Anda di halaman 1dari 36

Pertemuan 2

PERATURAN / STANDAR STRUKTUR


BETON BETULANG

SNI 03 - 2847 - 2019

SNI 03 - 2847 - 2013


SNI 03 - 2847 - 2002
TATA CARA. PERENCANAAN BETON BERTULANG
DAN STRUKTUR DINDING. BERTULANG UNTUK
RUMAH DAN GEDUNG. SNI 03-1734-1989

PERATURAN BETON INDONESIA 1971 N-2


Beban Rencana

SNI 1726-2019, Tata cara perencanaan


ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non-gedung

SNI 1727-2013, Beban desain minimum dan


kriteria terkait untuk bangunan
gedung dan struktur lain
Beban rencana termasuk, namun tidak terbatas pada:
 beban mati  beban impak

 beban hidup  Susut

 beban angin  perubahan temperature

 beban gempa  Rangkak

 pengaruh prategang  perubahan volume

 beban crane  penurunan tidak seragam

 Vibrasi pada sistem fondasi


 Beban-beban khusus.
Sistem struktur dan lintasan beban (load path)
Sistem struktur :

a) Konstruksi pelat lantai dan pelat atap, baik pelat satu-


arah maupun pelat dua-arah
b) Balok dan pelat berusuk
c) Kolom
d) Dinding struktural
e) Diafragma
f) Fondasi
g) Joint, sambungan (connections), dan angkur yang
dibutuhkan untuk menyalurkan gaya dari satu
komponen ke komponen lain
Sistem struktur harus didesain untuk menahan beban
terfaktor sesuai dengan kombinasi pembebanan tanpa
melebihi kekuatan desain komponen yang sesuai,
dengan mempertimbangkan satu atau lebih lintasan
beban yang tidak terputus dari titik pembebanan atau asal
sampai ke titik akhir tahanan.

Sistem struktur harus didesain untuk mengakomodasi


perubahan volume dan penurunan tidak seragam yang
diperkirakan terjadi.
LRFD = Load and Resistance Factor Design
VS
ASD = Allowable Stress Design

Peraturan beton  LRFD

SNI 03 - 2847 – 2019, 5.3 Kekuatan perlu (dari beban)

SNI 03 - 2847 – 2019, 21 Kekuatan desain (dari material)


Prinsip dasar analisis dan desain
Reduksi kekuatan bahan ≥ Nilai beban terfaktor

Ф Mn ≥ M u

Ф Vn ≥ Vu
Ф Pn ≥ Pu
Fungsi faktor reduksi kekuatan ϕ

Fungsi faktor reduksi kekuatan ϕ adalah:

(1) untuk memperkirakan kemungkinan kekuatan penampang


tidak mencukupi (under-strength) karena perbedaan
dimensi dan kekuatan material;
(2) untuk memperkirakan ketidaktepatan pada tahap
perancangan;
(3) untuk merefleksikan ketersediaan daktilitas dan tingkat
keandalan yang diperlukan komponen struktur relatif
terhadap beban;
(4) untuk menyatakan seberapa penting komponen struktur
terhadap keseluruhan struktur (MacGregor 1976; Winter
1979).
Faktor beban dan kombinasi beban

Kekuatan perlu U dinyatakan dalam bentuk-bentuk beban-beban


terfaktor, momen-momen dan gaya-gaya dalam terkait.

Beban-beban terfaktor adalah beban-beban yang ditetapkan oleh


peraturan pembebanan yang berlaku, kemudian dikalikan dengan
faktor-faktor beban yang sesuai.

Faktor yang dikenakan pada masing-masing beban dipengaruhi oleh


tingkat ketelitian sejauh mana pengaruh beban biasanya dapat dihitung
dan variasi yang mungkin terjadi pada beban selama umur layan struktur.

Beban mati, karena dapat ditentukan lebih teliti dan tidak terlalu
bervariasi, dikenai faktor beban yang lebih rendah daripada
beban hidup.

Faktor-faktor beban juga memperhitungkan variabilitas dalam analisis


struktur yang digunakan untuk menghitung momen-momen dan gaya-
gaya geser.
ANALISIS STRUKTUR

Semua komponen struktur dan sistem struktur harus


dianalisis terhadap pengaruh-pengaruh maksimum dari
beban termasuk pengaturan beban hidup

Metode analisis yang diizinkan:

a) Metode penyederhanaan untuk analisis balok menerus


dan pelat satu arah terhadap beban gravitasi
b) Orde pertama (linier elastis)
c) Orde kedua elastis (nonlinier geometri)
d) Orde kedua inelastis (nonlinier material)
e) Elemen hingga
Analisis dan Desain
SNI 03 - 2847 - 2019

1. Analisis. Menghitung kekuatan / kapasitas


penampang berdasarkan dimensi penampang,
kekuatan beton, tegangan leleh tulangan, ukuran dan
letak tulangan yang diketahui. Terdapat hanya 1
jawaban penyelesaian.

2. Design. Menghitung dimensi penampang dan atau


penulangan berdasarkan kekuatan bahan dan beban
yang direncanakan. Terdapat banyak kemungkinan
jawaban penyelesaian.
Hubungan Tegangan-Regangan Beton

f’c Max, stress occurs at


Descending branch
strains 0,002 – 0,0025
f’c
Tegangan

0,45 f’c Max, strains according


to SNI 2847-2019 code
φ
εc
0,002 0,0030
regangan
Analisis beton tanpa tulangan
-Momen retak beton
Analisis beton tanpa tulangan
- Momen setelah retak
Analisis Beton Bertulang
- Momen retak beton
Sebelum retak
Sebelum retak

dikali 2c/f1

dibagi bd2
Mencari momen retak beton bertulang:
1. Hitung nilai c
2. Hitung

3. Hitung Cc, Tc, Ts


4. Hitung Momen
Contoh
Hitung momen retak dari balok beton bertulang berikut :

f ' c  30MPa
fr  4MPa
260 mm Ec  4700 f ' c
300 mm Tulangan 2 D10
Es  200000MPa

200 mm Bila tulangan diabaikan,

fr.b.h 2 4.200.300 2
Mr    12000 kN .m
6 6
Penyelesaian (memperhitungkan
adanya tulangan tarik)
Analisis Beton Bertulang
- Momen leleh balok
e1

c Cc
a Tc
d er

Ts
ey
Cc  Tc  Ts  0
1 c 1  er 
ey. .Ec.c.b  er.Ec. d  c  .b  As. fy  0
e 1  ey.
c
er 
fr 2 d  c  2  ey 
d  c  Ec er
er ey.c 2 .Ec.b  er.Ec.d  c 2 .b  2 As. fy.d  c   0
a  d  c  ey
ey er
1 1 c ey.c 2 .Ec.b  er.Ec.d 2  2dc  c 2  .b  2 As. fy.d  c   0
Cc  e 1.Ec.c.b  ey. .Ec.c.b ey
2 2 d  c 
 er   er 
1 1  er  c 2 . ey.Ec.b  er.Ec. .b   c. 2.d .er.Ec. .b  2. As. fy 
Tc  er.Ec.a .b  er.Ec. d  c  .b  ey   ey 
2 2  ey 
 er 
Ts  As. fy   er.Ec.d 2 . .b  2 As. fy.d   0
 ey 
Cc  Tc  Ts  0
 er   er   er 
c 2 . ey.Ec.b  er.Ec. .b   c. 2.d .er.Ec. .b  2. As. fy    er.Ec.d 2 . .b  2 As. fy.d   0
 ey   ey   ey 
er 2
A  ey.Ec.b  Ec. .b
ey
er2  B  B 2  4. A.C
B  2.d .Ec. .b  2. As. fy c
ey 2. A
er 2
C   Ec.d .2
.b  2 As. fy.d
ey

2  2 
My  Cc. c   Tc. a   Ts.d  c 
3  3 
Contoh
Hitung momen leleh dari balok beton bertulang berikut :
Asumsi : Tegangan tekan beton masih linier
f ' c  30MPa
fr  4MPa

260 mm
Ec  4700 f ' c
Tulangan 2 D10
300 mm
Es  200000MPa
fy  420MPa
200 mm
Penyelesaian
e1

cy Cc
a Tc
260 er

Ts
ey
Pengabaian kuat tarik beton
Tegangan tekan beton masih linier
e1

c Cc

260 d-c

Ts
ey
c
e 1  ey.
d c
1 1 c 
Cc  .e 1.Ec.c.b  . ey. .Ec.c.b
2 2  d c
1 c2 
Cc  . ey. .Ec.b
2  d c
Ts  As. fy
Cc  Ts  0
1 c2 
. ey. .Ec.b  As. fy  0
2  d c
ey.c .Ec.b  As. fy.2d  c   0
2

ey.Ec.b.c 2  2. As. fy.c  2. As. fy.d  0


A  ey.Ec.b
B  2. As. fy
C  2. As. fy.d Momen leleh:

 B  B 2  4 A.C My  Ts.(d  c / 3)
c
2A
Contoh
Hitung momen leleh dari balok beton bertulang berikut, bila tegangan tarik
beton diabaikan :

Asumsi : Tegangan tekan beton masih linier


f ' c  30MPa
fr  4MPa
Ec  4700 f ' c
260 mm
Tulangan 2 D10
300 mm
Es  200000MPa
fy  420MPa
200 mm
Rangkuman jawaban

260 mm
300 mm

200 mm

Momen retak tanpa tulangan = 12 000 N.m


Momen retak dgn tulangan = 12 496,69 N.m
Momen leleh (kuat tarik beton dihitung) = 16 274,45 N.m
Momen leleh (kuat tarik beton diabaikan)=16 041,3 N.m

Anda mungkin juga menyukai