Anda di halaman 1dari 16

BAB V

ANALISIS DAN DISAIN BALOK T DAN L.

Maidiawati, Dr.Eng
5.1 Pendahuluan
Pada umumnya balok beton biasanya dicor monolit dengan pelat sehingga lendutan pada balok
mengakibatkan bagian pelat yang bersebelahan dengan balok ikut melendut seperti ditunjukan
dalam Gambar 5.1

Gambar 5.1: Lenturan balok dengan flens


Kondisi ini dapat dianggap ada bagian pelat dan balok bekerja bersama-sama dalam memikul beban luar.
Tegangan tekan terjadi pada bagian badan balok dan sambungan pelat. Dalam kondisi ini perlu diketahui berapa
bagian lebar pelat yang efektif menerima distribusi gaya-gaya balok (berapa bagian lebar efektif flens).

Selain dari sistem portal, analisis balok T juga dilakukan pada sistem balok pra-cetak penampang T yang
menerima beban pelat. Elemen pelat dapat terletak bebas diatas balok, seperti pelat lantai kendaraan pada
jembatan.

Analisis dan perencanaan balok T yang merupakan kesatuan monolit dengan pelat lantai atau atap, didasarkan
pada tanggap pelat dengan balok yang berinteraksi saat menahan momen lentur positif. Pelat akan berlaku
sebagai lapis sayap tekan (flens) dan balok sebagai badan (web).

Selain sebagai bagian dari balok, flens balok T juga harus direncanakan dan diperhitungkan tersendiri terhadap
lenturan arah melintang, hal mana balok sebagai tumpuannya. Ini berarti pelat yang berfungsi sebagai flens
berperilaku sebagai komponen struktur yang bekerja pada dua arah lenturan saling tegak lurus.
Gambar 5.2 memperlihatkan balok T berdasarkan zona tekan beton.

Gambar 5.2: Ketetapan analisis balok T berdasarkan zona tekan beton


Lebar efektif flens (be) sesuai dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 10.10 diambil sebagai nilai terkecil dari nilai-
nilai berikut:

1. Untuk balok T : balok yang mempunyai flens kedua sisi balok


be < ¼ L atau be < bw + b1 + b2
dengan b1 = 8t1 atau ½ L1 dan b2 = 8t2 atau ½ L2
1. Untuk balok L : balok yang mempunyai flens hanya disatu sisi balok
be < bw + b3
dengan b3 = 1/12 L atau 6t1 atau ½ L1

b2 b1

Gambar 5.3: Lebar efektif flens


5.2 Analisis Balok T dan Balok L

Sebuah balok dianggap sebagai balok T jika seluruh daerah flens mengalami tekan. Kemungkinan letak
garis netral jika sebuah balok T menahan lentur:

1. Garis netral jatuh dalam flens

2. Garis netral jatuh dalam badan.

Gambar 5.4 memperlihatkan penampang balok T, pada kondisi momen maksimum.

Gambar 5.4: Penampang balok T pada kondisi momen maksimum


Tinggi garis netral biasanya kecil, karena besarnya luas penampang flens, sehingga akan terjadi keruntuhan
tarik ( fs = fy). Pada kondisi ini dimana a < hf, balok dapat dianalisis dengan analisis balok persegi dengan
mengganti b (atau bw) dengan be.

1. Garis netral jatuh dalam flens (c £ hf)

be
e'cu=0,003 0,85 f'c
c a Cc
hf

d - a/2
d h

As
Ts
es

bw

Gambar 5.5: Garis netral jatuh di flens


Keseimbangan gaya-gaya horisontal :

Cc = Ts

0,85f’c a be = Asfy

As f y
Dimana : a=
0,85 f'c b e

Momen nominal Mn = Asfy (d – a/2)

Dalam beberapa kasus, tinggi blok tegangan a sangat kecil dan lebih kecil dari yang disyaratkan (0.1 d).
dalam kauss ini, maka tinggi blok tegangan diasumsikan sebesar a = 0,1d, sehingga persamaan Mn menjadi

Mn = As. fy (0,95 d)
2. Garis netral jatuh dalam badan (c > hf)

Dalam kondisi ini bisa terjadi 2 (dua) kemungkinan yaitu :

- c > hf tetapi a ≤ hf :balok dianalisis dengan análisis balok persegi (sama seperti kasus 1).

- c dan a > hf : balok dianalisis dengan análisis balok T.

be
0,85 f'c

hf Cf = Asf fy
a Cc
Asf c

d h d - a/2 d - hf/2

As As Ts = (As - Asf) fy
Tf = Asf fy

bw

Gambar 5.6: Garis netral jatuh di badan (web)


Analisis balok T dapat diidentikan dengan analisis balok persegi dengan tulangan rangkap.

Adanya flens di sisi kiri dan kanan badan balok yang mengalami tekan dapat dianalogikan adanya tulangan
tekan imajiner seluas Asf (seperti ditunjukan dalam Gambar 5.6) yang kapasitas gayanya ekivalen dengan
kapasitas gaya flens disisi kiri dan kanan balok (Cf).

Komponen gaya tekan pada bagian flens (flange): Cf = 0,85 f’c (be – bw) hf

Gaya yang bekerja pada bagian badan (web): Cw = 0,85 fc’.bw.a

Persamaan keseimbangan internal penampang: Ts = Cf + Cw

As.fy = 0,85.fc’.(be - bw).hf + 0,85.fc’.bw.a


As f y - 0,85. f c' .(be - bw ).h f .
Tinggi bklok tegangan a: a=
0,85. f c' .bw

atau
(A
s - Asf ) f y . dimana: Asf =
0,85. f c' .(be - bw ).h f .
a= '
0,85. f .bw
c
fy

æ aö æ hf ö
kapasitas momen penampang: M n = C w ç d - ÷ + C f .çç d - ÷÷
è 2ø è 2 ø

atau
æ hf ö
M n = (As - Asf ) f y ç d - ÷ + Asf . f y .çç d -
æ aö
÷÷
è 2ø è 2 ø
Contoh 5.1

Hitunglah besarnya kapasitas momen maksimum dari penampang balok T (tulangan tunggal), dengan be = 810
mm, bw = 200 mm, d = 310 mm, As = 1935 mm2, Es = 200.000 MPa, fy = 400 MPa dan fc’ = 21 MPa, jika hf
= 100 mm dan jika hf = 50 mm.
be=810 mm
hf =100 mm
Solusi :
As=1935 mm2
1. Tebal flens, hf = 100 mm

Asumsi baja tulangan tarik sudah leleh, fs = fy dan garis netral berada pada flens. bW=200 mm

As . f y 1935. 400
Tinggi blok tegangan : a= '
= = 53,53 mm
0,85. f . b
c 0,85..21.810

maka c = a/b1 = 53,53/0,85 = 62,98 mm <hf = 100 mm è Garis netral berada di flens. ok!
Perhitungannya adalah balok persegi biasa dengan lebar ”b”, Kapasitas momen penampang

M n = As . f y .(d - 0,5.a )
= 1935. 400. (310 - 0,5. 53,53) = 219,22 kN .m

Check tulangan tarik sudah leleh atau belum :

d -c 310 - 62,98
e s = 0,003. = 0,003. = 0,01177
c 62,98

Nilai regangan leleh


fy 400
ey = = = 0,002
Es 200.000

Karena e s > e y : tulangan tarik sudah leleh.


2. Tebal flangs, hf = 50 mm be=810 mm
hf =50 mm
Asumsi baja tulangan tarik sudah leleh, fs = fy dan garis netral
As=1935 mm2
berada pada flens.

Tinggi blok tegangan :


bW=200 mm
As . f y 1935. 400
a= = = 53,53 mm
0,85. f c' . b 0,85..21.810

c = a/β1 = 53,53/0,85 = 62,98 mm > hf = 50 mm : Garis netral berada di web, maka analisis sebagai
balok T.

Tinggi blok tegangan, a: As f y - 0,85. f c' .(be - bw ).h f .


a=
0,85. f c' .bw

1935. 400 - 0,85 . 21. (810 - 200). 50


a= = 64,3 mm
0,85 . 21. 200
c = a/β1 = 64,3/0,85 = 75,65 mm

æ hf ö
M n = (As - Asf ) f y ç d - ÷ + Asf . f y .çç d -
æ aö
÷÷
è 2ø è 2 ø
0,85. 9:; <= − <> ℎ7
567 =
9@
0,85. 21 . 810 − 200 .50
567 = = 1361,06 BB1
400
./,0 34
!" = 1935 − 1361,06 . 400 310 − + 1361,06 400 310 − .
1 1

!" = 63787691.6 + 155160840.

!" = 218948531,6 D. BB = 218,95 ED. B


Check tulangan tarik sudah leleh atau belum :

d -c 310 - 75,65
e s = 0,003. = 0,003. = 0,0093
c 75,65

fy 400
Nilai regangan leleh : ey = = = 0,002
Es 200.000

Karena es > e y tulangan tarik sudah leleh.

Anda mungkin juga menyukai