Anda di halaman 1dari 19

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing


di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak

Djoko Wahono

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia


djoeko.wahono@gmail.com

ABSTRAK

Terminal Petikemas pada Pelabuhan Dwikora Pontianak merupakan Terminal yang memiliki
peranan dalam pendistribusian barangkeluar dan masuk dari dan menujuKota Pontianak, namun
dikarenakan beberapa permasalahan diantaranya sempitnya lahan penumpukan, kurang
tersedianya fasilitas umum bagi pekerja dan sering terjadinya cross circulation akanmenghambat
kegiatan bongkar muat. Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit merupakan salah satu alternatif
lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora
Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan studi kelayakan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Perhubungan tahun 2010. Metodologi perancangan ditempuh dengan
mengumpulkan data melalui observasi dan dokumenter, proses analisis data dari berbagai aspek
yaitu kondisi eksisting tapak, program ruang berdasarkan pelaku dan prosedur kegiatan, zonasi
ruang secara makro dan mikro, bentuk kawasan dan bentuk bangunan yang mengangkat nilai-
nilai kearifan lokal sebagai ciri khas kawasan.Konsep rancangan yang dihasilkan adalah
pemisahan fasilitas utama dan penunjang berdasarkan pelayanan kapal domestik dan
internasional dengan bentuk kawasan dari kombinasi type dermaga pier dan arah kedatangan
kapal serta pemisahan sirkulasi kendaraan melalui konsep double circulation namun tetap
memperhatikan jarak pencapaian ruang di dalam kawasan,dan menyediakanrest area bagi
pekerja. Bentuk bangunan utama merupakanperpaduan fungsi kawasan dan penerapan nilai-nilai
kearifan lokal yang dituang dalam desain bentuk atap dengan tujuan sebagaiciri khas.

Kata kunci : Terminal Petikemas, Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

ABSTRACT

Container Station at the Dwikora Port, Pontianak, is the main Station that has a role in incoming
and outgoing goods distribution to and from Pontianak City, but due to several problems
including narrowness of the buildup land, availability lack of worker facilities and occurrence
frequent of cross circulation be loading and unloading interfere. Kijing Beach in Sungai Kunyit
District is one of the alternative International Port locations as Port Dwikora development is
considered based on feasibility study issued in 2010 by the Ministry of Transportation. Design
methodology to collect data through observation and documentary, data analysis process from
various aspects of existing condition, space program based on actors and activitiesprocedures,
zoning macro and micro space, building shape and form area that raised the local wisdomvalues.
Characteristic concept resulting design is the major facilities separation and supporting services
based domestic and international ship with regional forms of dock pier type and arrival vessel
direction combinationas well as vehicle circulation separation through the concept of double
circulation but still consider achievement distance in the space area, and rest area for workers.
Main building shape trought combination of area function and local wisdom values application
that poured into roof shape design.

Keywords : Container Station, Pantai Kijing International Port

1. Pendahuluan

Kalimantan Barat merupakan salah satu pulau di Indonesia yang tingkat perekonomiannya
didukung dari sektor kepelabuhan yang menjadi komponen penting dalam membuka jalur
transportasi dan perdagangan ke daerah lain dalam jumlah yang besar. Menurut data dari PT.
Pelabuhan Indonesia II Cab. Pontianak (2011), Kota Pontianak sebagai ibukota provinsi memiliki 1

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 37


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
(satu) pelabuhan utama diantara 10 pelabuhan yang tersebar di seluruh Kalimantan Barat. Pelabuhan
Dwikora Pontianak adalah pelabuhan utama di Provinsi Kalimantan Barat yang berfungsi mengangkut
penumpang dan telah lama menjadi gerbang untuk keluar masuknya barang dari dan menuju ke
Provinsi Kalimantan Barat, khususnya Pontianak dan hal ini menuntut akan kelengkapan pelayanan
fasilitas pelabuhan yang memadai agar proses bongkar muat dan distribusi barang tidak terkendala.
Lokasi Pelabuhan Dwikora yang terletak di muara Sungai Kapuas ternyata telah menimbulkan
beberapa masalah yang dapat mengganggu alur pelayaran dari dan menuju ke pelabuhan.Hasil Studi
Kelayakan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan Ditjen. Perhubungan Laut tahun 2010
menemukan telah terjadi pendangkalan sedalam 1,5 - 3 meter pada dasar permukan air di muara
sungai dan di beberapa titik lainnya dan harus dikeruk sebanyak 2 kali dalam 1 (satu) tahun yang
mengakibatkan biaya operasional sangat tinggi dan keadaan ini menimbulkan resiko kapal kandas
atau karam sangat mungkin terjadi. Kapal-kapal besar yang ingin bersandar ke pelabuhan terpaksa
harus menunggu keadaan air pasang sehingga terjadi antrian kapal untuk menunggu giliran masuk,
ditambah dengan keadaan kecilnya kapasitas dermaga dan semakin sempitnya lahan penumpukan
petikemas yang menyebabkan ketidakteraturan pada pemisahan antara petikemas yang kosong,
petikemas yang berisi dan petikemas yang akan dilakukan pemindahan moda transportasi.
Penumpukan petikemas di Terminal Petikemas Pelabuhan Pontianak terlihat menjulang tinggi
melebihi tinggi bangunan di sekitarnya, di khawatirkan akan mengancam keselamatan para pekerja
di pelabuhan dan minimnya fasilitas umum atau rest area di dalam terminal memaksa para pekerja
untuk mencari konsumsi atau area beristirahat diluar kawasan Terminal pada saat jam istirahat
berlangsung, semua hal ini menjadi permasalahan besar bagi pihak pelabuhan Pontianak.
Berdasarkan data PT. Pelindo II (2011), pergerakan jumlah penumpang, petikemas, kegiatan
bongkar muat dan pergerakan arus barang di Pelabuhan Pontianak mengalami peningkatan setiap
tahunnya, namun tidak diikuti dengan pengembangan, perbaikan dan peningkatan fasilitas
pelabuhan, menuntut pembangunan pelabuhan baru di lokasi strategis dengan skala fasilitas
pelayanan yang lebih besar, yang dimaksudkan untuk mengimbangi pergerakan angka barang yang
terus meningkat dan mempertimbangkan fakta menurut Mayona dan Salahudin (2012) bahwa
wilayah perairan Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I
(ALKI I) yaitu Laut Cina Selatan yang melayani pelayaran dalam dan luar negeri. Berdasarkan data di
atas, wilayah perairan Kalimantan Barat memiliki salah satu dari beberapa potensi dasar untuk
pembangunan pelabuhan berskala internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora
Pontianak dan melalui keberadaan Pelabuhan Internasional ini nilai-nilai kearifan lokal daerah
setempat dapat lebih terangkat di mata dunia melalui ciri khas desain atau bangunan yang terdapat
di dalam kawasan pelabuhan ataupun terminal.
Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak merupakan salah satu alternatif
lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional sebagai pengembangan dari Pelabuhan Dwikora
Pontianak yang dianggap paling layak berdasarkan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah
dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Lokasi ini
dianggap paling layak dari 3 (tiga) alternatif lokasi dengan nilai tertinggi yaitu Pantai Kijing, Pantai
Kura-kura, dan Pelabuhan Merabau dengan memperhatikan 10 aspek penilaian yaitu kedalaman
pantai, arus dominan, pasang surut, gelombang, sedimentasi, alur pelayaran, aksesbilitas,
ketersediaan lahan, kondisi lahan dan fasilitas pendukung.
Sesuai dengan Konsep Zoning Kawasan di atas, fungsi dan peruntukan kawasan Terminal
Petikemas terletak pada 3 (tiga) kawasan yang saling berhubungan yaitu Zona Kolam Pelabuhan,
Zona Dermaga dan Zona Industri, Perdagangan dan Gudang. Zona ini terletak di Desa Bundung Laut
dan wilayah perairan Pantai Kijing. Dilihat dari keadaan geografis dan administrasi Desa Bundung
Laut memiliki beberapa potensi yang menjadikan kawasan ini layak sebagai Terminal Petikemas,
yaitu sebagai berikut (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012) :
a) Lokasi berada pada jalur jalan raya Arteri Primer Potianak – Singkawang
b) Berjarak 18 Km dari Kota Mempawah yang merupakan Ibukota Kabupaten Pontianak
c) Areal Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) darat cukup luas untuk dilakukan
pengembangan
d) Areal Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) perairan cukup luas untuk olah gerak kapal.

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 38


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
e) Memiliki kedalaman kolam pelabuhan >12 mdpl, telah memenuhi persyaratan Pelabuhan
Internasional, memungkinkan kapal-kapal besar untuk bersandar
f) Berjarak ±400 Mil dari jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) yang melayani jalur
pelayaran dalam dan luar negeri.
Dengan beberapa potensi yang telah disebutkan di atas, diharapkan mampu menjadikan solusi
atas permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di Pelabuhan Dwikora Pontianak khususnya
dalam sektor pelayanan petikemas. Di samping itu dengan keberadaan Terminal Petikemas ini akan
membuka banyak lapangan pekerjaan bagi penduduk di sekitar dan menjadikan daerah tersebut
lebih cepat berkembang dalam berbagai sektor mulai dari pembangunan, ekonomi, perdagangan,
kependudukan dan lainnya.

2. Kajian Literatur

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1987 tentang Terminal
Petikemas Pasal 1 menjelaskan bahwa Terminal Petikemas adalah tempat tertentu didaratan dengan
batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan prasarana dan sarana angkutan barang untuk tujuan
ekspor dan impor dengan cara pengemasan khusus, sehingga dapat berfungsi sebagai pelabuhan dan
di dalam pasal yang sama juga dijelaskan bahwa Petikemas (Cargo Container) adalah peti atau kotak
yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan standar internasional (Internasional Standard
Organization) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Supriyono (2010) bahwa Terminal Petikemas merupakan pertemuan
antara angkutan laut dan angkutan darat yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System),
dan Petikemas (Container) sebagai wadah/gudang, alat angkut yang dilayani oleh
Terminal/Pelabuhan Petikemas, fungsi inti dari Terminal Petikemas antara lain :
a) Tempat pemuatan dan pembongkaran petikemas dari kapal-truk atau sebaliknya
b) Pengepakan dan pembongkaran petikemas (CFS)
c) Pengawasan dan penjagaan petikemas beserta muatannya
d) Penerimaan armada kapal
e) Pelayanan cargo handling Petikemas dan lapangan penumpukannya.

Fasilitas Terminal Petikemas

Menurut Triatmodjo (2009) fasilitas di terminal petikemas dapat berupa antara lain dermaga,
apron, container yard, Container Freight Station (CFS), menara pengawas, bengkel pemeliharaan dan
fasilitas lain seperti jalan masuk, gedung perkantoran, tempat parkir, dan lainnya.
a) Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan
kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi
dermaga tergantung pada jenis dan ukuran kapal yang bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe yaitu wharf, pier dan jetty. Struktur wharf dan pier pada
umumnya berupa struktur tertutup atau terbuka, sementara jetty pada umumnya berupa struktur
terbuka. Struktur tertutup bisa berupa dinding gravitas dan dinding turap, sedangkan struktur
terbuka berupa dermaga yang didukung oleh tiang pancang. Dinding gravitas bisa berupa blok beton,
kaison, sel turap baja atau dinding penahan tanah.
b) Apron
Apron terminal petikemas lebih lebar dibanding dengan apron untuk terminal lain, yang
biasanya berukuran 20 m sampai 50 m. Pada apron ini ditempatkan peralatan bongkar muat
petikemas seperti gantry crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian
peralatan bongkar muat petikemas lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut memberikan beban yang
sangat besar pada dermaga dan harus diperhitungkan dengan teliti di dalam perencanaan.
c) Container Yard (CY/Lapangan penumpukan petikemas)
Container Yard adalah lapangan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menumpuk petikemas,
di mana petikemas yang berisi muatan diserahkan ke penerima barang dan petikemas kosong
diambil oleh pengirim barang. Pada terminal petikemas modern/besar container yard dibagi menjadi

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 39


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
beberapa bagian yaitu container yard untuk petikemas eksport, container yard untuk peti kema
import, container yard untuk petikemas dengan pendingin (refrigerated container), dan container
yard untuk petikemas kosong.
d) Container Freight Station (CFS)
Container freight station adalah gudang yang disediakan untuk barang-barang yang diangkut
secara LCL.Di CFS pada pelabuhan pemuatan, barang-barang dari beberapa pengirim dimasukkan
menjadi satu dalam petikemas.Di pelabuhan tujuan/pembongkaran, petikemas yang bermuatan LCL
diangkut ke CFS dan kemudian muatan tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam gudang perusahaan
pelayaran yang bersangkutan dan petikemasnya ditempatkan di container yarduntuk petikemas
kosong (Empty container depot, ECD) untuk sewaktu-waktu digunakan lagi dalam kegiatan eksport.
e) Menara Pengawas
Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua tempat dan mengatur
serta mengarahkan semua kegiatan di terminal, seperti pengoperasian peralatan dan pemberitahuan
arah penyimpanan dan penempatan petikemas.
f) Bengkel Pemeliharaan
Mekanisme kegiatan bongkar muat muatan di terminal petikemas menyebabkan dibutuhkannya
perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan dan juga untuk memperbaiki petikemas kososng
yang akan digunakan lagi. Kegiatan tersebut dilakukan di bengkel perawatan.Sebelum petikemas
kosong dimasukkan ke container yard untuk petikemas kososng, biasanya dilakukan pemeriksaan
apakah ada kerusakan.Apabila ada kerusakan maka dilakukan perbaikan sehingga peti kema siap
dipakai sewaktu-waktu.Bengkel pemeliharaan ini ditempatkan dekat dengan container yard untuk
petikemas kosong.
g) Fasilitas Lain
Di dalam terminal petikemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum lainnya seperti jalan
masuk, bangunan perkantoran, tempat parkir, sumber tenaga listrik untuk petikemas khusus
berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan untuk pekerjaan pada malam hari
dan keamanan, peralatan untuk membersihkan petikemas kosong dan peralatan bongkar muat,
listrik dengan tegangan tinggi untuk mengoperasikan kran (Crane).

Sistem Penanganan Petikemas di Container Yard

Triatmodjo (2009) dalam Perencanaan Pelabuhan menjelaskan bahwa pemindahan petikemas


dari kapal ke lapangan penumpukan peti kema atau container yard dan sebaliknya dari lapangan
penumpukan ke kapal dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan.Tata letak perti kemas di
lapangan penumpukan tergantung pada sistem penanganan petikemas yang digunakan.Selain itu,
setiap alat memiliki ukuran yang berbeda sehingga memerlukan lebar jalur yang berbeda dalam
beroperasi.Berdasarkan pada peralatan yang digunakan di container yard, sistem penanganan
petikemas dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tipe berikut ini.
a) Sistem Chasis
Pada sistem ini peti kema ekspor diletakkan di atas Chasis dan ditempatkan di lapangan
penumpukan (container yard). Petikemas dan chasis-nya ditarik oleh traktor menuju ke dermaga dan
kemudian quai gantry crane mengangkat petikemas dari chasis dan memasukkannya ke dalam kapal.
Selanjutnya quai gantry crane mengambil petikemas dari kapal dan menempatkannya di atas chasis
yang masih berada di dermaga. Kemudian traktor membawanya kembali ke container yard. Sistem ini
memungkinkan petikemas dapat diambil setiap saat karena petikemas tidak ditumpuk. Sistem chasis
cocok untuk pengiriman door to door. Selain itu jumlah muatan yang rusak dapat dikurangi karena
petikemas tidak sering diangkat. Tetapi sistem ini memiliki kekurangan yaitu diperlukan lapangan
yang luas dan chasis dalam jumlah yang banyak.
b) Sistem Fork Lift Truck
Pada sistem ini petikemas dari lapangan penumpukan dimuat ke atas tractor-trailer dan dibawa
ke dermaga, yang kemudian diangkat oleh quai gantry crane dari tractor-trailer dan dimasukkan ke
dalam kapal.Selanjutnya quai gantry crane mengambil petikemas dari kapal dan menempatkannya di
atas tractor-trailer yang masih berada di dermaga, dan membawanya ke container yard. Penanganan
peti kema di container yard dapat dilakukan dengan menggunakan forklift truck, reach stacker

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 40


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
dan/atau side loader. Peralatan tersebut dapat menumpuk petikemas bermuatan penuh dengan
ketinggian susun sampai 2 (dua) atau 3 (tiga) tumpukan.Petikemas kosong bisa disusun sampai 4
(empat) susun.Untuk dapat menahan beban petikemas dalam beberapa tumpukan, maka lapangan
penumpukan perlu diperkeras untuk dapat menahan beban.
Pada sistem ini terdapat gang cukup lebar untuk memungkinkan peralatan dapat bergerak
dengan lancar. Lapangan penumpukan untuk petikemas ukuran 40 kaki diperlukan jalan dengan lebar
18 m, sedangkan untuk petikemas 20 kaki diperlukan jalan lebar 12 m. Penanganan petikemas
dengan istem forklift dan reach stacker ini adalah yang paling ekonomis dan untuk terminal kecil.
Forklift digunakan untuk terminal yang menangani sekitar 60.000-80.000 TEU’s per tahun, sedangkan
reach stacker untuk penaganan petikemas pada terminal dengan kapasitas sekitar 200.000 TEU’s
sampai 300.000 TEU’s. Biasanya 1 (satu) quai gantry crane dilayani oleh 3-5 tractor-trailer dan 2 (dua)
reach stacker.Jumlah tractor-trailer tergantung pada jarak antara dermaga dan container yard
dengan kapasitas penumpukan yang relatif rendah yaitu sekitar 500 TEU’s/Ha dengan penyusunan
sekitar 4 (empat) tumpukan.
c) Sistem Straddle Carrier
Penanganan petikemas dengan sistem straddle carrier banyak digunakan pada lapangan
penumpukan petikemas (container yard). Petikemas yang dibongkar dari kapal diletakkan di apron
yang kemudian diangkut dengan menggunakan straddle carrier ke container yard untuk ditata dalam
2 (dua) atau 3 (tiga) tumpukan. Pada saat petikemas ekspor datang, petikemas tersebut diterima di
container yard dan straddle carrier memindahkannya dari chasis-nya menuju ke tempat
penyimpanan di atas tanah atau di atas petikemas lainnya jika penyimpanan dilakukan dalam
tumpukan. Apabila petikemas akan dikapalkan, straddle carrier memindahkan petikemas pada chasis
yang ditarik traktor dan membawanya ke dermaga untuk dinaikkan ke kapal oleh gantry crane.
Apanila petikemas siap untuk dikirim ke penerima barangm straddle carrier menempatkannya pada
truk trailer yang membawanya keluar pelabuhan. Kelebihan dari sistem straddle carrieri ini adalah
dimungkinkan menyimpan petikemas dalam tumpukan sampai 3 (tiga) tumpukan sehingga dapat
mengurangi luas lapangan penumpukan. Sedangkan kekurangannya adalah pada setiap pemindahan
petikemas diperlukan kembali mengangkut petikemas ke truck trailer. Sistem straddle carrier
digunakan pada terminal yang melayani petikemas sebanyak lebih dari 100.000 TEU’s per tahun.
Biasanya 1 (satu) gantry crane dilayani oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) straddle carrier. Produktifitas
straddle carrier adalah sekitar 10 gerakan (moves)/jam.
d) Sistem Rubber Tyred Gantry Crane
Pada sistem ini quai gantry crane menurunkan petikemas dari kapal dan dimuat di atas tractor
trailer yang kemudian membawanya ke salah satu blok pada lapangan penumpukan petikemas.
Selanjutnya rubber tyred gantry crane (RTGC) menyusun petikemas dalam 6 (enam) sampai 9
(sembilan) baris dan penumpukan sampai 5 (lima) atau 6 (enam) tingkat. Tidak diperlukan gang yang
lebar, sehingga pemakaian lapangan dapat lebih efektif.Sistem ini digunakan pada terminal yang
melayani lebih dari 200.000 TEU’s/tahun, 1 (satu) quai gantry crane dilayani oleh 2-3 trailer tractor
dan 2 (dua) RTGC, yang tergantung pada jarak antara dermaga dan lapangan penumpukan. Kapasitas
penumpukan tertingggi yaitu sekitar 800 TEU’s/Ha dengan penyusunan sekitar 4 (empat) tumpukan.

Peralatan Penanganan Bongkar Muat Petikemas

Menurut Triatmodjo (2009), proses penanganan petikemas dimulai sejak petikemas ada di
dalam kapal sampai ke tempat penampungan petikemas (Container Yard) atau sampai keluar dari
terminal. Proses penanganan petikemas di luar perairan dapat menggunakan lebih dari satu jenis alat
penanganan. Alat-alat penanganan petikemas yaitu antara lain :
a) Gantry Crane/ Quay Container Crane
Gantry Crane/Quay Container Crane adalah jenis crane portal tinggi berkaki tegak yang
mengangkat benda dengan hoist yang dipasang di sebuah troli hoist dan dapat bergerak secara
hoizontal pada sepasang rel yang dipasang di bawah balok atau lantai kerja. Gantry crane digunakan
untuk mengangkat dan memindahkan muatan berat dan banyak digunakan di pelabuhan untuk
proses loading-unloadingcontainer.).Cara kerja Container Crane adalah pada saat crane tidak
beroperasi, bagian portal yang menghadap laut diangkat agar tidak menghalangi manuver kapal

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 41


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
merapat ke Dermaga atau keluar dari Dermaga, jika hendak beroperasi, bagian tersebut diturunkan
menjadi horizontal.
b) Rubber Tyred Gantry
Rubber Tyred Gantry merupakan alat pengatur tumpukan Petikemas yang juga dapat digunakan
untuk memindahkan tempat tumpukan Petikemas dalam jurusan lurus ke arah depan dan ke
belakang. Pelayanan yang dapat dikerjakan menggunakan alat ini antara lain adalah mengambil
tumpukan paling bawah dengan cara terlebih dahulu memindahkan Petikemas yang menindihnya,
memindahkan (shifting) Petikemas dari satu tumpukan ke tumpukan lainnya.
c) Trailer Truck
Trailer Truck disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut petikemas terdiri dari
kendaraan penarik (Tractor Head) dan kereta tempelan dimana petikemas ditempatkan. Petikemas
yang dapat diangkut dengan truk petikemas adalah petikemas 20 kaki dengan konfigurasi sumbu
trailer/kereta tempelan 1-2.2-2.2 dengan total 5 sumbu dan petikemas 40 kaki dengan konfigurasi
sumbu 1-2.2-3.2 dengan total 6 sumbu.
d) Straddle carrier
Straddle Carrieradalah sebuah alat berat yang digunakan untuk memindahkan Petikemas ke
tempat lain, berbentuk portal, untuk mengambil Petikemas dari tumpukannya guna dipindahkan ke
tempat lain, straddle carrier melangkahi Petikemas (diantara keempat kakinya) dan setelah
Petikemas dapat digantung pada spreader yang terpasang pada straddle carrier tersebut dan di-
hibob pada ketinggian yang cukup, selanjutnya straddle carrier berjalan menuju lokasi yang
ditentukan. Triatmodjo (2009) dalam Perencanaan Pelabuhan menjelaskan bahwa Straddle carrier
dapat menyusun petikemas maksimal hingga 4 (empat) tumpukan dengan kecepatan maksimal 30
Km/jam.
e) Side Loader
Side Loader adalah salah satu jenis alat angkut yang prinsip kerjanya menurunkan dan menaikan
beban (petikemas) dari dan ke atas trailer atau chasis di mana untuk keperluan tersebut trailer atau
chasis dibawa ke samping loader. Kegiatan memuat dan membongkar Petikemas menggunakan Side
Loader memakan waktu agak lama karena sebelum mengangkat Petikemas, kaki penopang side
loader (jack) harus dipasang dahulu supaya loader tidak terguling ketika mengangkat Petikemas.
Beban maksimum (gross) yang dapat diangkut oleh side loader ± 10 ton.
f) Top Loader / Container Forklift
Truck garpu angkat yang khusus digunakan untuk mengangkat Petikemas ini (bukan mengangkat
muatan dalam rangka stuffing) bentuknya tidak berbeda dari Forklift Truck lainnya tetapi daya
angkatnya jauh lebih besar, lebih dari 20 ton dengan jangkauan lebih tinggi supaya dapat mengambil
Petikemas dari (atau meletakkan pada) susunan 3 (tiga) atau 4 (empat) tier bahkan sampai 5 (lima)
tier. Penggunaan forklift Petikemas cukup fleksibel karena dapat bergerak bebas ke mana saja
sehingga dapat digunakan untuk memuat Petikemas ke atas trailer, menyediakan Petikemas untuk
diangkat oleh Gantry, memadat Petikemas pada ruang yang sempit di Container Yard dan lainnya.
g) Forklift Reach Stacker
Forklift Reach Stacker merupakan peralatan kombinasi antara Forklift dengan Mobile Crane yang
dilengkapi dengan Spreader (pengangkat petikemas), system pengangkat adalah gabungan dari 2
(dua) batang rail vertical sebagai penuntun disebut mast atau garpu. Forklift menggunakan mesin 4-
tak serta mampu mengangkat petikemas dengan beban makasimal 45 ton dan mempunyai
jangkauan pengangkatan yang fleksibel (lengan dapat memendek dan memanjang), maksimal tinggi
pengangkatan 15 meter.

Jenis-jenis Petikemas

Secara definisi Kramadibrata (2002) menjelaskan bahwa Petikemas dapat diartikan menurut
kata Peti dan Kemas, Peti adalah suatu kotak berbentuk geometrik yang terbuat dari bahan-bahan
alam (kayu, besi, baja dan lainnya). Kemas merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pengepakan
atau kemasan, jadi dapat disimpulkan Petikemas (Container) adalah suatu kotak besar berbentuk
empat persegi panjang, terbuat dari bahan campuran baja dan tembaga atau bahan lainnya
(aluminium, kayu/fiber glass) yang tahan terhadap cuaca. Digunakan untuk tempat pengangkutan

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 42


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
dan penyimpanan sejumlah barang yang dapat melindungi serta mengurangi terjadinya kehilangan
dan kerusakan barang serta dapat dipisahkan dari sarana pengangkutnya dengan mudah tanpa harus
mengeluarkan isinya.Petikemas dibuat kokoh dan dilengkapi dengan pintu yang dikunci dari
luar.Semua bagian Petikemas termasuk pintunya tidak dapat dilepas atau dibuka dari luar. Adapun
ukuran-ukuran Petikemas ditunjukan dalam Tabel 11

Tabel 1 : Ukuran Petikemas berdasarkan International Standard Organization (ISO)

20' Container 40' Container 45'High - Cube


British Metrik British Metrik British Metrik
Dimensi Panjang 20'0" 6.096 m 40'0" 12.192 m 45'0" 13.716 m
Luar Lebar 8'0" 2.438 m 8'0" 2.438 m 8'0" 2.438 m
Tinggi 8'6" 2.591 m 8'6" 2.591 m 9'6" 2.896 m
Dimensi Panjang 18'10" 5.758 m 39'5" 12.032 m 44'4" 13.556 m
Dalam Lebar 7'8" 2.352 m 7'8" 2.352 m 7'8" 2.352 m
Tinggi 7'9" 2.385 m 7'9" 2.385 m 8'9" 2.698 m
Pintu Lebar 7'8" 2.343 m 7'8" 2.343 m 7'8" 2.343 m
Tinggi 7'5" 2.280 m 7'5" 2.280 m 8'5" 2.585 m
Volume 1.169 ft3 33.1 m3 2.385 ft3 67.5 m3 3.040 ft3 86.1m3
Maximum Gross Mass 66.139 lb 30.400 Kg 66.139 lb 30.400 Kg 66.139 lb 30.400 Kg
Berat Kosong 4.850 lb 2.200 Kg 8.380 lb 26.600Kg 55.559 lb 25.600 Kg

Sumber :(en.wikipedis.org/wiki/containerization, 2008)

Untuk jenis-jenis General Cargo Container ditunjukan pada Tabel 22.

Tabel 2 : Jenis-jenis General Cargo Container

No. Jenis Peti Kemas Keterangan DimensiDimensi Luar Luar Gambar


No. Jenis Peti Kemas Keterangan (mm) Dimensi Gambar
(mm) Luar
No. Jenis Peti Kemas Keterangan Dimensi Luar Gambar
1. General Purpose 1. General
No.Digunakan
Purpose
Jenis untuk
Digunakan untuk
Peti Kemas P=6.058 p 6.058
Keterangan (mm)
Dimensi Gambar
No. Jenis Peti Kemas Keterangan (mm)Luar Gambar
Container 20' Container20'
mengangkut
1. mengangkut
General PurposemuatanDigunakanmuatan umum
L=2.438
untuk l p2.438 (mm)
6.058
1.No.General Purpose
Jenis Peti Digunakan Keterangan
Kemasmemiliki untuk p 6.058 Luar
Dimensi
Gambar
Container20' yang mengangkutpintu pada umum
muatan Dimensi
(mm)Luar
1.No.General
umum Purpose
Jenisyang
Peti
Container20' Kemas Digunakan
memiliki
mengangkut muatan umumt llp2.591
untuk
T=2.591
Keterangan 2.438
6.058
2.438
Gambar
salah satu
yangsisinya.
memiliki pintu pada (mm)
General1.Container20'
General Purposeyang
Purpose
mengangkut
memilikimuatan
Digunakan untuk umum
pintu pada tl p2.591
2.438
6.058
General Purpose pintu pada
1. General
Container20'
General
salahyang
Purpose satu
salah
Purpose salah
Digunakan P=12.192
satu sisinya.
memiliki
mengangkut untuk
pintu
muatan
satu sisinya. pada
p
umum p
t 12.192
p2.591
6.058
t l 12.192
2.591
Container40'
General Purpose salah
Container20' mengangkut muatan umum l p2.438 2.438
Container 40' sisinya
Container40' yangsatu sisinya.
L=2.438
memiliki pintu pada l 12.192
2.438
General Purpose
Container40' yang memiliki pintu padat l2.591lp t 2.438
2.591
12.192
salah satu sisinya. t 2.438
2.591
General Purpose salah satuT=2.591
Container40' sisinya. tl p2.591
2.438
12.192
2. Open SideGeneral Bagian samping dapat
Purpose t
p 6.058 2.591
p 12.192
Container40'
2. Open Side Bagian samping dapat
2. Open Side 2.Bagian
Open
Container20' samping
Side
Container40'dibukadapat
Bagian
untuksampingP=6.058
dapat
memasukkan l
pt l 6.058
p2.438
l
2.591
2.438
6.058
2.438
Container20'
2. Container20'
Open Side dibuka samping
Bagian untuk memasukkan
dapat lp t 2.438
6.058
2.591
dibuka untuk memasukkan
Container 20' dibuka untuk
2.Container20'
danmema-
mengeluarkan
dibuka
Open Sideyang karena
danBagianuntukL=2.438
dan mengeluarkanbarang
samping
mengeluarkan
barang
dapat t tl2.591
memasukkan
barang
l 2.438
t 2.591
ukuran/beratnya 2.591
2.438
p2.591
6.058
t
sukan
2. Open
Open Side dan
Side mengelu-
Side
Container20'
Open
yang
dan karena
Bagian
dibuka
yang T=2.591
ukuran/beratnya
samping
mengeluarkan
untuk
karena dapat
barang p 12.192
memasukkan
ukuran/beratnya p
p 6.058
t l 12.192
2.591
2.438
Open Side lebih mudah
Container20' lebih
dibuka
yang untuk
mudah untuk
untuk
karena memasukkan
ukuran/beratnya p l 12.192
2.438
Container 20' dan
lebih mengeluarkan
mudah untuk barang
Open Side arkan
Open barang
Container
Container
20'
Side 20' yang
dimasukkan atauP=12.192
dimasukkan
dan
lebih dikeluarkan
atau
mengeluarkan
mudah untuk barangl llp
dikeluarkan 2.438
t 2.438
12.192
2.591
2.438
Container 20' yang
dimasukkankarena ukuran/beratnya
atau dikeluarkan t 2.591
Container 40' Karena
Open ukuran/berat-
Open
Side
Side
dari samping
dari samping
yang
dimasukkan
lebih
dari L=2.438
karena
mudah
samping ukuran/beratnya
atau dikeluarkan
untuk t ttl2.591
p2.591
2.438
2.591
12.192
p 12.192
Container
Top 20' dari lebih mudah
samping untuk t6.058
3. Open3.3.
Top
nya
Open
Open Top Bagian
Container
Bagian
atas atas dapat
dapat
dimasukkan
20' Bagian dibuka
atau
atas T=2.591
dapat
dibuka
dibuka p pp
dikeluarkan l 6.058
l
2.591
2.438
6.058
2.438
Container 20' dimasukkan
untuk atau
memasukkan dikeluarkan
dan
3. Container
ContainerOpen
20'Top 20' Bagian
untuk untuk atas dapat
memasukkan
dari memasukkan
samping dandibuka
dan l t 2.438
lp2.438
6.058
2.591
3. Open Top Container Bagian
Openatas
3.Container
Top20' dapat dari
untuk
mengeluarkan P=6.058
samping
mengeluarkan
memasukkan
Bagian
mengeluarkanbarang
atas
barang
dapat
barang dan
yang yang
dibuka
yang
l t 2.438
tl2.591
2.591
2.438
p2.591
6.058
3. Open Top 20' karenakarena
Bagian ukuran/beratnya
mengeluarkanatas dapat
barang dibuka
yang t
lebih t
lebih t p
2.591
6.058
20' dibuka
Open untuk
Container
Top
Container
Open Top
memas-
karena untuk
mudah
20' mudahuntuk
karena
L=2.438
memasukkan
ukuran/beratnya
ukuran/beratnya
untuk dimasukkan
memasukkan
ukuran/beratnya
dan
lebih
dan lebih
2.591
p l 12.192
2.438
12.192
Open Top mudah mengeluarkan
untuk untuk barang
dimasukkan
dimasukkan p
yang p 12.192
l 2.438
ukanContainer
Open&Top
Container
40'
mengeluarkan
40' atau T=2.591
dikeluarkan
mengeluarkan dari atas
barangatasyang lp t 2.438
12.192
2.591
2.438
Container 40' mudah
karena
atau untuk dimasukkan
ukuran/beratnya
dikeluarkan dari lebihl
Container atau dikeluarkan dari atas l 2.438 t 2.591
Open Top40' menggunakan
karena
atau dikeluarkan crane
ukuran/beratnya
dari atas lebihtl p2.591
2.438
12.192
Open Top Container barang
Open yang karena mudah
menggunakan
Top menggunakan P=12.192
untuk
crane dimasukkan
crane t p2.591 12.192
Container mudah
40' menggunakan untuk crane
atau dikeluarkan dari atast t2.591
dimasukkan
l 2.591
2.438
40' ukuran/beratnya
Container 40' atau L=2.438
dikeluarkan
menggunakan crane dari atas l 2.438
menggunakan crane t 2.591
T=2.591 t 2.591

Sumber : (www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)

Untuk jenis-jenis Thermal Container yang dilengkapi dengan pengatur temperatur suhu ditunjukan
pada Tabel 3 2.

1
en.wikipedis.org/wiki/containerization.Containerization.Diakses 15-03-2014
2
www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp.Container Specifications.Diakses 15-03-2014

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 43


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Tabel 3 : Jenis-jenis Thermal Container

No. Jenis Peti Kemas Keterangan Dimensi Luar Gambar


(mm)
1. Insulated Jenis container yang P=6.058
Container 20' bagian dalamnya L=2.438
diberi isolasi agar T=2.591
Insolated udara dingin didalam P=12.192
Container 40' container tidak L=2.438
merembes keluar T=2.591
2. Refrigerated Kontainer yang P=6.058
Container 20' dilengkapi dengan L=2.438
mesin pendingin T=2.591
Refrigerated untuk mendinginkan P=12.192
Container 40' muatan yang ada di L=2.438
dalam kontainer T=2.591
3. Heated Container Kontainer yang P=6.058
20' dilengkapi dengan L=2.438
mesin pemanas agar T=2.591
Heated Container udara yang ada di P=12.192
40' dalam container L=2.438
dapat diatur T=2.591

Sumber :(www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)

Untuk jenis-jenis Platform Container yang biasa digunakan untuk mengangkut alat-alat dengan bobot
yang sangat berat harus memiliki konstruksi bidang bawah yang kuat ditunjukan pada Tabel 42.

Tabel 4 : Jenis-jenis Platform Container

No. Jenis Peti Kemas Keterangan Dimensi Luar Gambar


(mm)
1. Flat Rack Container Kontainer yang terdiri P=6.058
With Collapsible end dari lantai dasar L=2.438
20’ dengan dinding pada T=2.591
Flat Rack Container masing-masing ujung- P=12.192
With Collapsible end nya yang dapat L=2.438
40’ dibuka & dilipat T=2.591
2. Platform Kontainer yang terdiri P=6.058
Container 20' Dari lantai dasar saja L=2.438
T=335
Platform P=12.192
Container 40' L=2.438
T=610
3. Flat Rack Container Kontainer yang terdiri P=6.058
With 4 Freestanding Dari lantai dasar & 4 L=2.438
Posts 20’ Tiang disetiap sudut T=2.591
Flat Rack Container Tanpa memiliki P=12.192
With 4 Freestanding dinding L=2.438
Posts 40’ T=2.591

Sumber :(www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp, 2014)

Untuk jenis-jenis petikemas lainnya seperti Tank Container, Dry Bulk Container dan Special Container
ditunjukan pada Tabel 52.

2
www.evergreen-marine.com/tei1/jsp/TEI1_containers.jsp.Container Specifications.Diakses 15-03-2014

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 44


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Tabel 5 : Jenis-jenis Petikemas lainnya.

No. Jenis Peti Kemas Keterangan Dimensi Luar Gambar


(mm)
1. Tank Container 20’ Jenis petikemas yang P=6.058
ditempatkan ke L=2.438
dalam kerangka T=2.591
container untuk me-
ngangkut muatan
berupa cairan
2. Dry Bulk Container 20’ Petikemas yang digu- P=6.058
nakan khusus untuk L=2.438
nengangkut muatan T=335
Dry Bulk Container 40’ nurah yang dimasuk- P=12.192
nan dari lubang L=2.438
bagian atas kontainer T=610
3. Special Container Petikemas yang diran- P=12.192
Cang khusus untuk L=2.438
Mengangkut muatan T=2.591
Tertentu, ex.ternak
Dengan menggunakan
Cattle Container

Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan Terminal Petikemas berada di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten


Pontianak sesuai dengan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah dikeluarkan oleh Kementerian
Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan telah disahkan dengan SK. Bupati Pontianak
No.70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) Di
Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak (BAPPEDA Kabupaten Pontianak, 2013) seperti yang
terdapat dalam RTR Kawasan Pelabuhan Utama Sungai Kunyit pada Gambar 1 (Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012).

Rencana
Lokasi

Sumber : (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, 2012)


Gambar 1 : Zoning Kawasan Pelabuhan Utama Pantai Kijing, Kec. Sungai Kunyit, Kab. Pontianak

Lebih rinci lokasi perancangan mengacu pada Gambar 2 (Penulis, 2014) dipilih melalui analisis
posisi tapak yang dilakukan berdasarkan pada beberapa faktor berikut :
a) Kedekatan site dengan akses jalan raya
b) Kedekatan site dengan akses ke wilayah dermaga

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 45


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
c) Lokasi untuk rencana pengembangan kawasan
d) Kedekatan site dengan zona kawasan dan peruntukan lahan lainnya

Desa Sungai
Bundung Laut

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 2 : Lokasi Terminal Petikemas

Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan lokasi tapak berada pada Lokasi I yaitu Desa
Bundung Laut sesuai pada gambar berdasarkan analisis kedekatan akses jalan raya, kedekatan akses
dermaga dan kedekatan dengan Zona kawasan lainnya.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merumuskan konsep perancangan terminal petikemas yang
diklasifikasikan berdasarkan konsep fungsi, konsep internal dan konsep eksternal.

 Konsep Fungsi

Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Kec.Sungai Kunyit Kab.Pontianak
ditetapkan pada zona kawasan dengan fungsi industri perdagangan dan gudang sesuai dengan
keputusan Dinas Pekerjaan Umum Prov. Kalimantan Barat, adapun fungsi dari terminal peti kemas itu
sendiri menurut Supriyono (2010) merupakan pertemuan antara angkutan laut dan angkutan darat
yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System), dan Peti Kemas (Container) sebagai
wadah/gudang, alat angkut yang dilayani oleh Terminal/Pelabuhan Peti Kemas, fungsi utama dari
Terminal Peti Kemas antara adalah sebagai Transfer Area dengan jenis kegiatan sebagai berikut :
a) Tempat pemuatan dan pembongkaran petikemas dari kapal-truk atau sebaliknya
b) Pengepakan dan pembongkaran Peti Kemas (CFS)
c) Pengawasan dan penjagaan Peti Kemas beserta muatannya
d) Penerimaan armada kapal
e) Pelayanan cargo handling Peti Kemas dan lapangan penumpukannya.

 Konsep Internal

Konsep internal berkaitan dengan pelaku kegiatan, aktifitas, kebutuhan dan organisasi ruang.
Adapun pelaku kegiatan yang terlibat dalam segala aktifitas fungsi kegiatan Terminal Petikemas
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pengelola dan pengguna jasa, adapun pengelola yaitu badan perusahaan
yang mengelola terminal petikemas. Dalam hal ini yang menjadi pengelola sesuai dengan lokasi
terminal petikemas yang berada pada wilayah operasi Prov. Kalimantan Barat, maka berada di bawah

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 46


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
tanggung jawab PT. Pelindo II. Adapun secara umum pelaku yang terlibat dalam fungsi pengelola
mengacu pada struktur organisasi PT.BJTI3 adalah sebagi berikut :

a) Dir. Utama Terminal Petikemas (TPK) n) Asman. Perlengkapan Kesehatan &


b) Dir. Operasi & Teknik Keselamatan Kerja (K3)
c) Dir. Keuangan, SDM & Umum o) Asman. Pengembangan Usaha
d) Manajer Operasi p) Manajer Penyedia Jasa Tenaga Kerja
e) Asman. Forwarding q) Asman. Penyedaan Jasa Tenaga Kerja
f) Asman. Operasi Kapal r) Asman. Administrasi Tenaga Kerja
g) Asman. Operasi Lapangan s) Manajer Keuangan
h) Manajer Teknik t) Asman. Treasury
i) Asman. Infrastruktur u) Asman. Teknologi Informasi
j) Asman. Peralatan v) Asman. Akuntansi
k) Asman. Operasi Alat w) Manajer SDM & Umum
l) Manajer Komersil x) Asman. Sumber Daya Manusia (SDM)
m) Asman. Mutu y) Asman. Umum
Pengguna jasa yaitu orang atau badan perusahaan yang menggunakan fasilitas di dalam terminal
petikemas. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 21 Tahun 2007 pengguna jasa terminal
petikemas dibedakan menjadi beberapa jenis sebagi berikut :
a) Perusahaan Angkutan Laut (Shipping Company), adalah perusahaan berbadan hukum Indonesia
yang melakukan kegiatan angkutan laut di dalam wilayah perairan Indonesia dan atau dari dan
ke pelabuhan di luar negeri.
b) Perusahaan Jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah perusahaan berbadan hukum
Indonesia yang khusus didirikan untuk mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang
berkaitan dengan penerimaan dan penyerahaan muatan yang diangkut melalui laut.
Dalam hal ini kendaraan transportasi secara umum disiapkan oleh pengirim atau penerima
barang, jenis angkutan yang digunakan adalah Truck Trailer.
c) Perusahaan Bongkar Muat (PBM), Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Badan Hukum
Indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan bongkar
muat barang dari dan ke kapal.
d) Owner adalah orang atau badan hukum yang mempunyai kuasa atas barang yang
diterima/dikirim melalui laut dengan menggunakan kapal.
Total besaran ruang untuk masing-masing bangunan di dalam kawasan Terminal Petikemas ini
ditunjukan dalam Tabel 6 (Penulis, 2014).

Tabel 6 : Besaran ruang untuk tiap fungsi bangunan

Kebutuhan
No Nama Bangunan Jumlah Total
Ruang
1. Kantor Terminal Petikemas 1 1080,792 m2 1080,792m2
2. In Gate 1 105,1 m2 105,1 m2
3. Out Gate 1 105,1 m2 105,1 m2
4. Gudang CFS 12 2068.8 m2 24.825,6 m2
5. Bengkel Perbaikan 10 841 m2 8.410 m2
6. Fasilitas Umum 9 605,7 m2 5451,3 m2
7. Power House 1 178,3 m2 178,3 m2
8. Pos Jaga 1 14,55 m2 14,55 m2

Sumber :(Penulis, 2014)

3
www.bjti.co.id/images/struktur_organisasi_bjti_.pdf.Diakses 15-03-2014

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 47


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Terdapat 2 (dua) organisasi ruang yang dihasilkan dari analisis ruang yaitu organisasi ruang
secara makro (kawasan) dan organisasi ruang secara mikro (kantor Terminal Petikemas) seperti yang
tertera pada Gambar 3 (Penulis, 2014)

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 3 : Organisasi Ruang MakroTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Untuk diagram alur kebutuhan ruang secara makro yang diperoleh dari analisis prosedur kegiatan
pelayanan petikemas eskspor dan impor yang mengacu pada PT.Pelindo III Terminal Petikemas
Semarang4 dapat dilihat pada Gambar 4 (penulis, 2014).

A B

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 4 : (A) Diagram alur prosedur receiving/ekspor, (B) Diagram alur prosedur delivery impor
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Selanjutnya, untuk organisasi ruang pada bangunan utama yaitu Kantor Terminal Petikemas merujuk
pada Gambar 5 (penulis, 2014)

4
www.tpks.co.id/about_us/sispro#read.Diakses 15-03-2014

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 48


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Man. Teknik

Asman.
Infrastruktur
Asman. Asman.
Peralatan Op. Alat

Km/Wc

Asman. Mutu Asman. K3 Asman.


Forwarding
Man. Komersil Km/Wc
Man. Operasi
Asman. Asman.
Pengembangan Pelayanan Asman. Asman. Op.
Usaha Kapal Op. Kapal Lapangan Dir. Utama TPK
Sekretaris
Rg. Tunggu Divisi Dir. Operasi Dir. Keuangan,
Rg. CCTV Operasi & Teknik & Teknik SDM & Umum
Pos Keamanan
Unit Koperasi Mushola/
Parkir Pegawai Loket Informasi Pegawai Masjid Rg. Rapat Rg. Tunggu

General Enterance Lobby


Gate
Bank Km/Wc
Parkir Umum
ATM Center Divisi Keuangan,
Gudang
Food Area Rg. Tunggu SDM & Umum

Asman.
Asman. Asman.
Teknologi
Penyediaan T.K Treasury
Informasi
Man. Penyediaan
Jasa T.K Man. Keuangan

Asman. Asman.
Administrasi T.K Akuntansi

Km/Wc

Asman. SDM

Man. SDM & Umum


Asman. Umum

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 5 : Organisasi Ruang Mikro Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Konsep Eksternal

Konsep eksternal berkaitan dengan konsep gubahan bentuk kawasan dan bangunan, konsep
perletakan, konsep sirkulasi dan konsep vegetasi.
Konsep gubahan untuk menentukan bentuk kawasan berdasarkan pada analisis type dermaga
yang sesuai. Menurut Triadmojo (2009), Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan
untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan
penumpang. Terdapat 3 (tiga) jenis tipe dermaga, dan masing-masing tipe memiliki kelemahan dan
kelebihan yaitu dermaga tipe wharf, jetty dan pier. Dari ketiga tipe dermaga tersebut ditentukan tipe
dermaga yang memiliki nilai lebih adalah tipe Pier. Kemudian mengkombinasikan antara tipe
dermaga terpilih dengan sasaran pelayanan kapal maka diperolehlah bentuk kawasan TPK seperti
pada Gambar 6 (Penulis, 2014).

Arah Kedatangan
Kapal Internasional

Arah Kedatangan Kapal Domestik

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 6 : Gubahan Bentuk KawasanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 49


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Bentuk bangunan kantor pengelola merupakan kombinasi dari bentuk kawasan dengan bentuk
dari ciri khas bangunan Rumah Adat Suku Dayak yang diterapkan pada bentuk atap kantor pengelola
dan beberapa bangunan lainnya yang merujuk pada Gambar 7 (Penulis, 2014).

Kantor Terminal Petikemas

In Gate & Out Gate

Pos Jaga

Fasilitas Umum

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 7 : Gubahan bentuk atap pada bangunanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional
Pantai Kijing

Tiap fungsi bangunan diletakkan berdasarkan dari alur prosedur yang menuntut untuk
kedekatan jarak bangunan sehingga pergerakan petikemas lebih efisien dan tidak memakan waktu
yang lama,beberapa fungsi tersebut seperti fungsi dermaga dan lapangan penumpukan yang diletak
berdekatan, kemudian fungsi penunjang seperti bengkel perbaikan, stasiun pengisian bahan bakar,
area parkir truk internal, menara air dan power house diletakkan secara berdekatan pula. Untuk
fungsi Kantor Terminal Petikemas diletakkan pada posisi yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi keseluruhan area Terminal yaitu di tengah kawasan yang merujuk pada Gambar 8
(Penulis, 2014).

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 8 : Zoning dan Perletakan Ruang Makro Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional
Pantai Kijing

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 50


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Konsep sirkulasi menerapkan konsep double circulation untuk memaksimalkan efisiensi
pergerakan kendaraan truk trailer maka ruang gerak truk trailler akan dibatasi dan sebagian diganti
dengan penggunaan Straddle Carrier pada wilayah dermaga seperti pada Gambar 9 (Penulis, 2014)

Sirkulasi khusus Straddle Sirkulasi RTG pada Lap. Sirkulasi khusus untuk
Carrier pada area dermaga Penumpukan Truk Trailer

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 9 : Pembagian SirkulasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Kemudian penerapan konsep sirkulasi dilihat secara keseluruhan pada lokasi perancangan ditunjukan
pada Gambar 10 (Penulis, 2014).

Out Gate Jalur Khusus Truk


Trailer

Double Circulation

In Gate

Jalur Khusus
Straddle Carrier

Sumber : Penulis (2014)


Gambar 10 : SirkulasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Terdapat beberapa kriteria vegetasi tertentu yang dapat berfungsi sebagai peredam kebisingan,
temperatur suhu yang tinggi serta polusi yang terdapat di kawasan Terminal Petikemas, beberapa
jenis vegetasi tersebut antara lain Kiara payung, Tanjung, Angsana, Bambu, Palem dan Akasia.
Adapun konsep vegetasi pada Kawasan Terminal Petikemas seperti yang tertera pada Gambar 11
(Penulis, 2014).

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 51


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Sisi kawasan yang mendapat


paparan sinar matahari sore di
tanami pohon tanjung sebagai Bangunan yang
peredam panas mengarah langsung
ke arah barat tanpa
terlindungai
bangunan lainnya
memerlukan vegetasi
pengarah angin

Palem dan perdu


digunakan sebagai
pengarah jalan menuju ke
Kantor Terminal
Petikemas

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 11 : Konsep VegetasiTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Hasil Perancangan Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Berdasarkan dari beberapa hasil analisis maka rancangan kawasan Terminal Petikemas pada
Pelabuhan Internasional Pantai Kijing ditunjukan pada Gambar 12 (Penulis, 2014).
30.0 40.0 709.0
246.0
20.0 20.0
246.0
40.0 30.0
46.0 26.0
Jalur Straddle Carrier

Jalur Container Crane

Q
O2 Q
O2
± 0.00

± 0.00

T R
S
T R
S
T R
S
234.00

T R
S
T R
S
T R
S
664.20 40.00 30.00
233.60 T
72.65

20.00 20.00 R
S
Jalur Container Crane

233.60
Jalur Straddle Carrier

30.00 40.00
Q F
O2 O2
O2
± 0.00

Q
72.65

Q
± 0.00

S R
T
T R
S R S
T
T R
S R S
Jalur Straddle Carrier
Jalur Container Crane

T
191.87

T R
S R S
T
± 0.00

T
± 0.00

R
S S
191.87

R
T
T R
S R S
438.00

T
T R
S S
Jalur Container Crane
Jalur Straddle Carrier

R
O2 Q
P
O2
Q
S
T
T R
S
438.00

T R
± 0.00
± 0.00

R T
S T R
S R S
T T
S R T R
S R S
T T
S R Q T R
1397.50

P S S
Jalur Straddle Carrier

Jalur Container Crane

T Q O2 R
R T
S S T R
T R S R S
T
404.00

± 0.00

T
± 0.00

S R S T R
Jalur Container Crane

R S S
Jalur Straddle Carrier

T T R
T
1092.00

S R T
72.65

S R
R S
404.00

R T
R
± 0.00

T
± 0.00

A = IN GATE
S R S O2
R F F
T T Permukaan Laut O2
O2
72.65

R - 2.00 HWS Q
982.00

S S
Jalur Container Crane

Jalur Straddle Carrier

T R S R

B = OUT GATE
T T
S R S T R
R S S
± 0.00

± 0.00

T R
Jalur Container Crane

T T
982.00

Jalur Straddle Carrier

S R S T R

C = GUDANG CFS (CONTAINER FREIGHT STATION )


T R S R S
T T
± 0.00

R T
± 0.00

S S R
T R S R S Permukaan Laut
T T - 2.00 HWS

D = BENGKEL PERBAIKAN
R
72.65

S T R
S R S
Q T
O2 T
F P
O2 F R
O2 S S

E = AREA PEMERIKSAAN
R
72.65

Q
438.00

T
P S T R
R S R S
T T

S S R S
J T
T R
S F = FASILITAS UMUM
R S S
438.00

T T R
R T
S S T R
R S R S
T T T

G1 = POWER HOUSE
R T
268.00

S S R
R S R S

R R
T T T
S R S T R

I
R S S
Jalur Container Crane

G 2= MENARA AIR
Jalur Straddle Carrier

T T R
Jalur Container Crane
268.00

T
Jalur Straddle Carrier

S R S T R

T T
R S R S
T T
± 0.00

± 0.00

Jalur Container Crane

T
Jalur Straddle Carrier

R T
± 0.00

H = KANTOR TERMINA PETI KEMAS


S S R
± 0.00

R S S
Jalur Straddle Carrier

R
H
Jalur Container Crane

T T T
R T
± 0.00

S
72.65

S
± 0.00

R
R S
T
46.00

I = MASJID
Q
± 0.00

± 0.00

S R P O2
Q O2 Q

O2 P O2
Q Q Q O2
O2
72.65

Q
40.00 46.00

J J J = FASILITAS OLAHRAGA
40.00

G2 H I
G2 K = AREA STRIPPING / STUFING
40.00
40.00

L = AREA PARKIR TRUK


P P P P
G1 O1 G2 G1 F F G1 G2 O1
G1
M = IN GATE TRUK
D D

D O1
E O1 D D D D O1 E
D
N2 E2 C C C C
E2 N2 N1 = LAP. PETI KEMAS KOSONG / RUSAK
D N2 N2 D
F F D D F
F
N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1
C C C C
N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1
N1 N2 = AREA PARKIR REACH STACKER
O1 = AREA PARKIR TRUK TRAILER INTERNAL
640.00

C C
640.00

540.00

02 = AREA PARKIR STRADLE CARRIER


N1 N1 C C

B B
N1
540.00

N1 N1 N1 C C
N1 N1 N1 B B N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1 N1

E1 E1 P = SPB (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR)


R = LAP. PENUMPUKAN PETI KEMAS
L

A A
L

K
K
K L
A
A
S = AREA DROP PETI KEMAS (Stradle Carrier)
L
K
M K
K

T = AREA DROP PET KEMAS (Truk Trailler)


U

L L E1 E1 Singkaw
ang
K K K L
ah
L
paw M E2 E2 K K
M em K M

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 12 : SiteplanTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 52


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
Siteplan terbagi menjadi 2 (dua) area yaitu pelayanan untuk kapal domestik (dermaga kiri) dan
pelayanan untuk kapal internasional (dermaga kanan). Pembagian tersebut bertujuan agar lebih
mudah dalam pengawasan. Setiap area pelayanan akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang
tersendiri. Kemudian untuk gubahan bentuk denah bangunan Kantor Terminal Petikemas
merupakan perpaduan antara fungsi kawasan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terletak pada bentuk
atap, pada bagian tengah bangunan terdapat menara kontrol yang berfungsi untuk pengawasan
seperti yang terlihat pada Gambar 13 (Penulis, 2014).

16.00
6.00 4.00 6.00
B

Gudang Km/Wc Km/Wc Km/Wc Km/Wc Gudang


± 0.00 - 0.05 - 0.05 - 0.05 - 0.05 ± 0.00
6.00

6.00
Rg. Man.
Keuangan
± 0.00
16.00

16.00
Asman. Treasury &
Teknologi Informasi
Rg. Staff Bank
± 0.00
4.00

4.00

± 0.00

A A

Cs1 Cs4
4.00

4.00

Cs2 Cs5

Cs3 Cs6

Asman. Admin &


0

4.0
4.0

Penyediaan T.K
± 0.00
0

Rg. Man. T.K


± 0.00

Rg. Tunggu Rg. Brankas


± 0.00 ± 0.00
Kasir
0

4.0
4.0

± 0.00
0
16.00

16.00

Unit Koperasi
± 0.00
ATM Center
0

4.0

± 0.00
4.0

Rg. Arsip
Kehadiran
± 0.00 Dapur

Loket Kasir
Informasi
0

4.0
4.0

0
Nai

B
Rg. Tunggu
± 0.00
Rg. CCTV Kantin
± 0.00
Tampak Depan Tampak Belakang
Pos Skala 1:200 Skala 1:200
Keamanan
± 0.00

5.0 0
0 Enterance 5.0
± 0.00

13.00 5.00 0
5.0 13.00
3.0 0
0 3.0

1.50 4.00 1.50


Denah Lt. Dasar Kantor Terminal Peti Kemas
B Skala 1:200

16.00
6.00 4.00 6.00

B
1.80

1.80
1.80

1.80
6.00

6.00

Pantry Rg. MEE


+ 9.00 + 13.00
0

0
1.0

1.0
16.00

16.00
6.00

6.00

3.0 0 3.0 0
0 3.0 0 3.0
2.50 2.50
Tm. Samping Kiri
4.00

4.00

Skala 1:200
A A
0

4.0
4.0

1.80
0

4.0

1.80
4.0

1.80
18.00 4.00
4.0 18.00

1.80
0

Rg. Pengawasan Rg. Kontrol Panel


+ 17.00 + 17.00
Rg. DVR Rg. DVR
/ Receiver / Receiver
+ 5.00 + 5.00
0
1.0
0

4.0
4.0

0
0

1.0
0

2.0
2.0

Rg. Monitor
0

Automatic Stacking Crane 1.0


+ 5.00
Rg. Monitor
0 0
Automatic Stacking Crane 1.0
+ 5.00 3.0 0
0 3.0 3.0 0
2.50 0 3.0
0 2.50
3.0

3.0 0
0 5.0

5.0
0 0 16.00
5.0
16.00
5.0 0
0 3.0
Denah Lantai 1
3.0
0 Skala 1:200
2.50

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 13 : Kantor Terminal PetikemasTerminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Seluruh bangunan di dalam terminal petikemas ini memiliki kesamaan desain dari warna dan
bentukan atap. Warna yang digunakan merupakan penerapan warna dari logo PT. Pelindo yaitu
orange, biru dan putih sedangkan untuk bentukan atap merupakan perpaduan dari nilai-nilai kearifan
lokal budaya setempat, adapaun pengaplikasiannya merujuk pada Gambar 14 dan Gambar 15
(Penulis, 2014)

A B

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 14 : Perspektif (A) Kantor Terminal Petikemas, (B) Pos Jaga, (C) In Gate & Out Gate
Terminal Petikemas pada Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 53


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Sumber : (Penulis, 2014)


Gambar 15 : Perspektif (D) Fasilitas Umum, (E) Gudang CFS, (F) Bengkel PerbaikanTerminal Petikemas pada
Pelabuhan Internasional Pantai Kijing

4. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari perancangan Terminal Petikemas pada
Pelabuhan Internasional Pantai Kijing Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak ini adalah
sebagai berikut :
 Terminal Petikemas dapat diartikan sebagai wilayah atau tempat tertentu di daratan dengan
batas-batas yang jelas dan merupakan tempat pertemuan antara angkutan laut dan angkutan
darat yang menganut sistem unitisasi (Unition of Cargo System), serta dilengkapi dengan
prasarana dan sarana angkutan barang untuk tujuan ekspor dan impor dengan cara pengemasan
khusus, sehingga dapat berfungsi sebagai pelabuhan.
 Kawasan Terminal Petikemas ini berlokasi di Desa Bundung Laut, Kecamatan Sungai Kunyit,
Kabupaten Pontianak sesuai dengan Studi Kelayakan tahun 2010 yang telah dikeluarkan oleh
Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan telah disahkan dengan SK.
Bupati Pontianak No.70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi Pelabuhan Utama (Pelabuhan
Internasional) Di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak.
 Perancangan Terminal Petikemas terdiri dari beberapa masa bangunan yaitu, Kantor Terminal
Petikemas, Gudang CFS, Bengkel Perbaikan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar, Fasilitas Umum, In
Gate & Out Gate serta Pos Jaga, sedangkan untuk fungsi area pada kawasan terdiri dari Area
Dermaga, Container Yard, Area Parkir Straddle Carrier, Area Parkir Truk Trailer, Area Stuffing/
Stripping dan Area Pemeriksaan.
 Seluruh bangunan didesain dengan 1 (satu) ciri khas yang serupa yaitu pada bentukan atap yang
merupakan penerapan dari nilai-nilai kearifan lokal pada Rumah Adat Suku Dayak Kalimantan
Barat. Tujuannya adalah untuk lebih mengangkat nilai adat dan budaya Kalimantan Barat di
mata Internasional.

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 54


Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura
 Ruang gerak untuk Truk Trailer terbatas hanya di Container Yard, dan di Area Dermaga
pergerakan Truk Trailer digantikan dengan kendaraan Sraddle Carrier yang jauh lebih fleksibel
dan memerlukan sedikit ruang gerak dengan tujuan agar dapat menekan tingkat efisiensi
pelayanan petikemas serta dapat mengurangi tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh Truk
Trailer.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada almarhum Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Tri Wibowo Caesariadi, ST.,MT dan Bapak Hamdil
Khaliesh, S.T.,M.T selaku dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujudnya penyelesaian penulisan jurnal ini.
Juga untuk rekan-rekan yang terlibat saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Referensi

BAPPEDA Kabupaten Pontianak. 2013. Laporan Akhir Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Sungai
Kunyit Kabupaten Pontianak Tahun 2013. BAPPEDA Kabupaten Pontianak. Mempawah
Pemerintah Kabupaten Pontianak. 2012. Keputusan Bupati Pontianak Nomor 70 Tahun 2012 tentang Penetapan Lokasi
Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. Pemerintah
Kabupaten Pontianak. Mempawah
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 2012. Rencana Tata Ruang
Kawasan Pelabuhan Utama Sungai Kunyit. PT.Komla Consulting Enginers. Pontianak
Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan.Institut Teknik Bandung. Bandung
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. 2010. Studi Kelayakan (FS) Lokasi Kawasan Pelabuhan
Internasional Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta
Mayona, E. L; Salahudin. 2012. Investigasi Tingkat Pelayanan Pelabuhan Pontianak. Institut Teknologi Nasional. Malang
Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. 2011. Peraturan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok No.
UK.112/2/10/OP.TPK.11 tentang Tata Cara Pelayanan Kapal dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kep. Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. Jakarta
PT. (Persero) Pelindo II Cab. Pontianak. 2011. Pergerakan Barang di Pelabuhan Pontianak. PT. (Persero) Pelindo II Cab.
Pontianak. Pontianak
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 21 Tahun 2007 tentang
Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal, Barang dan Penumpang Pada Pelabuhan Laut yang Diselenggarakan Oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 1987. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 1987 tentang Terminal
Petikemas. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Jakarta
Supriyono. 2010. Analisis Kinerja Terminal Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Universitas Diponegoro.
Semarang
Triatmodjo, Bambang. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta

Volume 3 / Nomor 1 / Maret 2015 Hal 55

Anda mungkin juga menyukai