
persamaan fluks magnetik dalam rangkaian magnetik, dikenal juga dengan
nama Hukum Hopkinson. Besaran ini merupakan karakteristik benda tertentu
yang dapat memunculkan medan magnetik:

F=Ф.R

dengan Φ adalah fluks magnetik dan R adalah reluktansi rangkaian.


Dapat dilihat bahwa gaya gerak magnet serup dengan
tegangan V dalam Hukum Ohm:

V = I . R.

Di mana :

26
1) I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere ( I ).
2) V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt ( V ).
3) R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm ( Ω ).

Gaya gerak listrik, emf (= perbedaan potensial listrik/tegangan antara


kutub-kutub sumber listrik) adalah pemicu fluks magnetik dalam rangkaian
magnetik:

6.1 ℱ = NI

dengan N adalah jumlah lilitan kawat dan


I adalah arus listrik melewati rangkaian

6.2 ℱ = ΦR

dengan Φ adalah fluks magnetik dan


R adalah reluktansi

6.3 ℱ = HL

dengan H adalah gaya magnet (kekuatan magnetizing field) dan


L adalah panjang rata-rata solenoid pada toroida

7. Penjelasan Fluks Magnetik

Fluks magnetik yang melalui bidang tertentu sebanding dengan


jumlah medan magnet yang melalui bidang tersebut. Jumlah ini termasuk
pengurangan atas medan magnet yang berlawanan arah. Jika medan magnet
seragam melalui bidang dengan tegak lurus, nilai fluks magnetik didapat dari
perkalian antara medan magnet dan luas bidang yang dilaluinya. Fluks

27
magnetik yang datang dengan sudut tertentu diperoleh
menggunakan perkalian titik antara medan magnet dan vektor luas a.

Фm = B . a = B . a Cos θ (B medan magnet seragam melalui bidang


datar)

dimana θ adalah sudut datang B menurut vektor a (vektor a adalah


vektor normal, yaitu tegak lurus dengan bidang).

Umumnya, fluks magnetik yang melalui bidang S dinyatakan


sebagai integral dari medan magnet atas luas bidang.

Фm = ∬ 𝑩 . 𝒅𝑺

di mana adalah fluks magnetik, B adalah medan magnet, S adalah


luas bidang, tanda “.” menunjukkan operasi perkalian titik, dan dS adalah
vektor infinitesimal (kecil tak berhingga), yang magnitudonya adalah elemen
luas diferensial dari S, yang arahnya adalah tegak lurus bidang.

Fluks magnetik biasanya diukur dengan fluksmeter. Alat ini berisi


kumparan dan rangkaian yang mampu menghitung fluks magnetik
berdasarkan pada perubahan tegangan yang disebabkan oleh perubahan
medan magnet yang melalui kumparan di dalam alat ini.

8. Fluks magnetik yang melalui bidang tertutup

Hukum Gauss untuk magnetisme, yang merupakan satu dari


empat Persamaan Maxwell, menyatakan bahwa jumlah fluks magnetik yang
melalui bidang tertutup sama dengan nol. (“bidang tertutup” adalah bidang
yang melingkupi suatu ruang tanpa celah.) Dengan kata lain, hukum Gauss
untuk magnetisme menyatakan:

28
Ф𝒎 = ∬ 𝑩 . 𝒅𝑺 = 𝟎

untuk setiap bidang tertutup S.

9. Fluks magnetik yang melalui bidang terbuka

Jika fluks magnetik yang melalui bidang terututp selalu berjumlah nol,
fluks magnetik yang melalui bidang terbuka tidak selalu nol dan nilai ini
sangat penting dalam teori elektromagnetisme. Contohnya, perubahan fluks
magnetik yang melalui kumparan kawat akan menimbulkan Gaya gerak
listrik (GGL), yang kemudian menyebabkan adanya arus listrik, dalam
kumparan. Perhitungannya diberikan melalui Hukum Faraday:

𝒅Ф𝒎
ε = ∮ 𝝏𝜮(𝒕)( 𝑬 (𝒓, 𝒕 ) + 𝒗 𝒙 𝑩 ( 𝒓, 𝒕 )) . 𝒅𝒍 = − 𝒅𝒕

di mana:

ε adalah GGL ( V )

Φm adalah fluks yang melewati bidang terbuka yang dibatasi oleh kurva ∂Σ(t),

∂Σ(t) adalah kurva tertutup yang berubah sejalan dengan waktu; GGL timbul
di sekitar kurva ini, dan merupakan batas bidang di mana Φm berada,

dℓ adalah elemen vektor infinitesimal dari kurva ∂Σ(t),

v adalah kecepatan dalam dℓ ( m/s )

E adalah medan listrik ( N/C )

B adalah medan magnet ( T )

GGL yang timbul dalam persamaan di atas ditentukan dengan dua


cara: pertama, sebagai jumlah usaha yang dilakukan tiap satuan muatan untuk

29
melawan Gaya Lorentz supaya muatan dapat (cenderung) bergerak sepanjang
kurva ∂Σ(t), dan kedua, sebagai fluks magnetik yang melalui bidang
terbuka Σ(t). Persamaan ini merupakan prinsip dasar pembuatan generator
listrik.

10. Perbandingan dengan fluks listrik

Bertolak belakang dari fluks magnetik, Hukum Gauss tentang medan


listrik, juga merupakan salah satu dari empat Persamaan Maxwell, adalah:

𝑸
ФE = ∬𝑺 𝑬 . 𝒅𝑺 = ∈𝟎

dimana :

E adalah Medan listrik,

S adalah sembarang bidang tertutup,

Q adalah jumlah muatan listrik di dalam bidang S,

ϵ0 adalah konstanta listrik (konstanta umum, sering disebut pula


“permitivitas” ruang).

Perlu diperhatikan bahwa jumlah fluks listrik yang melalui bidang


tertutup tidak selalu nol; hal ini menandakan adanya monopole kelistrikan,
yaitu muatan listrik dapat bernilai negatif saja atau positif saja.

30
11. Contoh Soal aaaaaaaaaaa

1. Suatu generator menghasilkan tegangan GGL induksi sebesar Ɛ. Jika


generator tersebut kumparannya dirubah sehingga jumlah lilitannya
menjadi dua kali lipat dari semula, dan laju fluksnya menjadi tiga kali
semula, besar perbandingan GGL sekarang dan GGL mula – mula
adalah.....

pembahasan:
Ditanyakan: Ɛ1 : Ɛ2

𝑑𝜑
𝜀1 = 𝐸 = −𝑁
𝑑𝑡

𝑑𝜑 d𝜑
𝜀1 = 𝐸 = −2𝑁 (3 ) = −6N( )
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Ɛ1 : Ɛ2 = 1 : 6

2. Sebuah kumparan diletakkan pada medan magnetik homogen. Dalam


waktu 30 detik terjadi perubahan fluks sehingga GGL menjadi ε1. Jika
dalam waktu 20 sekon terjadi perubahan fluks yang sama sehingga GGL
yang dihasilkan adalah ε2, maka perbandingan ε1 dan ε2 adalah ….

Pembahasan :

GGL pada kumparan dapat ditentukan dengan persamaan / rumus


Hukum faraday sebagai berikut.

Ɛ = - N [ΔΦ/Δt]

Berdasarkan persamaan di atas, GGL berbanding terbalik dengan


perubahan waktu sehingga perbandingan antara ε1 dan ε2 dapat ditentukan
melalui perhitungan sebagai berikut:

31
Jadi, perbandingan antara ε1 dan ε2 adalah 2:3

3. Kumparan kawat luasnya A terdiri dari N lilitan. Kumparan tersebut


berputar dengan kecepatan sudut ω dalam medan magnet homogen yang
memiliki rapat fluks magnetnya B sehingga menghasilkan GGL induksi
maksimum ε. jika GGL maksimum menjadi 6 kali semula, maka ….

Pembahasan :

GGL induksi maksimum dirumuskan dengan persamaan

Ɛ = NBAω sinωt

GGL maksimum menjadi 6 kali semula jika ω diperbesar 2 kali


dan A diperbesar 3 kali. Apabila dituliskan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut.

𝜀1 𝑁𝐵𝐴1 𝜔1
=
𝜀2 𝑁𝐵𝐴2 𝜔2

𝜀1 𝐴1 𝜔1
=
𝜀2 3𝐴2 2𝜔2

𝜀2 = 6𝜀

4. sebuah bidang datar yang berada dalam medan magnetik membentuk


sudut 60° dengan arah magnet. Jika fluks yang menembus bidang tersebut
0,9 miliWeber dan luas bidang tersebut 3 cm2, tentukan besar medan
magnetnya!

Pembahasan :

B = φ . A . cos Ө = 0,9 . 10-3 . 3 . 10-6 . ½ = 1,35 . 10-9 Tesla

5. Besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kumparan berubah dari
10 Ampere menjadi 1 Ampere dalam waktu 0,4 detik. Jika GGL induksi
yang terjadi 45 V, tentukan induktansi kumparannya!

32
Pembahasan :

ΔI = 10 – 1 = 9Ampere

Δt = 0,4 detik

Ɛ = 45 V

13. Latihan Soal aaaaaaaaaaa

1. Sebuah induktor dengan induktansi diri 0,2 H dialiri arus yang besarnya
bertambah menurut persamaan I = (2t3 + t2 -2t + 1) A. Tentukan GGL
induksi yang timbul pada saat t = 1 s !

2. Besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kumparan berubah dari
10 Ampere menjadi 1 Ampere dalam waktu 0,4 detik. Jika GGL induksi
yang terjadi 45 V, tentukan induktansi kumparannya!

3. Sebuah generator listrik terdiri dari sebuah loop persegi 10 lilitan dengan
rusuk 50 cm. Loop kemudian diputar dengan 60 putaran/sekon. Tentukan
besar induksi magnetik yang diperlukan untuk menghasilkan GGL induksi
maksimum sebesar 270 V!

4. Perhatikan gambar!

33
Batang OP yang panjangnya 40 cm berputar dengan frekuensi 4
Hz di dalam medan magnetik 0,3 T. Tentukan besar GGL induksi yang
terjadi pada batang konduktor OP!

5. Perhatikan gambar berikut!

Kawat AB terletak pada medan magnet 0,5 T. Bila kawat digeser


ke kanan dengan kecepatan 4 m/s, tentukan besar GGL induksi yang
terjadi dan arah arusnya!

1.

34
BAB III

PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

1. Terjadinya induksi elektromagnetik

Ketika magnet kita tarik keluar, jarum galvanometer menyimpang


kearah sebaliknya. Menyimpangnya jarum galvanometer menunjukkan bahwa
ketika magnet bergerak memasuki dan keluar dari kumparan, pada ujung-ujung
kumparan timbul beda potensial yang menyebabkan timbulnya arus listrik pada
kumparan. Beda potensial yang ditimbulkan disebut ggl induksi Berbedanya
arah penyimpangan jarum galvanometer pada saat magnet masuk dan keluar
dari kumparan menunjukkan bahwa arus yang timbul adalah arus bolak-balik
(AC). Arus bolak balik adalah arus yang besar dan arahnya berubah-ubah tiap
satuan waktu. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir
dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik

2. Penyebab timbulnya ggl induksi

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam


kumparan, jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan
bertambah banyak

Δt ΔΦ ε  N

Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksi


pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan
arus listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus induksi
dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet yang
ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam kumparan
bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi
garis gaya itu.

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam


kumparan, jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan

35
Δt ΔΦ ε  N bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini
menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang
ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jarum
galvanometer. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan
arah medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi
bersifat mengurangi garis gaya itu.

kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan,


jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah
banyak

Δt ΔΦ ε  N.

Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksi


pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan
arus listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus induksi
dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet yang
ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam kumparan
bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi
garis gaya itu.

3. Faktor faktor yang menentukan besar ggl


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:
3.1 Kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan
medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar.
3.2 Banyaknya lilitan Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi
yang timbul juga semakin besar.
3.3 Kekuatan magnet Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL
induksi yang timbul juga semakin besar

4. Cara menimbulkan GGL Induksi:

36
4.1 Menggerakkan magnet masuk keluar kumparan
4.2 Memutar magnet di depan kumparan
4.3 Memutus mutus arus pada kumparan primer yang didekatnya
terdapat kumparan sekunder
4.4 Mengalirkan arus listrik bolak balik pada kumparan primer yang di
dekatnya terdapat kumparan sekunder. Arah arus listrik induksi.
4.5 Arah arus lisrik induksi dapat ditentukan dengan hukum Lenz : Arah
arus listrik induksi sedemikian rupa sehingga melawan perubahan
medan magnet yang ditimbulkan.

5. Aplikasi Induksi Elektromagnetik


5.1 Penerapan Induksi Elektromagnetik
Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk
energi gerak menjadi energi listrik.Induksi elektromagnetik
digunakan pada pembangkit energi listrik.Pembangkit energi listrik
yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan
dinamo.Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan
magnet. Kumparan atau magnet yang berputar menyebabkan
terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi
pada kumparan.
Energi mekanik yang diberikan generator dan dinamo
diubah ke dalam bentuk energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan
GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan pola yang
berulang secara periodik.
5.2 Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah
(DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan
generator DC memutar kumparan di dalam medan magnet

37
tetap.Generator AC sering disebut alternator.Arus listrik yang
dihasilkan berupa arus bolak-balik. Ciri generator (AC)
menggunakan cincin ganda. Generator-generator arus DC, arus yang
dihasilkan berupa arus searah.ciri generator DC menggunakan cincin
belah (komutator).
Jadi, generator AC dapat diubah menjadi generator DC
dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah komutator.
Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub-
kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan.
Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan magnet. Kedua
ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat
ada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang
berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian
generator yang tidak bergerak disebut stator.

Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar


dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0
derajat), belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL
induksi Pada saat kumparan berputar perlahan-
lahan, arus dan GGL beranjak naik sampai kumparan
membentuk sudut 90 o .
Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan
nilai maksimum.Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus
dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan mem bentuk sudut 180
derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet,
maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.

Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik


lagi dengan arah yang berlawanan. Pada saat membentuk sudut
270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah

38
medan magnetPada kedudukan kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda.
Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun
perlahan – lahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke
posisi semula hingga membentuk sudut 360o.

6. Prinsip Kerja Generator


Bagian utama generator adalah:
6.1 Magnet
Untuk generator pembangkit tenaga listrik yang besar biasanya
menggunakan lebih dari satu magnet yang berputar.Magnet yang
digunakan biasanya magnet listrik.
6.2 Rotor
Rotor adalah bagian generator yang berputar.
6.3 Stator
Stator adalah bagian generator yang tidak berputar.Arus yang
ditimbulkan oleh generator juga arus bolak-balik.

Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan


pada sepeda.Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan
lampu.Caranya ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar)
dihubungkan ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi perubalian energi
gerak menjadi energi listrik. Generator (dinamo) merupakan alat yang
prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama
kali ditemukan oleh Michael Faraday.
Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang
mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.energi kinetik pada
generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun.Berdasarkan arus
yang dihasilkan.Generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu
generator AC dan generator DC.Generator AC menghasilkan arus bolak-
balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC).Baik arus

39
bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-
alat pemanas.

7. Generator AC
ε = B.A.ω.N.sinθ

GGL induksi akan maksimum jika θ = 90o atau sin θ = 1 , sehingga :

ε max = B.A.ω.N , sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

ε = ε max sin θ

ε = GGL induksi (Volt); εmax= GGL induksi maksimum (volt)

N = jumlah lilitan kumparan; B = induksi magnet (T);

A=luas bidang kumparan (m2)

ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s); t = waktu (s); θ = ω.t = sudut (o)

Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap),


kumparan (solenoida).cincin geser, dan sikat. Pada generator.perubahan
garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam
medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser,
perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu,
arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC.
Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang
disusun seri dengan kedua sikat. Sebagaimana percobaan Faraday, GGL
induksi yang ditimbulkan oleh generator AC dapat diperbesar dengan
cara:
7.1 memperbanyak lilitan kumparan,
7.2 menggunakan magnet permanen yang lebih kuat.

40
7.3 mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak
ke dalam kumparan.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah
sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak.Jika magnet
tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada
kumparan.Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel
yang menghubungkan kedua ujung kumparan.lampu tersebut akan dilalui
arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan
makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).

8. Generator DC
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC.
Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini
disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah
(komutator).

9. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC)
dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut
rotor.Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada
cincin yang digunakan.Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin
yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator).Cincin
ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar
Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri
menghasilkan arus bolak-balik.Adapun, pada dinamo arus bolak-balik
menggunakan cincin ganda (dua cincin).Alat pembangkit listrik arus bolak
balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda.

41
Tenaga yang digunakan untuk memutar rotoradalah roda
sepeda.Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar.Akibatnya,
timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik
mengalir.Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau
kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang
dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang.
GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda
dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan
diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
10. Prinsip Kerja Dinamo
Bagian utama dynamo adalah
1) Sebuah kumparan.
2) Sebuah cincin geser
3) Sikat
4) Magnet
Sedangkan langkah-langkah kerja dinamo adalah sebagai berikut:
1) Sebuah kumparan berputar dalam medan magnet
2) Tiap – tiap ujung kawat dihubungkan dengan sebuah “cincin geser”
3) Cincin geser tersebut menempel sebuah sikat
4) Bila kumparan diputar maka dalam kumparan itu timbul GGL AC.
GGL AC ini menimbulkan arus AC di dalam rangkaian dynamo

11. Dinamo Arus Searah


Dinamo arus bolak-balik dapat diubah menjadi dinamo arus searah
dengan menggunakan cincin belah atau komutator seperti pada motor
listrik

Dinamo arus searah pada prinsipnya sama dengan motor arus searah.
Jadi dinamo arus searah dapat dipakai sebagai motor arus searah.
Demikian pula sebaliknya.

12. Transformator

42
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan
listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan
6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik yang disediakan PLN 220 V.
Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik yang
sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai di
rumah tegangan listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah cara mengubah
tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC disebut transformator (trafo). Trafo memiliki dua terminal,
yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output
terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah
dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan
diperoleh pada terminal output.Prinsip kerja transformator menerapkan
peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus
AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet).
Karena arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya
magnet. Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan
sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi
perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi
pada kumparan sekunder.Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah
arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.

Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-
lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang
dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan
dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban sebagai tegangan keluaran (output).

12.1 Macam-Macam Transformator


Apabila tegangan terminal output lebih besar daripada
tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai
penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal output lebih
kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi

43
sebagai penurun tegangan. Dengan demikian, transformator (trafo)
dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC.
Trafo ini memiliki ciri – ciri :
1) Jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan
sekunder
2) Tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder
3) Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder

Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk


menurunkan tegangan AC.
Trafo ini memiliki ciri – ciri :
1) Jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan
sekunder
2) Tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder
3) Kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder

13. Transformator Ideal


Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya
lilitan.Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan.Makin banyak
jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin besar.Hal ini berlaku untuk
lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan
sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder
dirumuskan Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang
menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan
primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan sekunder.
Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer dan
sekunder dirumuskan Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh
rumus Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer
dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan

44
sebagai Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku
persamaan berikut.
𝑰𝒔 𝑽𝒑 𝑵𝒑
= =
𝑰𝒑 𝑽𝒔 𝑵𝒔

Efisiensi :
𝑷.𝑰𝒏 𝑽𝒑 . 𝑰𝒑
𝞰= 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷.𝑶𝒖𝒕 𝑽𝒔 . 𝑰𝒔

Dengan:
Vp = Tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = Tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Ip = Kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = Kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)

14. EfisiensiTransformator
pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu
timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada
kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada
kumparan sekunder.Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya
sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo
ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya
sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder
dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi
trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η. Besar efisiensi trafo dapat
dirumuskan sebagai berikut.

15. Prinsip Kerja Transformator (Trafo)


Transformator adalah sebuah alat untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan arus bolak balik. Transformator sering disebut

45
trafo.Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti besi. Pada inti besi
digulung dua lilitan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder

16. Prinsip kerja tranformator adalah sebagai berikut.


16.1 Kumparan primer dihubungkan kepada sumber tegangan yang
hendak diubah besarnya. Karena tegangan primer itu tegangan bolak-
balik, maka besar dan arah tegangan itu berubah-ubah.

16.2 Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya
berubah-ubah pula. Perubahan medan magnet ini menginduksi
tegangan bolakbalik pada kumparan sekunder. Dari sebuah
percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1) Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan
tegangan sekunder, Vs sama dengan perbandingan antara
jumlah lilitan primer, Np, dan lilitan sekunder, Ns.
2) Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat
arus sekunder, Is, sama dengan perbandingan jumlah
lilitan sekunder dengan lilitan primer.
Ada dua hal perlu dipahami untuk transformator ini, yaitu:
1) Transformator hanya digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan arus bolak-balik (AC) dan tidak
untuk arus searah (DC).
2) Transformator tidak dapat memperbesar daya listrik yaitu
tidak dapat memperbesar banyaknya daya yang masuk ke
dalam transformator tersebut.

17. Penggunaan Transformator


Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step
down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN
yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan
kebutuhan.Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220
V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk

46
diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu
langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar.
Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah
tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada
beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya,
adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
17.1 Power supply (catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan
tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down
yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa
tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
17.2 Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus
listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang
ditambah dengan penyearah arus.Fungsi penyearah arus adalah
mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.

Transmisi daya listrik jarak jauh Pembangkit listrik biasanya


dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik
kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi
daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen
yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu
dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up.
Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang
panjang menuju konsumen.Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk
tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan
220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan
menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan
diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan
dapat dikurangi dan kawat penghantaryang diperlukan dapat lebih kecil
serta harganya lebih murah.

47
18. Induktor
Sebuah Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya dan digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk
memproses arus bolak-balik. Kemampuan induktor untuk menyimpan
energi magnet ditentukan oleh Induktansinya, dalam satuan “Henry (H)”.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat
didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Sebuah inductor
yang ideal memiliki induktansi, tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya. Untuk memperbesar induktansi , didalam kumparan
disisipkan bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut
elektromagnet. Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif
terhadap arus DC.

18.1 Fungsi Induktor


Induktor berfungsi sebagai:
1) Tempat terjadinya gaya magnet
2) Pelipat tegangan
3) Pembangkit getaran
4) Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
5) Menahan arus bolak – balik / ac
6) Meneruskan arus searah
7) Sebagai Filter
8) Sebagai penalaan

18.2 Terjadin ya Medan magnet


18.2.1 Induktansi searah
Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau kumparan
yang dibuat dari kabel yang digulung, akan terjadi garis –
garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan

48
magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah
gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui
kumparan tersebut.

Gambar 18.2.1 Induktor yang terhubung sumber tegangan DC

18.2.2 Induktansi bolak – balik


Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain
dan salah satu kumparan ( L1 ) diberi arus listrik AC, pada L1
akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akana melalui
kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan EMF (
Elektro Motorive Force) pad kumparan L2. Efek ini disebut
induksi timbal balik. Biasanya ada dalam transformator daya.

Gambar 18.2.2 Induktor yang terhubung sumber tegangan AC

19. Contoh Soal aaaaaaaaaaa

1. Sebuah trafo step down memiliki tegangan primer 300 volt dan tegangan
sekunder 100 volt. Jika kuat arus pada lilitan primer 1 A, berapakah kuat arus
pada lilitan sekundernya?

Pembahasan :

49
Diketahui :𝑉𝑝 = 300 volt 𝐼𝑝 = 1 A
𝑉𝑠 = 100 volt
Ditanya : 𝐼𝑠 = ?
𝑉𝑝 𝐼
Jawab : = 𝐼𝑠
𝑉𝑠 𝑝

300 𝐼𝑠
=
100 1
300 × 1
𝐼𝑠 = = 3 𝐴.
100

2. Suatu trafo step up memiliki jumlah kumparan primer dan sekundernya


masing-masing 100 lilitan dan 200 lilitan. Jika trafo tersebut dihubungkan
dengan tegangan masukan dari listrik PLN sebesar 220 volt. Berapakah
tegangan pada lilitan sekundernya?

Diketahui :𝑁𝑝 = 100 lilitan 𝑉𝑝 = 220 Volt


𝑁𝑠 = 200 lilitan
Ditanya : 𝐼𝑠 = ?
𝑉𝑝 𝑁𝑝
Jawab :𝑉 =
𝑠 𝑁𝑠
220 100
= 200
𝑉𝑠
220 ×200
𝑉𝑠 = = 440 𝑉𝑜𝑙𝑡.
100

3. Diketahui efisiensi transformator adalah 60%. Jika daya keluaran pada trafo
tersebut 300 Watt, berapakah daya masukannya?

Diketahui : 𝜂 = 60%
𝑃𝑠 = 300 𝑤𝑎𝑡𝑡
Ditanya : 𝑃𝑝 = ?
𝑃𝑠
Jawab :𝜂= × 100 %
𝑃𝑝

300
60 % = × 100 %
𝑃𝑝

300
𝑃𝑝 = × 10
6

= 500 watt

50
4. Sebuah transformator dengan tegangan primer 220 V, tegangan sekunder 24
V berarus primer 0,3 A. Jika efisiensi transformator 80%, tentukan arus
sekundernya!
Diketahui : 𝜂 = 80% 𝑉𝑠 = 24 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑝 = 220 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐼𝑝 = 0,3 A

Ditanya : 𝐼𝑠 = ?
𝑃𝑠
Jawab :𝜂= × 100 %
𝑃𝑝

𝑉𝑠 ×𝐼𝑠
80 % = × 100 %
𝑉𝑝 ×𝐼𝑝

24×𝐼𝑠
80% = × 100%
220×0,3
24×𝐼𝑠
66= × 100 %
80%

66= 24 x 𝐼𝑠 x 1,25
𝐼𝑠 = 2,2 A

5. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut dialiri


arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri kumparan
apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?

Diketahui :
L = 2,5 H
I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A
I2 = 0
Δt = 0,4 s
Ditanya : ε =…?
Pembahasan :
∆𝑙 5. 10−2
𝜀𝑠 = -L = −2,5 [0 − ] = (−2,5)(−0,25) = 0,31 𝑉𝑜𝑙𝑡
∆𝑡 0,4

51
20. Latihan Soal aaaaaaaaaaa

1. Sebuah transformator memiliki tegangan primer 220 volt. Jika transformator


menghasilkan tegangan sekunder 8 V, efisiensi trafo 80%, dan kuat arus 2 A maka
kuat arus primernya adalah...
2. Perbandingan jumlah lilitan kawat kumparan primer dan sekunder sebuah
transformator adalah 1:4. Tagangan dan kuat arus masukannya masing-masing 10
V dan 2 A. Jika daya rata-rata yang berubah menjadi kalor pada transformator
adalah 4 W dan tegangan keluarannya 40 V, maka kuat arus keluarannya bernilai?
3. Sebuah trafo mempunyai 300 lilitan primer dan 150 lilitan sekunder. Bila trafo
tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan 200 Volt, tentukan besar tegangan
yang keluar dari trafo!
4. Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang
kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah induktansi induktor!
5. Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lilitan. Panjang
kumparan 5 cm dengan luas penampang 1 cm2. Hitunglah energi yang tersimpan
dalam induktor bila kuat arus yang mengalir 2 A!

52
`

53
PENUTUP
6. Simpulan
1.1 Arus listrik timbul karena adanya perpindahan muatan dari potensial
tinggi ke potensial rendah.
1.2 Kelistrikan dan kemagnetan merupakan dua fenomena alam yang
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
1.3 Dengan listrik suatu benda dapat dijadikan magnet dan sebaliknya
dengan bantuan magnet energi listrik dibangkitkan.
1.4 Hubungan listrik dan magnet dirumuskan oleh Maxwell dengan
metode integral dan diferensial.
1.5 Besarnya gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
1.5.1 Kuat medan magnet ( T )
1.5.2 Kuat arus listrik ( A )
1.5.3 Panjang kawat ( m )
1.6 Induksi magnetik dapat diterapkan dalam penggunaan Transformator
dan Dinamo

2. Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya
penulisan lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam
membuat makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi,
sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih efektif.
Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat
sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat
hendaknya.

54
DAFTAR PUSTAKA
1. _____https://books.google.co.id/books?id=XNqGOjExWu8C&p
g=PA195&lpg=PA195&dq=induksi+magnetik+materidosen&sou
rce=bl&ots=rG0Gm1NRgQ&sig=X7mNDxOUqNHTm-
XrUyAeS56XchM&hl=ban&sa=X&ved=2ahUKEwiIpID_v9reA
hXFiHAKHYG4BoYQ6AEwCXoECAIQAQ#v=onepage&q&f=
false
2. _____http://fluks-magnetik.blank.web.id/id3/963-849/Fluks-
magnetik_27852_fluks-magnetik-blank.html
3. Young, Hugh D & Freedman, Roger A.2001. Fisika Universitas.
Jakarta : Penerbit Erlangga
4. Gioncoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta :
Penerbit Erlangga
5. Hayt, William H & Buck, John A. 2006 . Elektromagnetika Edisi
ketujuh. Jakarta : Penerbit Erlangga
6. Kodir, Abdul. 2003. Mesin Induksi. Jakarta : Penerbit Djambatan
7. Shen, Liang Chi. 1990. Aplikasi Elektromagnetik Jilid 2 Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
8. Edminister, Joseph A. 1984. Seri Buku Schaum Teori dan Soal –
soal Elektromagnetika. Jakarta : Penerbit Erlangga
9. Alonso, Marcello & Fin, Edward J. 1994. Dasar – dasar Fisika
Universitas Jilid 2 Edisi II. Jakarta : Penerbit Erlangga
10. ____https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-rumus-
gaya-lorentz-beserta-contohnya-secara-lengkap/
11. ____https://www.gurupendidikan.co.id/induksi-elektromagnetik-
pengertian-penerapan-dan-rumus/
12. ____http://fisikazone.com/gaya-lorentz-gaya-magnetik/
13. ____https://www.studiobelajar.com/gaya-lorentz/
14. ____http://www.fisikasekolah.com/2016/11/medan-magnet-
solenoida-dan-toroida.html
15. ____https://www.pinterpandai.com/fluks-magnetik-contoh-soal-
jawaban/

55

Anda mungkin juga menyukai