Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung
dan tidak langsung secara cermat, teliti dan obyektif.
Besaran Dan Satuan 4). Angka nol yang terletak dibelakang angka
No Besaran Satuan Dimensi bukan nol bukan angka penting kecuali jika
m diberi tanda khusus. Contoh : 2500 memiliki 2
1 Panjang et [L] AP dan 25000 memiliki 4 AP
er 5). Angka nol yang terletak di depan angka bukan
ki nol bukan angka penting. Contoh : 0,0210
lo memiliki 3 AP
2 Massa gr [M] Aturan Berhitung dengan Angka Penting
a 1. Hasil penjumlahan
m atau pengurangan bilangan penting hanya
se boleh memiliki satu angka taksiran
k 2. Hasil perkalian atau
3 Waktu [T]
o pembagian bilangan- bilangan penting,
n sebanyak bilangan penting yang memiliki
a angka penting paling sedikit
m 3. Hasil perkalian atau
4 Arus Listrik p [I] pembagian bilangan antara bilangan penting
er dan bilangan eksak, memiliki angka penting
e sebayak bilangan penting itu
k 4. Hasil memangkatkan
el atau menarik akar dari bilangan penting,
5 Suhu [θ]
vi memiliki angka penting sebanyak bilangan
n penting tersebut.
m Vektor
6 Jumlah Zat [N]
ol Dari gambar vektor berikut untuk melakukan
k penjumlahan dan pengurangan terlebih dahulu kita
a uraikan terhadap komponen X dan komponen Y.
n
7 Intensitas Cahaya [J]
d
el
a
Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah alat
yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
sebuah benda secara sangat teliti (dalam ukuran
mm). Dari penguraian vektor kita dapatkan:
Terhadap sumbu X : - F1 cos dan F2 cos
Terhadap sumbu X : F1 sin dan F2 sin
Penjumlahan antar F1 dan F2
Pada sumbu X : FX = - F1 cos + F2 cos
Pada sumbu Y : FY = F1 sin + F2 sin
FR = √F X 2+ F Y 2
Pengurangan antar F1 dan F2
Pada sumbu X : FX = - F1 cos - F2 cos
Pada sumbu Y : FY = F1 sin - F2 sin
FX + FY 2
2
Angka Penting (AP)
FR = √
Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri dari Batas besar resultan dua buah vektor.
angka pasti dan angka taksiran disebut angka Besar resultan terbesar jika kedua vektor searah,
penting. terkecil jika kedua vektor berlawanan arah. Secara
matematis ditulis :
1). Semua angka yang bukan nol adalah angka
penting. Contoh: 12,25 memiliki 4 AP v 1+ v 2 ≤ R ≤| v 1 − v 2 |
2). Semua angka nol yang terletak di antara Besar dan arah resultan vektor :
angka-angka bukan nol adalah angka R= R 2 +R
penting. Contoh : 105,06 memiliki 5 AP Besar Resultan :
√ X y2
3). Angka nol yang terletak di belakang angka
bukan nol dan di belakang tanda desimal RX
adalah angka penting. Contoh : 45,0600 tan α =
memiliki 6 AP Arah Resultan RY
2. Perhatikan tabel berikut ini ! penting, luas lantai tersebut adalah …(Ebtanas
No Besaran Satuan Dimensi 2006)
1 Momentum Kg. ms –1
[M] [L] [T] –1 A. 65 m2
2 Gaya Kg. ms –2
[M] [L] [T] –2 B. 65,5 m2
3 Daya Kg. ms –3
[M] [L] [T] –3 C. 65,572 m2
Dari tabel di atas yang mempunyai satuan dan D. 65,6 m2
dimensi yang benar adalah besaran nomor … E. 66 m2
(Ebtanas 2003) Pembahasan :
A. 1 saja 12,61 = 4 AP
B. 1 dan 2 saja 5,2 = 2 AP
C. 1, 2 dan 3 Hasil perkalian = 2 AP (aturan berhitung 2)
D. 1 dan 3 saja Jawab : E
E. 2 dan 3 saja 6. Panjang sebatang paku diukur dengan jangka
Pembahasan : sorong ternyata 58,90 mm. Jika hasil pengukuran
Momentum = massa x kecepatan tersebut ditulis dengan sistem eksponensial
Satuan = Kg.ms-1 adalah .... (Ebtanas, 1986)
Dimensi = [M] [L] [T] –1 A. 5,890 X 101 mm
Gaya = massa x percepatan B. 5,89 X 101 mm
Satuan = Kg.ms-2 C. 5,9 X 101 mm
Dimensi = [M] [L] [T] –2 D. 5,890 X 102 mm
Daya = usaha : waktu E. 5,89 X 102 mm
Satuan = Kg.ms-2. m . s-1 Pembahasan :
Dimensi = [M] [L] 2 [T] –3 58,90 = 4 AP
Jawab : B Jawab : A
3. Seorang siswa mengukur tebal kayu dengan 7. Yang bukan besaran vektor di antara besaran –
menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan besaran berikut ini adalah .... (Sipenmaru, 1986)
pada gambar. Hasil pengukuran tersebut adalah …. A. kecepatan
A. 6,44 cm B. kelajuan
B. 6,34 cm C. gaya
C. 4,84 cm D. perpindahan
D. 4,74 cm E. percepatan
E. 4,73 cm Pembahasan :
Pembahasan : Jawab : B (cukup jelas)
Skala utama : 4,7 8. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing
Skala nonius: skala 4 berimpit skala utama besarnya 15 N dan 9 N, bertitik tangkap sama dan
Hasil pengukuran = 4,74 cm saling mengapit sudut 60°, nilai resultan dari kedua
Jawab : D vector tersebut ... (Ebtanas 2006)
4. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng A. 15 N
dengan menggunakan mikrometer sekrup, B. 20 N
ditunjukkan oleh gambar di bawah, tentukan besar C. 21 N
dari diameter kelereng tersebut! (Ebtanas 2006) D. 24 N
A. 4,78 mm E. 30 N
B. 5,28 mm Pembahasan :
C. 5,70 mm F R =√ F 12+ F 22 +2 F 1 F 2 cos α
D. 8,50 mm ¿ √ 152+ 92 +2 .15 . 9 cos 600
E. 9,28 mm
Pembahasan : ¿ √ 32 (52 +32 +15)
Skala utama = 4,5 ¿ 3 √ 49 = 21 N
Skala geser = 0,28 Jawab : C
Hasil pengukuran = 4,78 cm 9. Perhatikan vektor vektor yang besar dan arahnya
Jawab : A terlukis pada kertas berpetak seperti pada gambar
5. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai di samping. Jika panjang satu petak adalah satu
adalah 12,61 m dan 5,2 m. Menurut aturan angka
newton (N), maka besar resultan kedua vektor Pembahasan :
adalah .... (Ebtanas, 1990)
A. 8 N
B. 9 N
C. 10 N
D. 11 N
E. 12 N
Pembahasan :
F1 arah sumbu X : 4 kotak = 4 N
F2 arah sumbu X : 4 kotak = 4 N
FX = 8 N
F2 arah sumbu Y : 6 kotak = 6 N Komponen vektor arah sumbu X
FY = 6 N FX = F1 – F3 cos 450
F R =√ F X2 + F Y 2 =√ 82+ 62=10 N = 30 √ 2 – 80 √ 2
Jawab : C = – 50 √ 2 N
10. Resultan ketiga gaya pada gambar di bawah Komponen vektor arah sumbu Y
adalah …(Ebtanas, 1994) FX = F3 sin 450 – F2
A. 125 N = 80 √ 2 – 30 √ 2
B. 100 N = 50 √ 2 N
C. 75 N F R =√ Σ F X 2 +Σ F Y 2
D. 50 N 2 2
E. 25 N √
¿ (50 √ 2) +(50 √2) =100 N
Jawab : B
2. Memahami gejala alam dan keberaturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda tegar,
kekekalan energi, elastisitas, impuls, dan momentum.
Gerak Lurus Beraturan Persamaan benda jatuh bebas dari ketinggian awal
a =0 ho:
v = kecepatan (tetap) Pers. posisi : ht = ho – ½ g . t 2
v0 = kecepatan awal Pers. kelajuan : vt = g . t = √ 2. g . h
s = jarak/perpindahan 2. h0
s = luas grafik v-t
= v0 . (t2 – t1)
Waktu benda menyentuh tanah : t =
Pembahasan :
F=ma
F = (mI +mII) a
F
a=
(mI + mII )
6 F=ma
¿ =2m s−2
1+ 2 w1 sin – f1 – f2 = (m1+m2) a
F12 = – F21 w1 sin – w1 cos – w2 = (m1+m2) a
F12 = mI a = 1 × 2 = 2 N 1 1
Jawab : C 50 √ 2 – 0,2 × 50 √ 2 – 0,2 × 50 = (5 + 5) a
2 2
8. Dari gambar di bawah diketahui bahwa massa 25√ 2 – 5√ 2 – 10 = 10 a
balok A = 1 kg, massa balok B = 2 kg. Koefisien 20√ 2 – 10 = 10 a
gesekan antara A dan B = 0,4 dan koefisien
a = 2√ 2 – 1
gesekan antara B dengan alasnya = 0,8. Besar
= 1,83 m s-2
Jawab : E
Besaran-besaran fisis terkait dengan gaya gravitasi antar planet
1. Hukum Gravitasi Newton Berat benda di titik B
Gaya tarik-menarik dua benda sebanding wA : wB = RB2 : RA2
perkalian massa keduanya dan berbanding gA
terbalik dengan kuadrat jaraknya. g B= 2
RB
m 1 m2 3. Kecepatan lepas
F=G Kecepatan untuk melepaskan benda dari gaya
r2
gravitasi
2. Kuat medan gravitasi 2G M
g=G 2
M
r
v=√ 2 g R atau v=
√ R
4. Hubungan periode dan jarak (Hukum III Kepler)
Percepatan gravitasi di titik B Hubungan periode planet dengan jarak planet-
gA : gB = RB2 : RA2 matahari
gA
g B= 2 2 π2 R3
RB T =2
GM
T12 : T22 = R13 : R23 T 1 2 R1 3
( ) ( )
T2
=
R2
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Besar gaya gravitasi antara dua benda yang saling berinteraksi adalah ... (Ebtanas 2005)
A. berbanding terbalik dengan massa salah satu benda.
B. berbanding terbalik dengan masing-masing benda.
C. berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda.
D. berbanding lurus dengan jarak kedua benda.
E. berbanding lurus dengan kuadrat jarak kedua benda.
Pembahasan :
Besar gaya gravitasi antara dua benda dirumuskan :
m 1 m2
F=G
r2
Terlihat bahwa besar gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda
Jawab : C
2. Perbandingan massa planet A dan B adalah 2 : 3 gA
sedangkan perbandingan jari-jari planet A dan B g B =
R B2
adalah 1:2. Jika berat benda di planet A adalah w,
RB = 2, maka gB = 1/4 gA
maka berat benda tersebut di planet B adalah …
Jawab :B
(UAN 2011)
A. 3/8 w D. 4/3 w 4. Planet A dan B masing-masing berjarak rata-rata
B. 3/4 w E. 8/3 w sebesar p dan q terhadap matahari. Planet A
C. 1/2 w mengitari matahari dengan periode T. Jika p = 4q
Pembahasan : maka B mengitari matahari dengan periode …
Rumus berat benda adalah : (Ebtanas 2004)
M .m A. T/12 D. T/6
F=G B. T/10 E. T/4
R2 C. T/8
Karena m sama, MB = 3/2 MA, dan RB =2RA, Pembahasan :
maka FB = 3/8 FA (FA = w)
Jawab : A T B 2 RB 3
3. Percepatan gravitasi rata-rata di permukaan bumi
sama dengan a. Untuk tempat di ketinggian R (R
( ) ( )
TA
=
RA
R 2 R
= jari-jari bumi) dari permukaan bumi, memiliki
percepatan gravitasi sebesar …(Ebtanas 1997) ( ) ( )
T B2= B × B ×T A2
RA RA
A. 0,125 a D. 1,000 a R RB q q
B. 0,250 a
C. 0,500 a
Pembahasan :
E. 4,000 a T B= B ×
RA
1 1
√ RA
× T A=
T
4q
×
√
4q
×T
T = × ×T =
B
4 2 8
Jawab : C
Titik berat benda
1. Benda tidak homogen ∑ V x = V 1 x 1 +V 2 x 2 +…
x 0=
x 0=
∑ w x = w1 x1 + w2 x 2 +… ∑V V 1 +V 2 +…
∑w w1 + w2 +… ∑ V y = V 1 y 1 +V 2 y 2 +…
y 0=
y 0=
∑ w y = w1 y 1 +w 2 y 2 +… ∑V V 1 +V 2+ …
∑w w1 +w 2+ … 5. Letak titik berat benda
2. Benda berbentuk garis (satu dimensi)
x 0=
∑ L x = L 1 x 1 + L2 x 2 + …
∑L L1 + L2 + …
y 0=
∑ L y = L1 y 1 + L2 y 2 + …
∑L L1+ L2 +…
3. Benda berbentuk bidang (dua dimensi)
x 0=
∑ A x = A1 x1 + A 2 x 2+ …
∑A A1 + A 2+ …
y 0=
∑ A y = A 1 y 1 + A 2 y 2+ …
∑A A1 + A2 +…
4. Benda berbentuk ruang (tiga dimensi)
Nama Benda Gambar Letak Titik
Berat
a. Benda berbentuk garis
Garis lurus 1
x 0= l
2
b. Benda berbentuk bidang
1
Segitiga
y 0= t
3
Segiempat 1
y 0= l
2
Bidang 4R
setengah
y 0=
3π
lingkaran
4. Gerak Rotasi
t = 0 + t s=r
= 0 t + ½ t2 v=r
t2 = 02 + 2 a=r
Silinder/roda
Silinder I = m r2
berongga
Silinder
Pejal I = ½ m r2
Bola
Bola 2
I = m r2
Berongga 3
Bola Pejal 2
I = m r2
5
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Balok 1 kg ikut bergerak melingkar pada v2
dinding.sebelah dalam sebuah tong yang
berputar dengan koefisien gesek statis 0,4. Jika
B. (
w 1+
gR )
g
jari-jari tong l m kelajuan minimal balok
bersama tong agar tidak terjatuh adalah .... w v2
C.
(SPMB 2001) w+ gR
A. 0,4 m/s v2
B. 4 m/s D. (
w 1−
R )
C. 5 m/s
g
D. 8 m/s
v2
E. 25 m/s
Pembahasan :
E. (
w 1−
gR )
Agar balok tidak jatuh, maka : Pembahasan :
Fy = 0 Perhatikan posisi dan gaya-gaya pada mobil,
fs – W = 0 sehingga berlaku :
Fs = W FS = FY
v2 FS = N – w
m =mg
R v2 v2
gR 10 × 1 100
N=m
R
−w=w 1−
gR ( )
v=
10
√ √
μ
=
−1
0,4
=
4 √ Jawab : E
4. Sebuah benda tegar berputar dengan kecepatan
¿ =5 m s sudut 10 rad/s. Kecepatan linier suatu titik
2
Jarab: C pada benda berjarak 0,5 m dari sumbu putar
2. Sebuah belokan jalan raya memiliki radius 40 adalah … (Ebtanas 2004)
√ 3 m dibuat miring dengan sudut 300,sehingga A. 10 m/s
mobil dengan kelajuan v m/s tidak tergelincir. B. 5 m/s
C. 20 m/s
Besar v tersebut haruslah ….
D. 10,5 m/s
A. 15 m/s
E. 9,5 m/s
B. 20 m/s
Pembahasan :
C. 30 m/s
Perhatikan posisi dan gaya-gaya pada mobil,
D. 50 m/s
sehingga berlaku :
E. 400 m/s
Pembahasan : v=R
Benda tidak bergerak ke atas, sehingga berlaku : = 10 × 0,5 = 5 m s–1
Jawab : B
Fy = 0
5. Pada sebuah benda yang bergerak beraturan
N cos300 – W = 0
dengan lintasan melingkar, kecepatan liniernya
N cos300 = m g
bergantung pada … (Ebtanas 2003)
mg
N= A. massa dan jari-jari lingkaran
cos 30 0 B. massa dan periode
Benda bergerak melingkar: C. massa dan frekuensi
FS = N sin 300 D. periode dan jari-jari lintasan
v2 mg 0 E. kecepatan sudut dan jari-jari lingkaran
m = sin 30
R cos 30 0 Jawab : E (cukup jelas)
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan tentang gerak
1
¿ √ 400=20 m s −1
√
v=√ g R tan 30 2= 10× 40 √ 3 ×
√3
melingkar beraturan berikut:
(1). kecepatan sudut sebanding dengan frekuensi
(2). kecepatan linier sebanding dengan kecepatan
Jawab : B sudut
3. Sebuah jembatan melengkung dengan jari-jari (3). kecepatan sudut sebanding dengan periode
kelengkungan R. Titik pusat kelengkungannya Pernyataan yang benar adalah nomor … (Ebtanas
ada di bawah jembatan itu. Gaya yang 1999)
diakibatkan pada jembatan itu oleh sebuah A. (1)
mobil yang beratnya W yang bergerak dengan B. (1) dan (2)
kecepatan v sewaktu berada di puncak C. (2)
jembatan itu, jika g adalah percepatan gravitasi D. (2) dan (3)
adalah sebesar …. ( UMPTN 2000) E. (3)
Jawab : B (cukup jelas)
v2
A. ( )
w 1+
R
7. Momen inersia sebuah benda yang berotasi
terhadap titik tetap dipengaruhi oleh … (Ebtanas
g 2003)
A. massa benda
B. volume benda A. 4,00 m s–2
C. massa jenis benda B. 1,60 m s–2
D. percepatan sudut rotasi C. 0,64 m s–2
E. kecepatan sudut awal D. 0,16 m s–2
Jawab : A (cukup jelas) E. 0,04 m s–2
8. Berikut ini pernyataan tentang faktor-faktor gerak Pembahasan :
rotasi t = 0 + t
(1). Kecepatan sudut ωt −ω 0 4−0 −2
(2). Letak sumbu rotasi α= = =4 rad s
t 1
(3). Bentuk benda at = r = 0,04 × 4 = 0,16 m s–2
(4). Massa benda Jawab : D
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya 12. Perhatikan gambar di samping. Tiga partikel
momen inersia adalah …(Ebtanas 2002) dengan massa m, 2m, dan 3m dipasang pada
A. (1), (2), (3) dan (4) ujung kerangka yang massanya diabaikan. Sistem
B. (1), (2) dan (3) terletak pada bidang xy. Jika sistem diputar
C. (1), (3) dan (4) terhadap sumbu y, maka momen inersia sistem
D. (2), (3) dan (4) adalah …(Ebtanas 1998)
E. (2) dan (4) saja A. 5 m a
Jawab : D (cukup jelas) B. 7 m a
9. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua C. 5 m a2
buah roda yang dihubungkan dengan sabuk seperti D. 6 m a2
pada gambar di bawah ini Jika jari-jari roda A dua E. 7 m a2
kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan Pembahasan :
sudut roda A dan roda B adalah .... (Ebtanas 2003) I = m1 r12 + m2 r22 m3 r32
A. 4 : 1 = m (2a)2 + 2m (0)2 + 3m (a)2
B. 2 : 1 = 4 m a2 + 0 + 3 m a 2 = 7 m a2
C. 1 : 1 Jawab : E
D. 1 : 2 13. Seorang penari berputar, tangan terentang
E. 1 : 4 sepanjang 160 cm. Kemudian tangan dilipat
Pembahasan : menjadi 80 cm, sepanjang siku, jika kecepatan
vA = vB A RA = B RB sudut putar dari penari itu tetap maka momentum
A : B = RB : RA liniernya ... (Ebtanas 2006)
A : B = 1 : 2 A. tetap
Jawab : D B. menjadi ½ kali semula
10. Seorang anak memutar sebuah batu yang C. menjadi 3/4 kali semula
diikatkan pada ujung seutas tali. Batu diputar D. menjadi 2 kali semula
secara horizontal, seperti gambar di samping. E. menjadi 4 kali semula
Jika laju berputarnya batu dijadikan 2 kali Pembahasan :
semula, maka gaya sentripetalnya menjadi … L1 = I1 1 = m r12 = 1602 m
(Ebtanas 1998) L2 = I2 2 = m r22 = 802 m
A. 6 kali semula L2 = (80/160)2 = (½)2 = ¼ kali semula
B. 5 kali semula Jawab : tidak ada jawaban
C. 4 kali semula 14. Batang AB
D. 3 kali semula massanya dapat
E. 2 kali semula diabaikan. Jika
FR = resultan
Pembahasan : ketiga gaya F1,
v 22 F2 dan F3, maka besar gaya F2
m dan jarak x adalah … (Ebtanas 2001)
Fs2 R
= A. 50 N ke bawah dan 0,5 m di kiri A
Fs1 v 12 B. 50 N ke atas dan 0,5 m di kanan A
m
R C. 50 N ke atas dan 0,75 m di kiri A
v 2 D. 50 N ke bawah dan 0,75 m di kanan A
F s 2= 22 F s 1 E. 50 N ke atas dan 0,2 m di kanan A
v1 Pembahasan :
2
2 FR = F1 + F2 – F3
¿ 2 F s 1=4 F s 1 40 = 10 + F2 – 20
1
Jawab : C F2 = 40 + 10
11. Dari keadaan diam sebuah benda berotasi = 50 N arah ke atas (karena positif)
sehingga dalam waktu 1 sekon benda memiliki A = 0
kecepatan 4 rad s–1. Titik A berada pada benda FR (0) – F1 (1) – F2 (x) + F3 (1,75) = 0
tersebut, berjarak 4 cm dari sumbu rotasinya. 40 (0) – 10 (1) – 50 (x) + 20 (1,75) = 0
Percepatan tangensial rata-rata yang dialami titik 0 – 10 – 50 x + 35 = 0
A adalah … (Ebtanas 1999) 50 x = 25
x = 25/50 = 0,5 m di kanan A
Jawab : B 6 = 0,5 × 5 × 0,2 ×
6 = 0,5
15. Pada gambar di samping besar tegangan tali P = 12 rad s–2
adalah .... (Ebtanas 2006) Jawab : E
A. l00 newton 18. Batang AB massa 2 kg diputar melalui titik A
B. 180 newton ternyata momen inersianya 8 kg.m2. Bila diputar
C. 210 newton melalui titik pusat O (AO = OB), momen
D. 300 newton inersianya menjadi .... (Ebtanas 2008)
E. 400 newton A. 2 kg m2
Pembahasan : B. 4 kg m2
Keseimbangan tiga gaya berlaku rumus : C. 8 kg m2
P w D. 12 kg m2
=
sin 135 sin 1350
0 E. 16 kg m2
Pembahasan :
P w
= Batang diputar di ujung Batang diputar di
sin 135 sin 1350
0
tengah
P=w = 300 N 1 1
I = M L 2 I = M L2
Jawab : D 3 12
16. Pada gambar di atas batang AB beratnya 100 N. 1 2 1
Jika sistem dalam keadaan seimbang maka berat 8= M L I = 24
3 12
beban W adalah … (Ebtanas 2001) M L2 = 24 I = 2 kg m2
A. 5 N Jawab : A
B. 37,5 N 19. Pada sistem keseimbangan benda tegar seperti
C. 50 N tampak pada gambar di samping. Batang
D. 75 N homogen AB panjangnya 80 cm dengan berat 18
E. 100 N N, berat beban = 30 N, dan BC adalah tali. Jika
Pembahasan : jarak AC = 60 cm, tegangan pada tali adalah …
C = 0 newton. (UMPTN 1991)
WBT (0,75) – F (2) = 0 A. 36
100 (0,75) – F (2) = 0 B. 48
2 F = 75 C. 50
F = 37,5 D. 65
Jawab : B E. 80
17. Perhatikan gambar sebuah roda pejal homogen di Pembahasan :
samping ini. Pada tepi roda dililitkan sebuah tali BC2 = AB2 + AC2
dan kemudian ujung tali ditarik dengan gaya F = 802 + 602
sebesar 6 N. Jika massa roda 5 kg dan jari-jarinya = 6400 + 3600
20 cm, percepatan sudut roda tersebut adalah … BC= √ 10000
(Ebtanas 2001) ¿ 100 cm
sin = 60/100 = 0,6
A. 0,12 rad s–2
Syarat benda seimbang:
B. 1,2 rad s–2
A = 0
C. 3,0 rad s–2
D. 6,0 rad s–2 A = w AB + WBT AD – T sin AB
E. 12,0 rad s–2 0 = w AB + WBT ½ AB – T sin AB
Pembahasan : = 30 + 18 (½) + T (0,6)
= I T = 39/(0,6) = 65 N
Jawab : D
F R = ½ M R2
a. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola.
b. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menentukan hubungan besaran-besaran fisis yang terkait dengan gaya gravitasi,
d. Menentukan letak titik berat dari berbagai benda homogen.
e. Menganalisis hubungan besaran-besaran yang terkait dengan gerak rotasi.
f. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan usaha dan perubahan energi.
g. Menjelaskan sifat elastisitas benda atau penerapan konsep elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
h. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan hukum kekekalan energi mekanik.
i. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan impuls, momentum, atau hukum kekekalan
momentum.
3. Memahami prinsip dan konsep konservasi kalor sifat gas ideal, fluida dan
perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika serta penerapannya
dalam mesin kalor.
4.