Anda di halaman 1dari 50

Pendahuluan Mekanika dan

Metode Elemen Hingga


By : Aristo Taufiq, S.T.
aristotaufiq@aeroengineering.co.id
Mengapa FEM/FEA?
• Cepat, hasil dapat didapatkan dalam hitungan jam (bahkan menit).
• Mudah, dapat dikerjakan dengan sederhana. Hanya membutuhkan
komputer.
• Murah, tidak perlu membuat prototipe. Banyak alternatif kode
opensource dan produsen FEA menyediakan lisensi edukasi.
• Detail, semua data tegangan, regangan, displacement di segala titik
dapat dihitung.
Kasus FEM/FEA
• Statika Struktur
• Linear
• Non-linear
• Modal Analysis
• Konduksi Thermal
• Thermal Stress
• Buckling
• etc.
Pendahuluan Mekanika
Statics (Statika)
• “Statics is the branch of mechanics that is concerned with the analysis
of loads (force and torque, or "moment") acting on physical systems
that do not experience an acceleration (a=0), but rather, are in static
equilibrium with their environment” (en.wikipedia.org)

• Statika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari tentang


analisa beban (gaya dan torsi/momen) yang bekerja pada sebuah
sistem fisis yang tidak mengalami akselerasi (a = 0) namun bersifat
ekuilibrium statis dengan lingkungannya.
Konsep Dasar
• Equilibrium sebuah benda mengharuskan benda tersebut dalam
keadaan setimbang teradap gaya-gaya dan juga moment untuk
menghindarinya dari translasi dan rotasi.

F = 0
M = 0
• Ada Reaksi yang akan melawan aksi agar terjadi equilibrium
Reaksi pada Support
1. Roller 2. Pin
Fx

Fy Fy
3. Fixed 4. Simple

Mz
Fx

Fy
Fy
Mechanics (Mekanika)
• Cabang dari Mekanika yang mempelajari hubungan antara beban
eksternal yang bekerja pada sebuah benda yang dapat berdeformasi
serta intensitas gaya-gaya internal yang bekerja didalam benda
tersebut. Dalam cabang ilmu ini juga dipelajari cara menghitung
deformasi pada benda serta stabilitas benda tersebut ketika
dikenakan beban eksternal. (Diterjemahkan dari “Mechanics of
Materials”, R.C. Hibbeler)
Tegangan
• Tegangan adalah Intensitas gaya internal yang bekerja pada bidang
tertentu (luasan/area) melewati sebuah titik.
• Ada dua jenis tegangan:

1. Normal Stress, gaya internal yang bekerja pada sebuah bidang


yang dengan sudut tegak lurus terhadap bidang tersebut.

2. Shear Stress, gaya internal yang bekerja pada sebuah bidang


dengan sudut sejajar dengan bidang tersebut.
Tegangan (cont'd)
• Normal Stress (σ) • Shear Stress (τ)
• Tegak Lurus Permukaan • Sejajar permukaan

Fz
Fx
 x = lim Fx Fy
Fz A→ 0 A
 z = lim
A→ 0 A Fy
 y = lim
A→ 0 A
Allowable Stress
• Tegangan perhitungan dapat berbeda dengan kenyataannya
dikarenakan faktor error dalam manufaktur, vibrasi, beban kejut, atau
pembebanan tidak terduga sebelumnya.
• Salah satu cara untuk menuntukan allowable stress adalah dengan
menggunakan definisi factor of safety (F.S.).

F Dimana Fallow pada umumnya


=
fa il
F.S. ditentukan dari tegangan yield
F allo w
material
Contoh Soal 1 - Gaya Internal
Berapa Gaya yang bekerja
pada potongan Batang 1 kN 1 kN
Tersebut?

Equilibrium:
F = 0 1 kN 1 kN

M = 0
Pada Segmen (Potongan) juga berlaku, sehingga gaya internal
akan sama dengan gaya eksternal
Contoh Soal 2 - Statika, Tegangan
Hitung Reaksi pada tumpuan A!
Contoh Soal 3 - Tegangan Rerata
Hitung Tegangan Geser Pada Pelat! 2 kN
Tebal pelat 2 mm, diameter Punch Punch Tool
Tool 4 mm.
Pelat
Regangan
Regangan terbagi dua:
• Regangan Normal (Normal Strain), regangan ini berhubungan dengan
pertambahan atau pengurangan panjang disebabkan oleh deformasi
yang terjadi karena diberinya beban kepada benda tersebut.
• Regangan Geser (Shear Strain), regangan ini berhubungan dengan
perubahan sudut antara dua garis disebabkan deformasi. Dimana
pada awalnya sudut tersebut tegak lurus.
Regangan (cont'd)
• Regangan Normal • Regangan Geser
τxy

(a) Sebelum

τxy
(a) Sebelum
τxy

(b) Sesudah
(b) Sesudah τxy

Regangan Normal menyebabkan perubahan volume sebuah kubus, sedangkan


regangan geser menyebabkan perubahan bentuk dari kubus tersebut.
Poisson's Ratio
• Apabila batang ditarik, maka selain terjadi pertambahan panjang,
batang tersebut akan menyusut dari arah lateral-nya (berkurang
dalam luasan melintang).
• Pada daerah elastis, deformasi pada arah lateral ini bersifat linear
terhadap beban yang diberikan.

 lat Pertambahan panjang arah lateral


 = −
 long Pertambahan panjang arah longitude (memanjang)
Kurva Tegangan-Regangan
• Terdapat Hubungan antara
pertambahan tegangan dan
regangan yang terjadi dalam
sebuah material. (Hukum Hooke)
• Hubungan ini biasanya
digambarkan sebagai diagram
dimana sumbu-x menunjukkan
regangan dan sumbu-y
menunjukkan tegangan.
Kurva Tegangan-Regangan (cont'd)
Conventional Stress-Strain Diagram, menggunakan
nominal engineering stress dan nominal engineering
strain. Nominal engineering stress, gaya yang diberikan
(P) dibagi dengan luasan melintang awal spesimen (A0)
(tidak mempertimbangkan perubahan luasan selama
pengujian). nominal engineering strain, pertambahan
panjang di akhir pengujian (delta) dengan panjang
spesimen di awal (L0).
True Stress-Strain Diagram, mempertimbangkan
perubahan luasan melintang dan pertambahan panjang
selama pengujiannya. Perbedaan dengan diagram
konvensional hanyalah sedikit selama dalam keadaan
elastis (nilai error ± 0.1%)
Material ductile atau brittle ditentukan kurva ini. Ductile
berarti dapat menerima energi yang lebih besar (akan
mengalami yield sebelum fraktur). Tidak semua logam
ductile, besi cor adalah contohnya.
• Daerah Elastis, material masih bersifat elastis.
Apabila beban dihilangkan, maka material akan
kembali pada keadaan mula.
• Daerah Yield, material bertambah panjang secara
permanen. Biasa digunakan sebagai batasan desain
yang diperbolehkan. Setelah melewati bagian ini,
apabila beban dihilangkan, maka regangan akan
turun mengikuti kemiringan dari modulus
elastisitas.
• Daerah Strain Hardening, material masih mampu
menerima pertambahan beban dan akan terus
berdeformasi hingga mencapai tegangan ultimate.
Apabila melewati daerah ini, maka pembebanan
yang berulang-ulang (load dan unload) akan
mengalami sifat hysteresis, yang penting
dipertimbangkan apabila sedang mendesain
material untuk vibration damping.
• Daerah Necking, material terlihat mengalami
penurunan luasan melintang yang drastis pada
daerah tertentu. Beban yang dapat diterima
spesimen menurun dan apabila dilanjutkan,
spesimen akan mengalami fraktur (pada tegangan
fraktur).
Deformasi
• Perubahan bentuk benda. Penyebabnya adalah gaya eksternal atau
perubahan temperatur.
• Deformasi yang tidak diakomodasi dengan ruang yang cukup dapat
menyebabkan tegangan.
• Deformasi pada batang yang diberikan beban secara aksial dan memiliki
luasan melintang yang konstan dapat dihitung dengan:

gaya
panjang awal
PL
=
AE modulus elastisitas
luasan melintang
Force Method
• Tekanan akibat tidak adanya ruang untuk benda berdeformasi dapat
menyebabkan benda tersebut mengalami tegangan. Cara menghitung
nilai tegangan ini adalah dengan metode yang dinamakan flexibility
dan force method of analysis. (akan dijelaskan dalam contoh soal)
• Salah satu kasus pemanfaatan metode analisa ini adalah pada saat
preloading dari sebuah bantalan.
Thermal Stress
• Pertambahan temperatur pada benda dapat menyebabkan benda
tersebut bertambah dalam volume (panjang untuk kasus 1D).
Pertambahan panjang ini apabila tidak disertai dengan ruang untuk
deformasi maka akan menimbulkan tegangan.
• Contoh kasus adalah pada komponen turbin saat beroperasi.
perbedaan temperatur
koefisien muai panjang
panjang mula-mula
 T =   TL
Contoh Soal 4 - Deformasi Aksial
Hitung displacement dari batang apabila
radius berubah berdasarkan r(x) = (0.1/(x+1)) m
dan modulus Young berubah berdasarkan
E = 125(1+x) Mpa. Panjang batang 3 m.

4 kN
Contoh Soal 5 - Tegangan Deformasi Terhambat

Gunakan Force method untuk menghitung reaksi pada dinding.


E = 200 GPa, diameter 5 mm. Terdapat gap 1 mm dengan dinding.

A 20 kN B

C gap 1 mm
400 mm 800 mm
Contoh Soal 6 - Thermal Stress

Hitung tegangan normal rerata apabila batang


berubah suhu dari 60 oF menuju 120 oF
α = 6.6 x 10-6 / oF dan E = 2.9 x 104 kip/in2

0.5 in
2 ft

0.5 in
Konsentrasi Tegangan (cont'd)
10 kN

dalam MPa
Pemberian fillet, paling ideal

10 kN

dalam MPa
Pemberian chamfer, pertambahan tegangan max 16% (pada kasus ini)
Konsentrasi Tegangan (cont'd)

dalam MPa
No treatment, Terjadi konsentrasi tegangan. Pertambahan tegangan max 23% (Pada kasus ini).
Torsi Torque (Nm atau lb.ft)

Torsi adalah momen yang bersifat


“memuntir”. Dua kuantitas yang perlu
dipertimbangkan, tegangan geser akibat
torsi dan sudut puntir (twist angle).
Untuk menghitung keduanya,
Torsi
Tegangan radius dibutuhkan definisi momen inersia
geser max paling luar
Tc polar.
 max
Panjang batang
= Twist Angle
J momen TL
inersia polar = Shear modulus
JG of elasticity
Untuk shaft pejal
 4
berbentuk silinder, J= c
2
Torsi (cont'd)
Pengurangan Berat dapat
dilakukan dengan melubangi
spesimen. Dalam kasus ini,
lubang dibuat dengan
diameter D0/2. Tegangan
max bertambah hanya 7 %.

Ada Gradien pertambahan nilai tegangan


dari sumbu spesimen ke lingkar luarnya
Torsi (cont'd)
(a) Spesimen dengan fillet
(b) Spesimen tanpa fillet
Konsentrasi Tegangan Masih terjadi dalam beban torsi

(a)

(b)
Bending Moment
Bending Moment adalah beban yang diterima
material yang menyebabkannya membengkok
(bending). Satuannya adalah Nm atau lb.ft.
(a)
Batang yang ramping dan menerima beban dari
arah tegak lurusnya disebut dengan beam.
Beam pada umumnya memiliki luas melintang
yang konstan. Contoh Beam sederhana antara
lain:
(b)
a) Simply supported beam
b) Cantilever
c) Overhanging beam
(c)
Beban pada Beam
• Diantara Perhitungan yang dapat
dilakukan untuk menguji desain
dari beam dalam dua dimensi
adalah antara lain:
a) Tegangan normal (σ)
b) Tegangan geser (τ)
c) Tegangan transverse (τ)
d) Slope (derajat, 0 )
e) Deformasi (m)
Beban pada Beam (cont'd)

Tegangan Normal (σ) Displacement (δ)


Shear Force (V) 

Arah jika menghitung manual


Contoh Soal 6a - Perhitungan Beam
Hitung Shear Force, Bending Moment, Slope dan Displacement dari kasus ini.
Tentukan pula nilai tegangan pada luasan melintang persis di tengah batang. E = 210 GPa
500 N
bh 3 Mc
I =  max =
12 I

20 mm

200 mm
10 mm
Transformasi Tegangan
• Transformasi tegangan dilakukan  x + y  x − y 
2

untuk menentukan bagaimana  1, 2 =    +  xy 2


tegangan di sebuah titik 2  2 
direpresentasikan (bagaimana
  x − y 
2
kombinasi tegangan normal dan  max 
=   +  xy
2

tegangan gesernya). 
in − plane  2 

 x + y
 avg =
2
Lingkaran Mohr
• Lingkaran Mohr dipergunakan untuk mentransformasi tegangan. Untuk plane
stress, lingkaran Mohr benbentuk satu lingkaran penuh sedangkan untuk kasus
nyata (3D), lingkaran Mohr terdiri dari tiga buah lingkaran.

Lingkaran Mohr permasalahan 2D Lingkaran Mohr permasalahan 3D


Contoh Perhitungan 6b - Transformasi Tegangan
• Menggunakan soal dari 6A, tentukan tegangan prisipal, dan tegangan
geser maksimum pada nilai tegangan max di tengah-tengah batang.
Teori Kegagalan
Terdapat empat jenis teori kegagalan, dua untuk material ulet (ductile)
dua untuk material getas (brittle). Untuk Material ductile, kriteria
tersebut adalah:
• a) Teori Maximum-Shear-Stress (Tresca yield criterion)
• b) Teori Maximum-Distortion-Energy (Von Misses)

Untuk Material ductile, kriteria tersebut adalah:


• a) Teori Maximum-Normal-Stress
• b) Teori Mohr’s Failure Criterion
Tresca Yield Criterion
• Tresca Yield Criterion
menyatakan bahwa kegagalan
material disebabkan oleh
tegangan geser maksimum.
principal stress

1 =  Y
apabila sama-sama
 2 = Y positif/negatif

1 −  2 =  Y
apabila tanda berbeda
Teori Maximum-Distortion-Energy (Von Misses)
• Teori ini menyatakan bahwa
kegagalan terjadi ketika material
menerima energi distorsi per
unit volume yang melebihi
kemampuannya.

 − 1 2 +  2 =  Y
1
2 2 2
Contoh Perhitungan 6c - Tegangan Von Misses
• Menggunakan soal pada 6B, hitung tegangan Von Misses pada titik
yang sama
Batang Truss
• Truss dapat didefinisikan sebagai struktur yang lurus dimana ujung-
ujungnya terhubung dengan cara pin joint (tidak dapat menerima
momen).
Contoh Perhitungan 7 - Gaya pada Truss
untuk A, C, E:
d = 0.5 in
(0, 10)
E = 30 x 106
B

untuk B, D:
d = 0.4 in (12, 6)
A
E = 11 x 106 C
E

D 600 (12, 0)
(0, 0)

2000 lb
Pendahuluan Metode
Elemen Hingga
Finite Element Method (FEM)
• Ide Pokok dari FEM adalah membagi-bagi struktur, body, atau region
yang sedang dianalisa menjadi elemen-elemen kecil yang banyak
(berhingga).
• Perhitungan dimulai dengan proses discretisize kemudian elemen-
elemen kecil tersebut akan di-assemble sehingga membentuk
persamaan aljabar yang dapat diselesaikan.
Aplikasi FEM pada Perhitungan Truss
• Truss dapat dihitung dengen memanfaatkan metode elemen hingga.
• Discretisasi dilakukan dengan membagi setiap batang truss menjadi
elemen. Kemudian dilakukan penomoran untuk elemen dan nodes
pada kasus tersebut.
• Nodes adalah titik temu elemen. Nodes menyambung berbagai
elemen dan membantu dalam perhitungan menggunakan FEM.
nodes

i e elemen j

sebuah elemen batang truss


Contoh Perhitungan Truss
untuk A, C, E:
d = 0.5 in Gunakan Metode Elemen hin
(0, 10)
E = 30 x 106
B

untuk B, D:
d = 0.4 in (12, 6)
A
E = 11 x 106 C
E

D 600 (12, 0)
(0, 0)

2000 lb
Konstanta Pertambahan Panjang
• Pada dasarnya, batang truss merupakan spring dengan nilai
konstanta pegas dapat diturunkan dari persamaan defleksi
aksial dengan:

PL AE
 = P=  e'
f =K a e' e'

AE L
Langkah-langkah FEA
• Descritization
• Determination of the Local Element Characteristic
• Transformation of the Element Characteristics
• Assemblage of the global Element Characteristic
• Application of the Prescribed Displacement
• Solution
• Calculation of the Element Resultant

Anda mungkin juga menyukai