Anda di halaman 1dari 6

POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014

STRUKTUR BAJA DASAR


Pokok Bahasan:
1. Proses Pembuatan Baja dan Jenis-Jenis Baja
2. Karakteristik Baja dan Perencanaan
3. Bentuk-Bentuk Baja Profil
4. Konstruksi Sambungan
5. Perencanaan Elemen Struktur Tarik
6. Perencanaan Elemen Struktur Tekan

I. Proses Pembuatan Baja dan Jenis-Jenis Baja.

II. Karakteristik Baja dan Perencanaan.

1. Tegangan Ruang
Dalam kebanyakan struktur design, capaian titik leleh (yielding) pada struktur tidak seperti dalam
tingkah laku percobaan uji tarik. Tegangan ideal () dalam keadaan ruang, dihitung dengan persamaan
berikut:

= + + . . . + 3 + 3 + 3

Karena tegangan dihitung dengan prinsip bekerja pada satu bidang datar, maka tegangan
principle dari salah satu sumbu dapat diabaikan, oleh sebab itu tegangan ideal () dapat
ditulis menjadi:

= + . + 3 (dalam 1 bidang datar)

Jika = 0, maka:

= + 3

Jika( = 0) dan = 0; hanya ada tegangan geser (shear stress), maka:



= 3  = 3 ; atau  =

1
Materi Ajar Struktur Baja
POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014
Jika tegangan ijin () adalah tegangan leleh (), maka:
1
= = . = 0,577.
3 3
Jika tegangan geser leleh () sama dengan tegangan dasar (
), maka:
= 0,577.

Dalam pemakaian semua rumus di atas, tegangan tarik dianggap sebagai tegangan positif.

2. Rasio Poissons ().


Untuk baja konstruksi, Poissons Ratio-nya () adalah 0,3 (untuk elastic range) dan 0,5 (untuk
plastis range).

3. Hubungan Modulus Elastisitas (E) dan Modulud Gelincir/Shear (G).


Pembebanan dalam geser murni, menghasilkan stressstrain curve dengan bagian garis lurus yang
kemiringannnya menunjukan modulus elastisitas (E). Jika rasio Poissons () dan modulus elastisitas (E)
diketahui, maka besar modulus gelincir/shear (G) dibatasi oleh teori elastisitas dengan nilai sebagai
berikut:

=
2. (1 + )
Dimana:

= 2,1 10 (menurut PPBBI 1983), dan


= 2,03 10 (menurut AISC).


= 0,81 10 (menurut PPBBI 1983), dan


= 11.000 0,7733 10 (menurut AISC).

4. Faktor Keamanan (Safety Factor) dan Faktor Pembebanan (Load Factor).


Tegangan dasar (
) dalam perencanaan elastis, ditentukan juga dengan persamaan berikut:


= 1,5 adalah angka faktor keamanan
,

Pada perencanaan plastis, nilai beban batas adalah beban kerja dikalikan faktor beban ().
Pada PPBBI, ditentukan:
o Untuk beban mati, ( = 1,7); dan
o Untuk beban sementara, ( = 1,3).
Perencanaan plastis, menurut AISC, faktor beban () ditentukan untuk keadaan:
o Beban mati, ( = 1,4);

2
Materi Ajar Struktur Baja
POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014
o Beban mati (DL) + hidup (LL) + beban atap (Lr) atau beban es (S) atau air hujan (R),
adalah;
= 1,2. + 1,6. + 0,5. ( atauatau)
o Beban mati (DL) + beban atap (Lr), atau beban es (S) atau air hujan (R) + beban hidup
(LL) atau angin (W) adalah;
= 1,2. + 1,6. ( atauatau) + (0,5. atau 0,8. )
o Beban mati (DL) + angin (W) + beban hidup (LL) + beban atap (Lr) atau es (S) atau
hujan (R), adalah;
= 1,2. + 1,3. + 0,5. + 0,5. ( atauatau)

5. Kriteria Perencanaan.
A. Kriteria kekuatan penampang
perhitungan secara elastis
perhitungan secara plastis
B. Kriteria kekakuan, yaitu lendutan.
dari segi estetika, contohnya lendutan jembatan kelihatan jelek walaupun masih kuat dalam
batas ijin.
momen sekunder yang diakibatkan lendutan, contohnya balok yang memikul beban terbagi
merata di atasnya, juga menerima beban kerja akibat gaya normal (tekan) akibatnya terjadi
momen sekunder (tambahan), sebesar (. )

P.
C. Kriteria stabilitas, yaitu struktur tidak boleh mengalami tekuk, tekuk lateral (lateral torsion
buckling), dan lipat. Dalam perencanaan juga harus memperhatikan kelelahan material (fatique)
akibat beban bolak-balik misalnya gaya gempa, kegetasan struktur (brittle failure), dan getaran
(dynamic response) akibat beban lalu lintas atau orang pada struktur baja, atau getaran akibat
angin, gempa, mesin, dll.

6. Tegangan yang diijinkan.


Tegangan dasar pada berbagai mutu baja (PPBBI), berlaku untuk elemen dengan ketebalan ( 40)
mm. Jika tebal elemen (40 < 100) mm, maka harga tegangan dikurangi 10%.
untuk beban tetap : tegangan normal ijin ( ) , maka: =

untuk beban sementara : tegangan normal ijin ( ) , maka: = 1,3.

3
Materi Ajar Struktur Baja
POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014
tegangan dasar ijin untuk beban sementara : = 1,3.

tegangan geser ijin untuk beban tetap: = 0,58.

pada penampang yang bekerja gaya geser + normal, berlaku rumus Huber Henky , yaitu:

= + 3. < 

pengertian beban tetap dan beban sementara, adalah:
o beban tetap = berat sendiri (DL) + beban hidup (LL);
o beban sementara = berat sendiri (DL) + beban hidup (LL) + beban angin (W); atau
o beban sementara = berat sendiri (DL) + beban hidup (LL) + beban gempa.
(dipilih yang terbesar)

III. Bentuk-Bentuk Baja Profil.

IV. Perencanaan Elemen Struktur Tarik (Tension Members).

Perhitungan kekuatan batang tarik (tension members) tanpa perlemahan akibat lubang, maka:

=

dimana:
N : gaya tarik yang bekerja (kg)
Abruto : luas penampang bruto (cm2) N N
: tegangan dasar (kg/cm2)

Perhitungan kekuatan batang tarik (tension members) dengan perlemahan akibat lubang (gambar).
Pada tepi lubang, tegangan maksimum kira-kira 3 kali tegangan rata-rata, maka:

= 0,75.

rata-rata

N N

max

Penentuan besarnya luas penampang netto (Anetto), yaitu:


Potongan PQ dan RHI: = ( . ).   = . . = ( . )

4
Materi Ajar Struktur Baja
POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014
.
Potongan PQI: = . . +
.

.
Potongan PHI: = . . +
.

. .
Potongan RJI: = . . + +
. .

Secara umum, jika masing-masing lubang atau jaraknya tidak sama besar maka persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut:
o  = (. ) untuk lubang sejajar ; dan
.
o = (. )+ untuk lubang tidak sejajar.
.

Menurut PPBBI syarat jumlah luas lubang pada penampang baja harus ( 15% .),
dan tegangan rata-rata ( ) batang tarik yang berlubang tidak boleh (> 75% )
tegangan dasar (
).
Menurut AISC luas netto efektif ( ) akibat lubang tidak boleh (> 85%) luas penampang
brutto ( 85% .).

P R

N N
Q H J

dimana:
b : lebar penampang batang utuh (cm)
t : tebal penampang (cm)
A : luas penampang batang utuh (cm2)
d1 : diameter lubang = (diameter baut + 1 mm) menurut PPBBI, & (+ 1/8) AISC.
n : banyaknya lubang yang dilewati garis potongan
s : jarak antara sumbu lubang pada arah sejajar sumbu batang (cm)
u : jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu batang (cm)

Latihan:
1. Baut (7/8), dipakai untuk menyambung pelat dengan konfigurasi seperti pada gambar-1 di
bawah. Hitung An dan kontrol apakah memenuhi syarat PPBBI maupun AISC !
2. Pada gambar-2, hitung An dan kontrol apakah memenuhi syarat PPBBI maupun AISC !

5
Materi Ajar Struktur Baja
POLITEKNIK NEGERI AMBON Teknik Sipil 2014

N N

V. Konstruksi Sambungan.

VI. Perencanaan Elemen Struktur Tekan.

6
Materi Ajar Struktur Baja

Anda mungkin juga menyukai