Anda di halaman 1dari 72

FISIKA DASAR - I

JUNINGTYASTUTI
MATERI
I. PENDAHULUAN
II. VEKTOR
A. PENJUMLAHAN VEKTOR
B. PERKALIAN VEKTOR
III. GERAK LURUS :
A. GERAK LURUS BERATURAN
B. GERAK LURUS TIDAK BERATURAN
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR :
A. GERAK PELURU
B. GERAK MELINGKAR
V. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK :
A. GAYA dan MASA
B. HUKUM NEWTON I,II dan III
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN dan MOMEN
B. GAYA-2 SEBIDANG
C. PUSAT MASA
D. TITIK BERAT

VII. KERJA dan ENERGI


A. PENGERTIAN ENERGI dan MACAM ENERGI
B. PENGERTIAN KERJA dan MACAM
VIII. MOMENTUM, IMPULS dan GERAK RELATIF :
A. MOMENTUM LINIER
B. IMPULSE
C. HUKUM KEKALAN MOMENTUM
IX. PERPINDAHAN PANAS
X. MEKANIKA FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA
1. David Holiday & Robert Resnick , fisika, edisi 3, Jilid. 1
2. Gamiyati.A.S, Mekanika, FMIPA UI
3. Giancoli C, Dauglass, Fisika I, edisi 4 (terjemahan), Erlangga
4. Sears Zemansky, Fisika untuk Universitas (terjemahan)
5. Tipler, Paul.A, Fisika untuk Sains & Teknologi, edisi 3 (terjemahan)
6. Umar Yahdi, Pengantar Fisika Mekanika, Diktat Kuliah
7. Cari sendiri..............

EVALUASI

1. Nilai Tugas = 30 %
2. Nilai UTS = 30 %
3. Nilai UAS = 40 %
4 Nilai Akhir = 100 %
I. PENDAHULUAN

Momentum. Impulse 7
Mampu Menghitung : Gerak Relatif Kerja dan Usaha 6
Gerak banda pada bidang
Gaya, kerja dan usaha
Panjang gelombang, dan getaran Osilasi &
Perpindahan panas pada material Bunyi Keseimbang 5
Gelmbang
an
9
8
Hukum Newton 4
I,II,III
Perpindahan
Penas
11
Gerak Lurus pada 3
bidang
Kalor & suhu 10
Perpindahan,kecepat 2
an & percepatan
1
Besaran &
Vektor
Hubungan Fisika dan Ilmu Pengetahuann lain:
A. PENGUKURAN :
Membandingkan suatu besaran dengan
besaran
standar
Fisika termasuk ilmu pengatahuan eksakta
yang
berdasarkan pengukuran
Pengukuran mempunyai batas ketelitian,
baik dari
alat ukur maupun terhadap pengukurnya.
Semakin kecil
perbedaan pengukuran (ketelitian baik),
semakin baik
pengukuran tersebut.

Contoh :
B. Besaran, Demensi dan Satuan
I. BESARAN Sesuatu yang dapat diukur
a. Memiliki tujuh besaran pokok, yaitu :
1. Panjang (l = m) 5. Temperatur Thermo (T=Kelvin/K)
2. Masa (m=kg) 6. Intensitas Penyinaran (Cd= Candle)
3. Waktu (t=detik) 7. Banyaknya Zat (Molekul=mol)
4. Arus Listrik (I=Ampere)
b. Besaran di dalam FD.Mekanika merupakan kombinasi dari besaran yang
lebih mendasar, seperti kecepatan = panjang x waktu
c. Besaran masa, seperti yang disebutkan dalam tabel berikut :

d. Besaran Waktu didefinisikan sebagai :


satu detik = (1/60) x (1/60) x (1/24) hari matahari
e. Besaran pokok yang tidak berdimensi
1. Sudut Datar (plane Angle) radial = rad

2. Sudut Ruang ( Solid Angle) Steredian = Sr


f. Besaran Turunan
g. Besaran Pelengkap
1. Skalar besaran yang harganya tidak tergantung padasistem koordinat
terdiri daari satu koponen
2. Vektor besaran yang harganya sangat tergantung sistem koordinat
terdiri dari tiga komponen
3. Tensor sama dengan vektor
mempunyai tiga pangkat n (3n)
mempunyai komponen n 2 (bulat)

II. DIMENSI penulisan besaran-2 dng rmenggunakan simbul besaran dasar


a. Kegunaan Dimensi :
1. Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak
2. Menurunkan satuan dari satuan dasar
3. Meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan
b. Penjabaran Dimensi :
1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
2. Setiap suku berdimensi sama
c. Cara Penulisan :
1. Panjang = [l]
2. Masa = [m]......................dll
III. SATUAN Ukuran dari suatu besaran
1 Satuan Dinamis :
Satuan dasar : panjang, masa, waktu
Terdiri dari :

2. Satuan Statis :
Satuan dasar : panjang, gaya, waktu
Terdiri dari :

Contoh :
1. Menentukan gaya :
Tabel Satuan SI
TUGAS- I dikumpulkan minggu depan sesuai jadwal kelasnya.

1.Buatlah resume (ringkasan) tentang pelajaran FISIKA di SMA/SMK


dari kelas I yang meliputi antara lain

2.Tulis nama SMA/SMK anda

3.Tugas minimal 2 halaman folio (bolak-balik)

4. Tugas ditulis tangan rapi atau diketik komputer


II. VEKTOR
I. DEVINISI :
A. Besaran skalar :
Mempunyai besaran, tidak mempunyai arah, dan dinyatakan dalam
bilangan / angka
Misal : waktu, volume, kerja, densitas, energi, massa
B. Besaran Vektor :
Mempunyai besaran dan mempunyai arah
Seperti : kecepatan, percepatan, gaya, perpindahan, dll
C. Penggambaran vektor :

dengan :

Titik P : titik poangkal (titik tangkap)


Titik Q : ujung
Besaran Vektor : PQ
Nilai besaran : |PQ|
D. Notasi (simbol) sebuah vektor dapat berupa huruf besar, huruf kecil, huruf

tebal atau huruf miring,


Contoh :

E. Vektor terdiri dari :


* Vektor bebas sebuah vektor yang dapat dipindahkan kemana
saja,selama arah dan besaran tetap
* Vektor satuan sebuah vektor yang besarnya satuan vektor (i,j,k)
* Vektor negatip sebuah vektor yang mempunyai nilai sama, berlawanan
arah
* Vektor resultan penjumlahan dari vektor
F. Yang perlu diperhatikan pada Vektor adalah :

Contoh :
2. KOMPONEN VEKTOR

A.Vektor dalam Ruang


Jika vektor dalam ruang dinyatakan dalam A = Ax + Ay + Az atau dapat pula
dinyatakan dalam :
A=
dan besarnya adalah :

dengan :
= masing-2 merupakan komponen vektor

Vektor satuan pada sumbu x,y,z adalah :


Arah vektor A terhadap sumbu x,y,z positip, adalah :

B. Vektor dalam Bidang :


Jika vewktor A tidak ada dalam sumbu z, maka :

dan besar vektor A adalah :

Komponen vektor : dan besarnya :


Arah vektor A terhadap sumbu x,y positip, adalah :

C. Penjumlahan Vektor
1. Metode Grafik :
Penjumlahan untuk dua vektor
Penjumlahan vektor > dua vektor

Sehingga vektor total R = A + B + C + D

2. Metode Jajaran Genjang


Catatan :
1. Jika vektor A dan B searah, berarti = 0 R = A + B
2. Jika vektor A dan B berlawanan arah, sudut = 180o R
=A-B
3. Jika vektor A dan B saling , sudut = 90o R 0

3. Metode Segitiga
4. Metode Poligon :

Resultante dari vektor A,B,C adalah R = A + B + C

5. Metode Uraian :

Besar vektor R :

Arah vektor R :
D. Perkalian Vektor

A = vektor
k = konstanta
C = vektor

1. Perkalian titik (dot product )

C = A B
dengan :
2. Perkalian silang (cross product)

Dengan :
E. Vektor Satuan :
Koordinat satuan (koordinat tegak) dengan tiga demensi terdiri dari :
- vektor satuan sumbu x = i
- vektor satuan sumbu y = j
- vektor satuan sumbu z = k

Sifat-sifat perkalian titik vektor satuan :


1.i.i = j.j = k.k = 1.1.cos.0 = 1
2.i.j = j.k = i.k = 1.1.cos 90o = 0
Sifat-sifat perkalian silang vektor satuan :
1. i x i = j x j = k x k = 0
2. i x j = k 3. j x i = - k
3. k x i = j 4. i x k = - j
5. jxk=i 6. k x j = - i

Berdasarkan komponen-2 nya, penulisan vektor A dengan menggunakan


Koordinat kartesian adalah sebagai berikut :

A = Ax.i + Ay.j + Az.k

dengan :

Ax, Ay dan Az = komponen vektor A arah x,y dan z


F. Perkalian silang dengan vektor satuan :

dengan cara determinan :


Soal Quis Fisika Dasar I
Tanggal : 18 September 2014

Tentukan resultante dari


kelima gaya tsb.
III. GERAK LURUS

A. Jarak, kecepatan dan Percepatan Gerak lurus

1. Disebut juga gerakan dimensi


GERAK 2. Mempelajari gerakan suatu partikel
3. Mengamati lintasan partikel
4. Acuan koordinat kartesian

VEKTOR POSISI, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

1. Posisi :

Posisi partikel dinyatakan sebagai : x = f(t)

+
Arah
partikel -
2. Kecepatan rata-rata

Perbandingan antara pergeseran dengan selang waktu


dinyatakan sebagai kecepatan v , secara matematis :
3. Kecepatan Sesaat

Selang waktu sesingkat mungkin tidak terjadi perubahan gerakan

waktu yang dibutuhkan pendek

Secara matematika, dinyatakan sebagai harga limit

atau

atau

4.Percepatan sesaat :

5.Percepatan rata-rata :
Dari gambar di atas, kecepatan partikel A = v1 dan kecepatan partikel

B=v2, maka selisih kecepatan/ selang waktu disebut percepatan rata-2,


secara matematika dinyatakan :
atau

dan
B. Gerak Lurus Beraturan

1. Gerakan dengan Kecepatan tetap


Yang dimaksud kecepatan tetap adalah v = vo = konstan
Menentukan posisi menggunakan integral berikut :

Persamaan menentukan posisi x, konstanta merupakan posisi awal


mulai bergerak mulai bergerak = xo
2. Gerakan dengan Percepatan tetap

Percepatan tetap disebut juga sebagai gerakan dengan percepatan


Uniform (misal: benda jatuh bebas mempunyai percepatan selalu tetap.

Berdasarkan persaqmaan dv = a dt
Sehingga :
v2 = v1 + a (t2 t1)
Hubungan pergeseran x dengan selang waktu t ,

Jika t1 = 0, t2 = t, v1 = vo, v2 = v, x1 = xo dan x2 = x, maka diperolah :

dan
Yang mana xo dan vo merupakan kondisi awal dari gerak partikel searah
dengan sumbu x. Nilai x, v dan a dapat bertanda positif / negatif, berikut
grafik kecepatan dan pergeseran pergerakan dengan percepatan konstan.
C. Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Gerak Jatuh Bebas
Jika sebuah benda sedang jatuh oleh pengaruh gaya
+ Y
gravitasi bumi, maka benda tersebut dinyatakan dalam
bend
a keadaan jatuh bebas. Besar percepatan jatuh bebas
dinyatakan dalam :
g = 9,8 m/s2 10 m/s2
Jika arah keatas adalah y positif, maka untuk benda
-g
m/s2 jatuh bebas dengan kecepatan awal = nol dinyatakan
X sebagai :

Arah dari nilai g menyatakan percepatan kearah


bawah, y << dan v = arah negatif, secara matematis
dinyatakan :
nilai g = positip
Dengan :
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR
DENGAN PERCEPATAN TETAP
1. Kecepatan Gerak melintang
Jika partikel bergerak pada lintasan melengkung :
pada t1, partikel di titik A OA = tx1 + j.y1 + k1

pada t2, partikel di titik B OB = tx2 +j.y2 + k2

pergeseran yang terjadi AB = r

terlihat pada gambar nilai r2 = r1 + r, sehingga :


AB = r = r2 r1
= i.(x2-x1) + j.(y2 y1) k.(z2 z1)

AB i.x + j.y + k.z

dan kecepatan rata-rata


atau

Gambar : Pergeseran & kecepatan rata-2 gerak melengkung


1. Besar dan arah kecepatan
selalu berubah
2. Besar berubah, karena
kelajuan partikel
3. Arah kecepatan berubah,
karena tangen lintasan &
kelengkungan (tgt.r1 & r2)

2. Percepatan Gerak Melengkung


Gambar berikut menunjukkan kecepatan ketika waktunya t1 & t2
dan partikel berada di titik A & B, perubahan vektor kecepatan
dinyatakan oleh :
v = v2 v1
Percepatan rata-rata dalam iterval t

Karena sejajar v, maka percepatan :

Percepatan sesaat dinyatakan dalam :


Jika kecepatan berubah dalam arahn pada kurva lintasan partikel, maka
Percepatan selalu menuju ke pusat kelengkungan kurva, sehingga :

komponen percepatan terhadap sumbu x,y dan z menjadi :

dan besar percepatan dinyatakan dalam :


3. Gerak Peluru
Gerak peluru adalah gerakan
suatu partikel yang besar
percepatan dan arahnya
selalu tetap.
Gerak sebuah peluru yang
ditembakkan dengan sudut
elevasi terhadap vo

Gerak peluru = gerak pada bidang, dengan percepatan = a = g


Pada bidang dimana vo dan a = g, pada arah y kearah atas,

sehingga;
dan
Karena kecepatan arah subu x = tetap, arah y = berubah beraturan, jika :
r = i.x + j.y
x = Vox.t r = (i.Vox + j.Voy).t .g.t2

y = Voy.t .gt2
Nilai x dan Y merupakan koordinat
atau
posisi peluru sebagai fungsi waktu

Pada saat bola mencapai titik tertinggi (titik A) , kecepatan ke


arah sumbu y vy = 0, sehingga waktu untuk mencapai titik
tertinggi akan diperoleh :
0 = vo gt t = voy / g atau th = vo sin / g

Untuk menentukan titik tertinggi (h) , dengan vy = 0 merupakan


subsitusi dari persamaan berikut :
y = 0 g.t2
y = h = (vo sin )2 / 2.g

t = vo sin / g
Waktu yang diperlukan bola sampai di titik B, dengan y = 0, sehingga :

y = voy.t gt2
dengan tB = 2.vo.sin / g
y = 0

Besar jarak terjauh peluru (R) adalah :

R = Vox. TB = (vo cos ) { 2.vo.sin/g}

R = 2.v2o. sin .cos R = 2.v2o sin2 / g

Contoh :
4. Gerak Melingkar
Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak dimana besar
kecepatan dan percepatannya konstan dengan arah berubah setiap
saat. Arah kecepatan di suatu titik = arah garis singgung lingkaran
Arah percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Jika sebuah benda bergerak mengelilingi lingkaran dengan jari2 = R,
kecepatan benda = v, panjang busur = s = R., maka :

1. = kecepatan sudut =
= 2..f = rad/detik
2. f = frekuensi = hetz
3. P = T = periode = detik
4. = .t = sudut A-B
5. R = jari-jari = m
6. v = kecepatan = m/det
Apabila kecepatan (posisi sudut) pada setiap saat, menjadi :

Percepatan tangensial (aT) pada gerak melingkar adalah :

Sedangkan percepatan cetripetal = ac, adalah :

Jika pada gerak melingkar beraturan tidak ada percepatan sudut, maka
Tidak ada percepatan tangensial, namun percepatan sentripetal yang
akan merubah arah gerak kecepatan, yang mana nilai = tetap,sehingga
Percepatan total benda/partikel adalah :

Gaya centripental adalah gaya yang bekerja pada benda/partikel,


adalah :

Analogi gerak melingkar beratuaran dengan gerak lurus beraturan :


4.1. Gerak Melingkar pada Bidang Vertikal
Jika sebuah benda bergerak pada lingkaran pada titik A, B,C dan D

Maka besar gaya dapat ditentukan sebagai berikut :


Pada titik A = titik terendah
F = m.a = m.vA2 / r

NA - mg = F

NA = mg + m.vA2 / r
Pada titik B, karena arah gaya
gravitasi kebawah dan arah gaya tekan keluar,
maka gaya centripetal = negatif, sehingga benda pada titik B akan jatuh.
Pada titik C = titik teratas
F = m.a = m.vA2 / r

NC + mg = F

NC = - mg + m.vA2 / r
Pada titik D = titik sebarang
F = m.a = m.vA2 / r

ND - mg.cos. = m.vA2 / r

ND = mg.cos. + m.vA2 / r

4.2. Ayunan Konis


Ayunan konis adalah putaran dari sebuah benda yang diikat dengan tali
dan tali membentuk kerucut, seperti gambar berikut :

T.cos

l
T.sin

r
m.g
4.3 Gerak Relatif
Gerak Relatif merupakan perpaduan 2 buah gerak lurus beraturan
Misal : sebuah kapal laut bergerak dengan kecepatan v1, di atas kapal

seorang penumpang bergerak dengan kecepatan v2 dan membentuk

sudut terhadap gerak kapal. Jika perpindahan kapal = s1, perpindahan

penumpang = s2, maka vektor perpindahan penumpang yang diam


adalah :
s = s 1 + s2
Jika kapal bergerak selama t detik, maka :
s1 = v1.t

dan s = (v1 + v2).t atau s = v.t

s2 = v2.t
Diagram gerak relatif v1 dan v2

Secara umum, bila benda A bergerak dengan kecepatan va terhadap acuan

dan benda B bergerak dengan kecepatan vb terhadap acuan yang sama,


maka kecepatan benda A terhadap benda B dinamakan kecepatan relatif
dan dinyatakan sebagai vab, secara matematika ditulis sebagai :
5. Satuan Angular

Perpindahan angular (sudut) dinyatakan dalam putaran, radial atau derajat

5.1. Satuan Radian


S = busur panjang
R = r = jari-2 lintasan
= sudut antara dua jari-2
5.2. Kecepatan sudut suatu benda

r = rad/det = o/det = rpm


o = sudut pada t=0
r = sudut pada t = tr
= 2.pi.f f = frekuensi

5.3. Percepatan sudut suatu benda


5.4. Gaya Centrifugal

F = m.a

5.5. Hubungan Besaran Tangensial dan Angular


Contoh :

1.Sebuah batu 200 gr di ikat pada ujung tali dan diputar hingga membentuk
lingkaran datar yang berjari-jari 1,5 m dengan kecepatan 5 putaran/detik.
Dengan mengabaikan gravitasi, maka tentukan :
a. Besar percepatan gerak batu
b. Besar tegangan dalam tali

Solusi :
a. Batu mengalami percepatan dalam arah radial, sehingga mengalami
percepatan sentripetal sebesar

a = v2 / r = w2.r w = 5 put/det = 2.pi.rad/det

b. Besar tegangan dalam tali = gaya sentripetal = F sp


Fsp = m.a
2

Solusi :
vpt
Vpa


vat

Karena vpt vat maka sudut dapat dicari dengan :

cos = vat / vpt = 3 / 5


dan
= 53o
Karena sudut merupakan sudut pelurus dari , maka arah
kecepatan perahu terhadap vpt adalah :

= - = 180o - 53o = 127o

b. Berdasarkan gambar diagram di atas, diperoleh :


vpt2 = vpa2 + vat2 = 16 vpt = 4 m/s

Lintasan yang ditempuh = s


s = vpt .t = 4.15 = 60 m
V. HUKUM NEWTON
1. Hukum Newton I
Jika gaya total yang bekerja pada benda = nol, maka benda yang sedang diam
akan tetap diam dan benda yang sedang bekerja pada kecepatan tertentu akan
tetap bergherak lurus pada kecepatan tersebut. Secara matematika dinyatakan
sebagai :

2. Hukum Newton II
Percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan
berbanding terbalik dengan massanya, secara metamtika dinyatakan :

Yang mana :
m = massa = kg
a = percepatan = m/det2
F = resultante gaya yang bekerja = Newton/N
Jika nilai percepatan a dinyatakan dalam kecepatan, maka :

Sehingga besar gaya F menjadi :

p = momentum

3. Hukum Newton III berlaku untuk dua sistem


Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua
ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya = gaya yang
diterima tapi arahnya berlawanan arah.
Atau dapat dinyatakan bahwa :
A. MACAM GAYA

1. GAYA INTERAKSI gaya yang ditimbulkan oleh satu benda


pada benda lain, walaupun letaknya berjauhan
Terdiri dari :
Gaya gravitasi , gaya listrik dan gaya magnetik

2 GAYA KONTAK gaya yang terjadi hanya pada benda-benda


yang hanya bersentuhan.
2.1. Gaya Normal :
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara 2
permukaan yang bersentuhan dan arahnya selalu bidang sentuh.
2.2. Gaya Gesek
Gaya gesek termasuk gaya normal, gaya gesek muncul jika permukaan dua
benda bersentuhan secara langsung secara fisik.
Arah gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh, berlawanan dengan
kecenderungan gerak atau berusaha melawan gerak relatif bidang sentuhnya

Jika bidang benda sentuh tidak licin, maka gaya kontak mempunyai komponen
sepanjang bidang sentuh disebut gaya gesek statik
Jika bidang sentuh licin yang menyebabkan benda dalam keadaan bergerak
disebut gaya gesek dinamik.
Gaya gesek statik mempunyai batas yang sebanding dengan gaya
normal N dan konstanta perbandingan s, besar koefisien gesek
statis dinyatakan :

Fsmax = s. N
Jika benda bergerak pada bidang miring, maka :

m.g.sin. - F = m.a
er ak
g F Jika benda bergerak lurus beraturan,
sin.
m.g
.
.c os. maka a = 0, sehingga :
m.g
m.g
F = m.g.sin

Gaya gesekan antara benda padat dan fluida (fluida friction) , maka :

F=

Dengan :
r = jari-jari bola
v = kecepatan benda dalam fluida
= koefisien viskositas
2.3. Gaya Tegang Tali
Gaya tegangan tali disebut juga sebagai tegaangan tali, yaitu gaya yang bekerja
pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
Jika tali dianggap ringan, maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali yang
sama dianggap sama besarnya.

B. MOMEN INERSIA
Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap bergerak lurus beraturan.
Hukum Newton I juga disebut sebagai Hukum Inersia, dan berlaku pada
suatu kerangka inersia.
Kerangka inersia didefinisikan sebagai suatu kerangka acuan yang tidak
dipercepat. Kerangka inersia dapat berupa kerangka diam atau kerangka yang
bergerak beraturan dengan kecepatan tetap.
Contoh :

Seseorang berdiri Kereta api penumpang yang sedang


mengamati kereta api bergerak dengan kecepatan v
bumi = kerangka inersia

Karena bumi = kerangka inersia dan kereta api = kerangka inersia, maka
gaya ataupun percepatan yang dialami oleh suatu benda yang dilihat dan
yang dialami oleh seseorang tersebut adalah sama besar.
C. MASA
Massa inersia atau lebih dikenal dengan massa didefinisikan sebagai ukuran
inersia dan tidak tergantung pada tempat.
Massa suatu benda menunjukkan berapa besar kecenderungan suatu benda
untuk tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Sataun SI massa = kg
Lebih sulit mempercepat benda yang bermassa besar, jika dibandingkan
dengan benda yang bermassa kecil.
Contoh :
Jika suatu gaya bekerja pada massa m1 dan percepatan yang dihasilkan =

a1. Kemudian suatu benda yang mempunyai gaya yang sama mempunyai

massa m2, dengan percepatan a2, maka akan diperoleh perbandingan kedua
massa yang merupakan perbandingan terbalik, seperti yang dinyatakan
dalam persamaan :

Contoh :
1.
Solusi :

2.
Solusi :
a

T mg = m.a

m.g T = m.a

b. Dengan menganggap kedua massa sebagai satu sistem, maka gaya


gerak sistem adalah :
F = (m2 m1) a

(m2 m1).g = (m2 + m1 ).a a = 1,23 m/s2


Dengan menggunakan

m.g T = m.a maka nilai T dapat dihitung

Anda mungkin juga menyukai