Anda di halaman 1dari 3

GP-MK

Manajemen Konstruksi
Pengertian
Manajemen Konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil yang optimum
dalam proyek pembangunan konstruksi yang dibatasi oleh biaya murah, mutu terjamin (sesuai
yang disyaratkan), dan waktu yang cepat (efektif), serta dapat diterima oleh pemberi tugas
(owner). Untuk mendapatkan hasil tersebut diatas dengan menjalankan unsur-unsur
manajemen, seperti perencanaan (planning), pengorganisasi (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling) .
Proyek konstruksi adalah usaha untuk mencapai suatu hasil berupa bentuk bangunan atau
infrastruktur, dengan batasan waktu dan sumber daya yang tertentu (di batasi). Bangunan yang
dimaksud mencakup bidang ilmu teknik sipil dan arsitektur, dengan melibatkankan disiplin
ilmu lain, seperti teknik mesin, listrik, lingkungan dan lainnya.
Ciri-ciri umum proyek konstruksi yaitu,
1. Mempunyai tujuan, sasaran, dan strategi (konsep)
2. Mempunyai rencana kerja, biaya, dan jadwal waktu
3. Mempunyai pihak yang terlibat dengan tanggung jawab masing-masing
4. Mempunyai sistem pengawasan, pengendalian dan evaluasi dalam pelaksanaan
5. Mempunyai pemahaman peraturan birokrasi yang ada
Keberhasilan suatu proyek konstruksi ditentukan dari kemampuan suatu manajemen
(organizing staff) dalam mengelola manajemen proyek konstruksi tersebut. Pengelolaan suatu
proyek konstruksi dengan biaya yang besar, dan dengan tingkat kesulitan dan kompleksitas
dan kesulitan yang tinggi, membutuhkan metoda yang baik dan teruji, sumber daya yang
berkualitas (mumpuni), dengan selalu menerapkan ilmu pengetahuan yang tepat dan terkini.
Dengan dasar pemikiran di atas, dan semakin pesatnya perkembanan teknologi, maka
diperlukan suatu metoda agar dalam pengelolaan proyek dengan skala besar, dapat berjalan
sesuai rencana, maka diperlukan suatu Manajemen Konstruksi

Sehingga Manajemen Konstruksi dapat di simpulkan suatu proses perencanaan dan tata
laksana (pengelolaan terpadu) proyek konstruksi secara sistematis, dengan menggunakan
sumber daya secara efektif dan efisien agar mendapat hasil proyek yang optimal. Atau biasa

1
GP-MK

disebut BMW yaitu tercapainya biaya, mutu, waktu sesuai dengan yang direncanakan, dan
kualitas yang dapat diterima pihak pemberi tugas (owner)
Kegiatan utamanya adalah studi kelayakan (feasibility study), perencanaan (design
engineering), pengadaan (supply), konstruksi (construction). Target atau hasil akhirnya berupa
pembangunan gedung, jalan, jembatan, pelabuhan, bendungan, yang semua dapat
dimanfaatkan banyak orang

Fungsi
Manajemen Konstruksi berfungsi antara lain :
1. Pengendalian Mutu, menjaga agar di dalam perencanaan dan pelaksanaan sesuai rencana,
berjalan di track nya
2. Mengantisipasi dan evaluasi apabila terjadi perubahan perencanaan, dari kondisi lapangan
yang tidak pasti, dan tindakan yang dilakukan atas terbatasnya waktu pelaksanaan.
3. Opname progress pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan, untuk
memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek.
4. Tindakan mengambil keputusan apabila terjadi masalah di lapangan,
5. Bertindak sebagai manajerial, untuk analisa performa lapangan

Tujuan
Manajemen Konstruksi bertujuan untuk mengelola fungsi manajemen khusus di bidang
konstruksi, yaitu mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk mendapatkan
hasil yang optimal, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Untuk mencapai target tujuan di atas, diperlukan fungsi pengendalian (controling)
Fungsi Pengendalian tersebut yaitu :
1. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Dimulai dari pengawasan terhadap spesifikasi sumber daya yang akan digunakan, seperti
jenis dan kelas material, jenis dan type peralatan, personal yang akan duduk di dalam
skema organisasi proyek,
2. Pengendalian Biaya (Cost Control)
Dari kualitas spesifikasi yang ada, dimulai pengawasan terhadap biaya yang
ditimbulkannya.
2
GP-MK

3. Pengendalian Waktu (Time Control)


Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, dimulai dari perencanaan metoda pelaksanaan
konstruksi dengan didukung sumber daya yang ada, apakah sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan.

Penerapan konsep Manajemen Konstruksi sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek itu
sendiri. Penerapan yang lebih baik yaitu yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap
pelaksanaan selesai, tetapi ada juga yang mulai pada tahap pelaksanaan di lapangan saja.

Anda mungkin juga menyukai