F = 0
M = 0
• Ada Reaksi yang akan melawan aksi agar terjadi equilibrium
Reaksi pada Support
1. Roller 2. Pin
Fx
Fy Fy
3. Fixed 4. Simple
Mz
Fx
Fy
Fy
Mechanics (Mekanika)
• Cabang dari Mekanika yang mempelajari hubungan antara beban
eksternal yang bekerja pada sebuah benda yang dapat berdeformasi
serta intensitas gaya-gaya internal yang bekerja didalam benda
tersebut. Dalam cabang ilmu ini juga dipelajari cara menghitung
deformasi pada benda serta stabilitas benda tersebut ketika
dikenakan beban eksternal. (Diterjemahkan dari “Mechanics of
Materials”, R.C. Hibbeler)
Tegangan
• Tegangan adalah Intensitas gaya internal yang bekerja pada bidang
tertentu (luasan/area) melewati sebuah titik.
• Ada dua jenis tegangan:
Fz
Fx
x = lim Fx Fy
Fz A→ 0 A
z = lim
A→ 0 A Fy
y = lim
A→ 0 A
Allowable Stress
• Tegangan perhitungan dapat berbeda dengan kenyataannya
dikarenakan faktor error dalam manufaktur, vibrasi, beban kejut, atau
pembebanan tidak terduga sebelumnya.
• Salah satu cara untuk menuntukan allowable stress adalah dengan
menggunakan definisi factor of safety (F.S.).
Equilibrium:
F = 0 1 kN 1 kN
M = 0
Pada Segmen (Potongan) juga berlaku, sehingga gaya internal
akan sama dengan gaya eksternal
Contoh Soal 2 - Statika, Tegangan
Hitung Reaksi pada tumpuan A!
Contoh Soal 3 - Tegangan Rerata
Hitung Tegangan Geser Pada Pelat! 2 kN
Tebal pelat 2 mm, diameter Punch Punch Tool
Tool 4 mm.
Pelat
Regangan
Regangan terbagi dua:
• Regangan Normal (Normal Strain), regangan ini berhubungan dengan
pertambahan atau pengurangan panjang disebabkan oleh deformasi
yang terjadi karena diberinya beban kepada benda tersebut.
• Regangan Geser (Shear Strain), regangan ini berhubungan dengan
perubahan sudut antara dua garis disebabkan deformasi. Dimana
pada awalnya sudut tersebut tegak lurus.
Regangan (cont'd)
• Regangan Normal • Regangan Geser
τxy
(a) Sebelum
τxy
(a) Sebelum
τxy
(b) Sesudah
(b) Sesudah τxy
gaya
panjang awal
PL
=
AE modulus elastisitas
luasan melintang
Force Method
• Tekanan akibat tidak adanya ruang untuk benda berdeformasi dapat
menyebabkan benda tersebut mengalami tegangan. Cara menghitung
nilai tegangan ini adalah dengan metode yang dinamakan flexibility
dan force method of analysis. (akan dijelaskan dalam contoh soal)
• Salah satu kasus pemanfaatan metode analisa ini adalah pada saat
preloading dari sebuah bantalan.
Thermal Stress
• Pertambahan temperatur pada benda dapat menyebabkan benda
tersebut bertambah dalam volume (panjang untuk kasus 1D).
Pertambahan panjang ini apabila tidak disertai dengan ruang untuk
deformasi maka akan menimbulkan tegangan.
• Contoh kasus adalah pada komponen turbin saat beroperasi.
perbedaan temperatur
koefisien muai panjang
panjang mula-mula
T = TL
Contoh Soal 4 - Deformasi Aksial
Hitung displacement dari batang apabila
radius berubah berdasarkan r(x) = (0.1/(x+1)) m
dan modulus Young berubah berdasarkan
E = 125(1+x) Mpa. Panjang batang 3 m.
4 kN
Contoh Soal 5 - Tegangan Deformasi Terhambat
A 20 kN B
C gap 1 mm
400 mm 800 mm
Contoh Soal 6 - Thermal Stress
0.5 in
2 ft
0.5 in
Konsentrasi Tegangan (cont'd)
10 kN
dalam MPa
Pemberian fillet, paling ideal
10 kN
dalam MPa
Pemberian chamfer, pertambahan tegangan max 16% (pada kasus ini)
Konsentrasi Tegangan (cont'd)
dalam MPa
No treatment, Terjadi konsentrasi tegangan. Pertambahan tegangan max 23% (Pada kasus ini).
Torsi Torque (Nm atau lb.ft)
(a)
(b)
Bending Moment
Bending Moment adalah beban yang diterima
material yang menyebabkannya membengkok
(bending). Satuannya adalah Nm atau lb.ft.
(a)
Batang yang ramping dan menerima beban dari
arah tegak lurusnya disebut dengan beam.
Beam pada umumnya memiliki luas melintang
yang konstan. Contoh Beam sederhana antara
lain:
(b)
a) Simply supported beam
b) Cantilever
c) Overhanging beam
(c)
Beban pada Beam
• Diantara Perhitungan yang dapat
dilakukan untuk menguji desain
dari beam dalam dua dimensi
adalah antara lain:
a) Tegangan normal (σ)
b) Tegangan geser (τ)
c) Tegangan transverse (τ)
d) Slope (derajat, 0 )
e) Deformasi (m)
Beban pada Beam (cont'd)
20 mm
200 mm
10 mm
Transformasi Tegangan
• Transformasi tegangan dilakukan x + y x − y
2
tegangan gesernya).
in − plane 2
x + y
avg =
2
Lingkaran Mohr
• Lingkaran Mohr dipergunakan untuk mentransformasi tegangan. Untuk plane
stress, lingkaran Mohr benbentuk satu lingkaran penuh sedangkan untuk kasus
nyata (3D), lingkaran Mohr terdiri dari tiga buah lingkaran.
1 = Y
apabila sama-sama
2 = Y positif/negatif
1 − 2 = Y
apabila tanda berbeda
Teori Maximum-Distortion-Energy (Von Misses)
• Teori ini menyatakan bahwa
kegagalan terjadi ketika material
menerima energi distorsi per
unit volume yang melebihi
kemampuannya.
− 1 2 + 2 = Y
1
2 2 2
Contoh Perhitungan 6c - Tegangan Von Misses
• Menggunakan soal pada 6B, hitung tegangan Von Misses pada titik
yang sama
Batang Truss
• Truss dapat didefinisikan sebagai struktur yang lurus dimana ujung-
ujungnya terhubung dengan cara pin joint (tidak dapat menerima
momen).
Contoh Perhitungan 7 - Gaya pada Truss
untuk A, C, E:
d = 0.5 in
(0, 10)
E = 30 x 106
B
untuk B, D:
d = 0.4 in (12, 6)
A
E = 11 x 106 C
E
D 600 (12, 0)
(0, 0)
2000 lb
Pendahuluan Metode
Elemen Hingga
Finite Element Method (FEM)
• Ide Pokok dari FEM adalah membagi-bagi struktur, body, atau region
yang sedang dianalisa menjadi elemen-elemen kecil yang banyak
(berhingga).
• Perhitungan dimulai dengan proses discretisize kemudian elemen-
elemen kecil tersebut akan di-assemble sehingga membentuk
persamaan aljabar yang dapat diselesaikan.
Aplikasi FEM pada Perhitungan Truss
• Truss dapat dihitung dengen memanfaatkan metode elemen hingga.
• Discretisasi dilakukan dengan membagi setiap batang truss menjadi
elemen. Kemudian dilakukan penomoran untuk elemen dan nodes
pada kasus tersebut.
• Nodes adalah titik temu elemen. Nodes menyambung berbagai
elemen dan membantu dalam perhitungan menggunakan FEM.
nodes
i e elemen j
untuk B, D:
d = 0.4 in (12, 6)
A
E = 11 x 106 C
E
D 600 (12, 0)
(0, 0)
2000 lb
Konstanta Pertambahan Panjang
• Pada dasarnya, batang truss merupakan spring dengan nilai
konstanta pegas dapat diturunkan dari persamaan defleksi
aksial dengan:
PL AE
= P= e'
f =K a e' e'
AE L
Langkah-langkah FEA
• Descritization
• Determination of the Local Element Characteristic
• Transformation of the Element Characteristics
• Assemblage of the global Element Characteristic
• Application of the Prescribed Displacement
• Solution
• Calculation of the Element Resultant