Anda di halaman 1dari 10

DISUSUN OLEH :

1. Erdinanto Eko A (09211950016002)


2. Ahmad Dilal F (09211950026002)
3. M. Affandi (09211950026001)
4. Eko Agung S (09211950026003)
1.1. Profil PT Kereta Api Indonesia
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang
menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.
KAI didirikan sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2, yang dibuat di
hadapan Imas Fatimah, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki
kembali sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian
tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171
HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 240/2000. PT KAI membawahi 9
(sembilan) Daerah Operasi (DAOP) dan Divisi Regional (DIVRE) yaitu Daop 1
Jakarta, Daop 2 Bandung, Daop 3 Cirebon, Daop 4 Semarang, Daop 5
Purwokerto, Daop 6 Yogyakarta, Daop 7 Madiun, Daop 8 Surabaya, dan Daop 9
Jember, sedangkan Divre 1 Sumut, Divre 2 Sumbar, dan Divre 3 Sumsel.

1.2 Logo Perusahaan

Gambar 1.1 Logo PT. KAI Sumber

(PT Kereta Api Indonesia, 2011)


Pada bentuk garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT
KAI dalam mencapai visi dan misinya, anak panah melambangkan nilai
integritas yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan pelayanan prima
sedangkan warna oranye melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan
pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal dan warna
biru melambangkan semangat inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan
nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di
semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.

1.3 Visi Misi Perusahaan

Berikut adalah visi misi dari PT Kereta Api Indonesia :

a) Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang focus pada


pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders

b) Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha


penunjangnya melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik
untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholder dan
kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan,
ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

1.4 Proses Bisnis di PT Kereta Api Indonesia

Before : Penjualan tiket After : Penjualan tiket melalui ticket online dan
melalui loket yang ada di Dalam
beberapa mitra di stasiun dan system boarding
stasiun dan kondisi antrian pas memudahkan konsumen dalam system
mengular panjang pembelian tiket dan boarding
Dalam proses bisnis, PT Kai mengalami perkembangan dalam teknologi.
Salah satunya adalah system E-ticketing. E-ticketing adalah suatu cara untuk
mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa
harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun ticket yang berupa
kertas (Ng-Kruelle dan Swatman, 2006)

1.5 Peran Sistem Informasi dan Teknologi

a) Pengertian
Aplikasi mobile KAI Access : Aplikasi didalam smartphone untuk
pembelian e-ticket Kereta Api yang terhubung langsung (integrasi)
dengan Rail Ticketing System (RTS)

b) Keunggulan
Digunakan untuk reservasi dan pembayaran tiket kapan saja
(anytime), dimana saja (anywhere), dengan media apa saja
(anydevice)

c) Tujuan
a. pelayanan yang lebih praktis dan instan
b. menciptakan minat beli konsumen
c. membuat konsumen loyal

d) Faktor Peningkatan Loyalitas Konsumen


a. Pelayanan yang baik dan prima
b. Kepuasan dalam melayani konsumen
c. Kepercayaan pelanggan Nomor 1
d. Kemudahan dalam mengakses web dan informasi
1.6 Alur Sistem Bisnis E-Ticketing

Gambar 1.2 Alur bisnis E-Ticketing

Gambar 1.2 menjelaskan tentang alur proses bisnis e-ticketing dimana


pemesanan tiket dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yang pertama adalah
pemesalan langsung melalui PT. Kereta Api Indonesia yang dapat dilakukan di
seluruh stasiun. Pemesanan yang dapat dilakukan berupa pemsanan Go show,
Reservasi langsung dan pemesanan melalui Vending machine. Setelah
penumpang melakukan pemesanan akan langsung bisa melakukan pembayaran
tunai, dan setealah melakukan pembayaran penumpang akan mendapatkan
tiket fisik yang nantinya akan digunkan pada saat melakukan check in.

Pada bagian kedua yaitu pemesanan yang dapat dilakukan sendiri oleh
pelanggan atau yang dimaksud adalah penumpang. Pelanggan dapat melakukan
pemesanan melalui aplikasi mobile, internet dan juga melalui call center,
setelah melakukan pemesanan pelanggan akan melakukan pembayaran melalui
mesin ATM. Setelah melakukan pembayaran pelanggan akan mendapatkan
kode booking yang nantinya akan dilakukan penukaran dengan menggunakan
vending machine untuk mendapatkan tiket fisik. Setelah pelanggan
mendapatkan tiket fisik pelanggan akan dapat melakukan check in pada saat
jam keberangkatan.

Pada bagian ketiga yaitu pemesanan yang dapat dilakukan penumpang


pada agen-agen yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Kereta Api
Indonesia dalam penjualan tiket kereta api. Agen-agen yang sudah bekerja sama
dengan PT. Kereta Api Indonesia telah di berikan hak akses berupa username
dan password untuk menjalankan e-ticketing. Dengan menggunakan e-ticketing
agen-agen tersebut dapat melakukan proses penjulan tiket secara langsung
kepada penumpang. Penumpang setelah melakukan pemesanan pada agen-
agen tersebut akan melakukan pembayaran secara langsung terhadap agen-
agen tersebut, setelah melakukan pembayaran penumpang akan mendapatkan
bukti pembayaran yang nantinya akan dilakukan penukaran dengan
menggunakan vending machine yang ada di setiap stasiun. setelah
mendapatkan tiket fisik penumpang dapat melakukan check in pada saat waktu
keberangkatan.

Setelah penumpang mendapatkan tiket fisik, penumpang akan melakukan


check in agar dapat naik ke kereta api, setelah melakukan check in penumpang
akan mendapatkan boarding pass yang digunakan untuk naik ke atas kereta api.
Sebelum naik ke atas kereta api penumpang akan dilakukan pengecekan oleh
petugas kondektur yaitu nama yang tertera pada boarding pass harus sesuai
dengan identitas yang dimiliki penumpang. Setelah dilakukan pengecekan
barulah penumpang dapat naik ke atas kereta api.

1.7 Proses input, proses, dan Output

A. Input
Dari data input didapatkan data history manifest penumpang kereta api
dan juga data history dari perjalanan kereta
B. Proses
Dari proses didapatkan pengolahan menggunakan jaringan computer dan
jaringan internet serta terpusat di pengolahan data center atau server.
Dan prosesnya sudah menggunakan rail ticketing system dan serba online

C. Output
Dari pengolahan data tersebut keluar beberapa output yaitu pencetakan
dan system ticketing secara otomatis serta system ticketing menggunakan
boarding pass. Disamping itu kepuasan pelanggan, kemudahan dalam
pembelian, praktik percaloan hilang, cepat, murah dan efisien. Dan
output ini lah merupakan visi misi dari PT KAI “Anda adalah prioritas
kami.”

1.8 Dampak yang Timbul dari Pemanfaatn IT dan IS

1. Financial

 Salah satu dampak adanya transformasi system informasi berupa


Rail Ticket System adalah peningkatan pendapatan (laba bersih). Pada
tahun 2008 PT KAI masih mengalami kerugian sebesar 83,5M. Hanya
berselang setahun, PT KAI sudah berhasil mendapatkan laba bersih
sebesar 154,8M. kemudian pada tahun 2013 laba bersih terus mengalami
peningkatan sebesar 560,7M. Penerapan RTS pada masa Edi Sukmoro
menyebabkan peningkatan laba bersih pada tahun berikutnya 2014
meningkat pesat, yaitu sebesar 860M. dari tahun ketahun laba bersih PT
KAI mengalami peningkatan terus menerus sampai pada tahun 2018 labar
bersih mencapai 1,535T.
 Efisiensi biaya proses tiket. Jikalau dulu tiket masih banyak
menggunakan paper, maka sekarang tiket dapat di check in via
smartphone dan sudah terintegrasi melalu jaringan
 Karena semua reservasi sudah melalui online maka tidak
memerlukan lagi kertas untuk melakukan reservasi. Sehingga dapat
mengurangi penggunaan formulir kertas
 Dengan perubahan system yang bersifat online maka pencetakan
tiket bisa dilakukan sendiri melalui mesen pencetak. Hal ini dapat
mengurangi tenaga kerja yang berkaitan dengan pencetakan surat dan
tiket.

2. Customer

 Tiket dapat dipesan online kapan saja (anytime), dimana saja


(anywhere), dan dengan media apa saja (anydevice)
 Tiket dapat dipesan 90 hari sebelum keberangkatan. Sehingga
konsumen dapat merencanakan reservasi jauh-jauh hari sebelum
keberangkatan.
 Penumpang dapat memilih tempat duduk. Konsumen yang
reservasi secara bersama-sama dapat memilih tempat duduk
bersebelahan. Selain itu konsumen juga bisa memilih tempat duduk
disamping jendela.
 Dengan system online reservasi menjadi lebih aman , lebih nyaman,
dan lebih tertib

3. Learning & Growth


 Sebelum adanya system e-ticketing hanya ada 520 penumpang
yang membeli tiket melalui channel eksternal. Dengan adanya
perubahan system e-ticketing penumpang yang membeli tiket
melalui channel eksternal menjadi berkali kali lipat, yaitu sebesar
13,2 juta penumpang.

 Menggunakan aplikasi pembelian tiket kereta api (traveloka,


bukalapak, tiket.com, dll).
 Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit, melalui Bank BCA,
Bank Mandiri, Bank BRI, ATM CIMB Clicks, ePay BRI

4. Business Process Improvement


 Pembukaan jalur kereta api bandara
 Pembangunan double track jalur kereta api
 Pembangunan LRT dalam kota
 Pengaktifan jalur kereta menjangkau ke pelosok
Referensi

 Nurayni, Dewi, Widiartanto. 2019. PENGARUH E-SERVICE


QUALITY, E-SATISFACTION DAN E-TRUST TERHADAP CUSTOMER
LOYALITY PENGGUNA APLIKASI MOBILE KAI ACCESS. Semarang :
Departemen Administrasi Bisnis - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Diponegoro

 http://bumn.go.id/keretaapi/berita/2294

 https://phinemo.com/kereta-api-dulu-dan-kini/

 https://travel.tribunnews.com/2019/03/07/ini-dia-bedanya-
kereta-api-jaman-dulu-dan-sekarang-mulai-dari-sistem-tiket-
hingga-personel-polisi

Anda mungkin juga menyukai