SKRIPSI
Diajukan Oleh:
Khaerani Masyithoh
NIM. 201310200311069
i
KATA PENGANTAR
(Plant Growth Promotor Yeast) Terhadap Pertumbuhan Strawberry (Fragaria vesca L.)”
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
Penulis
Khaerani Masyithoh
i
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
hayati yang sangat melimpah adalah tanaman perkebunan buah. Rifai menyatakan
bahwa, tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan (terdiri dari 61 suku dan 148
marga) baik yang merupakan jenis asli Indonesia maupun pendatang (introduksi)
sebagai penghasil buah buahan belum banyak dikenal. Hal ini disebabkan antara
lain karena dari sudut pandang kehutanan, buah-buahan hutan masih dianggap
sebagai hasil sampingan (minor product) yang secara ekonomis dianggap kurang
dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis. Hingga saat ini banyak
metode yang diterapkan petani agar tanamam stroberi dapat berproduksi optimal.
Beberapa cara yang dilakukan adalah menerapkan teknik budidaya yang tepat.
penentuan musim tanam dan program pemupukan yang tepat (Supriatin Budiman
tidak terlepas dari penggunaan pupuk kimia (buatan).Dalam kurun waktu 30 tahun
1
terakhir, negara-negara industri mulai berpendapat bahwa “paket pertanian
modern yang memberikan hasil panen yang tinggi ternyata menimbulkan dampak
perhatian. Hal ini merupakan tantangan para pakar bidang pertanian untuk
kimia, peningkatan pertumbuhan tanaman dengan pupuk hayati relatif lebih aman
terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan. Salah satu alternatif pupuk hayati
pemberian PGPY?
2
2. Berapa dosis pemberian PGPY yang paling tepat untuk
(biofertilizer) ?
pupuk anorganik.
1.4 Hipotesis
pupuk organik PGPY untuk memberi nutrisi yang cukup pada tanaman dan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strawberry
kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria
spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya.
Morfologi tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
dataran tinggi tropis yang memiliki temperature 17-20 derajat C dan disertai
udara yang baik untuk pertumbuhannya yang berkisar antara 80-90% dan lama
penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan sekitar 8-10 jam setiap harinya
(Anonim, 2010)
4
. Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang
akar (corpus), ujung akar (apex), bulu akar (pilus radicalis), serta tudung akar
40 cm. Akar muncul dari batang yang pendek dan tebal berbentuk rumpun. Dari
rumpun tersebut dapat muncul tunas yang akan menjadi crown baru, sulur dan
Secara botani sulur merupakan batang ramping yang tumbuh keluar dari
ketiak daun pada dasar rumpun dan menjalar sepanjang permukaan tanah. Sulur
1997). Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun-daun terbentuk pada buku
dan ketiak setiap daun terdapat pucuk aksilar. Internode sangat pendek sehingga
jarak daun yang satu dengan yang lainnya sangat kecil dan member penampakan
seperti rumpun tanpa batang. Batang utama dan daun yang tersusun rapat ini
2008).
varietas), terdiri atas tiga anakan daun (daun majemuk), dengan tepi bergerigi.
Daun disangga oleh tangkai yang panjang (Soemadi, 1997). Bunga stroberi
5
sampai 600 putik dan 20 sampai 35 benang sari yang tersusun sekitar stigma di
atas dasar bunga. Penyerbukan stroberi terjadi secara silang dengan bantuan
yang terdiri atas beberapa tangkai utama yang masing-masing ujungnya terdapat
satu bunga yang disebut bunga primer, dan dua tangkai serta bunga-bunga di
bawahnya yang disebut bunga sekunder. Di bawah bunga sekunder terdapat bunga
tersier dan kuartener. Ukuran tangkai bunga selalu lebih panjang daripada daun.
pada setiap tangkai akan mekar lebih awal, yang selanjutnya diikuti oleh bunga di
bawahnya. Buah stroberi yang kita kenal sebenarnya adalah buah semu, bukan
buah yang sebenarnya. Buah stroberi yang dikenal masyarakat selama ini adalah
reseptakel atau jaringan dasar bunga yang membesar. Buah yang sebenarnya
adalah biji-biji kecil berwarna putih yang disebut dengan achen. Achen berasal
dari sel kelamin betina yang telah diserbuki dan kemudian berkembang menjadi
(Setiani, 2007).
Biji stroberi berukuran kecil, pada setiap buah menghasilkan banyak biji.
Biji berukuran kecil terletak di antara daging buah. Pada skala penelitian atau
(Rukmana, 1998)
Sebelum kita menanam stroberi ada baiknya jika kita terlebih dahulu
6
Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai syarat lingkungan yang sesuai untuk
tumbuh dan berproduksi. Sebab jika ternyata dikemudian hari ditemukan bahwa
lingkungannya tidak cocok, maka segala jerih payah kita akan sia-sia. Misalnya,
ia akan susah tumbuh dan merana. Ataupun mungkin saja walaupun tumbuh subur
dengan daun yang cukup lebat, tetapi tanaman kita sedikit berbunga samapai tidak
berbunga sama sekali. Atau dapat berbunga tapi bunga tersebut gagal menjadi
buah. Kondisi lingkungan tempat tanaman ini tumbuh dapat pula mempengaruhi
rasa dan aroma buah stroberi, walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik
tanamannya. Varietas stroberi yang tumbuh di bawah cuaca cerah tetapi dingin
pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih enak disbanding yang tumbuh di
bawah udara berawan, lembab dan panas di malam hari (Soemadi, 1997)..
Iklim
Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan
subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang
Tanah
berpasir,subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara
baik, derajat keasaman tanah (ph tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di
kebun adalah 5.4 – 7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5 – 7.0. Jika di
tanam di kebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm
7
dari permukaan tanah. Jika di tanam di dalam pot, media harus memiliki sifat
poros, mudah merembeskan air da unsure hara selalu tersedia. Ketinggian tempat
yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000 – 1.500 meter dpl. (Rahmatia,
2013).
Kelembaban
baik dalam bentuk hujan, embun atau kelembaban relative merupakan factor yang
kelembaban misalnya penyakit yang disebabkan oleh fungi (bercak daun, hawar,
embung tepung, karat, antraknose), bakteri (bercak, hawar, busuk), dan nematode.
rendah dalam beberapa hari, akan dapat mencegah terjadinya semua langkah-
Suhu
pengaruh suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi di banding dengan kisaran suhu
optimum bagi tanaman inang. Kisaran suhu tertentu dapat menurunkan tingkat
ketahan horizontal dan pada tingkat tertentu mungkin dapt menurunkan bahkan
mematahkan ketahan vertical yang dibentuk oleh gen mayor. Tanama yang
tumbuh pada keadaan kisaran suhu tersebut akan mengalami ‘stres’ dan
dibanding inangnya. Suhu juga dapat menurunkan jumlah inokulum dan vector
yang dapat bertahan hidup. Pengaruh suhu terhadap pathogen biasanya pada
8
tingkat-tingkat yang berbeda dari pathogenesis, misalnya pada : perkecambahan
penyerangan inang atau pada sporulasi. Apabila pada tingkat kejadian, kisaran
epidemik.
dengan jasad renik khamir. Ekstrak ragi dapat dimanfaatkan sebagai substrat yang
dalam skala besar. Ragi atau khamir tergolong dalam genus Ascomycetes
yang berbentuk bulat, lonjong, dan panjang serta merupakan organisme uniseluler.
Sel khamir mempunyai struktur yang terdiri atas membrane sel, kapsul,
1952), dan diyakini mengandung zat hara untuk pertumbuhan tanaman. Ekstrak
ragi mengandung asam-asam amino, peptida, dan vitamin yang sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan tanaman. Ekstrak ragi sebagai sumber nitrogen berperan dalam
samping itu juga berperan dalam pertumbuhan sel serta menjaga dan memelihara
9
berfungsi memperbaiki pertumbuhan vegetatif. Vitamin yang terkandung dalam
ekstrak ragi antara lain thiamin, riboflavin, piridoksin, niasin, dan asam
dibutuhkan plantlet dalam jumlah sedikit. Pemberian thiamin dalam media kultur
2.3 Mikoriza
tanaman inang, dan mempunyi pengaruh yang luas terhadap mikroorganisme yang
bersifat patogen. Akar tanaman inang yang terinfeksi dengan MVA eksudat
akarnya berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi dengan MVA.
patogen.
unsur fosfor (P) yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman. Hal ini terjadi karena kandungan unsur P dalam tanah kurang, juga
terjadi pengikatan sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Kondisi ini menjadikan
dosis pemberian pupuk P akan menjadi tinggi sehingga biaya usaha tani akan
bertambah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
kurang tersedianya unsur hara P dalam tanah adalah penggunaan mikroba tanah
perakaran tanaman dalam hal penyerapan unsur hara P dalam tanah. Peran MVA
10
dalam penyerapan unsur hara P meliputi tiga mekanisme yaitu secara fisik, kimia,
dan fisiologi.
Pupuk Azolla pinnata yang dikenal sebagai simbion dari blue-green algae
sehingga dapat menghemat pemakaian pupuk urea. Simbiosis antara azolla dan
Annabaena azolla dapat menambat 100-170 kg N ha-1 per tahun (Awodun, 2008)
yang dibutuhkan untuk tanaman. Selain itu proses mineralisasi akan lebih cepat
39,905. Kemampuan bahan organik untuk melepaskan unsur hara tergantung dari
nilai C/N ratio. Semakin rendah nilai C/N ratio maka akan semakin mudah untuk
mampu menambah bahan organik tanah dan juga dapat mengurangi pemberian
11
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, dimulai dari bulan Agustus
sebagai berikut:
12
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, S., dan Saraswati, D., 2008. Berkebun Stroberi Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mc. Guinness, William J., Stein, Benjamin, and Reynolds, John S; “Mechanical
and Electrical Equipment for Buildings”, Sixth Edition, John Wiley and
Son, Singapore, 1993.
Rahmatia, Diah dan Pitriana, Pipit. 2013. Bercocok Tanam Stroberi. Jakarta: PT
Wadja Lestari.
13
Rukmana, r. (1994). Budidaya semangka hibrida. Yogyakarta: penerbit kanisius.
Hal. 11 -18.
Soemadi, W. Ir., 1997. Budidaya Stroberi Di Pot dan Di Kebun. CV. Aneka. Solo.
Rukmana, Rahmat. 1998. Stroberi Budi Daya dan Pasca Panen.
Yogyakarta: Kanisius. Setiani, aries. 2007. Budi Daya dan Analisis Usaha.
Jakarta: CV Sinar Cemerlang Abadi.
Soemadi, W. Ir., 1997. Budidaya Stroberi Di Pot dan Di Kebun. CV. Aneka. Solo.
14