Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


SATUAN KERJA DIREKTORAT PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
KEGIATAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN JALAN

PETUNJUK PELAKSANAAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DAN LINGKUNGAN (SMK3L)
BIDANG JALAN

VOLUME 3

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Oktober 2016

i
PRAKATA

Buku ini disusun sebagai petunjuk pelaksanaan penerapan SMK3L bagi


pengguna jasa dan penyedia bidang pekerjaan konstruksi jalan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan jalan banyak terdapat potensi bahaya dan risiko tinggi. Potensi bahaya ini
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja apabila tidak dilakukan upaya pencegahan sesuai
dengan syarat-syarat K3L konstruksi Buku ini merupakan kelengkapan buku Pedoman
SMK3L Bidang Jalan yang terdiri dari:
1. Volume 1: Tahap Pra-Konstruksi;
2. Volume 2: Tahap Pemilihan Penyedia Jasa;
3. Volume 3: Tahap Pelaksanaan Konstruksi;
4. Volume 4: Tahap Pasca Konstruksi.
Buku Pedoman Penerapan SMK3L Volume 3 Tahap Pelaksanaan Konstruksi
sebagai pedoman dalam penerapan SMK3L pada saat pelaksanaan konstruksi jalan,
yang dimulai sejak Pre-Constructions Meeting (PCM) sampai selesai pekerjaan
pelaksanaan jalan.
Pelaksanaan konstruksi jalan adalah pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur
keilmuan di antaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup
peralatan dengan metode kerja, dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang
mendukung terlaksananya perencanaan pekerjaan konstruksi. Pada setiap tahapan
tersebut dilakukan upaya pengendalian kecelakaan konstruksi jalan yang memperhatikan
potensi bahaya K3.
Buku ini perlu disosialisasikan kepada pihak-pihak yang terkait, untuk digunakan
sebagai pedoman penerapan SMK3L bidang jalan sehingga kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat dicegah dan dampak lingkungan yang timbul dapat dikurangi
sebagaimana yang diinginkan oleh semua pihak.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(............................................................................)

ii
DAFTAR ISI

Prakata .............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iii

Daftar Tabel ...................................................................................................................... iv

Daftar Gambar ...................................................................................................................v

1 Ruang Lingkup ........................................................................................................... 8

2 Acuan Normatif .......................................................................................................... 8

3 Istilah dan Definisi ...................................................................................................... 9

4 Ketentuan Umum ..................................................................................................... 13

4.1 Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ........................................................................... 14

4.2 Pengguna Petunjuk Pelaksanaan ..................................................................... 14

5 Sistematika Petunjuk Pelaksanaan .......................................................................... 15

6 Penerapan SMK3L Tahap Pelaksanaan Konstruksi ................................................. 15

7 Identifikasi Bahaya dan penilaian Risiko K3 dan Lingkungan ................................... 16

7.1 Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan ................................. 16

7.2 Identifikasi Bahaya dan Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan............................... 19

8 Pembiayaan SMK3L ................................................................................................ 23

9 Format dan Simak................................................................................................... 25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Kekerapan Terjadinya Risiko K3 dan Lingkungan ................................. 16


Tabel 2 Nilai Tingkat Risiko K3 Konstruksi. ................................................................ 17
Tabel 3 Contoh Nilai Keparahan atau Kerugian atau Dampak Kerusakan ....................
akibat Konstruksi. .......................................................................................... 18
Tabel 4 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian ................
Risiko K3 & Lingkungan dan Penanggung Jawab ......................................... 19
Tabel 5 Contoh Penyusunan Sasaran dan Program Pengendalian ............................ 22
Tabel 6 Nomor Dokumen Format pengawasan dan pemantauan Penerapan ...............
SMK3L Bidang Jalan ..................................................................................... 25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Alir Pelaksanaan SMK3L Tahap Pelaksanaan Konstruksi .............. 16

v
1 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan SMK3L Bidang Jalan Tahap Pelaksanaan


Konstruksi adalah:
1. Ketentuan Pelaksanaan K3 dan Lingkungan Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Berisi tentang ketentuan administrasi dan ketentuan teknis pelaksanaan K3L untuk
tahap konstruksi jalan bagi pengguna jasa dan penyedia jasa.
2. Identifikasi bahaya, menilai Risiko K3 dan Lingkungan
Berisi identifikasi potensi, tata cara penilaian tingkat risiko K3 dan Lingkungan serta
pengendaliannya.
3. Uraian Sasaran, Program dan Biaya
Berisi tentang pengendalian bahaya dan risiko untuk mencapai sasaran melalui
program pengendalian hingga besaran perkiraan biaya yang akan dikeluarkan.

2 ACUAN NORMATIF

Acuan normatif yang digunakan untuk petunjuk pelaksanaan ini adalah perundang-
undangan dan peraturan telah dipublikasikan baik tingkat nasional maupun internasional
yaitu antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Terkait dengan
Angkutan Orang/ Barang;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) serta Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan (UKL&UPL);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;

8
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;
14. Surat Keputusan Bersama Menter Tenaga Kerja Nomor 174 tahun 1986 & Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 104 tahun 1986 terkait dengan buku pedoman K3
konstruksi, kewajiban & syarat K3, sanksi administrasi serta pengawasan;
15. Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan Nomor 01/BM/2014;
16. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/DB/2012 Tentang Panduan
Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan;
17. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 tahun 2012 tentang Program
penanggulangan HIV-AIDS pada sektor konstruksi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
18. Suratt Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga Nomor 01 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Lingkungan;
19. Surat Edaran Nomor 66 Tahun 2015 tentang Biaya penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
20. OHSAS 18001:1999, Occupational Health And Safety Assessment Series;
21. OHSAS 18002:2000, Guideline for the implementation of OHSAS 18001:1999;
22. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Standar OHSAS 18001 :
2007;
23. COHSMS, Construction Industry Occupational Health and Safety Management
Systems;
24. ILO, Guideline on Occupational Safety and Health Management System, 2001;
25. Guidelines or Development and Application of Health, Safety and Environmental
Management Systems, Report No. 6.36/210, E & P Forum July 1994, London;
26. Spesifikasi Umum untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 3) Tahun
2010;
27. Peraturan terkait lainnya.

3 ISTILAH DAN DEFINISI

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 (berdasarkan


Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja

9
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi;
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 (berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum) adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi
bidang Pekerjaan Umum;
3. Sistem Manajemen Lingkungan yang selanjutnya disingkat SML (berdasarkan ISO
14001:2004 (SNI 19-14001-2005)) adalah bagian sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan lingkungan dan
mengelola aspek lingkungannya. Sistem Manajemen tersebut mencakup struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, pertanggung-jawaban, praktek, prosedur dan
sumber daya. Sistem Manajemen Lingkungan memberikan mekanisme untuk
mencapai dan menunjukan performa lingkungan yang baik, melalui upaya
pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut
juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan peningkatan
kinerja lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan
lingkungan hidup dari Pemerintah;
4. SMK3 Konstruksi Bidang PU (berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum) adalah bagian dari sistem manajemen organisasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap
pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum;
5. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Bidang Jalan
yang selanjutnya disebut SMK3L Bidang Jalan merupakan Bagian dari dari sistem
manajemen di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan pengelolaan aspek K3 dan aspek
Lingkungan Hidup yang saling terintegrasi mecakup struktur organisasi, kegiatan
perencanaan, pertanggungjawaban, praktek, prosedur dan sumber daya dalam
rangka penyelenggaraan infrastruktur jalan;
6. Komponen Lingkungan dalam SMK3L yang dimaksud merupakan Irisan Lingkungan
secara mikro (lingkungan projek) yang bersinggungan langsung atau berdampak
akibat kegiatan penyelenggaraan jalan ini;
7. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak yang selanjutnya disebut RK3K
(berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum)

10
adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa
dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
8. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang selanjutnya disebut
RKPPL adalah dokumen yang spesifik mengenai program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan pada tahap konstruksi bidang jalan dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
acuan dalam pengelolaan lingkungan;
9. Risiko K3 dan Lingkungan adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari
sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi;
10. Risiko dan potensi bahaya dari aspek lingkungan adalah kegiatan penyelenggaraan
jalan yang menyebabkan kerugian terhadap lingkungan dan dapat menimbulkan
bahaya terhadap orang baik tenaga kerja maupun masyarakat disekitar lokasi
pekerjaan;
11. Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan yang selanjutnya disebut TR adalah hasil perkalian
antara nilai kekerapan terjadinya Risiko K3 Konstruksi (K) dengan nilai keparahan (P)
yang ditimbulkan;
12. Dampak lingkungan adalah perubahan yang sangat mendasar terhadap lingkungan
hidup dikarenakan suatu kegiatan;
13. Survei adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja tertentu;
14. Investigasi adalah kegiatan penyelidikan untuk memperoleh data teknis di lapangan
dengan pengambilan sample dan pengujian di laboratorium yang dilakukan
berdasarkan Kerangka Acuan tertentu;
15. Perancangan adalah kegiatan perekayasaan konstruksi dari tahap awal (preliminary
design) sampai tahap akhir (final design), rinci (detail design), dan perencanaan
(planning) yang terkait waktu (jadwal kegiatan konstruksi), dan sumber-daya (material,
alat, lingkungan, tenaga kerja);
16. Perencanaan Teknis adalah kegiatan perancangan konstruksi berdasarkan hasil dari
survei dan investigasi yang menghasilkan Detail Engineering Design (DED) dan
Engineering Estimate serta dokumen lelang;
17. Pra Konstruksi adalah suatu tahapan kegiatan sebelum kegiatan pelaksananaan
pembangunan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan meliputi

11
kegiatan survei, kegiatan perencanaan teknis awal dan teknis akhir dan kegiatan
pembebasan lahan;
18. Pemilihan Penyedia Jasa adalah tata cara untuk melakukan pemilihan penyedia
barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Peraturan
dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 2 Tahun
2010 Metode Pemilihan dapat dilaksanakan melalui Layanan Pengadaan Secara
Elektonik (LPSE) Instansi Terkait;
19. Pelaksanaan Konstruksi adalah kegiatan untuk mewujudkan fisik jalan dan jembatan
berdasarkan rancangan, rencana dan lingkup pekerjaan yang ditetapkan dalam
dokumen kontrak dan perubahan yang diperlukan;
20. Pasca Konstruksi adalah tahapan selesainya kegiatan pembangunan hingga serah
terima hasil pekerjaan agar fisik bangunan dapat berjalan operasionalnya sesuai
dengan peruntukannya;
21. Pengawasan adalah kegiatan mengawasi pelaksanaan konstruksi yang dilaksanakan
oleh kontraktor sesuai dokumen kontrak dan perubahannya;
22. Pemeliharaan Jalan adalah segala kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan jalan
sesuai dengan ketentuan teknis, prosedur operasi standar, guna memastikan jalan
dapat berfungsi optimal dan aman, demi keselamatan dan kesehatan bagi masyarakat
dan lingkungan;
23. Monitoring dan Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang
selanjutnya disingkat Monev K3 Konstruksi (berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun
2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum) adalah kegiatan pemantauan dan
evaluasi terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan
data, analisa, kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3 Konstruksi;
24. Pengadaan Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Jasa
(berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah) adalah kegiatan untuk memperoleh Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Jasa.
25. Penyedia Jasa (berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Jasa Pemerintah) adalah istilah untuk badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi
maupun Jasa Lainnya;

12
26. Pengguna Jasa adalah perorangan atau kelompok orang atau suatu badan usaha
yang memberikan penugasan/pemberian tugas untuk melakukan suatu kegiatan
perencanaan/ pelaksanaan/pengawasan pembanguan konstruksi jalan dalam hal ini;
27. Audit Internal adalah proses sistematis yang secara objektif memperoleh serta
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang suatu aktivitas untuk meningkatkan
efektivitas organisasi dan efisiensi dengan memberikan wawasan dan rekomendasi
berdasarkan analisis dan penilaian data.

4 KETENTUAN UMUM

1. Undang - Undang Nomor. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistim
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjelaskan bahwa tujuan Penerapan
SMK3 dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
2. Undang – Undang Nomer 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup bertujuan melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dari pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup, disamping tujuan lainnya
antara lain menjaga kelestarian hidup, mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup, mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan;
3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, Direktorat Jenderal Bina Marga
memiliki kewajiban untuk melakukan pengelolaan K3 dan pengelolaan lingkungan
hidup dalam melaksanakan penyelenggaraan infrastruktur jalan;
4. Upaya pengelolaan K3 dan pengelolaan lingkungan hidup harus dilaksanakan/
diimplementasikan pada setiap tahapan penyelenggaraan infrastruktur jalan;
5. Prinsip pengelolaan K3 dan pengelolaan lingkungan hidup memiliki orientasi yang
berbeda, sehingga di dalam petunjuk pelaksanaan setiap tahap penyelenggaraan
jalan akan memiliki output pengelolaan K3 dan pengelolaan LH yang berbeda pula;
6. Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan telah diatur secara detail di dalam SE
08/BM/05 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan,
yang secara mendasar memiliki output berupa Dokumen Lingkungan pada tahap
perencanaan teknis (Amdal/ UKL-UPL/ SPPL) & Dokumen Integrasi Amdal/ UKL-UPL/
SPPL dalam design, pada tahap Pra – Konstruksi adalah dokumen pengadaan lahan,
tahap konstruksi (RKPPL), tahap Pasca Konstruksi berupa dokumen monitoring
implementasi Amdal/ UKL-UPL dan RKPPL;
7. Hierarki Dokumen SMK3L terdiri dari :

13
a. Pedoman SMK3L, merupakan dokumen informasi umum dan memuat pokok-
pokok penerapan sistem manajemen terintegrasi tingkat pertama yang
memberikan Kebijakan SMK3L berkaitan dengan termasuk penjelasan mengenai
ruang lingkup persyaratan Sistem Manajamen K3 dan Lingkungan yang
diterapkan;
b. Petunjuk Pelaksanaan SMK3L, memberikan uraian mengenai pelaksanaan suatu
proses yang harus dilakukan dalam rangka pemenuhan Standar Sistem
Manajemen K3 dan Lingkungan;
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) SMK3L, Instruksi kerja (Prosedur
operasioal) yang memberikan uraian mengenai pelaksanaan suatu proses yang
harus dilakukan dalam rangka pemenuhan standar masing-masing Sistem
Manajemen K3 dan Lingkungan.
d. Formulir, merupakan format-format isian yang digunakan dalam rangka
pengawasan dan pemantauan penerapan Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan.

4.1 Tujuan Petunjuk Pelaksanaan

Petunjuk Pelaksanaan ini memiliki tujuan agar semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
penyelenggaraan jalan dapat:
1. Memiliki kesamaan presepsi untuk menerapkan SMK3L dalam melakukan upaya
manajemen pengelolaan K3 dan Lingkungan;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja;
3. mengurangi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan akibat penyelenggaraan
infrastruktur jalan
4. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas pada awal tahap pemilihan penyedia jasa khususnya.

4.2 Pengguna Petunjuk Pelaksanaan

Pengguna Petunjuk Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


dan Lingkungan (SMK3L) ini terdiri dari :
1. Direktorat Jenderal Bina Marga yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan;
2. Pengguna Jasa/Pemrakarsa;
3. Penyedia Jasa Perencanaan;
4. Penyedia Jasa Pelaksanaan; dan
5. Penyedia Jasa Pengawasan.

14
5 SISTEMATIKA PETUNJUK PELAKSANAAN

1. Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SMK3L menyajikan ketentuan lebih detail


mengenai penerapan SMK3L Bidang jalan. Penerapan SMK3L tersebut pada masing-
masing tahapan yang telah disesuikan dengan format pada Permen PU No. 5 Tahun
2014 Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi
identifikasi bahaya, pengendalian risiko, penilaian risiko, sasaran dan program dalam
penyusunan laporan pelaksanaan SMK3L.
2. Petunjuk pelaksanaan ini terdiri dari naskah petunjuk pelaksanaan beserta lampiran
yang meliputi :
a. Lampiran 1 berisi petunjuk pelaksanaan simak pengawasan dan pemantauan
monitoring SMK3L yang dapat dijadikan panduan bagi penyelenggara jalan untuk
setiap proses rangkaian kegiatan SMK3L
b. Lampiran 2 berisi petunjuk pelaksanaan penilaian identifikasi bahaya dan
pengendalian risiko. Identifikasi Bahaya dan Penilaian risiko tersebut merupakan
contoh kasus yang dapat dimodifikasi/ diganti/ ditambah-kurang berdasarkan
pemahaman pengguna petunjuk pelaksanaan terhadap karakteristik pekerjaan
jalan yang sedang dilaksanakan
c. Lampiran 3 berisi petunjuk pelaksanaan pengendalian risiko, sasaran khusus dan
program pengendalian dari setiap potensi bahaya yang disajikan pada lampiran 2.
Sasaran dan program khusus ini merupakan contoh kasus yang dapat
dimodifikasi/ diganti/ ditambah-kurang berdasarkan pemahaman pengguna
prosedur pelaksanaan terhadap karakteristik pekerjaan jalan yang sedang
dilaksanakan.

6 PENERAPAN SMK3L TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Penerapan SMK3L pada petunjuk pelaksanaan tahap konstruksi adalah sebagai berikut :
1. PPK melakukan Penantanganan Kontrak dengan Penyedia Jasa
2. PPK menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
3. PPK dan Penyedia Jasa Melakukan Pre Construction Meeting (PCM) dengan agenda
Pemaparan RK3K & RKPPL
4. PPK dan Penyedia Jasa melakukan Rekayasa lapangan/ Review Design untuk
Konfirmasi RK3K & RKPPL
5. PPK dan Penyedia Jasa melakukan Penandatanganan dokumen RK3K & RKPPL
6. Penyedia Jasa melaksanakan kontrak kerja

15
7. Penyedia menyerahkan hasil pekerjaannya kepada PPK / Provisional Hand Over
(PHO)

Bagan alir Penerapan SMK3L tahap Pelaksanaan Konstruksi dijabarkan dalam Gambar
berikut.

Gambar 1 Bagan Alir Pelaksanaan SMK3L Tahap Pelaksanaan Konstruksi

7 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 DAN LINGKUNGAN

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko ini dilakukan sebelum kegiatan konstruksi
dilaksanakan.
7.1 Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan

1. Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi terjadinya Risiko K3 dan Lingkungan


seperti dinyatakan dengan nilai pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Kekerapan Terjadinya Risiko K3 dan Lingkungan
Nilai Kekerapan
1 (satu) Jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi
2 (dua) Kadang-kadang terjadi dalam kegiatan konstruksi
3 (tiga) Sering terjadi dalam kegiatan konstruksi
Sumber: Permen PU Nomor 05, 2014

16
2. Contoh nilai keparahan atau kerugian atau dampak kerusakan akibat Risiko K3 dan
Lingkungan seperti dinyatakan dengan nilai pada Tabel 3.
3. Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan (TR) adalah hasil perkalian antara nilai kekerapan
terjadinya Risiko K3 dan Lingkungan (P) dengan nilai keparahan yang ditimbulkan (A).

4. Hasil Perhitungan Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan dapat dijelaskan dengan Tabel
2 berikut.
Tabel 2 Nilai Tingkat Risiko K3 Konstruksi.

Sumber: Permen PU Nomor 05, 2014

Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang mempunyai


tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi),
prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil)
Tabel 1 Nilai Skala Prioritas Konstruksi
Skala Prioritas Resiko
1-2 Rendah
3-4 Sedang
6-9 Tinggi

17
Tabel 2 Contoh Nilai Keparahan atau Kerugian atau Dampak Kerusakan akibat Konstruksi.
KEPARAHAN/KERUGIAN/DAMPAK
TINGKAT
KESELAMATAN NILAI
ORANG HARTA/BENDA LINGKUNGAN
UMUM
Terpeleset, polusi debu, terserempet, Gangguan pada kendaraan atau alat Terdapat ceceran Jalan menjadi sempit
(cukup pengobatan P3K atau klinik) tetap berat, namun tidak menyebabkan tanah galian sehingga (lalu lintas
RINGAN 1
dapat lanjut bekerja (tidak kehilangan hari pekerjaan terhambat dan dapat mengganggu terganggu/macet, ada
kerja) diperbaiki dalam waktu 1x24 jam. lingkungan sekitar kecelakaan lalu lintas)
Tersengat aliran listrik, menghirup gas
beracun, terkilir, memerlukan pengobatan Terdapat polusi debu,
Kerusakan alat berat misalnya: As
diluar lokasi kegiatan kebisingan, ada
roda patah , Alat berat terguling dan
(Puskesmas atau Rumah Sakit), karena keluhan dari Kendaraan terperosok
SEDANG menyebabkan kerusakan, Waktu 2
Klinik dilokasi kegiatan tidak masyarakat sekitar dan dalam lubang galian,
perbaikan dibutuhkan 1 sampai 7
tersedia/mampu, Maksimum istirahat di masyarakat pengguna
hari
rumah/diluar lokasi kegiatan selama 2X24 jalan
jam
Dinding saluran ambruk, lokasi
galian ambles, alat rusak berat,
Tersengat aliran listrik, menghirup gas jaringan utilitas bawah tanah • sering terjadi tabrakan
beracun, Patah kaki, gegar otak, meninggal, terganggu (kabel listrik putus, pipa kendaraan,
BERAT Luka berat, dirawat-inap di rumah sakit, atau PAM pecah, kabel telepon putus, • masyarakat sekitar
kehilangan hari kerja diatas 2 x 24 jam, atau pipa gas pecah), mengakibatkan terkena ISPA akibat 3
Cacat fungsi atau organ, meninggal. tidak berfungsinya fasilitas umum polusi debu
tersebut, Waktu pemulihan
dibutuhkan diatas 7 hari
Sumber: Permen PU Nomor 05, 2014

18
7.2 Identifikasi Bahaya dan Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan

1. Jenis bahaya dan tingkat risiko tergantung dari kondisi lingkungan yang dihadapi
termasuk di lingkungan kerja.
2. Identifikasi bahaya dan tingkat risiko K3 dan Lingkungan pada pelaksanaan konstruksi
jalan adalah sebagaimana diuraikan pada Tabel 5.
3. Penilaian Tingkat Risiko K3 dan Lingkungan dilakukan dengan memadukan nilai
kekerapan/ frekuensi terjadinya peristiwa bahaya K3 dan Lingkungan dengan
keparahan/ kerugian/ dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
4. Sasaran Khusus adalah turunan dari sasaran umum (Zero Fatal Accidents) yang
merupakan sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko, sebagaimana dijabarkan dalam
Tabel 6 Penyusunan Sasaran dan Program Pengendalian
5. Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring, dan
penanggung jawab, contoh sebagaimana dijabarkan dalam Tabel 6 Penyusunan
Sasaran dan Program Pengendalian.

Tabel 3 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 &
Lingkungan dan Penanggung Jawab
IDENTIFIKAS PENILAIAN
ITEM URAIAN I BAHAYA K3 PENANG
N TINGKA PENGENDALI
PEKERJAA PEKERJAA / KEKERAPA KEPARAH PRIORIT NGGUNG
O T AN RISIKO
N N LINGKUNGAN N AN AS JAWAB
RISIKO
PROYEK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mobilisasi Terjepit / Pastikan Pengawas
dan kejatuhan Pemeriksaa Lapangan
Demobilisa (bahan / n
1
si material) Keamanan
Alat sudah
dilakukan.
Pastikan Pengawas
2 ikatan Lapangan
kawat kuat
Jarak Pengawas
pekerja dan Lapangan
barang-
1 2 2 3
barang lain
3 pastikan di
luar
jangkauan
ayunan
Pekerjaan excavator
1 angkat Gunakan Kontrakto
angkut sarung r
tangan saat
4
loading
wiremesh &
besi
Terjepit / Alat Pengawas
kejatuhan (alat sebelum Lapangan
berat) 1 diturunkan
harus diikat
kuat
Pada saat Pengawas
1 2 2 3 penurunan Lapangan
alat berat
2
pastikan tali
benar -
benar kuat
3 Libatkan Pengawas

19
IDENTIFIKAS PENILAIAN
ITEM URAIAN I BAHAYA K3 PENANG
N TINGKA PENGENDALI
PEKERJAA PEKERJAA / KEKERAPA KEPARAH PRIORIT NGGUNG
O T AN RISIKO
N N LINGKUNGAN N AN AS JAWAB
RISIKO
PROYEK
rigger saat Lapangan
penalian,bo
ngkar alat
berat & beri
aba-aba
Terpapar terik Menggunak Kontrakto
sinar matahari an APD r
3 1 3 2 1
sesuai
standar
Sumber: Permen PU Nomor 05, 2014

Cara pengisian kolom Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3 & Lingkungan dan Penanggung Jawab sebagai berikut:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh penjabaran dari item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 dan
Lingkungan yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 dan Lingkungan yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (4) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item
pekerjaan yang mempunyai risiko K3 dan Lingkungan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan potensi terjadinya Risiko K3 dan
Lingkungan.
Kolom (6) : Diisi dengan nilai (angka) dapak keparahan dari Risiko K3 dan Lingkungan.
Kolom (7) : Perhitungan tingkat risiko K3 dan Lingkungan adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (8) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 dan Lingkungan tinggi, sedang dan kecil, dengan
penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3
(risiko kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan
tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (9) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3 dan Lingkungan. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi,
Rekayasa, Administrasi, APD), diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran
(belum memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/
bahan sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.

20
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun
pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil
untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan
guna menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk
menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian.
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk
bekerja secara aman.
Contoh: Pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan
untuk menggunakan teleon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan.
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus
dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan
pengelasan.
Kolom (10) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3 dan
Lingkungan

21
Tabel 4 Contoh Penyusunan Sasaran dan Program Pengendalian

IDENTIFIKASI SASARAN KHUSUS


ITEM URAIAN BAHAYA K3 / PENGENDALIAN PROGRAM BIAYA
NO
PEKERJAAN PEKERJAAN LINGKUNGAN RISIKO PENGANGG (Rp)
TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR MONITOR
PROYEK URAIAN UNG
UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN ING
JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mobilisasi Terjepit / Pastikan Pemeriksa Standar SDM yang Sebelum Alat Layak Checklist Pengawas
dan kejatuhan Pemeriksaan an Kondisi berkompete Kegiatan Guna dan (5.3.1.17) Lapangan
Demobilisasi (bahan / Keamanan Alat Dilakukan Layak Guna n Penggunaa Aman untuk
material) 1 sudah Secara Alat n Alat dan Digunakan
dilakukan. Rutin selama
penggunaa
n alat
Pastikan ikatan Perhatikan Barang yang SDM yang Sebelum Barang yang Pengeceka Pengawas
kawat kuat Pengikatan Diikat Tidak berkompete Kegiatan Diikat Tetap n Ulang Lapangan
Kawat Goyang- n Mobilisasi Pada Kondisi Pada
2
dalam goyang Sebelum Ikatanya
Kondisi Diantar (5.3.1.13)
Baik
Transportas Jarak pekerja Pemberian Ayunan Rambu Selama Tidak terjadi Checklist Pengawas
i dan dan barang- Batasan Excavator sesuai kegiatan kecelakaan dan Lapangan
1
Pengangkut barang lain Wilayah Leluasa, dengan penggunaa akibat ayunan perhitunga
an pastikan di luar Untuk Tidak potensi n alat excavator n
jangkauan Penyimpan Terhambat bahaya excavator pengatura
3
ayunan an Barang, dengan dengan n jarak
excavator (Beri Lokasi Adanya jumlah (5.3.1.29)
rambu - Pekerja, Barang atau mencukpi
rambu) dan Alat Orang
Excavator
Gunakan Seluruh - SNI helm, APD sesuai Selama 100% sesuai Checklist Kontraktor
sarung tangan pekerja masker & dengan kegiatan standar (5.3.1.9)
saat loading mengguna sepatu potensi loading
4 wiremesh & kan APD (Dicari) bahaya dan wiremesh
besi standar - Jumlah kebutuhan dan besi
pekerja jumlah
pekerja

22
Cara pengisian kolom penyusunan sasaran dan program K3 dan Lingkungan sebagai
berikut:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh penjabaran dari item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 dan
Lingkungan yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 dan Lingkungan yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (4) : Diisi identifikasi bahaya pada Tabel 5. Kolom (4).
Kolom (5) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 5. Kolom (9).
Kolom (6) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap pengendalian
risiko pada kolom (3).
Kolom (7) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif
terhadap pencapaian sasaran pada kolom (4)
Kolom (8) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja atas
sasaran yang hendak dicapai dari kolom (5)
Kolom (9) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program kerja atas
sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (10) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan program.
Kolom (11) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka memastikan
bahwa pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (12) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (13) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program.

Adapun Identifikasi bahaya dan tingkat risiko K3 dan Lingkungan pada pelaksanaan
konstruksi jalan selengkapnya dijabarkan dalam Lampiran 2 dan Lampiran 3.
Contoh pada Lampiran 2 dan Lampiran 3 dapat disesuaikan dengan potensi bahaya sesuai
dengan lokasi yang sedang dikerjakan.

8 PEMBIAYAAN SMK3L

Pembiayaan SMK3L Tahap Pelaksanaan Konstruksi menggunakan harga satuan Rupiah


meliputi :
1. Biaya Penyiapan RK3K & RKPPL terdiri dari :
a. Biaya Pembuatan: Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan Formulir
b. Biaya Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP).
2. Biaya Sosialisasi dan promosi K3 dan Lingkungan terdiri dari :

23
a. Biaya Induksi K3 (Safety Induction), biaya kegiatan ini dapat 0 (nol) Rupiah karena
dapat menjadi tupoksi Petugas K3 ;
b. Biaya Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting);
c. Biaya Pelatihan K3 direncanakan selama proyek berapa orang akan dilatihkan K3;
d. Biaya simulasi K3 dalam Rupiah /kegiatan;
e. Biaya pembuatan poster dan biaya pembuatan papan informasi.
3. Biaya untuk peralatan keselamatan kerja (rupiah/satuan) terdiri dari :
a. Jaring Pengaman (safety net);
b. Tudung Pengaman (safety deck);
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); dan
d. Peralatan lain yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.
4. Biaya Alat Pelindung Diri (APD) untuk pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
5. Biaya Asuransi dan perijinan terdiri dari :
a. biaya BPJS Ketenagakerjaan;
b. biaya BPJS Kesehatan;
c. biaya surat ijin kelaikan alat;
d. biaya surat ijin operator; dan
e. biaya surat ijin pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3).
6. Biaya personel tenaga kerja Program Keselamatan Kerja terdiri atas:
a. Ahli K3 dan/ atau tenaga K3;
b. Ahli Lingkungan;
c. petugas tanggap darurat;
d. petugas P3K;
e. petugas pengatur lalulintas; dan
f. petugas medis.
7. Biaya fasilitas kesehatan terdiri dari :
a. biaya peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, tabung oksigen, obat luka, dll);
b. biaya Ruang P3K (tempat tidur pasien, stetoskop, timbangan berat badan, tensi
meter, dll); dan
c. biaya peralatan pengasapan (fogging, obat pengasapan).
8. Biaya rambu-rambu terdiri dari :
a. rambu petunjuk;
b. rambu larangan;
c. rambu peringatan;

24
d. rambu perintah;
e. rambu informasi;
f. rambu pekerjaan sementara;
g. tongkat pengatur lalulintas;
h. kerucut lalulintas;
i. lampu putar; dan
j. lampu slang.
9. Biaya lain-lain terkait dengan pengendalian risiko terdiri dari :
a. sirine;
b. jalur evakuasi;
c. program audit internal;
d. pelaporan dan penyidikan insiden;
10. Biaya biaya diatas yang sebelumnya masuk dalam biaya overhead setiap divisi, kini
dipisahkan sebagai biaya tersendiri didalam harga satuan dokumen lelang, sesuai
dengan Surat edaran Mentri PU no 66 2015.

9 FORMAT DAN SIMAK

Adapun format simak pengawasan dan pemantauan penerapan SMK3L bidang jalan
selengkapnya dijabarkan dalam Lampiran 1.
Tabel 5 Nomor Dokumen Format pengawasan dan pemantauan Penerapan SMK3L
Bidang Jalan
NO FORMAT
1 Format pengawasan terhadap pelaksanaan RK3K
2 Format melaksanakan pemantauan penerapan SMK3 Jalan di lingkungan kerjanya
Format evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk
3 bahan perbaikan dan laporan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Badan Lingkungan
Hidup.
Format melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan SMK3L yang
4
dilaksanakan oleh PPK.
Format laporan hasil monitoring dan evaluasi kepada Dinas Tenaga Kerja dan Badan
5
Lingkungan Hidup.

25

Anda mungkin juga menyukai