JUNINGTYASTUTI
MATERI
I. PENDAHULUAN
II. VEKTOR
A. PENJUMLAHAN VEKTOR
B. PERKALIAN VEKTOR
III. GERAK LURUS :
A. GERAK LURUS BERATURAN
B. GERAK LURUS TIDAK BERATURAN
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR :
A. GERAK PELURU
B. GERAK MELINGKAR
V. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK :
A. GAYA dan MASA
B. HUKUM NEWTON I,II dan III
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN dan MOMEN
B. GAYA-2 SEBIDANG
C. PUSAT MASA
D. TITIK BERAT
EVALUASI
1. Nilai Tugas = 30 %
2. Nilai UTS = 30 %
3. Nilai UAS = 40 %
4 Nilai Akhir = 100 %
I. PENDAHULUAN
Momentum. Impulse 7
Mampu Menghitung : Gerak Relatif Kerja dan Usaha 6
Gerak banda pada bidang
Gaya, kerja dan usaha
Panjang gelombang, dan getaran Osilasi &
Perpindahan panas pada material Bunyi Keseimbang 5
Gelmbang
an
9
8
Hukum Newton 4
I,II,III
Perpindahan
Penas
11
Gerak Lurus pada 3
bidang
Kalor & suhu 10
Perpindahan,kecepat 2
an & percepatan
1
Besaran &
Vektor
Hubungan Fisika dan Ilmu Pengetahuann lain:
A. PENGUKURAN :
Membandingkan suatu besaran dengan
besaran
standar
Fisika termasuk ilmu pengatahuan eksakta
yang
berdasarkan pengukuran
Pengukuran mempunyai batas ketelitian,
baik dari
alat ukur maupun terhadap pengukurnya.
Semakin kecil
perbedaan pengukuran (ketelitian baik),
semakin baik
pengukuran tersebut.
Contoh :
B. Besaran, Demensi dan Satuan
I. BESARAN Sesuatu yang dapat diukur
a. Memiliki tujuh besaran pokok, yaitu :
1. Panjang (l = m) 5. Temperatur Thermo (T=Kelvin/K)
2. Masa (m=kg) 6. Intensitas Penyinaran (Cd= Candle)
3. Waktu (t=detik) 7. Banyaknya Zat (Molekul=mol)
4. Arus Listrik (I=Ampere)
b. Besaran di dalam FD.Mekanika merupakan kombinasi dari besaran yang
lebih mendasar, seperti kecepatan = panjang x waktu
c. Besaran masa, seperti yang disebutkan dalam tabel berikut :
2. Satuan Statis :
Satuan dasar : panjang, gaya, waktu
Terdiri dari :
Contoh :
1. Menentukan gaya :
Tabel Satuan SI
TUGAS- I dikumpulkan minggu depan sesuai jadwal kelasnya.
dengan :
Contoh :
2. KOMPONEN VEKTOR
dengan :
= masing-2 merupakan komponen vektor
C. Penjumlahan Vektor
1. Metode Grafik :
Penjumlahan untuk dua vektor
Penjumlahan vektor > dua vektor
3. Metode Segitiga
4. Metode Poligon :
5. Metode Uraian :
Besar vektor R :
Arah vektor R :
D. Perkalian Vektor
A = vektor
k = konstanta
C = vektor
C = A B
dengan :
2. Perkalian silang (cross product)
Dengan :
E. Vektor Satuan :
Koordinat satuan (koordinat tegak) dengan tiga demensi terdiri dari :
- vektor satuan sumbu x = i
- vektor satuan sumbu y = j
- vektor satuan sumbu z = k
dengan :
1. Posisi :
+
Arah
partikel -
2. Kecepatan rata-rata
atau
atau
4.Percepatan sesaat :
5.Percepatan rata-rata :
Dari gambar di atas, kecepatan partikel A = v1 dan kecepatan partikel
dan
B. Gerak Lurus Beraturan
Berdasarkan persaqmaan dv = a dt
Sehingga :
v2 = v1 + a (t2 t1)
Hubungan pergeseran x dengan selang waktu t ,
dan
Yang mana xo dan vo merupakan kondisi awal dari gerak partikel searah
dengan sumbu x. Nilai x, v dan a dapat bertanda positif / negatif, berikut
grafik kecepatan dan pergeseran pergerakan dengan percepatan konstan.
C. Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Gerak Jatuh Bebas
Jika sebuah benda sedang jatuh oleh pengaruh gaya
+ Y
gravitasi bumi, maka benda tersebut dinyatakan dalam
bend
a keadaan jatuh bebas. Besar percepatan jatuh bebas
dinyatakan dalam :
g = 9,8 m/s2 10 m/s2
Jika arah keatas adalah y positif, maka untuk benda
-g
m/s2 jatuh bebas dengan kecepatan awal = nol dinyatakan
X sebagai :
sehingga;
dan
Karena kecepatan arah subu x = tetap, arah y = berubah beraturan, jika :
r = i.x + j.y
x = Vox.t r = (i.Vox + j.Voy).t .g.t2
y = Voy.t .gt2
Nilai x dan Y merupakan koordinat
atau
posisi peluru sebagai fungsi waktu
t = vo sin / g
Waktu yang diperlukan bola sampai di titik B, dengan y = 0, sehingga :
y = voy.t gt2
dengan tB = 2.vo.sin / g
y = 0
Contoh :
4. Gerak Melingkar
Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak dimana besar
kecepatan dan percepatannya konstan dengan arah berubah setiap
saat. Arah kecepatan di suatu titik = arah garis singgung lingkaran
Arah percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Jika sebuah benda bergerak mengelilingi lingkaran dengan jari2 = R,
kecepatan benda = v, panjang busur = s = R., maka :
1. = kecepatan sudut =
= 2..f = rad/detik
2. f = frekuensi = hetz
3. P = T = periode = detik
4. = .t = sudut A-B
5. R = jari-jari = m
6. v = kecepatan = m/det
Apabila kecepatan (posisi sudut) pada setiap saat, menjadi :
Jika pada gerak melingkar beraturan tidak ada percepatan sudut, maka
Tidak ada percepatan tangensial, namun percepatan sentripetal yang
akan merubah arah gerak kecepatan, yang mana nilai = tetap,sehingga
Percepatan total benda/partikel adalah :
NA - mg = F
NA = mg + m.vA2 / r
Pada titik B, karena arah gaya
gravitasi kebawah dan arah gaya tekan keluar,
maka gaya centripetal = negatif, sehingga benda pada titik B akan jatuh.
Pada titik C = titik teratas
F = m.a = m.vA2 / r
NC + mg = F
NC = - mg + m.vA2 / r
Pada titik D = titik sebarang
F = m.a = m.vA2 / r
ND - mg.cos. = m.vA2 / r
ND = mg.cos. + m.vA2 / r
T.cos
l
T.sin
r
m.g
4.3 Gerak Relatif
Gerak Relatif merupakan perpaduan 2 buah gerak lurus beraturan
Misal : sebuah kapal laut bergerak dengan kecepatan v1, di atas kapal
s2 = v2.t
Diagram gerak relatif v1 dan v2
F = m.a
1.Sebuah batu 200 gr di ikat pada ujung tali dan diputar hingga membentuk
lingkaran datar yang berjari-jari 1,5 m dengan kecepatan 5 putaran/detik.
Dengan mengabaikan gravitasi, maka tentukan :
a. Besar percepatan gerak batu
b. Besar tegangan dalam tali
Solusi :
a. Batu mengalami percepatan dalam arah radial, sehingga mengalami
percepatan sentripetal sebesar
Solusi :
vpt
Vpa
vat
2. Hukum Newton II
Percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan
berbanding terbalik dengan massanya, secara metamtika dinyatakan :
Yang mana :
m = massa = kg
a = percepatan = m/det2
F = resultante gaya yang bekerja = Newton/N
Jika nilai percepatan a dinyatakan dalam kecepatan, maka :
p = momentum
Jika bidang benda sentuh tidak licin, maka gaya kontak mempunyai komponen
sepanjang bidang sentuh disebut gaya gesek statik
Jika bidang sentuh licin yang menyebabkan benda dalam keadaan bergerak
disebut gaya gesek dinamik.
Gaya gesek statik mempunyai batas yang sebanding dengan gaya
normal N dan konstanta perbandingan s, besar koefisien gesek
statis dinyatakan :
Fsmax = s. N
Jika benda bergerak pada bidang miring, maka :
m.g.sin. - F = m.a
er ak
g F Jika benda bergerak lurus beraturan,
sin.
m.g
.
.c os. maka a = 0, sehingga :
m.g
m.g
F = m.g.sin
Gaya gesekan antara benda padat dan fluida (fluida friction) , maka :
F=
Dengan :
r = jari-jari bola
v = kecepatan benda dalam fluida
= koefisien viskositas
2.3. Gaya Tegang Tali
Gaya tegangan tali disebut juga sebagai tegaangan tali, yaitu gaya yang bekerja
pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
Jika tali dianggap ringan, maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali yang
sama dianggap sama besarnya.
B. MOMEN INERSIA
Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap bergerak lurus beraturan.
Hukum Newton I juga disebut sebagai Hukum Inersia, dan berlaku pada
suatu kerangka inersia.
Kerangka inersia didefinisikan sebagai suatu kerangka acuan yang tidak
dipercepat. Kerangka inersia dapat berupa kerangka diam atau kerangka yang
bergerak beraturan dengan kecepatan tetap.
Contoh :
Karena bumi = kerangka inersia dan kereta api = kerangka inersia, maka
gaya ataupun percepatan yang dialami oleh suatu benda yang dilihat dan
yang dialami oleh seseorang tersebut adalah sama besar.
C. MASA
Massa inersia atau lebih dikenal dengan massa didefinisikan sebagai ukuran
inersia dan tidak tergantung pada tempat.
Massa suatu benda menunjukkan berapa besar kecenderungan suatu benda
untuk tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Sataun SI massa = kg
Lebih sulit mempercepat benda yang bermassa besar, jika dibandingkan
dengan benda yang bermassa kecil.
Contoh :
Jika suatu gaya bekerja pada massa m1 dan percepatan yang dihasilkan =
a1. Kemudian suatu benda yang mempunyai gaya yang sama mempunyai
massa m2, dengan percepatan a2, maka akan diperoleh perbandingan kedua
massa yang merupakan perbandingan terbalik, seperti yang dinyatakan
dalam persamaan :
Contoh :
1.
Solusi :
2.
Solusi :
a
T mg = m.a
m.g T = m.a