Anda di halaman 1dari 10

Mekanika Teknik :

Tegangan dan Regangan

Humam Eddy Prabowo S.T., M.T.


Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia
Tegangan dan Regangan Normal
• Tegangan adalah gaya yang bekerja pada batang
• Tegangan internal di batang akan terlihat apabila
dibuat potongan melintang mn pada batang
• Di ujung kanan potongan terdapat aksi yang terdiri atas
gaya terdistribusi kontinu yang bekerja pada seluruh
penampang
• Intensitas gaya (yi. gaya per satuan luas) disebut
dengan tegangan (stress, s)
• Jadi gaya aksial P adalah resultan dari tegangan yang
terdistribusi kontinu.
Tegangan Normal
Besarnya tegangan yang timbul dapat dihitung dengan rumus :

• Bila P adalah gaya tarik, maka tegangannya disebut Tegangan Tarik (tensile stress) bila P
adalah gaya tekan, maka tegangannya disebut Tegangan Tekan (compressive stress)
• Karena tegangan ini memiliki arah yang tegak lurus permukaan potongan, maka jenis
tegangan ini disebut dengan istilah Tegangan Normal (normal stress)
Regangan Normal
Apabila akibat gaya aksial P, batang prismatis mengalami perubahan panjang sebesar d, maka besarnya
regangan, e (perpanjangan per satuan panjang) yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan :
Tegangan dan Regangan
Pengujian Mekanik
• Untuk mengetahui perilaku/sifat-sifat mekanis dari suatu material, biasanya
dilakukan pengujian di laboratorium
• Untuk pengujian dibutuhkan benda uji standar yang kemudian dibebani dan
dicatat besar deformasi yang terjadi (perubahan panjang, perubahan
diameter dsb.)
• Standar pengujian yang digunakan biasanya mengacu pada ASTM
(American Society for Testing and Materials) atau SNI (Standar Nasional
Indonesia) yang berlaku.
• Dalam standar tersebut sudah dijelaskan ketetapan mengenai prosedur
pengujian, ukuran benda uji yang standar serta metode pencatatan data serta
analisisnya
• Dua macam pengujian yang lazim digunakan adalah uji tarik (untuk
material logam) dan uji tekan (untuk material beton)
Kurva Tegangan Regangan
Titik A tegangan maksimum, tidak terjadi
perubahan bentuk ketika beban diberikan
disebut batas elastis

0A disebut daerah elastis

BCD disebut daerah plastis.

BC disebut titik leleh, terjadi pertambahan


regangan tanpa adanya penambahan
tegangan.

Titik D tegangan puncak dari bahan, disebut


titik runtuh

Titik E tegangan putus dari bahan.


Ductile & Brittle
• Bahan-bahan logam diklasifikasikan sebagai bahan liat (ductile) atau bahan
rapuh (brittle).
• Bahan liat mempunyai gaya regangan (tensile strain) relatif besar sampai dengan
titik kerusakan, misalnya baja atau aluminium.
• Bahan rapuh mempunyai gaya regangan yang relatif kecil sampai dengan titik
yang sama, misalnya besi cor dan beton.
• Batas regangan 0,05 sering dipakai untuk garis pemisah diantara bahan liat dan
bahan rapuh
• Hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup kecil adalah
linier.
• Hubungan linier antara pertambahan panjang dan gaya aksial yang
menyebabkannya hal ini dinyatakan oleh Robert Hooke yang disebut , hal ini
dinyatakan oleh Robert Hooke, yang disebut Hukum Hooke
Elastisitas
• Beberapa material struktur memiliki perilaku elastis linier

• Dengan mendesain struktur agar berfungsi pada daerah elastis linier, maka
deformasi permanen akibat luluh dapat dihindari

• Hubungan linier antara tegangan dan regangan dinyatakan dalam hukum hook:
Tegangan Geser
• Tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus penampang bahan disebut sebagai tegangan normal, sedangkan tegangan
yang bekerja dalam arah tangensial terhadap penampang diistilahkan sebagai tegangan geser (shear stress)
• Guna memahami konsep tegangan geser, kita pelajari suatu sambungan dengan baut pada gambar berikut, yang terdiri
dari batang datar A, pengapit C dan baut B
• Akibat aksi gaya tarik P, batang dan pengapit akan menekan baut dengan cara tumpu sehingga menimbulkan tegangan
tumpu (bearing stress)
• Selain itu, batang dan pengapit cenderung menggeser baut dan memotong baut, sehingga timbul tegangan geser (shear
stress) pada baut.

Anda mungkin juga menyukai