Anda di halaman 1dari 33

STRUKTUR KAYU

- Pertemuan 11 -

Dosen Pengampu:
.

Paska Wijayanti, S.T., M.Eng.


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 2022

SLIDESMANIA.C
Lingkup Materi
1) Pengetahuan Dasar Kayu 9) Struktur Lentur

2) Material kayu & Pengawetan kayu 10) Struktur Lentur dan Lentur Aksial

3) Tegangan Bahan 11) Struktur Lentur Aksial

4) Dasar Perencanaan Struktur Kayu 12) Quiz

5) Struktur Tarik 13) Sambungan Mekanik

6) Struktur Tekan Tunggal 14) Sambungan Mekanik

7) Struktur Tekan Ganda 15) Truss

8) UTS 16) UAS

SLIDESMANIA.C
Paska Wijayanti, S.T., M.Eng.
Pokok Bahasan

Pendahuluan
Persamaan Interaksi Lentur-Tarik
Persamaan Interaksi Lentur-Tekan
Struktur Lentur
Aksial

SLIDESMANIA.C
Paska Wijayanti, S.T., M.Eng.
Review Teori Batang Lentur Aksial
• Dalam desain str lentur aksial harus mempertimbangkan pengaruh kombinasi gaya aksial dan gaya lentur.

• Menurut SNI 7973-2013, desain struktur balok yg menerima beban lentur-aksial dibagi menurut jenisnya:

1. gaya aksial Tarik Persamaan Interaksi Lentur-Tarik Fb* = Fb x CM x Ct x CF x Ci x Cr x KF x ɸb x λ

2. gaya aksial Tekan Persamaan Interaksi Lentur-Tekan

• Hitungan yang dilakukan :


a) Hitung tegangan lentur dan kuat lentur terkoreksi
b) Hitung tegangan tekan dan kuat tekan terkoreksi
c) Kontrol persamaan interaksi lentur dan aksial tekan
d) Kontrol terhadap kekuatan geser
e) Kontrol terhadap lendutan
Contoh Soal 2
Sebuah balok kayu E18 dengan panjang balok 4 m dan terdapat pengekang lateral di tengah bentang pada
sumbu lemah penampang. Balok tsb menahan lentur dari beban merata yg bekerja akibat beban mati 3,2
kN/m dan beban hidup 1,8 kN/m. Beban terpusat yg menyebabkan gaya aksial Tekan akibat beban mati 60
kN dan beban hidup 35 kN. Kondisi kadar air 22% dengan temperatur normal. Periksa apakah kayu tsb
mampu manahan beban yg bekerja jika dimensi penampang 100 x 250 mm, dan lendutan yg diijinkan L/240.
qu y

Pu Pu
x
250
A B
4m
100

Penyelesaian :
▪ Hitung beban merata lentur terfaktor (qu) ▪ Hitung beban terpusat tarik terfaktor (Pu)
qu1 = 1,4D = 1,4 . 3,2 = 3,36 kN/m Pu1 = 1,4D = 1,4 . 60 = 84 kN
qu2 = 1,2D + 1,6L = 1,2 . 3,2 + 1,6 . 1,8 = 6,72 kN/m Pu2 = 1,2D + 1,6L = 1,2 . 60 + 1,6 . 35 = 128 kN
Maka digunakan beban terfaktor (qu) = 6,72 kN/m Maka digunakan beban terfaktor (Pu) = 128 kN
Contoh Soal 2 - lanjutan
A. Hitung tegangan lentur dan kuat lentur terkoreksi ▪ Hitung nilai desain lentur acuan
• Kode mutu kayu = E18 Fb*= Fb x CM x Ct x CF x Ci x Cr x KF x ɸb x λ
E = 18000 Mpa Fb*= 17,3 . 0,85 . 1 . 1 . 0,8 . 1 . 2,54 . 0,85 . 0,8
Emin = 9000 Mpa Fb*= 20,32 Mpa
Nilai desain lentur acuan, Fb = 17,3 Mpa
L=4m ▪ Hitung panjang efektif
b = 100 mm Digunakan bentang tunggal dgn beban terpusat
d = 250 mm Lu = 4000 mm
lu/d = 4000/250 = 16
• Hitung Modulus penampang sb.kuat, Sx Jika lu/d > 7 maka
Sx = 1/6 . b . d2 = 1/6 . 100 . 2502 = 1041667 mm3 le = 1,63 lu + 3d = 1,63 . 4000 + 3 . 250 = 7270 mm

▪ Hitung momen lentur maksimum (Mu) ▪ Hitung rasio kelangsingan (RB)


Mu = 1/8 . qu . L2 = 1/8 . 6,72 . 42 = 13,44 kNm

RB = 13,5 memenuhi syarat kelangsingan


Contoh Soal 2 - lanjutan
▪ Hitung modulus elastisitas terkoreksi ▪ Hitung kuat lentur terkoreksi
Emin’ = Emin . CM . Ct . Ci . KF . ɸs Fb1’ = Fb x CM x Ct x CF x Ci x CL x Cfu x Cr x KF x ɸb x λ
Emin’ = 9000 . 0,9 . 1 . 0,95 . 1 . 1,76 . 0,85 Fb1’ = 17,3 . 0,85 . 1 . 1 . 0,8 . 0,983 . 1 . 1 . 2,54 . 0,85 . 0,8
Emin’ = 11511 Mpa Fb1’ = 19,96 MPa
Kuat lentur terkoreksi (fb’) yg dihitung hanya pada sb.X (Fb1’) krn beban
▪ Hitung nilai desain tekuk kritis merata yg bekerja menyebabkan lentur terjadi pd sb. kuat penampang.

▪ Hitung nilai tegangan lentur aktual


Fb1 = Mu/Sx = 13,44.106 / 1041667 = 12,9 Mpa
▪ Hitung faktor stabilitas balok
▪ Hitung tahanan lentur terkoreksi (M’)
M’ = Fb1’ . Sx
M’ = 19,96 . 1041667
M’ = 20795022 Nmm = 20,8 kNm

▪ Kontrol :
M’ ≥ Mu
20,8 kNm ≥ 13,44 kNm OK (mmenuhi syarat kuat lentur)
Contoh Soal 2 - lanjutan
B. Hitung tegangan tekan dan kuat tekan terkoreksi
• Kode mutu kayu = E18 ▪ Gaya aksial tekan terfaktor
E = 18000 Mpa Pu = 128 kN = 128000 N
Emin = 9000 Mpa
Nilai desain tarik acuan, Fc = 13,8 Mpa ▪ Hitung panjang efektif batang tekan

Terdapat pengaku lateral ditengah bentang pd Kedua ujung kolom sendi-sendi Ke = 1,0
sumbu lemah penampang, shg: Panjang elektif batang sb.X
L1 = 4000 mm Le1 = Ke . L1 = 1 . 4000 = 4000 mm
L2 = 2000 mm Panjang elektif batang sb.Y
Dimensi ukuran penampang: Le2 = Ke . L2 = 1 . 2000 = 2000 mm
d1 = 250 mm
▪ Rasio kelangsingan batang (Le/d):
d2 = 100 mm
Sb.X Le1/d1 = 4000/250 = 16 < 50 OK
2
Ag = d1 . d2 = 250 . 100 = 25000 mm
Sb.Y Le2/d2 = 2000/100 = 20 < 50 OK
Contoh Soal 2 - lanjutan
▪ Hitung kuat tekan sejajar serat
Fc* = Fc x CM x Ct x CF x Ci x KF x ɸb x λ
Fc* = 13,8 . 0,8 . 1 . 1 . 0,8 . 2,4 . 0,9 . 0,8
Fc* = 15,26 Mpa

▪ Hitung modulus elastisitas terkoreksi


▪ Hitung kuat tekan terkoreksi
Emin’ = Emin x CM x Ct x Ci x CT x KF x ɸs
Fc’ = Fc x CM x Ct x CF x Ci x Cp x KF x ɸb x λ
Emin’ = 9000 . 0,9 . 1 . 0,95 . 1 . 1,76 . 0,85
Fc’ = 13,8 . 0,8 . 1 . 1 . 0,8 . 0,818 . 2,4 . 0,9 . 0,8
Emin’ = 11512 Mpa
Fc’ = 12,48 Mpa
▪ Hitung nilai desain tekuk kritis
▪ Hitung tegangan tekan aktual sejajar serat
Fc = Pu/Ag = 128 . 103 / 25000 = 5,12 Mpa

▪ Hitung tahanan tekan terkoreksi


▪ Hitung faktor stabilitas kolom P’ = Fc’ . Ag = 12,48 . 25000 = 311921 N = 311,9 kN
Untuk kayu gergajian c = 0,8 ▪ Kontrol: P’ ≥ Pu 311,9 kN ≥ 128 kN OK
Shg, memenuhi syarat kekuatan tekan.
Contoh Soal 2 - lanjutan
C. Kontrol persamaan interaksi lentur dan aksial tekan
Emin’ = 11512 Mpa ▪ Kontrol tegangan lentur aktual sejajar serat thdp sumbu kuat:
Panjang efektif batang tekan:
Le1/d1 = 16
Le2/d2 = 20
Rasio kelangsingan
RB = 13,5
Tegangan lentur aktual OK
fb1 = 12,9 Mpa ▪ Kontrol tegangan lentur aktual:
Kuat lentur terkoreksi
Fb1’ = 19,96 Mpa
Tegangan tekan aktual sejajar serat
fc = 5,12 Mpa
Kuat tekan terkoreksi
Fc’ = 12,48 Mpa OK (tegangan tekan aktual sejajar serat
memenuhi syarat)
Contoh Soal 2 - lanjutan
C. Kontrol persamaan interaksi lentur dan aksial tekan

Pers.1 Kombinasi lentur dan aksial Tekan: Pers.2 Kombinasi lentur dan aksial Tekan:

0,92 ≤ 1,0 OK 0,25 < 1,0 OK

Karena beban lentur hnya pd sb.kuat fb2 = 0 Shg, str balok tsb memenuhi syarat interaksi lentur
dan aksial tekan.
Contoh Soal 2 - lanjutan
D. Kontrol terhadap kekuatan geser
• Kode mutu kayu = E18 ▪ Hitung tahanan geser terkoreksi
Nilai desain geser acuan, Fv = 2,04 Mpa V’ = Fv’ . 2/3 . b . d
L = 4 m = 4000 mm V’ = 2,74 . 2/3 . 100 . 250
b = 100 mm V’ = 45592 kN = 45,59 N
d = 250 mm
▪ Kontrol:
• Gaya geser maksimum V’ ≥ Vu
Vu = ½ . qu . L = ½ . 6,72 . 4 = 13,44 kN 45,59 kN ≥ 13,44 kN OK
Shg str balok memenuhi syarat kekuatan geser.
• Desain geser terkoreksi
Fv’ = Fv x CM x Ct x Ci x KF x ɸv x λ
Fv’ = 2,04 . 0,97 . 1 . 0,8 . 2,88 . 0,75. 0,8
Fv’ = 2,74 Mpa
Contoh Soal 2 - lanjutan
E. Kontrol terhadap lendutan ▪ Hitung modulus elastisitas terkoreksi
• Kode mutu kayu = E18 E’ = E x CM x Ct x Ci
E = 18000 MPa E’ = 18000 . 0,9 . 1 . 0,95
b = 100 mm E’ = 15390 Mpa
d = 250 mm ▪ Hitung lendutan yg terjadi
• Nilai lendutan yg terjadi

▪ Lendutan yg diijinkan
δ = L/240 = 4000/240 = 16,7 mm
L = 4000 mm
q = D+L = 3,2 + 1,8 = 5 kN/m = 5 N/mm ▪ Kontrol lendutan:
δijin ≥ Δ
Hitung momen inersia sb.kuat, Ix 16,7 mm ≥ 8,32 mm OK
Ix = 1/12 . b . d3 Shg str balok memenuhi syarat lendutan yg diijinkan.
Ix = 1/12 . 100 . 2503 = 130208333 mm4 Jadi, keseluruhan batang 100 x 250 mm telah memenuhi persyaratan
kontrol thdp kombinasi lentur dan aksial tekan, kuat geser, dan lendutan, shg
Sambungan Mekanik
• Pada konstruksi str kayu, untuk membentuk suatu geometri atau panjang tertentu, maka diperlukan suatu
sambungan pada joint str tsb.
• Kegagalan str kayu sering terjadi pd sambungan yg menjadi titik lemah, maka sambungan perlu didesain
mengikuti ketentuan standar yg berlaku agar mampu menahan beban yg bekerja pd sstr tsb.
• Sambungan kayu menahan beban luar yg mengakibatkan gaya lateral serta beban cabut sambungan.
▪ Jenis alat sambung mekanik pd str kayu:
o Baut
o Skrup
o Kunci
o Cincin belah
o Pelat geser
o Baut dorong
o Pin dorong
o Sekrup kayu
o Paku
o Pantek
o Paku keeling kayu
o Grid pantek
Tahanan Nominal Lateral
• Dalam sambungan str kayu, nilai dari beban lateral akibat gaya luar yang bekerja pada sambungan tidak
boleh melampaui nilai dari tahanan nominal lateral terkoreksi pada sambungan, yg memenuhi persamaan
berikut:

nf . Z’ ≥ Zu
• dimana: nf = jumlah alat sambung
Z’ = nilai desain acuan sambungan terkoreksi
Z = nilai desain acuan sambungan
Zu = beban lateral yg diterima oleh sambungan str kayu
Mode Kelelehan Sambungan
• Tabel ragam leleh sambungan • Tabel persamaan batas leleh sambungan

• Mode kelelehan sambungan menunjukkan tipe kegagalan yg terjadi pd sambungan tabel


• Mode Im pola kegagalan tumpu yg terjadi pd serat kayu bagian komponen str utama dg alat sambung
• Mode Is pola kegagalan tumpu yg terjadi pd serat kayu bagian komponen str samping dg alat sambung.
• Mode II berputarnya alat sambung dg pusat putaran pd bidang geser dg kehancuran local serat kayu di dekat muka
komponen str kayu.
Mode Kelelehan Sambungan
• Tabel ragam leleh sambungan • Tabel persamaan batas leleh sambungan

• Mode kelelehan sambungan menunjukkan tipe kegagalan yg terjadi pd sambungan tabel


• Mode IIIm terjadinya leleh pd alat sambung akibat lentur di satu titik sendi plastis per bidang geser, dan leleh
didominasi tumpu pd serat kayu yg kontak dg alat sambung pd komponen str utama
• Mode IIIs terjadinya leleh pd alat sambung akibat lentur di satu titik sendi plastis per bidang geser, dan leleh
didominasi tumpu pd serat kayu yg kontak dg alat sambung pd komponen str samping
• Mode IV terjadinya leleh pd alat sambung akibat lentur di dua titik sendi plastis per bidang geser, dg keruntuhan local
serat kayu di dekat bidang geser.
Mode Kelelehan Sambungan
• Dengan nilai K1, K2, dan K3 dihitung berdasarkan rumus :
Dimana:
D = diameter sambungan (mm)
Fyb = kekuatan leleh lentur sambungan (Mpa)
Rd = syarat reduksi (Tabel)
Re = rasio Fem dan Fes
Fem = kuat tumpu pasak pd komponen str utama (MPa)
Fes = kuat tumpu pasak pd komponen str samping (MPa)
Rt = rasio Im dan Is
Im = panjang tumpu pd komponen str utama (mm)
Is = panjang tumpu pasak pd komponen str samping (mm)

Gambar sambungan baut geser tunggal dan geser ganda


Mode Kelelehan Sambungan
• Tabel syarat nilai reduksi (Rd)

• Untuk pengencang berulir dimana diameter nominal ≥ 6,35 mm dan diameter ujung < 6,35 mm, maka Rd = KD . Kθ
Kuat Tumpu Pasak
• Tabel Kuat tumpu pasak kayu (Mpa)

• Catatan: 1. berat jenis dihitung berdasarkan berat dan volume kering oven.
2. Fe// = 70G ; Fe┴ = 185G1,45/√D ; Fe untuk D < 6,35 mm = 100G1,45
Kuat Leleh Lentur Alat Sambung
• Kuat leleh lentur (Fyb) pada alat sambung dilakukan pengujian thdp alat sambung yg digunakan sesuai stándar yg
berlaku untuk mengetahui nilai aktualnya.
• Tabel Kuat leleh lentur alat sambung SNI 7379:2013
Jenis dan Spesifikasi Alat Sambung Tipe Pasak
• Panjang mínimum penetrasi alat sambung paku (Pmin) termasuk ujung yg runcing dg bagian dr penetrasi masuk
kedalam komponen str utama pd sambungan satu bidang geser atau komponen str samping pd sambungan dua bidang
geser harus minimal 6x diameter Pmin = 6D.
• Tabel jenis dan ukuran baut segi enam stándar
▪ Tabel jenis dan ukuran Sekrup kayu stándar
Jenis dan Spesifikasi Alat Sambung Tipe Pasak
• Tabel jenis dan ukuran paku biasa, Boks, Sinker stándar

Keterangan:
Toleransi ditetapkan di ASTM F 1667
Faktor Koreksi Sambungan
Z’ = Z x CM x Ct x Cg x CΔ x Ceg x Cdi x Ctn x KF x ɸ x λ
Dimana :
Z’ = nilai desain acuan sambungan terkoreksi
Z = nilai desain acuan sambungan
CM = faktor layan basah
Ct = faktor temperatur
Cg = faktor aksi kelompok
CΔ = faktor geometri
Ceg = faktor serat ujung
Cdi = faktor diafragma
Ctn = faktor ujung paku
KF = faktor konversi format
ɸ = faktor tahanan sambungan
λ = faktor efek waktu
Faktor Koreksi Sambungan
• Tabel layan basah (CM) pd sambungan • Tabel faktor temperatur (Ct) pd sambungan
Faktor Koreksi Sambungan
• Pada faktor aksi kelompok (Cg), nilai desain lateral acuan untuk alat sambung tipe pasak dengan diameter ≤ 25,4 mm
dalam satu baris dapat dihitung :

• Dimana:
Cg = 1,0 untuk alat sambung tipe pasak dg diameter < 6,35 mm
N = jumlah alat sambung dalam satu baris
REA = digunakan nilai terendah dari
Em = modulus elastisitas komponen str utama (N/mm2)
Es = modulus elastisitas komponen str samping (N/mm2)
An = luas bruto penampang komponen str utama (mm2)
As = luas bruto penampang komponen str samping (mm2)
s = jarak pusat ke pusat antara pengencang yg berdekatan dlm satu baris
γ = modulus beban/slip untuk sambungan (N/mm)
γ = (246) (D1,5) untuk pengencang tipe pasak pd sambungan kayu ke kayu (N/mm)
γ = (369) (D1,5) untuk pengencang tipe pasak pd sambungan besi ke besi (N/mm)
D = diameter baut atau sekrup kunci (mm)
Faktor Koreksi Sambungan
• Untuk faktor geometri (CΔ) pd alat sambung tipe pasak yg memiliki diameter < 6,35 mm, maka CΔ = 1,0.
• Sedangkan untuk alat sambung dg diameter ≥ 6,35 mm, maka CΔ dihitung berdasarkan nilai terkecil dari tiga kondisi
sbb:
a) Alat sambung dg jarak ujung aktual dg beban sejajar / tegak lurus serat, yg nilainya antara jarak ujung mínimum (CΔ =
0,5) dan jarak ujung mínimum (CΔ = 1,0) seperti tabel berikut:

Tabel syarat jarak ujung minimum


Faktor Koreksi Sambungan
• Alat sambung dg diameter ≥ 6,35 mm, maka CΔ dihitung berdasarkan nilai terkecil dari tiga kondisi sbb:
b) Beban yg memiliki sudut thdp alat sambung dengan tipe pasak, luas geser mínimum (CΔ = 1,0) harus ekivalen dg luas
geser komponen str sambungan sejajar dg jarak ujung mínimum untuk (CΔ = 1,0).
Luas geser mínimum (CΔ = 0,5) harus ekivalen dg setengah luas geser mínimum (CΔ = 1,0),
Jika nilai luas geser aktual antara luas geser mínimum (CΔ = 0,5) dengan luas geser mínimum (CΔ = 1,0), nilai faktor
geometri dihitung sbb:

Gambar luas geser untuk sambungan baut


Faktor Koreksi Sambungan
• Alat sambung dg diameter ≥ 6,35 mm, maka CΔ dihitung
berdasarkan nilai terkecil dari tiga kondisi sbb:
c) Jarak spasi aktual diantara baris alat sambung tipe pasak dg
beban sejajar / tegak lurus serat, yg nilainya antara spasi
minimum pd Tabel dibawah dg spasi minimum (CΔ = 1,0), nilai
faktor geometri dihitung sbb:

Gambar pembebanan sejajar serat seluruh komponen (Z//)

Tabel syarat jarak alat sambung dlm satu baris

Gambar pembebanan tegak lurus serat seluruh komponen (Z┴)


Faktor Koreksi Sambungan
Tabel syarat jarak tepi Tabel syarat spasi mínimum antar baris

Keterangan:
Rasio l/D digunakan untuk menetapkan jarak tepi mínimum yg sebaiknya kurang dari:
a. Panjang pengencang pd komponen str utama kayu/D = l m/D
b. Panjang total pengencang pd komponen str samping kayu/D = l s/D
Faktor Koreksi Sambungan
• Faktor serat ujung (Ceg) digunakan saat menghitung alat sambung tipe pasak yg dimasukkan pd sserat ujung dari
komponen str utama, dg sumbu alat sambung yg sejajar arah serat kayu.
• Pd kondisi seperti ini, nilai ddesain lateral acuan harus dikoreksi dg faktor serat ujung Ceg = 0,67.
• Faktor diafragma (Cdi) diperhitungkan pd alat sambung paku atau spikes yg digunakan pd konstruksi diafragma dg nilai
Cdi = 1,1.
• Faktor ujung paku (Ctn) digunakan untuk kondisi sambungan dg paku miring dg nilai Ctn = 0,83
• Faktor konversi format (KF) = 3,32 untuk semua jenis alat sambung.
• Faktor tahanan (ɸ) = 0,65 untuk semua jenis alat sambung.
• Faktor efek waktu (λ) ditentukan oleh kombinasi pembebanan yang digunakan, jika digunakan kombinasi beban mati
dan beban hidup maka λ = 0,8 table dilihat di pertemuan 5.
Quiz

Pertemuan ke 12 (minggu depan) QUIZ

Open book/laptop/HP

Materi Struktur Lentur & Lentur Aksial

TIDAK ADA QUIZ SUSULAN.


Thank You
for your attention

“People who managed to take advantage of the mistakes that he


did, and will try again to perform in a different way”
SLIDESMANIA.C
.
- Dale Carnegie-

Anda mungkin juga menyukai