Anda di halaman 1dari 20

Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Umum
Baja struktur adalah suatu jenis baja berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan
dan sifatnya cocok untuk memikul beban. Struktur baja ini digunakan untuk kolom serta
balok bangunan bertingkat sistem penyangga atap, tangga, jembatan, menara, antena
penahan tanah, pondasi tiang pancang dan lain-lain.

B. Latar Belakang Struktur Baja


Pemakaian logam sebagai bahan struktur dimulai dari besi tuang yang digunakan
pada pelengkung dengan bentang 100 Ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777-
1779. Sejumlah jembatan besi tuang dibangun selama tahun 1780-1870. Yang kebanyakan
berbentuk busur dengan gelagar induk yang terdiri dari potongan besi tuang individual
(berupa balok atau rangka batang) besi potong juga dipakai untuk rantai pada jembatan
gantung (Suspension Bridge) sebelum tahun 1840.
Besi tempa mulai menggantikan besi tuang setelah tahun 1840 contoh tertua yang
penting adalah jembatan bertania di Selat Mena Waks yang dibangun pada tahun 1846-
1850 ini merupakan jembatan tolok tubulan (berpenampang tertutup) dengan bentang 230,
450, 460, 230 Ft (70, 140 m) yang terbuat dari plat suku besi tempa. Proses penggilingan
berbagai profil dikembangkan pada saat besi tuang dan besi tempa banyak digunakan.
Batang bulat diproduksi dalam skala besar dimulai pada tahun 1780. Pembuatan besi rel
kereta api dimulai tahun 1820 dan dikembangkan menjadi profil I pada tahun 1870.
Perkembangan proses Bessemer (1855) penyempurnaan kantilever Bessemer (1870),
dari dapur alas terbuka memperluas pemakaian produk biji besi sebagai bahan bangunan.
Sejak 1890 baja menggantikan besi tempa sebagai bahan bangunan logam utama. Sekarang
baja untuk bahan struktur memiliki tegangan leleh yang berkisar dari 24000 sampai 100000
pound per square inch (PSI 165-690 MPa).
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur yaitu :
1. Mudah dalam pengerjaannya.
2. Cepat dalam pengerjaannya.
3. Mempunyai kekuatan tinggi dan merata.
4. Tampangnya lebih langsing dibandingkan dengan logam lain.

202510007/202510074 1
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
5. Ringan, sehingga hemat untuk pemakaian pondasi.
6. Dapat digunakan kembali setelah dibongkar.
7. Dapat dikerjakan di pabrik, sehingga ketelitian terjamin (di lapangan tinggal menyetel
saja, tapi bisa juga di set di pabrik dan dilapangan tinggal dipasang).

Kerugian yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur yaitu :


1. Memerlukan perawatan rutin yang cukup mahal.
2. Struktur baja dipengaruhi temperatur.
3. Bahaya tekuk mudah terjadi (building).

C. Pembebanan
1. Rumus rumus yang dipakai tegangan.
Komponen struktur lentur (SNI 03-1729-2002, BAB 8).
a. Suatu komponen struktur yang memikul lentur harus memenuhi
Mu < Øb Mn dengan Øb = 0,9.
b. Secara umum, keruntuhan komponen struktur lentur dapat ditentukan oleh :
1) Pengaruh tekuk lokal (SNI Pc. 8.2).
2) Pengaruh tekuk torsi lateral (SNI Pc.8.3).
Kuat lentur nominal, Mn akibat pengaruh tekuk lokal.
a. Untuk penampang kompak (Δ ≤ Δp).
Mn = Mp
Dengan Mp adalah nilai terkecil antara fy.7 dengan 1,5 fy.s.
b. Untuk penampang tak kompak ( Δp < Δ < Δr).
Dengan Mr = s (fy – fr).

Mn = Mr – (Mp – Mr) .

c. Untuk penampang langsing (Δr < Δ).


Untuk flens yang memenuhi Δr < Δ :

Mn = Mr ( )2

Jika web memenuhi Δr < Δ ,aka harus didesain sebagai balok berdinding penuh
(girder plate).

202510007/202510074 2
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

Mp

Mr

∆p ∆r

Batasan Δp dan Δr untuk profil wf :


1. Untuk plat flens.
Δp = Δr =
.

2. Untuk plat web.


Δp = Δr =

Fr = 70 Mpa untuk profil hot ralled.


Fr = 100 MPa untuk profil yang dilas.

Kuat lentur nominal, Mn akibat pengaruh tekuk torsi.


1. Jika flens tekan suatu balok tidak diberi pengekang lateral, maka keruntuhan suatu
balok sangat mungkin ditentukan oleh pengaruh tekuk torsi lateral.
2. Kuat nominal suatu struktur akan tergantung dari panjang bentang antara dua
pengekang lateral yang berdekatan (L).
Ada 5 kemungkinan yang dapat dijumpai :
1. L < Lpd (analisa plastis).
2. L < Lp (Mn = Mp).
3. Lp < L < Lr (penampang balok).
4. Lp < L < Lr (penampang tak kompak).
5. Lp < L dan penampang tak kompak, maka harus di desain sebagai balok plat berdiding
penuh (plate ginder).

202510007/202510074 3
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
Batasan bentang panjang pengekang lateral.
1. Untuk bentang pendek (L ≤ Lp)
Mn = Mp
2. Untuk bentang menengah (Lp ≤ L ≤ Lr )
Lr − L
Mn = Lb Mr + (Mp − Mr) ≤ Mp
Lr − Lp
3. Untuk bentang panjang (Lr – L)
Untuk penampang kompak :
Mn = Mr < Mp
Untuk penampang tak kompak harus didesain sebagai komponen struktur plat
berdinding penuh

(γE)
Q 𝐿
Mcr = Lb E Ly y + Cw
L 𝑦

Lb Adalah factor pengali momen yang besarnya :


12,5 M
Lb = ≤ 2,3
2,5 M + 3 M + 4M + 3 M
Dengan Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau, serta Ma, Mb,
dan Mr masing masing adalah momen pada V4 Bentang dan ¾ bentang komponen
struktur yang ditinjau. Kuat lentur nominal akibat pengaruh tekuk torsi lateral
Mn=Mp.

Ml
25000 + 15000(Ma)
Lpd = . ry
Fy
1. Gording

Tegangan yang terjadi : + ≤1


, ,

Lendutan : S = x ≤
𝐿
5 q x (𝑎 + 1 ) L
S= x ≤
384 E x ex 360
Dimana a = jarak sagrod dalam waktu bentang.

202510007/202510074 4
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
2. Sagrod
P = 0,75 . Fu . A Sagrod
P 1
A= = π D Sagrod
(0,75 . Fu) 4
3. Tieroid
T = P cos α
T = 0,75 × Fu × A Tieroid
4. Kuda-kuda balok
a. Batang Tarik (Tu < ∅Tn)
- ∅Tn = 0,9 × Ag × Fy
- ∅Tn = 0,75 × Ac × Fy
- Ac = U × An

- U= 1− ≤ 0,9

b. Batang tekan
- Nu < ∅n × Nn
Øn = 0,85
Fy
Nn = Ag × Fcr → Ag × ( )
w
Nilai w ditentukan sebagai berikut :
Untuk 𝛾 ≤ 𝛼 25 w=1
,
0,25 < 𝛾 < ℎ2 𝑤=(
, , × )

𝛾 > 1,2 w = 1,25 × γ l

5. Batang tekan

L E
K× ≤ Lc = 2L ×
r Fy
756
Lc = ; (Fy dalam KSI)
Fy
64000
Lc = ; (Fy dalam KSI)
Fy
× ×( )
Fs = + × × ×

×( )
Fa = × 1−

202510007/202510074 5
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

L 12 𝐸 × 𝜋
K× > Lc Fa = ×
r 23 𝐿
𝐾 × (𝑟 )

6. Sambungan

P = 0,75 × (2,4 × Fu) × d × t


𝑃
𝐷 =
0,75 × (2,4 × Fu) × t
P = 0,75 × (0, 5 × Fu) × m × A
𝑃
𝐷 =
0,75 × (0,9 × Fu) × A

7. Dudukan lateral kuda-kuda


≤ 300 → r sebagai dasar pendimensian.

Dimana L = Lb + Lc
Lb = panjang suatu batas atas.
Lc = Jarak kuda-kuda.

202510007/202510074 6
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
BAB II

PERENCANAAN GORDING

Diketahui :
- Bentang (L) = 12,5 m
- α = 25º
- Jarak kuda-kuda (b) =5m
- Mutu Baja BJ 34
Tegangan leleh (Fu) = 340 MPa
Tegangan Tarik (Fy) = 210 MPa
- Sambungan menggunakan Las (E70XX)
- Jenis Atap Bitumen

A. PANJANG BATANG
1. Panjang batang atas (A)
A1 = A12
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = A10 = A11 = A13 = A14
N 1,25
A1 = = = 1,3792 m
cos α cos 25°
N 1,25
A2 = = = 1,3792 m
cos α cos 25°

202510007/202510074 7
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
2. Panjang batang bawah (B)
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B8 = B9 = B10
N 1,25
B1 = = = 1,3792 m
cos α cos 25°
3. Panjang batang vertikal
V1 = V2 = V3 = V4 = V5 = V6 = V7 = V8 = V9 = V10 = V11 = 0,6 m
V12 = V13 = V14 = 0,5 m
4. Panjang batang diagonal
D1 = D12
D2 = D3 = D4 = D5 = D6 = D7 = D8 = D9 = D10 = D11
D13 = D14
x = 𝑉 − 𝐴 Sin α
𝑥 = 0,6 – 1,3792 sin 25° = 0,0171 m
𝑥 = 0,6 – 1,3792 sin 25° = 0,0171 m
𝑥 = 0,5 – 1,3792 sin 25° = -0,0829 m
𝐷 = (N + x )
𝐷 = (1,25 + 0,0171 ) = 1,2501 𝑚
𝐷 = (1,25 + 0,0171²) = 1,2501 𝑚
𝐷 = (1,25 + 0,0829²) = 1,2527 𝑚

B. PEMBEBANAN GORDING
1. Pembebanan Atap
Jarak gording = 1,3792 m
Beban penutup atap = 3,42 × 1,3792 = 4,7169 kg/m
Beban hidup = 100 × 1,3792 = 137,92 kg/m
Beban gording (asumsi) = 10 kg/m +
Q total = 152,6369 kg/m

Mekanika Gording
qx = q × cos α q = q × sin α
= 152,6369 × cos 25° = 152,6369 × sin 25°
= 138,3360 kg/m = 64,5071 kg/m
= 1,3834 kg/cm = 0,6451 kg/cm

202510007/202510074 8
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
2. Beban Angin ( w = 20 kg/m²)
a. Angin tekan
C1 = (0, 02 × α) − 0, 4
= (0, 02 × 20) − 0, 4
= 0,1
w = C1 × w × Jarak Gording
= 0,1 × 20 × 1, 3792
= 2,7584 kg/m
b. Angin hisap
C2 = ˗ 0,4
w = C2 × w × Jarak Gording
= −0, 4 × 20 × 1,3792
= −11,0336 kg/m

C. PERHITUNGAN MOMEN
1. Akibat Beban Angin Tetap
qx = 138,3360 kg/m
q = 64,5071 kg/m
Jarak antar portal (b) = 5 m
M = qb M = qb

= × 138,3360 × 5 = × 64,5071 × 5

= 432,3000 kg. m = 50,3962 kg. m


M = 43.230,00 kg. cm M = 5.039,62 kg. cm

2. Akibat Beban Angin


M = w 𝑏

= × (−11,0336) × 5

= −34,4800 kg. m
= −3.448,00 kg. cm

202510007/202510074 9
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
D. DIMENSI GORDING
Digunakan gording Light Channel dimensi 150 × 65 × 20 × 32
Berat = 7,51 kg/m
Ix = 332 cm4 E = 200.000 MPa = 2.000.000 kg/cm2
Iy = 54 cm4 fu = 340 MPa = 3.400 kg/cm2
ix = 5,89 cm fy = 210 MPa = 2.100 kg/cm2
iy = 2,37 cm
Zx = 44,3 cm3
Zy = 12,2 cm3

1. Kontrol Tegangan
. ,
𝐹 = = = 975,8465 kg/cm2
,
. ,
𝐹 = = = 413,0836 kg/cm2
,

+ ≤1
, × , ×
, ,
+ ≤1
, × . , × .

0,9663 ≤ 1 oke

2. Kontrol Lendutan
×( )
𝑆 = x ≤
×

, ×( )
𝑆 = x ≤
. . ×
𝑆 = 0,1060 ≤ 1,3889 (aman)
×( )
𝑆 = x ≤ 0,5347
×

, ×( )
𝑆 = x ≤
. . ×
𝑆 = 0,3038 ≤ 1,3889 (aman)

202510007/202510074 10
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
BAB III
SAGROD DAN TIEROD

TAMPAK ATAS
A. BEBAN SAGROD
1. Beban penutup atap

Ps1 = beban penutup atap × ×


,
= 3,42 × ×
°
= 23,5847 kg/m

2. Beban gording
Ps2 = Jumlah sisi miring × berat gording
= 8 × 7,51
= 60,08 kg/m

202510007/202510074 11
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
DL = Ps1 + Ps2
= 23,5847 + 60,08
= 83,6647 kg/m

3. Beban hidup

Ps3 = beban hidup × ×


,
= 100 × ×
°
= 689,6112 kg/m
LL = 689,6112 kg/m
ƩPs = 1,2 DL + 1,6 LL
= (1,2 × 83,6647) + (1,6 × 689,6112)
= 1.203,7756 kg/m
P// = ƩPs × sin α × b
= 1.203,7756 × sin 25° × 5
= 2.543,6878 kg/m

B. DIMENSI SAGROD
//
1. Asagrod =
, ×( , × )
. ,
=
, ×( , × . )

= 1,3300 cm
,
2. Dsagrod = = = 1,3013 cm = 13,013 mm
× ×

Jadi gunakan Sagrod dengan ukuran Ø14 mm

C. DIMENSI TIEROD
1. Beban Tierod (T) = P// × cos α
= 2.543,6878 × cos 25°
= 2305,3641 kg

202510007/202510074 12
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

2. A =
, ×( , × )

,
=
, ×( , × )

= 1,2054 cm

,
3. DTierod = = 1,2389 cm = 12,389 mm
× ×

Jadi digunakan Tierod dengan ukuran Ø14 mm

202510007/202510074 13
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
BAB IV
PERENCANAAN KUDA-KUDA

Data Beban :
- Beban Gording : 7,51 kg/m
- Beban Plafond : 18 kg/m2
- Beban Penutup Atap : 3,42 kg/m2
- Bentang (L) : 12,5 m
- Jarak Antar Portal (b) : 5 m
- Jarak Gording : 1,3792 m

202510007/202510074 14
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

Dimensi Talang :

0,10
0,02

0,0005

0,15

0,20

A. BEBAN TALANG
1. Beban talang plat baja dengan tebal 5 × 10-4 m
= (0,10 + 0,15 + 0,2 + 0,15 + 0,02) × 5 × 10-4 × 7850
= 2,4335 kg/m
2. Berat penyangga talang
Berat penyangga talang menggunakan profil L = 25 × 25, dengan tebal
3 mm dengan berat = 1,12 kg/m.
= 0,5 × 1,12 = 0,56 kg/m
Jumlah penyangga = 4
Total beban penyangga = 4 × 0,56 = 2,24 kg/m
3. Berat air dengan asumsi 0,07 m

0,15 m

0,07 m

0,20 m

= 0,07 × 0,2 × 1000


= 14 kg/m
4. Total beban talang
= 2,4335 + 2,24 + 14
= 18,6735 kg/m

202510007/202510074 15
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

B. BEBAN KUDA-KUDA

Tafsiran beban kuda-kuda = 1 kg/m × (beban gording + × A) × b


,
= 1 kg/m × (7,51 + × 1,3792) × 5

= 39,274 kg/m

C. PEMBEBANAN
1. Beban mati
P1 = P13

Berat penutup atap = 3,42 × 5 × × 1,3792 = 11,7922 kg

Berat gording = 7,51 × 5 = 37,55 kg


Talang = 18,6735 × 5 = 93,3675 kg +
P = 142,7097 kg

P1’ = P13’
Berat kuda-kuda = 39,274 × × 1,2501 = 24,5482 kg

P3 = P4 = P5 = P6 = P8 = P9 = P10 = P11
Berat penutup atap = 3,42 × 5 × 1,3792 = 23,5843 kg
Berat gording = 7,51 × 5 = 37,55 kg +
P = 61,1343 kg

P3’ = P4’ = P5’ = P6’ = P7’ = P8’ = P9’ = P10’ = P11’


Berat plafond = 18 × 5 × 1,3792 = 124,128 kg
Berat kuda-kuda = 39,274 × 1,3792 = 54,1667 kg +
P = 178,2947 kg

P2 = P12
Berat penutup atap

=3,42 × 5 × (( × 1,3792) + ( × 1,3792)) = 23,5843 kg

Berat gording
= 7,51 × 5 = 37,55 kg +
P = 61,1343 kg

202510007/202510074 16
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

P2’ = P12’
Berat plafond

= 18 × 5 × (( × 1,2501) + ( × 1,3792)) = 118,3185 kg

Berat kuda-kuda

= 39,274 × (( × 1,2501) + ( × 1,3792)) = 51,6316 kg +

P = 169,9501 kg

P7

Berat penutup atap = 3,42 × 5 × ( ×1,3792×2) = 23,5843 kg

Berat gording = 7,51 × 5 × 2 = 75,1 kg +


P = 98,6843 kg

2. Beban hidup
P1 = P13
w1 = 100 × 0,5 × 1,3792 = 68,96 kg
P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12
w2 = 100 × 1,3792 = 137,92 kg
3. Beban angin
Beban angin (w = 20 kg/m2)
Angin tekan (Wt) = ( 0,02 × α - 0,4) × 20
= ( 0,02 × 25 – 0,4) × 20
= 2 kg /m2
Angin hisap (Wh) = C2 × w
= -0,4 × 20
= -8 kg /m2
a. Angin kiri
1) Sisi kanan (angin hisap)
W1 = Wh × 0,5 × A1 × b
= -8 × 0,5 × 1,3792 × 5
= -27,584 kg

202510007/202510074 17
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4

W2 = W3 = W4 = W5 = W6
= Wh × A2 × b
= -8 × 1 ,3792 × 5
= -55,168 kg
W7 = Wh × 0,5 × A7 × b
= -8 × 0,5 × 1,3792 × 5
= -27,584 kg

2) Sisi kiri (angin tekan)


W1 = Wt × 0,5 × A1 × b
= 2 × 0,5 × 1,3792 × 5
= 6,896 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
= Wt × A2 × b
= 2 × 1,3792 × 5
= 13,792 kg
W7 = Wt × 0,5 × A7 × b
= 2 × 0,5 × 1,3792 × 5
= 6,896 kg

b. Angin kanan
1) Sisi kiri (angin hisap)
W1 = Wh × 0,5 × A1 × b
= -8 × 0,5 × 1,3792 × 5
= -27,584 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
= Wh × A2 × b
= -8 × 1,3792 × 5
= -55,168 kg
W7 = Wh × 0,5 × A7 × b
= -8 × 0,5 × 1,3792 × 5
= -27,584 kg

202510007/202510074 18
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
2) Sisi kanan (angin tekan)
W1 = Wt × 0,5 × A1 × b
= 2 × 0,5 × 1,3792 × 5
= 6,896 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
= Wt × A2 × b
= 2 × 1,3792 × 5
= 13,792 kg
W7 = Wt × 0,5 × A7 × b
= 2 × 0,5 × 1,3792 × 5
= 6,896 kg

4. Penjabaran beban angin


a. Angin kiri
1) Sisi kanan (angin hisap)
W1
Beban horizontal = 27,584 × sin 25° = 11,6575 kg
Beban vertikal = 27,584 × cos 25° = 24,9996 kg

W2 = W3 = W4 = W5 = W6
Beban horizontal = 55,168 × sin 25° = 23,3150 kg
Beban vertikal = 55,168 × cos 25° = 49,9992 kg
W7
Beban horizontal = 27,584 × sin 25° = 11,6575 kg
Beban vertikal = 27,584 × cos 25° = 24,9996 kg

2) Sisi kiri (angin tekan)


W1
Beban horizontal = 6,896 × sin 25° = 2,9144 kg
Beban vertikal = 6,896 × cos 25° = 6,2499 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
Beban horizontal = 13,792 × sin 25° = 5,8288 kg
Beban vertikal = 13,792 × cos 25° = 12,4998 kg

202510007/202510074 19
Tugas Perancangan Bangunan Sipil 4
W7
Beban horizontal = 6,896 × sin 25° = 2,9144 kg
Beban vertikal = 6,896 × cos 25° = 6,2499 kg

b. Angin kanan
1) Sisi kiri (angin hisap)
W1
Beban horizontal = 27,584 × sin 25° = 11,6575 kg
Beban vertikal = 27,584 × cos 25° = 24,9996 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
Beban horizontal = 55,168 × sin 25° = 23,3150 kg
Beban vertikal = 55,168 × cos 25° = 49,9992 kg
W7
Beban horizontal = 27,584 × sin 25° = 11,6575 kg
Beban vertikal = 27,584 × cos 25° = 24,9996 kg

2) Sisi kanan (angin tekan)


W1
Beban horizontal = 6,896 × sin 25° = 2,9144 kg
Beban vertikal = 6,896 × cos 25° = 6,2499 kg
W2 = W3 = W4 = W5 = W6
Beban horizontal = 13,792 × sin 25° = 5,8288 kg
Beban vertikal = 13,792 × cos 25° = 12,4998 kg
W7
Beban horizontal = 6,896 × sin 25° = 2,9144 kg
Beban vertikal = 6,896 × cos 25° = 6,2499 kg

202510007/202510074 20

Anda mungkin juga menyukai