KATA PENGANTAR
Dokumen ini merupakan usulan teknis dari pekerjaan “SID Penyediaan Air Baku
Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”. Laporan ini disusun untuk memenuhi
kelengkapan administrasi pekerjaan, serta untuk menjelaskan metode, pendekatan, dan
rencana kerja yang dilakukan untuk kelengkapan pekerjaan di atas.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih pada SNVT
Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera VIII Provinsi Bangka Belitung atas
kepercayaan yang diberikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
ii
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1-1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1-1
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran..................................................................................1-1
1.3 Lokasi Pekerjaan.....................................................................................................1-3
BAB 2 GAMBARAN LOKASI PEKERJAAN..............................................................2-1
2.1 Geografi dan Pemerintahan.....................................................................................2-1
2.2 Iklim........................................................................................................................2-2
2.3 Kependudukan........................................................................................................2-2
2.4 Pertanian dan Perkebunan.......................................................................................2-3
2.5 Industri....................................................................................................................2-3
BAB 3 IDENTIFIKASI AWAL KOLONG....................................................................3-1
3.1 Kondisi Tanah dan Geologi....................................................................................3-2
3.1.1 Keadaan Tanah...........................................................................................3-2
3.1.2 Keadaan Geologi.........................................................................................3-3
3.1.3 Curah Hujan Tahunan.................................................................................3-4
3.2 Ketersediaan Air.....................................................................................................3-5
3.2.1 Perhitungan Ketersediaan Air.....................................................................3-5
3.2.2 Debit Andalan Untuk Air Baku Q95%........................................................3-7
BAB 4 ANALISA DAN DETAIL DESAIN SUPLESI KOLONG................................4-9
4.1 Penyelidikan Tanah.................................................................................................4-9
4.2 Topografi...............................................................................................................4-10
4.3 Kondisi Tanah dan Geologi....................................................................................4-2
4.3.1 Keadaan Tanah...........................................................................................4-2
4.3.2 Keadaan Geologi.........................................................................................4-2
4.4 Tampungan Air pada Kolong Babi.........................................................................4-4
iii
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
iv
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
DAFTAR TABEL
v
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
DAFTAR GAMBAR
vi
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
BAB 1 1
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Air dipergunakan untuk
berbagai keperluan terutama untuk menjamin kelangsungan hidup manusia, dalam hal ini
yang dimaksud adalah air bersih atau air minum. Air bersih yang digunakan haruslah
memenuhi syarat dalam segi jumlah maupun mutunya. Karena itu penyediaan air bersih
perlu diusahakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri. Menyadari
ketergantungan tersebut manusia dituntut untuk selalu dapat menyediakan air bersih guna
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bermacam teknologi dimanfaatkan untuk
menghadirkan air ditengah kehidupan manusia walaupun kondisi alam yang tidak
memungkinkan.
Pemenuhan kebutuhan akan air baku khususnya untuk air minum di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung mayoritas bersumber dari kolong (danau/situ) bekas galian
timah yang sudah puluhan tahun. Pemanfaatan kolong sebagai sumber air baku sudah
dilakukan secara turun temurun. Seiring dengan pengembangan wilayah, pertumbuhan
penduduk, pengembangan pariwisata dan sebagainya, secara otomatis kebutuhan akan air
baku menjadi meningkat.
Salah satu kolong di Kecamatan Muntok yang memiliki potensi untuk digunakan
sebagai sumber air baku adalah Kolong Babi. Kolong ini terletak di Desa Menjelang,
Kecamatan Muntok. Untuk mengetahui potensi Kolong Babi tersebut sebagai sumber air
baku agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perlu dilakukan studi lebih lanjut
terkait pengembangan penyediaan air baku di Kolong Babi tersebut.
Maksud Pekerjaan Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi
Kolong Babi agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
1
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Tujuan dari Pekerjaan adalah Menyiapkan detail desain Kolong Babi dalam
rangka peningkatan/pengembangan kebutuhan air baku kota Muntok dan sekitarnya.
1. Kegiatan Persiapan
2. Kegiatan Survey
Pengukuran Topografi kolong dan trase pipa transmisi dari kolong ke WTP
PDAM Sejiran Setason
3. Pengukuran Batimetri
4. Kegiatan Analisa
Analisa hidrologi guna mengetahui potensi dan kuantitas air yang ada di
kolong tersebut, termasuk perhitungan neraca air, debit andalan,
keberlangsungan terjaganya catchment area, pengaruh banjir terhadap
kualitas air, serta kelayakan air baku sebagai air minum berdasarkan uji
kualitas air dan analisa upaya treatment yang diperlukan.
Perhitungan kebutuhan air baku dengan memperhitungkan pertambahan
penduduk sampai tahun 2030 dan membuat skenario pemenuhannya.
Analisa geologi, membuat analisa dan simpulan umum tentang kondisi
geologi sekitar kolong, bangunan intake, dan fasilitas pengolahan.
2
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara/Interim
Laporan Akhir
Presentasi dilakukan saat Draft Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara/Interim dan Laporan Akhir.
3
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
BAB 2 2
GAMBARAN LOKASI PEKERJAAN
Kabupaten Bangka Barat memiliki luas 2.825,61 km2. Dari luas tersebut,
Kabupaten Bangka Barat dibagi menjadi lima kecamatan, yaitu :
Kod
Kecamatan Luas Wilayah Area km²/sq.km Persentase
e
010 Kelapa 4 17
020 Tempilang 13 33
030 Muntok 13 28
040 Simpang Teritip 9 27
050 Jebus 11 26
051 Parittiga 10 29
Jumlah 60 100%
Sedangkan Kecamatan Muntok Sebagai daerah layanan air baku terdiri dari 7
kelurahan sebagai berikut :
a) Belo laut
b) Air belo
c) Sungai baru
d) Sungai daeng
e) Tanjung
f) Air putih
g) Air limau
1
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
2.2 Iklim
Bangka Barat beriklim tropis tipe A. Tekanan udara rata-rata di Bangka Barat
adalah 1009,6 mb. Suhu udara di kabupaten ini berkisar antara 26,2 0C sampai 27,8
0
C dengan tingkat rata-rata 27,0 0C. Kelembaban udara antara 60 % hingga 60 %
dengan curah hujan bulanan 84,5 mm sampai dengan 406,1 mm. (Kabupaten Bangka
Barat Dalam Angka, 2014)
2.3 Kependudukan
2
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
penduduk di Kabupaten Bangka Barat terdapat 100 penduduk perempuan dan 108
penduduk laki-laki. Adapun tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bangka Barat
tahun 2013 mencapai 65 orang per km2 . Dengan kecamatan Muntok dengan dengan
kepadatan terbesar yaitu 99 orang per km2 dan Kecamatan Teririp dengan kepadatan
terendah yaitu 44 orang per km2 . (Kabupaten Bangka Barat Dalam Angka, 2014)
Pada tahun 2013, luas panen padi sawah sebesar dan padi ladang sebesar 1.668
Ha. Adapun luas penanaman baru padi sawah 710 ha dan padi ladang 1.921 ha.
Sementara itu, pada tahun 2013 luas panen dan produksi palawija dan hortikultura di
Kabupaten Bangka Barat berfluktuatif dibandingkan tahun sebelumnya. Luas panen
tanaman jagung seluas 101 ha dengan produksi 311,8 ton, luas panen tanaman ketela
pohon 177 ha dengan produksi 2.652,15 ton, luas panen tanaman ubi jalar 82 ha
dengan produksi 627,76 ton mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012, luas
panen kacang tanah 50 ha dengan produksi 45 ton. (Kabupaten Bangka Barat Dalam
Angka, 2014)
Perkebunan ini terbagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Produksi
komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara lain lada, karet, kelapa, cengkeh dan
coklat. Sedangkan perkebunan besar dikelola oleh 7 perusahaan perkebunan swasta
dengan tanaman utama kelapa sawit. Pada tahun 2013, luas tanaman perkebunan lada
sebesar 3.092,75 ha dengan produksi sebesar 4.640,87 ton, karet luasnya 12.045,85
hectare dengan produksi 19.210, 14 ton, dan kelapa sawit luasnya 10.084,85 hectare
dengan produksi 160.725,39 ton. (Kabupaten Bangka Barat Dalam Angka, 2014)
2.5 Industri
3
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Parittiga dengan 351 unit usaha. Bangka Barat merupakan daerah yang potensial di
bidang pertambangan, karena terdapat banyak tanah yang mengandung mineral bijih
timah dan bahan galian yang tersebar secara merata, yaitu kaolin. Kaolin ini
merupakan bahan galian golongan C yang sebagian besar diusahakan dan
dieksploitasi oleh masyarakat Bangka Barat. Bahan galian yang paling banyak
dieksplotasi selama ini dan telah banyak diusahakan secara besar-besaran adalah
timah yang pengelolaannya selain oleh pemerintah juga dilakukan oleh penduduk
setempat dan swasta dengan jumlah terbatas. Pada tahun 2013, produksi bijih timah
dan logam timah di Kabupaten Bangka Barat mengalami penurunan. Untuk produksi
bijih timah sebesar 8.016,22 Ton dan logam timah sebesar 7.345,038 M Ton.
Produksi bijih timah dan logam timah terbanyak berasal dari kecamatan Jebus. .
(Kabupaten Bangka Barat Dalam Angka, 2014)
4
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
BAB 3 3
IDENTIFIKASI AWAL KOLONG
1
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
2
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
3
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
4
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
5
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Salah satu langkah penting dalam perencanaan suplesi air baku adalah menghitung ketersediaan air yang ada pada lokasi studi,
perhitungan ini sangat penting dalam mengetahui potensi ketersediaan air yang ada sebagai pertimbangan perencanaan air baku.
Perhitungan ini mempergunakan data – data yang ada dan pendekatan untuk memberikan hasil yang ingin dicapai.
Perhitungan Ketersediaan Air dilakukan dari tahun ke tahun sesuai dengan data yang tersedia, semakin banyak hasil perhitungan
maka diharapkan hasilnya akan memenuhi probabilitas yang mewakili. Berikut salah satu perhitungan ketersediaan air yang dilakukan.
NO
. Component of Calculation UNIT JAN FEB MAR APR MAY JUNI JUL AGS SEPT OCT NOV DEC
1 Temperature o
C 26.6 25.8 26.9 27.2 27.8 27.7 27.4 28.0 28.3 27.7 27.0 26.6
Slope Vapour Pressure Curve
2 (A) mmHg/F 0.9 0.8 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Black Material Radiation mmH2O/
3 (B) day 16.3 16.1 16.4 16.4 16.6 16.5 16.5 16.6 16.7 16.5 16.4 16.3
Saturated Vapour Pressure
4 ( ea ) mmHg 25.7 24.4 26.2 26.7 27.7 27.5 27.0 28.0 28.5 27.5 26.3 25.7
Monthly Relative Humidity
5 (h) % 84.0 83.0 85.0 85.0 84.0 80.0 78.0 74.0 73.0 81.0 84.0 87.0
6 Actual Vapour Pressure ( ed ) mmHg 21.6 20.3 22.2 22.7 23.2 22.0 21.1 20.7 20.8 22.3 22.1 22.3
7 Reflection Coefficient ( r ) % 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Evaporating Surface
8 Coefficient (k) 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
9 Wind Velocity ( w ) mile / 79.2 72.0 52.8 48.0 62.4 98.4 105.6 112.8 112.8 69.6 36.0 36.0
6
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
day
10 Solar Radiation ( R ) mm/day 14.8 15.2 15.2 14.5 13.6 13.0 13.2 13.9 14.8 15.1 14.9 14.6
11 Monthly Solar Radiation ( S ) (%) 34.0 53.0 35.0 43.0 60.0 60.0 72.0 89.0 83.0 60.0 48.0 25.0
12 Monthly Precipitation mm 196.0 311.0 212.0 360.1 285.4 270.8 90.4 43.8 78.8 301.0 304.5 196.1
13 Number of Rainy Days (n) 18 15 22 16 17 12 8 4 3 10 14 18
14 Expose Surface (m) % 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 Number of Day in The Month 31 28 31 30 31 31 30 31 30 31 30 31
16 Watershed Area km2 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3
Potential Evapotranspiration UNIT JAN FEB MAR APR MAY JUNI JUL AGS SEPT OCT NOV DEC
F1 = = A x (0,18 + (0,55 x
16 S / 100)) / ( A + 0,27) 0.3 0.4 0.3 0.3 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.4 0.3 0.2
F2 = A x B x (0,56-(0,092 x
17 (ed^0,5))) / (A + 0,27) 1.6 1.8 1.6 1.5 1.5 1.6 1.7 1.8 1.8 1.6 1.6 1.5
F3 = 0,27 x 0,35 x (ea - ed) /
18 (A + 0,27) 0.3 0.4 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.6 0.6 0.4 0.3 0.3
19 E1 = F1 x R x (1-(r/100)) mm/day 3.0 3.9 3.2 3.4 3.9 3.7 4.2 5.3 5.3 4.3 3.7 2.6
E2 = F2x (0,1 + (0,9 x
20 (S/100))) mm/day 0.7 1.0 0.7 0.7 1.0 1.0 1.3 1.6 1.5 1.0 0.8 0.5
21 E3 = F3 x (k + (0,01 x w)) mm/day 0.5 0.5 0.4 0.4 0.5 0.7 0.8 1.1 1.1 0.6 0.4 0.3
22 EP = E1 + E2 + E3 mm/day 4.2 5.5 4.2 4.5 4.5 4.7 5.1 6.0 6.0 4.8 4.9 3.4
mm/
month 130.1 152.8 130.4 135.5 140.4 145.6 153.6 157.3 152.7 147.3 146.9 104.8
Actual Evapotranspiration UNIT JAN FEB MAR APR MAY JUNI JUL AGS SEPT OCT NOV DEC
23 dE = Ep (m/20)*(18-n) mm/day 0.0 0.1 -0.1 0.1 0.0 0.2 0.4 0.6 0.7 0.3 0.1 0.0
24 dE compromised mm/day 0.0 0.1 0.0 0.1 0.0 0.2 0.4 0.6 0.7 0.3 0.1 0.0
25 Ea = Ep - dE mm/day 4.2 5.3 4.2 4.4 4.5 4.5 4.7 5.3 5.3 4.5 4.7 3.4
mm/
month 130.1 149.3 130.4 133.5 139.3 139.0 142.0 165.6 159.4 138.5 142.5 104.8
7
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Water Balance UNIT JAN FEB MAR APR MAY JUNI JUL AGS SEPT OCT NOV DEC
26 WS = P - Ea 50 65.9 161.7 81.6 226.6 146.1 131.8 -51.6 -121.8 -80.6 162.5 162.0 91.3
SMC = 150 if P-Ea > 0; mm/
27 SMCn-1+ (P-Ea) if P-Ea < 0 month 150 150 150 150 150 150 98.4 -23.5 -104.1 150 150 150
mm/
28 SMS =ISMS + (P - Etl) month 215.9 311.7 231.6 376.6 296.1 281.8 46.7 0.0 0.0 312.5 312.0 241.3
BF = Infiltration = WS x if ; mm/
29 (high inf. 4 mm/hour) ambil 5 month 90.0 75.0 110.0 80.0 85.0 60.0 40.0 20.0 15.0 50.0 70.0 90.0
mm/
30 SF = DRO = WS - Infiltration month 0.0 86.7 0.0 146.6 61.1 71.8 0.0 0.0 0.0 112.5 92.0 1.3
TRO = BF + DRO + mm/
(SRO=0) month 90.0 161.7 110.0 226.6 146.1 131.8 40.0 20.0 15.0 162.5 162.0 91.3
m3/s 0.18 0.35 0.22 0.46 0.29 0.26 0.08 0.04 0.03 0.32 0.33 0.18
l/s 178.1 354.2 217.7 463.4 289.0 260.8 81.8 39.6 30.7 321.6 331.3 180.7
Debit andalan untuk penyediaan air baku diambil 95 %, dengan pengertian bahwa hanya diperhitungkan 5% kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan air. Berdasarkan analisa debit andalan 95% untuk daerah tangkapan air baku Kolong Babi seluas 530 Ha adalah
sebesar 30 lt/s. Ketersediaan ini mampu menyediakan kebutuhan air minum untuk 4.500 s/d 5.000 penduduk pada distribusi air sempurna.
8
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
9
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
BAB 4 4
ANALISA DAN DETAIL DESAIN SUPLESI
KOLONG
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli maupun contoh
tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan di laboratorium,
sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat diketahui, jenis dan macam
percobaan yang dilakukan adalah sebagal berikut :
10
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
GRADATION
San
Bor Depth Gravel Silt Clay % Finer UNIFIED
d
No. (m) % % % % # 200 CLASS
KB.1
2.00 - 2.40 0.0 12 51 37 87.60 MH
4.00 - 4.40 0.0 8 42 50 92.40 CH
4.2 Topografi
11
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
1
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Jenis tanah perbukitan pada umumnya adalah komplek podsolik coklat kekuning-
kuningan dan litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.
51 % berombak dan bergelombang, tanah berjenis Asosiasi Podsolik coklat
kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek batu pasir kwarsit dan Batuan
plutonik Masam.
20 % lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi podsolik berasal dari
komplek Batu Pasir dan Kwarsit.
25 % rawa dan beancah/datar dengan jenis tanahnya asosiasi alluvial hedromotif
dan glei humus serta regosol kelabu muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
2
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
3
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Pada Kolong Babi merupakan bekas rawa dan galian tambang terdapat potensi
tampungan yang dapat dipergunakan sebagai sumber suplesi air ke daerah pemanfaatan
terdekat, dalam hal ini Kecamatan Mentok. Suplesi ini dilakukan dengan bantuan pompa
menuju lokasi WTP yang telah dipersiapkan. Besarnya kemampuan penyediaan air baku
pada sistem kolong ini bergantung dari potensi air pada kolong dan kapasitas pompa yang
disediakan beserta pemelihaan dan operasional.
4
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat
dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.
0.7000
3.5000
0.5000
2.0000
Data perhitungan :
berat volume tanah (ɣ) 1.689 t/m3
berat jenis tanah urug ( s1 ) 1.689 t/m3
berat jenis air (ɣa) 1 t/m3
berat jenis sedimen (ɣs) 1.689 t/m3
berat jenis pasangan batu kali (ɣb) 2.2 t/m3
sudut geser dalam tanah dasar (Ø) 29.2 o
Rencana dimensi :
H1 3.0 m Tinggi talud (H)
Tebal pondasi (D
H2 0.5 m
=H/6)
H3 1.5 m Tinggi muka air (analisa)
B1 0.7 m Lebar atas (minimal = 30 cm)
B2 2.0 m Lebar dasar (B2 =1/2 -2/3 H)
B3 1.3 m
5
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
0,5
1
Pa1
Pa2 G4 G1 Pw
G2
Pp1
G3 O Pp2
6
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Analisa kemampuan tanah untuk menahan gaya geser yang terjadi sebagai berikut :
FSgeser =
∑ Fr i >FS =1,5
∑ Fi ijin
di mana :
7
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
FSgeser =
∑ Mri >FS =2,0
∑ M i ijin
di mana :
Dari hasil perhitungan dan analisa stabilitas diperoleh rangkuman gaya dan momen
yang bekerja adalah sebagai berikut :
8
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Salah satu langkah penting dalam perencanaan suplesi air baku adalah menghitung
ketersediaan air yang ada pada lokasi studi, perhitungan ini sangat penting dalam
mengetahui potensi ketersediaan air yang ada sebagai pertimbangan perencanaan air baku.
Perhitungan ini mempergunakan data – data yang ada dan pendekatan untuk memberikan
hasil yang ingin dicapai.
Debit andalan untuk penyediaan air baku diambil 95 %, dengan pengertian bahwa
hanya diperhitungkan 5% kegagalan dalam memenuhi kebutuhan air. Berikut ketersediaan
beberapa tahun terakhir :
No. Month Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Dec
Year lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s lt/s
1 2014 17.18 205.61 75.24 (14.49) (13.29) 7.24 69.87 (59.12) (93.04) (66.34) 41.13 37.37
2 2013 40.70 99.79 50.37 139.89 90.16 81.34 (31.88) (75.20) (49.76) 100.31 100.02 56.36
3 2012 57.33 90.23 166.20 92.75 (12.07) 26.37 3.57 137.39 41.35 90.60 136.99 124.64
4 2011 48.79 (53.09) 122.66 (35.91) 32.68 (17.12) 1.39 (67.19) (103.70) (47.25) 47.08 33.97
5 2010 152.59 3.45 38.57 76.22 (36.15) (16.74) (45.98) (14.25) (13.38) (38.97) 40.94 78.34
6 2009 92.17 (4.02) 3.25 27.62 93.08 38.53 76.07 (55.16) (41.65) 28.41 34.96 111.55
Average 32.73
Berdasarkan analisa debit andalan 95% untuk daerah tangkapan air baku Kolong Babi
adalah 32,73 lt/dtk
9
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Kelurahan Tanjung 7 15 77
Analisa 2015
Total 4.056.450
Analisa 2015
Kebutuhan air ini cukup besar dibandingkan ketersediaan yang ada pada suplesi
Gunung Menumbing sehingga diperlukan tambahan suplesi air pada sumber air baku
10
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
lainnya. Sumber air baku dapat berupa mata air ataupun kolong yang ada pada Kota
Muntok.
4.8 Pipa
Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku
menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan distribusi
sependek mungkin, terutama untuk sistem transmisi distribusi (pipa transmisi dari unit
produksi menuju reservoir). Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang
mampu mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup
dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang
menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi
semula. Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum
sebagai berikut :
• Katup pelepas udara, berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam pipa
transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara dalam pipa
akan terjadi.
• Katup pelepas tekanan, berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih yang
mungkin terjadi pada pipa transmisi.
• Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur atau
pasir dalam pipa transmisi. Katup ini umumnya dipasang pada titik-titik terendah
dalam setiap segmen pipa transmisi.
• Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna menghindari
terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif atau kondisi vakum
udara.
11
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Untuk jenis pipa yang dibandingkan untuk sistem transmisi dapat menggunakan jenis
pipa GRP, HDPE dan pipa Mild Steel dengan alasan dan pertimbangan tertentu. Untuk
lebih jelasnya mengenai kelebihan dan kekurangan jenis material pipa yang akan
digunakan sebagai pipa transmisi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
12
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Perhitungan dimensi dan debit bertujuan untuk melihat apakah pilihan dimensi pipa
mampu mengakomodasi debit rencana tanpa mengakibatkan kerusakan pipa dan kondisi
ketinggian serta kemiringan dari pipa. Berdasarkan desain pipa dengan diameter 300 mm
dan material pipa GRP maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Elevasi 1 (H1) = 63 m
Elevasi 2 (H2) = 23 m
Panjang Pipe Line (L) = 3000 m
Diameter Pipa (D) = 300 mm
Hazen-Williams Coefficient (C) = 150 (GRP Pipes)
Rumus
2.63 0.54
0.2785 x 150 x 300 x ((( 63 - 23 ) / 3000 ) x 100 )
Q =
10 6
159665938
Q =
1000000
Q = 159.666 Liter/detik
Debit maksimal yang dapat di alirkan melalui pipa type HDPE dengan diameter
300 mm dan mempunyai beda elevasi tertinggi 40 dan jarak pipa analisa adalah 159 lpd.
Sedangkan untuk trase mendatar dengan beda elevasi 1-3 meter mendistribusi air sebesar
50 lpd. Sehingga pemilihan diameter pipa dengan diameter 300 cukup optimal dalam
perencanaan air baku pada Kolong Babi.
Berdasarkan desain pipa dengan diameter 300 mm dan material pipa Steel maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
13
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Elevasi 1 (H1) = 99 m
Elevasi 2 (H2) = 82 m
Panjang Pipe Line (L) = 3667 m
Diameter Pipa (D) = 300 mm
Hazen-Williams Coefficient (C) = 120 (Steel Pipes)
Rumus
2.63 0.54
0.2785 x 120 x 300 x ((( 99 - 82 ) / 3667 ) x 100 )
Q =
10 6
72202107.1
Q =
1000000
Q = 72.2021 Liter/detik
Debit maksimal yang dapat di alirkan melalui pipa type GRP dengan diameter 300
mm dan mempunyai elevasi hulu 99 dpl serta elevasi hilir 82 dpl adalah 72,2021 lpd. Jarak
trasmisi air bersih adalah 3,667 km.
Pompa adalah komponen sistem yang mampu memberikan tambahan tekanan dalam
suatu sistem jaringan distribusi air bersih. Dengan pompa, maka tinggi tekanan yang
berkurang dapat dinaikkan kembali sehingga sistem dapat mengalirkan air ke tempat
pelayanan yang lebih tinggi dan jauh. Apabila sebelum pompa dipasang telah ada aliran,
maka pompa juga dapat digunakan untuk menambah kapasitas debit pada sistem tersebut.
Karakteristik pompa ditunjukkan oleh debit yang dapat dihasilkan pada berbagai
jenis variasi tinggi tekan (head). Semakin tinggi head yang harus ditambahkan, maka
14
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
semakin kecil debit yang diproduksi dan demikian pula sebaliknya. Operasional pompa
dalam suatu sistem jaringan distribusi air bersih juga menggunakan pronsip tersebut
dimana harus memperhatikan tinggi tekan dan debit yang dibutuhkan sehingga operasional
pompa mampu mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.
Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada pemasangan secara
paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa yang ujung-ujungnya disatukan. Debit yang
dihasilkan pada pompa paralel menjadi dua kali lipat, namun tinggi tekannya sama dengan
satu unit pompa saja. Sedangkan pada pemasangan seri, pompa yang satu diletakkan di
hilir pompa yang lain. Pada pemasangan seperti ini, debit yang dihasilkan sama dengan
satu unit pompa saja, namun tinggi tekannya menjadi dua kali lipat.
Sebagai salah satu jenis pompa air manual, pompa air dragon ini merupakan
merk pompa air yang sangat terkenal di sekitar tahun 70-an. Terutama untuk
daerah-daerah yang belum terjangkau listrik. Sehingga merk pompa air
dragon ini menjadi ikon / image di tengah masyarakat kita waktu itu untuk
mewakili istilah pompa air manual. Bagi warga yang memiliki sumur air
sendiri, pompa air ini menjadi pilihan untuk menggantikan cara tradisional,
menimba air dari sumur.
15
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
Secara tekhnis bentuk dan fisik hampir sama dan memiliki cara kerja yang
sama untuk semua merk pompa harus diperhatikan kondisi sumur apakah
berpasir , atau permukaan air yang dalam , dan debit air yang normal serta
Tegagan listrik dan panel listrik yang berfungsi baik.
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan pada suatu titik
agar dapat melayani area tertentu yang cukup luas. Jika pompa digunakan untuk
menaikkan air dari suatu tandon A ke tandon B, maka akan dibutuhkan suatu daya pompa
untuk mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 4-16 Skema Jaringan Distribusi Air Bersih Dengan Bantuan Pompa
Dengan melihat gambar di atas, maka tinggi garis gradien hidraulik di titik B
(tekanan di B) adalah :
HB = ZA + HP – ZB + HL
dengan :
16
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
HB = tekanan di titik B
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi dua
yaitu hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem pemipaan ini
bergantung pada kondisi lapangan dan melihat tingkat kebutuhan airnya.
Apabila suatu saluran pipa terdiri dari beberapa pipa berdiameter sama atau
berbeda dalam kondisi tersambung, maka pipa-pipa tersebut terpasang dalam hubungan
seri. Pada pipa hubungan seri, debit aliran di semua titik adalah sama sedangkan
kehilangan tekanan di semua titik berbeda. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah
ini :
Datum
Q1 =Q 2=Q3
dengan :
Sedangkan,
17
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
n
=∑i=1 hf
dengan :
vp1 v2 p
12
Z 1+ + =Z 2 + 2 + 2 + hf tot
2g γ 2g γ
Apabila dua pipa atau lebih yang letaknya sejajar dan pada ujung-ujungnya
dihubungkan oleh satu titik simpul (junction), maka pipa-pipa tersebut terpasang dalam
hubungan paralel. Pada pipa hubungan paralel, debit total merupakan penjumlahan debit
aliran di tiap pipa, sedangkan kehilangan tekanan pada tiap pipa sama. Hal tersebut
ditunjukkan pada gambar dibawah ini di bawah ini :
Datum
hf 1=hf 2 =hf 3
dengan :
Sedangkan,
18
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
n
Qtot =Q 1 +Q2 +Q3 =∑i=1 Q
dengan :
Pada jaringan pipa, ada dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu persamaan
kontinuitas massa dan persamaan energi. Kedua persamaan tersebut berlaku untuk setiap
pipa dalam suatu sistem jaringan yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Untuk
menyelesaikan perhitungan analisis sistem jaringan pipa, didasarkan pada dua kondisi
dasar yang harus dipenuhi seperti dijelaskan berikut ini (Webber, 1971) :
1. Hukum kontinuitas, yaitu dalam tiap-tiap titik simpul aliran yang masuk harus
sama dengan aliran yang keluar (Triatmojo, 1996 : 92)
∑ Qi=0
Dengan :
∑ hf=0
Untuk menggunakan kedua persamaan di atas, Hardy Cross (1936) menawarkan dua
metode yaitu metode jaringan tertutup (loop method) dan metode titik simpul (junction
method)
Dalam metode jaringan tertutup ini digunakan prinsip keseimbangan tinggi tekan
(head balance) dengan menganggap bahwa aliran masuk dan keluar dari jaringan
harus diketahui menentukan aliran dalam setiap komponen pipa. Jika tekanan
pada sistem juga diperlukan, maka tinggi tekan pada satu titik dalam jaringan
19
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
50 lt/det
J-1 J-2 J-5
P-1 P-5 20 lt/det
P-3 P-7
J-4 J-3 J-6 30 lt/det
20 lt/det
20 lt/det 25 lt/det
30 lt/det
20
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
besarnya debit aliran pada pipa yang dipakai dalam metode jaringan tertutup.
Langkah modifikasi dari R.J Cornish ini dapat digunakan bila tinggi tekan pada
tiap titik masuk (junction) diketahui dan digunakan untuk menentukan tinggi
tekan dan aliran di sepanjang jaringan.
Qe
hf J Pipa i hf K Pipa n
J K
Qin – Qout = Qe Pipa m
Dalam pendistribusian air, terjadi aliran di dalam sistem jaringan distribusi air
bersih. Terdapat dua kondisi pada saat pengaliran, yakni kondisi permanen dan kondisi
tidak permanen. Penentuan jenis kondisi aliran tersebut amat bergantung pada pola
konsumsi air pada masyarakat untuk setiap jam perharinya.
Analisis kondisi permanen ini mencakup kondisi aliran, tekanan, dan kapasitas
dari komponen sistem jaringan tersebut pada corak permintaan tunggal. Simulasi
ini dilakukan pada saat kondisi kritis seperti pada kebutuhan harian maksimum,
kebutuhan puncak dan pengisisan tampungan tandon. Dengan demikian dapat
memberikan suatu informasi dari kondisi jaringan pada suatu waktu yang
diiinginkan.
Analisis pada kondisi permanen ini mencakup kondisi aliran, tekanan dan
kapasitas dari komponen sistem jaringan tersebut sepanjang waktu pada suatu
corak permintaan yang berubah-ubah. Dalam simulasi kondisi tidak permanen
ini, beberapa parameter yang digunakan adalah karakteristik tandon, kontrol
operasi pompa, durasi dan nilai tahapan waktu, rasio waktu serta faktor beban
(loading factor).
21
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
4.11.7 Analisis Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Dengan Software Komputer
Analisis sistem jaringan distribusi air bersih merupakan suatu perencanaan yang
rumit. Penyebab utama rumitnya analisis dikarenakan banyaknya jumlah proses trial and
error yang harus dilakukan pada seluruh komponen yang ada pada sistem jaringan
distribusi air bersih jaringan tersebut. Pada saat ini program-program komputer sudah di
bidang perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih sudah demikian berkembang dan
maju sehingga kerumitan dalam perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih dapat
diatasi dengan menggunakan program tersebut. Proses trial and error dapat dilakukan
dalam waktu singkat dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil karena programlah yang
akan menganalisisnya. Beberapa program komputer di bidang rekayasa dan perencanaan
sistem jaringan distribusi air bersih diantaranya adalah program Loops, Wadiso, Epanet
1.1, Epanet 2.0, WRMM dan WaterCAD.
Daftar volume pekejaan dirinci untuk seluruh usulan pekerjan. Kemudin dilihat
daftar rekapitulasi pada masing-masing perincian tersebut, antara lain : volume galian dan
timbunan, volume pasangan batu dan beton dan sebagainya. Pada perencanaan
Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat didapatkan Rencana
Anggaran Biaya konstruksi sebesar 14,26 Milyar Rupiah.
22
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
REKAPITULASI
SNVT : SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SUMATERA VIII PROVINSI BANGKA BELITUNG
PPK : PENYEDIAAN AIR BAKU BANGKA BELITUNG
PEKERJAAN : Pembangunan Prasarana Penyediaan Air Baku Kolong Babi Kabupaten Bangka Barat
LOKASI : KAB. BANGKA BARAT, KECAMATAN MENTOK, DESA PUPUT
TAHUN : 2016
Mulyanto, ST. MT
Nip. 197206082006041008
1
Executive Summary
“SID Penyediaan Air Baku Kolong Babi di Kabupaten Bangka Barat”
BAB 5
5
PENUTUP