Anda di halaman 1dari 23

MOMEN INERSIA

MOMEN ialah hasil kali massa m dan jarak berarah dari suatu titik tertentu. Syarat agar
dua buah massa pada sebuah garis, berimbang pada sebuah titik ialah apabila jumlah momen-
momen terhadap titik itu sama dengan nol.

x1.m1 + x2. m2 = 0
Momen = Jarak x Massa
M=x.m
Jika ada banyak titik di sepanjang garis,maka berapakah koordinat x titik seimbang itu ??

Dimana M : momen
m : massa benda
xi : jarak berarah
X : letak titik seimbang (pusat masa)
DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU GARIS

Andaikan suatu kawat logam diletakkan sepanjang suatu sistem koordinat dan misal kepadatan di
X adalah (x) maka titik seimbangnya :

DISTRIBUSI MASSA PADA BIDANG

DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU DAERAH


Tabel I: momen inersia berbagai benda yang diputar terhadap sumbu yang melalui pusat
massanya.
Benda Momen inersia Keterangan
Batang I =1 2 l = panjang batang
pm
12 ml
Segitiga sama sisi I =1 2 a = panjang sisi segitiga
pm
12 ma
Segiempat beraturan I =1 2 a = panjang sisi segiempat
pm
6 ma
Segienam beraturan I =5 2 a = panjang sisi segienam
pm
12 ma
Selinder pejal I = 1 R = jari-jari selinder.
pm mR2
2
Bola tipis 2 R= jari-jari bola
I pm = mR2
3
Bola pejal 2 R= jari-jari bola
I pm = mR2
5

BAB 1. MOMEN INERSIA BATANG PEJAL

Anggap suatu batang bermassa m dan panjang l diputar terhadap suatu sumbu yang
melalui pusat massanya (Gb.1). Pada batang ini ada dua variabel yaitu massa dan panjang
batang. Jika kita anggap momen inersia batang ini (Ipm) tergantung pada kedua variabel
ini maka dengan analisa dimensi kita bisa memperoleh bahwa momen inersia batang
sebanding dengan massa batang dan sebanding dengan kuadrat panjang batang, atau
secara matematika dapat ditulis:

I pm ml2 (1)

atau kita boleh tuliskan:

I pm = cml2 (batang) (2)

dimana c adalah suatu konstanta.


A

Gb.1. Batang yang diputar terhadap sumbu yang melalui pusat massanya
(titik A).

Sekarang perhatikan potongan batang sebelah kiri yang mempunyai panjang l


dan massa m. Momen inersia potongan batang ini terhadap sumbu yang melalui
pusat massanya dapat ditulis sebagai:

2
1 1 1 2
( I pm ) =c2 m
2
l
= c 8 ml (3)
1

Gunakan teorema sumbu sejajar untuk menghitung momen inersia potongan batang ini
terhadap sumbu yang melalui titik A.

( I A ) = ( I pm ) + m 'r2 = c 1 ml2 + 1 m
1 1
1
l2 (4)
8 2 4
Catatan: r = l adalah jarak pusat massa potongan batang dengan titik A dan m = m
adalah massa dari potongan batang ini.

Dengan cara yang sama kita peroleh momen inersia potongan batang kanan terhadap titik
A adalah:

2
1 2 1 1
( I A )2 = c ml + m
l (5)
8 2 4
Jumlah momen inersia pada persamaan (4) dan persamaan (5) sama dengan momen
inersia yang ditulis pada persamaan (2). Dari sini kita akan peroleh persamaan:

1 1
cml2 = c ml2 + ml2 (6)
4 16

Selesaikan persamaan (6) kita akan memperoleh c = 1/12. Sehingga kita akan peroleh
rumus momen inersia batang panjang l dan massa m yang diputar terhadap sumbu yang
melalui pusat massanya sebagai:
1
( I pm ) = 12 ml
2
(7)
batang

BAB 2 MOMEN INERSIA SEGITIGA PEJAL SAMA SISI

Anggap suatu segitiga pejal sama sisi dengan panjang sisi a dan massa m diputar terhadap
sumbu yang melalui titik pusat massa A (Gb. 2).

Gb. 2. Segitiga yang diputar terhadap sumbu yang melalui titik pusat massa A.

Seperti pada perhitungan momen inersia batang, dengan analisa dimensi kita peroleh
momen inersia segitiga terhadap sumbu yang melalui pusat massanya adalah:

I pm = cma2 (segitiga) (8)

disini c adalah konstanta, m massa segitiga dan a adalah sisi segitiga.

Selanjutnya adalah membagi segitiga ini menjadi 4 potongan segitiga dengan panjang sisi
a dan massa masing-masing segitiga m (Gb. 3)

1 4 2

Gb.3 Membagi segitiga menjadi 4 potong


Dengan menggunakan persamaan (8), momen inertia tiap potongan segitiga terhadap
sumbu yang melalui pusat massanya dapat ditulis:

1 1 2
( I pm ) = c4 m
2a (9)
1

Sekarang gunakan teorema sumbu sejajar untuk memperoleh momen inersia masing-
masing potongan segitiga 1,2 dan 3 terhadap titik A.

2
( I A ) = ( I pm ) + m 'r 2 = c 1 ma 2 + 1 3
1 1
m a (10)

16 4 6
Disini m = m adalah massa potongan segitiga dan r = 2 h = 2 1 a sin 600 = 3 a
3 32 6
adalah jarak antara pusat massa potongan segitiga ke titik A (catatan h adalah tinggi
potongan segitiga).

Berikutnya jumlahkan momen inersia ketiga potongan segitiga 1,2 dan 3 yaitu dengan
mengalikan momen inersia pada persamaan (10) dengan 3 lalu jumlahkan dengan momen
inersia potongan segitiga 4

I 1 1 1
( A )empat segitiga = 3c ma +
2
ma
2
+c ma
2
(11)
16 48 16
Samakan persamaan (11) dengan persamaan (8) untuk memperoleh persamaan:

1 1
cma2 = c ma2 + ma2 (12)
4 16

Dari persamaan (12) kita peroleh c = 1/12 sehingga momen inersia segitiga sama sisi
pejal bermassa m dan bersisi a yang diputar terhadap sumbu yang melalui pusat
massanya adalah:

1
( I pm ) = 12 ma
2
(13)
segitiga
BAB 3 MOMEN INERSIA SEGIEMPAT PEJAL

Anggap suatu segiempat pejal dengan panjang sisi a dan massa m diputar terhadap titik
pusat massa A (Gb. 4).

Gb. 4. Segiempat yang diputar terhadap sumbu yang melalui titik pusat massa A.

Seperti pada perhitungan sebelumnya, momen inersia segiempat terhadap sumbu


yang melalui pusat massanya kita tulis sebagai (dengan analisa dimensi):

I pm = cma2 (segiempat) (14)

disini c adalah konstanta, m massa segiempat dan a adalah sisi segiempat.

Selanjutnya adalah membagi segiempat ini menjadi 4 potongan segiempat dengan


panjang sisi a dan massa masing-masing segiempat m (Gb. 5)

Pusat massa
potongan segiempat
A

Gb. 5. Segiempat yang dibagi menjadi 4 bagian yang sama.

Dengan menggunakan persamaan (14), momen inertia tiap potongan segiempat


terhadap sumbu yang melalui pusat massanya sendiri dapat ditulis:
2
1 1
( I pm ) = c4 m
2
a
(15)
1

Sekarang gunakan teorema sumbu sejajar untuk memperoleh momen inersia masing-
masing potongan segiempat terhadap titik A.

( I A ) = ( I pm ) + m 'r 2 = c 1 ma 2 + 1 m
1 1
2
a2 (16)

16 4 4
1 1 2
Disini m = m adalah massa potongan segiempat dan r = a
2
+ a
2
= a
4 4 4
adalah jarak antara pusat massa potongan segiempat ke titik A.

Sekarang jumlahkan momen inersia keempat potongan segiempat dengan mengalikan


momen inersia pada persamaan (16) dengan 4 dan samakan dengan persamaan (14)
untuk memperoleh persamaan:

1 1
cma2 = c ma2 + ma2 (17)
4 8

Dari persamaan (17) kita peroleh c = 1/6 sehingga momen inersia segiempat sama sisi
pejal bermassa m dan bersisi a yang diputar terhadap pusat massanya adalah:

1
( I pm ) = 6 ma2 (18)
segiempat

Bab 4 Momen inersia segienam

Anggap suatu segienam pejal dengan panjang sisi a dan massa m diputar terhadap titik
pusat massa A (Gb. 6).

Gb. 6. Segienam yang diputar terhadap titik pusat massa A.


Kita bagi segienam ini menjadi 6 potongan segitiga sama sisi dengan panjang sisi a dan
massa masing-masing segitiga m/6 (Gb. 7)

Pusat massa
segitiga
A

Gb. 7. Segienam yang dibagi menjadi enam segitiga

Dengan menggunakan hasil yang perhitungan momen inersia pada persamaan (13),
kemudian menggunakan teorema sumbu sejajar kita peroleh momen inersia
masing-masing potongan segitiga terhadap titik A (pusat massa segienam) adalah:

2
( I A ) = ( I pm ) + m 'r2 11 1 3
1 1
= m a2 + m a (19)

12 6
6 3
Disini m adalah massa segitiga dan r = 2 h = 2 1 3 = 3 a adalah jarak antara pusat
3 32 3
massa segitiga ke titik A (h adalah tinggi segitiga).

Momen inersia segienam sama sisi pejal bermassa m dan bersisi a yang diputar terhadap
pusat massanya diperoleh dengan mengalikan 6 momen inersia pada persamaan (19),

5
( I pm ) = 12 ma2 (20)
segienam

Bab 5 Momen inersia selinder

Momen inersia selinder dapat dihitung dengan menghitung momen inersia dari benda
bersegi n kemudian ambil limit n mendekati tak hingga. Atau dengan menggunakan
metode berikut ini.

Anggap sebuah selinder pejal berjari-jari R. Momen inersia selinder ini (dengan analisa
dimensi) boleh ditulis sebagai
I pm = cmR2 (21)

dengan c adalah konstanta dan m massa selinder.

A R

Gb. 8. Selinder yang berputar

Sekarang kita tinjau selinder berongga dengan jari-jari rongga r dan massanya m.

Gb. 9. Selinder berongga

Dengan prinsip superposisi momen inersia selinder ini sama dengan momen inersia
selinder besar dikurangi dengan momen inersia selinder kecil.
I' =I I
pm selinder besar selinder kecil (22)
= cmbesar R cmkecil r2
2

m 2
dan massa selinder kecil
dengan menulis massa selinder besar mbesar = ( R2 r 2 ) ( R )
m 2

sebagai mkecil = ( R2 r2 ) ( r ) kita peroleh


m ( R 4 r4 )
(IA) =c = cm ( R 2 + r2 ) (23)
berongga (R 2 r2 )
Sekarang anggap sekumpulan massa dengan massa total m tersebar pada lingkaran
berjari-jari R. Momen inersia dari lingkaran ini adalah,
I = m R2
lingkaran i = R 2 mi = mR2 (24)
i i

Selanjutnya pada persamaan (23) kita ambil r = R dan kita gunakan persamaan (24)
untuk memperoleh persamaan:

cm ( R2 + R2 ) = mR2 (25)

Dari persamaan (25) kita peroleh c = , sehingga momen inersia selinder bermassa m
dan berjari-jari R yang berputar terhadap sumbu yang melalui pusat massanya adalah

1
( I pm ) = 2 mR2 (26)
selinder

Bab 6 Momen inersia Bola tipis

Ide penurunan rumus ini diperoleh dari Waldemar Gorzkowski(5). Kita anggap sejumlah
massa dengan massa total m, tersebar merata pada bola tipis berjari-jari R. Anggap pusat
massa bola terletak pada pusat koordinat dan bola diputar terhadap sumbu z. Anggap massa
mi terletak pada koordinat (xi, yi, z i). Dari definisi momen inersia besarnya momen
inersia massa ini terhadap sumbu z adalah Ii = mi (xi2 + yi2 ). Jika massa mi tersebar
merata di seluruh permukaan bola, maka momen inersia bola tersebut adalah,

I = mi ri 2 = mi ( xi2 + yi2 ) (27)


i i
Z

mi
(xi , yi , zi)

Y
r = (xi2 + yi2)1/2

X
Gb. 10. bola tipis yang berputar

Karena massa tersebar merata (uniform) maka bola simetri sehingga,

mi xi2 = mi yi2 = mi zi2 (28)


i i i

Dengan menggunakan persamaan (28) kita peroleh:

mR 2 = mi R 2 = mi ( xi2 + yi2 + z i2 ) = 3mi xi2 (29)


i i i

atau

mi xi2 = mi yi2 1
= mR2 (30)
i i 3

Gunakan persamaan (30) pada persamaan (27) kita peroleh,

2
I pm = mR2 (bola tipis) (31)
3

Bab 7 Momen inersia bola pejal

Anggap sebuah bola pejal berjari-jari R. Momen inersia bola ini (dengan analisa
dimensi) boleh ditulis sebagai
I pm = cmR2 (32)

dengan c adalah konstanta dan m massa bola.

A
R

Gb. 11. bola pejal yang berputar terhadap sumbu z.

Sekarang kita tinjau bola berongga dengan jari-jari rongga r dan massanya m.

Gb. 13 bola pejal berongga

Dengan prinsip superposisi momen inersia bola ini sama dengan momen inersia bola
besar dikurangi dengan momen inersia bola kecil.
=I I
I 'pm bola besar bola kecil
(33)
= cm R cm 2
r2
besar kecil

dengan menulis massa bola besar m = m 4 R3 dan massa bola kecil


besar

4
3 ( R 3 r3 ) 3
sebagai m = m 4 r3 kita peroleh
kecil

4
3 ( R 3 r3 ) 3

m(R5r5) (R 4 + R 3 r + R 2 r 2 + Rr 3 + r4 )
(IA) =c = cm (34)

berongga (R 3 r3 ) R 2 + Rr + r2
Selanjutnya ambil r=R dan gunakan persamaan (31) untuk memperoleh persamaan:

5 2
cm R 2 = mR2 (35)
3 3

Dari persamaan (35) kita peroleh c =2/5 , sehingga momen inersia bola bermassa m
dan berjari-jari R yang berputar terhadap sumbu yang melalui pusat massanya
adalah

2
I pm = mR2 (bola pejal) (36)
5
Dalil Sumbu Sejajar

Jika sumbu putar tidak terletak pada pusat massa, tapi sejajar dengan sumbu
melalui pusat masa, maka momen inersia terhadap sumbu tersebut dapat dihitung :

Titik O adalah pusat massa, p adalah


titik yang berjarak a dari pusat massa.
Sumbu putar melalui p dan sejajar
dengan sumbu putar melalui O. Pilih
dm yang berjarak R dari pusat massa
(O) dan r dari p, maka :

r2 = R2 + a2 2 R a cos

I = r2 dm = dm (R2 + a2 2 R a cos )
I = dm R2 + dm a2 2 a R a cos dm
= Ip.m + m a2 2 a R Cos dm
Jika O mempunyai koordinat (0,0,0) maka : R = Cos adalah absis dari dm.
2 a R Cos dm = 2 a R x dm
xp.m = O = x dm / dm , maka x dm = 0
Jadi 2 a R Cos dm = 0
Atau Ip = Ip.m + m a2.

Dalil Sumbu Tegak Lurus

Sumbu tegak lurus artinya sumbu putar yang tegak lurus sumbu melalui puat
massa, yang tegak lurus penampang.

Misal sumbu yang saling tegak lurus (x,y,z)


Iz = dm r2
= dm ( x2 + y2 )
= dm x2 + dm y2
Iz = Ix + Iy
Perluasan

1. Momen inersia sebuah segi empat :

a) Sumbu melalui pusat massa // salah satu sisi


Buat dm lebar dx berbentuk segi empat panjang // salah satu sisi (b)
dm = dA = b dx
1
+
I = dm x = 2 2
1 x2 dx

2
1
= 2b 02 x 2 dx
1
1 3
= 2b x |2
3 0
2 1 2 1 3 1
= b ( a)3 = = 2
3 2 3 8 12
Jika b<<a, maka segiempat tersebut merupakan sebuah batang yang
mempunyai panjang a.
b) Sumbu putar melalui pusat massa tegak lurus pada bidang
Iz = Ix + Iy
1 1
= 2 m a2 + 12 m b2
1
Iz = 12 m ( a2 + b2 )

Rumus ini berlaku baik untuk keping tipis ataupun tebal.


c) Sumbu putar melalui pusat massa // sumbu x atau sumbu y atau sumbu z`
1
Iz = 12 m ( a2 + b2 ) dengan sumbu putar // sumbu z
1
Ix = m ( a2 + c2 ) dengan sumbu putar // sumbu x
12
1
Iy = 12 m ( b2 + c2 ) dengan sumbu putar // sumbu y

2. Momen inersia sebuah keping segitiga tipis terhadap sebuah sumbu putar melalui
salah satu sisi.
h = tinggi segitiga
BC = alas sebagai sumbu putar = a
Buat elemen dm yang sejajar dengan BC pada jarak x dari sumbu putar, tebal dx,
panjang p, dm = dA = p dx, p adalah panjang dm.

( )
p : a = ( h-x ) : h atau p =

I = dm x2
()
= a 2


=

0 ( ) 2

= { 0 2 0 3 }

1 1
= ( h4 h4 )
3 4
2 1
= h4
12

Jika, A = dan = , maka
2
1
Isegi tiga = mh2
6

3. Momen inersia benda berongga


Untuk menentukan momen inersia benda berongga, dihitung dulu momen inersia
benda yang penuh, kemudian dikurangi dengan momen inersia rongganya.
Iberongga = Ipenuh + Irongga
4. Momen inersia sebuah roda gila berporos
Poros roda mempunyai satu sumbu putar, jadi Isistem = Iroda + Iporos
Poros berbentuk silinder pejal berjari-jari R1 sedangkan roda berbentuk silinder
berdinding tebal, jari-jari dalam R1, jari-jari luar R2. Jika mr = massa roda, mp = massa
poros.
1 1
Isilinder = mr (R12 + R22) + mp R12
2 2
PUSAT MASSA

Pada sistem benda titik (ialah sebuah sistem yang terdiri atas lebih dari satu benda
titik), tiap anggota sistem mempunyai massa, maka massa dari sistem benda titik adalah
jumlah dari massa-massa anggota sistem dan letak dari massa total ini adalah pusat massanya.
Pusat massa adalah titik tangkap dari resultan gaya-gaya berat pada setiap anggota sistem,
yang jumlah momen gayanya terhadap titik tangkap ini (pusat massa) adalah nol. Dikatakan
juga bahwa pusat massa adalah sebuah titik pada sistem benda titik yang apabila dikerjakan
gaya luar akan mengakibatkan benda bergerak translasi murni. Setiap benda titik mengalami
gaya tarik bumi dengan gaya w = m.g disebut berat (weight), arah gaya ini menuju pusat
bumi. Oleh karena jarak ke pusat bumi besar sekali naka setiap Wi akan bepotongan di
tempat yang jauh sekali , arah setiap Wi dapat dikatakan sejajar .

Jadi, Wsistem = mi.g




pm = =

Atau ditulis menurut komponen-komponennya :
( ) ( ) ( )
xpm = ypm = zpm =

( xpm , ypm , zpm ) merupakan koordinat dari pusat massa .
Perhatikan :


pm = , dengan mendeferensiasi terhadap t, diperoleh :



pm = pm =


( i)



= =



pm = pm =


(i)


= =

Perluasan
Untuk benda rigid (tegar) berlaku lim
=1 = , yang terdiri atas banyak sekali
0

elemen massa mi yang sangat kecil.


Jadi koordinat pusat massa benda rigid :

xpm = ypm = zpm =

dm = dV atau dm = dA atau dm = dl,
jika :
= massa persatuan volume (V)
= massa persatuan luas (A)
= massa persatuan panjang (L)
jadi, koordinat pusat massa dapat dihitung sebagai berikut :

xpm = atau xpm = atau xpm =


ypm = atau ypm = atau ypm =


zpm = atau zpm = atau zpm =

jika benda rigid yang homogen mempunyai bentuk simetri, pusat massa akan berimpit
dengan pusat simetrinya, misalnya bola, balok, kubus, dan lain-lain. Jika benda rigid yang
homogen mempunyai sumbu simetri, misalnya kerucut atau silinder, maka pusat massanya
akan berada pada sumbu simetrinya.

Contoh :
Pandang benda yang terdiri dari n partikel masing masing mempunyai massa m
dengan = 1,2 n

Masa total sistim adalah M=



Pusat masa benda = dengan r vector posisi benda ke .

Untuk benda yang kontinyu dituliskan dalam bentuk integral

=

Tentukan pusat masa benda

Anggap benda terdiri dari dua benda yaitu kerucut dan setengah bola.
Untuk kerucut, dipilih kordinat dipusat maka pusat masa x = y = 0 hanya perlu dicari pusat
masa di arah z.
0 = rapat masa.
1 0
= 0 =
0
Gunakan kordinat silinder

Untuk setengah bola, kordinat dipusat maka pusat masa x = y = 0


2/2
=0=0=0 2 sin
=
2
2
=0=0=0 2 sin

Gunakan z = r cos akan didapat:

tanda minus karena setengah bola terletak dibawah.

Kalau ->

Anda mungkin juga menyukai